logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Dari Detective Joe

Joe dipersilahkan untuk menemui kepala divisi di lantai atas gedung itu.
Joe mengetuk sebuah pintu ruangan, lalu masuk dan mendapati ruangan yang penuh dengan asap rokok.
"Hallo, Detective!" ucap seorang pria di balik meja, dengan mulut penuh asap rokok.
Di meja itu terdapat sebuah papan kayu bertuliskan " Kepala Divisi Kriminal dan Kejahatan".
Joe duduk di sebuah kursi, kemudian Joe bertanya, "Anda sedang merokok diruangan ber-AC?"
Dia menjawab. "Memangnya kenapa? Apa aku melanggar hukum?"
Joe lantas tertawa, "Tentu saja tidak! Aku lupa, aku sedang berada di tempatnya para orang gila,"
Pria itu ikut tertawa mendengar ucapan Joe. "Bersikaplah menghormati tuan rumah!" ucapnya.
Joe tersenyum, lalu mengambil sebatang rokok dihadapannya dan mulai membakar rokok itu.
"Ada apa, Detective?" tanya pria itu.
Joe menghembuskan asap rokok ke udara "Hufftt ...."
Kepulan asap membuat ruangan bertambah sesak.
"Begini! Aku ada perlu dengan seorang pasien di tempat ini," ungkap Joe.
"Siapa?" tanya pria itu penasaran.
Joe mengisap rokoknya dan menghembuskan asapnya kembali ke udara. "Sean!" Jawab Joe.
"Anda punya surat tugasnya?" tanya pria itu.
Joe lalu memberikan sebuah surat yang ditandatangani oleh Opsir Polisi atasannya. Surat keterangan yang menyebutkan kewenangan Joe, sebagai seorang Detective.
"Ok Detective ... silahkan!"
"Anda akan diantar oleh perawat!" ucapnya.
...
"Di sinilah ruangan Doktor Sean dirawat," Ucap seorang perawat yang mengantarkan Joe ke depan sebuah ruangan.
Joe kemudian mengintip dari balik kaca yang ada di pintu masuk ruangan itu, "Apa dia sendirian di sini?" tanyanya.
"Dia sendirian," Jawab perawat itu.
Joe mengangguk, kemudian membuka pintu ruangan itu, dan mendapati seorang pria paruh baya berbadan gempal sedang asik menonton sebuah film.
Rambut putih pria paruh baya itu hanya tumbuh di sisi kiri dan kanan kepalanya saja, sedangkan bagian depan, tengah sampai belakang, botak tidak bersisa.
Joe perlahan mendekati pria paruh baya berbadan gempal itu. Pria itu terlihat masih memakai baju piyama.
Joe mulai menyapa pria di depannya itu, "Doktor Sean?"
Pria itu benar-benar mengabaikan Joe!
"Doktor Sean, Apa yang sedang Anda tonton?" Joe berusaha basa-basi, "Film drama?" tanyanya.
"Lihatlah sendiri," Jawab pria itu.
Sean ternyata menonton film Action.
"Doktor Sean, aku kesini ingin bertanya," Joe kemudian duduk di kursi yang berada di sebelah Sean.
Sean masih tetap mengabaikan Joe.
"Apa Anda mengenal, Kim?" Tanya Joe.
Sean menggerakkan matanya sekilas, dan setelah itu, Sean perlahan menatap Joe, "Siapa kamu?"
Joe terdiam karena Sean mulai menatapnya dengan tajam.
Joe memperkenalkn dirinya, "Namaku Joe! Aku Detective dari Kepolisian Kota Oklahoma,"
Sean masih acuh, kemudian mengalihkan pandangannya dari wajah Joe kembali pada layar Televisi.
Sean tersenyum sambil meledek Joe, "Apa kasus yang pernah menjeratku itu, sekarang diangkat kembali?" lanjut Sean, "Sehingga, saat ini seorang Detective mendatangiku?"
"Tidak, dengarkan aku Doktor Sean!" Joe berusaha mengambil perhatian Mr.Sean kembali. "Aku menemukan kasus yang aneh! Dan kasus itu melibatkan, Kim," ungkap Joe.
Sean masih tetap menatap layar televisi, "Ada apa dengan, Kim?"
Joe menjelaskan, "Ada kasus aneh yang terjadi akhir-akhir ini. Kami menduga, Kim terlibat."
"Itu tidak ada hubungannya denganku!" Sean menatap sekilas wajah Joe.
Joe memundurkan wajahnya, "Apa Anda mengenal pria bernama, Ryan?"
Sean menjawab singkat, "Tidak!"
Joe mengernyitkan alisnya, dan berkata, "Pria bernama Ryan itu, melaporkan sebuah kasus penyekapan yang terjadi kepada seorang gadis. Dan ternyata penyekapan itu tidak terjadi!" Lanjutnya, "Malah, aku menemukan para tersangka kasus lain, dan tidak ada yang mengaku menyekap gadis itu. Jelas, ini tidak seperti yang dilaporkan!"
Sean mulai menyimak perkataan Joe.
Joe lalu mencoba menjelaskan inti masalahnya pada Sean, "Ini sama seperti kasus waktu itu. Banyak telepon darurat yang mengatakan bahwa terjadi pembunuhan, terjadi kebakaran, namun itu hanya halusinasi." Lanjut Joe, "Bagaimana menurut Anda?"
Sean tersenyum kecut, "Apa hubungan pria bernama Ryan itu dengan Kim?"
Joe lalu menjawab, "Kim yang mengantar Ryan bertemu dengan para tersangka," Joe berhenti sejenak, kemudian melanjutkan perkataannya, "Tersangka mengatakan, Ryan menuduh mereka menyekap gadis itu."
Sean terlihat tidak begitu mengerti.
Untuk membuat suasana menjadi lebih santai, Joe mengambil sebungkus rokok dari saku celananya, dan langsung membakar sebatang rokok, "Bukankah, itu sama seperti kasus yang pernah Anda laporkan dulu? Dejavu?" ucap Joe sambil menghembuskan asap rokok ke udara.
Sean lalu menatap Joe dengan serius.
Kemudian, Sean mengambil sebatang rokok dan membakarnya. "Kalau begitu, kamu tunggu saja sampai penyekapan itu benar-benar terjadi," Sean menjawabnya dengan santai, dan mulai menghisap rokok itu.
Joe terdiam mendengar jawaban Sean.
"Ohok-ohok!" Sean terbatuk-batuk. Paru-paru tua-nya sudah tidak bisa menerima asap rokok.
"Hufftt!!" Sean membuang kepulan asap rokok di mulutnya, lalu menghisap rokok itu lagi, memaksa asap itu terus masuk ke paru-parunya.
"Tidak perlu dipaksakan, Anda tidak bisa merokok!" Joe mengambil rokok itu dari tangan sean.
Sean menarik kembali rokok itu dari tangan Joe, "Bisa karena terbiasa!" ucapnya singkat.
Joe tidak percaya apa yang dia lihat. Sean tidaklah gila!
Ada sesuatu yang membuat Sean lebih menyukai bertingkah seperti orang gila.
"Baiklah, Doktor Sean. Aku akan kembali bekerja," Joe bangkit dari kursinya, "Terima kasih atas waktunya," Joe melangkah pergi meninggalkan Sean yang masih asyik menonton film sambil merokok.
Sesaat kemudian, ponsel Joe berdering.
Joe mengangkat panggilan di ponselnya, "Hallo?"
"Lapor, Pak! Data CCTV sudah kami dapatkan,"
"Aku segera kesana!" Joe menutup pembicaraannya dan meluncur kembali ke Markas Kepolisian Kota Oklahoma.
...
Sesampainya di kantor, Joe langsung menemui bawahannya untuk mengambil data CCTV yang sudah siap.
"Ini Pak, silahkan," ucap seorang Polisi muda.
Polisi itu menyerahkan sebuah Flash Disk pada Joe.
Joe kemudian mengambil Flash Disk itu. "Terima kasih," ucap Joe.
"Yes, Sir!" jawab Polisi muda itu.
Sebagai seorang Detective, sekarang Joe mempunyai sebuah ruangan yang dia pakai sebagai kantor pribadinya.
Joe mulai memeriksa setiap rekaman CCTV di jalan SW89th St yang langsung mengarah pada rumah bernomor 111rd itu.
Bererapa hari sebelum kejadian, terlihat sebuah motor berjenis Trail menghampiri rumah itu. Seorang Pria nampak turun dan dan motor itu kembali melaju.
Joe memperhatikan pria itu, "Apa dia Ryan?" tanyanya.
Ryan bertamu ke rumah itu kurang lebih selama lebih 4 jam. Setelah itu, motor Trail itu terlihat menjemputnya kembali.
"Apa Ryan itu tidak mengetahui, bahwa Dahlia adalah seorang buronan?" Tanya Joe pada dirinya sendiri.
Joe terus memperhatikan layar monitor, "Apa motivasinya sampai seperti ini,"
Joe kembali memeriksa rekaman CCTV yang lain, di hari yang lain. Sekarang, dia mendapati Ryan kembali mengunjungi rumah itu.
Namun, kali ini Ryan diantar oleh sebuah mobil. Dia bertamu lebih lama dari sebelumnya, sekitar 5 jam. kemudian, kembali dijemput oleh mobil itu.
Joe mencocokan data CCTV itu dengan catatan yang dia buat saat mengintrogasi Dahlia.
"Aku mengerti!" Joe menganggukan kepalanya.
"Ryan mengunjungi rumah itu, karena dia menganggap rumah itu adalah rumah gadis bernama Sherlie!"
"Ryan mencari Sherlie, dan menurut Dahlia, Sherlie yang memberitahu Ryan tentang rumah itu. Namun, Ryan akhirnya mengetahui semua kebohongan Dahlia."
Joe terdiam sejenak, dan teringat kata-kata Sean tadi. Sean mengatakan, bahwa Joe hanya tinggal menunggu kasus penyekapan Sherlie terjadi.
Joe mulai berpikir, "Artinya, Sherlie memberitahu Ryan sebuah kejadian di masa depan!"
Joe berpikir, lalu dia melamun. Kasus yang dia hadapi bukan kasus biasa.
"Kejadian yang pernah Sean laporkan saat itu, ternyata benar!"
"Dan kejadian yang Sean sebutkan sebagai Dejavu, Akhirnya terjadi di depan mataku sendiri.
Joe lalu mengambil ponselnya dan menelepon seorang Polisi muda untuk menghadapnya.
Beberapa saat kemudian, Polisi muda itu datang menghadap Joe.
"Siap Pak!" ucap Polisi itu tegas.
"Tolong lacak nomor telepon pria bernama Kim, rumahnya di Silver Road, Bartlesville, dan mengajar di Univesitas Wesleyan." Perintah Joe pada Polisi muda itu.
"Yes, Sir!" Jawab Polisi muda itu.
"Oh ya ... satu lagi! Hubungi Universitas Wesleyan, aku meminta data lengkap seorang mahasiswa bernama Ryan. Pria itu juga tinggal di rumah Kim!"
"Siap!" Polisi muda itu melangkah pergi meninggalkan ruangan Joe.
...
Joe keluar kantornya dan duduk di sebuah kursi di sebuah taman yang berada di depan Markas Kepolisian Kota Oklahoma.
Dia mengambil sebatang rokok dan membakarnya. Joe menghisap rokok itu kuat, lalu menghembuskannya.
"Aku tidak percaya ini terjadi!" Gerutu Joe.
"Aku hanya tinggal menunggu kasus penyekapan Sherlie itu benar-benar terjadi?"
"Gila!"
"Cerita macam apa ini!"
...

Komentar Buku (29)

  • avatar
    salvatoresherry

    cerita yg sgt menarik so far

    30/06

      0
  • avatar
    Asis Rahim

    cerita ini sangat best

    29/06

      0
  • avatar
    opetrandy

    makasih

    23/06

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru