logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

bab 2 ajakan menikah

"Elisa!" Panggil seseorang.
Lisa pun kembali membalik kan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggil namanya.
Seorang laki-laki berlari kearahnya, nafasnya terengah-engah tidak beraturan. Laki-laki tampan bermata hazel itu, kini berdiri di hadapannya.
Lisa begitu terpana melihat laki-laki itu, walaupun pakaiannya terlihat agak berantakan, mungkin karena habis berlari, namun malah semakin membuatnya terlihat tampan.
Laki-laki itu mengenakkan kemeja berwarna navy, lengan baju yang di gulung sembarangan semakin menambah kesan maskulin, Lisa sampai mematung karena menatapnya.
Dia mulai mendekat dan mengulurkan tangan, Lisa tersentak, sadar dari bayangan nya.
"Saya Devan Aditama, sahabat Fandu, panggil saja Dev." ucapnya sambil tersenyum kepada Lisa.
Lisa pun menyambut uluran tangan Dev, jantung nya berdegup kencang, saat tangan mereka bersentuhan seolah ada aliran listrik yang menyambar.
"Elisa Arya Dika, sahabat Vina?" ucapnya dengan gugup.
"Maaf sudah membuatmu menunggu lama." Rasa bersalah nampak jelas di wajahnya.
"Tidak masalah, silahkan duduk, mau minum sesuatu?" tanya Lisa karena melihat Dev yang terlihat masih terengah-engah karena habis berlari.
"Tidak terimakasih, El!" Jantung Lisa tiba-tiba berhenti sesaat, mendengar panggilan itu.
"El?" tanya nya menatap tajam laki-laki itu.
"Nama mu Elisa kan? Apa ada yang salah?" Dev balik bertanya, sambil menautkan alisnya.
"Tidak, hanya saja jarang ada yang memanggilku seperti itu." Lisa seketika tertunduk mengingat seseorang di masa lalunya, yang selalu memanggilnya dengan sebutan El.
"Boleh kah aku memanggilmu El?"
Lisa kembali mengangkat wajahnya menatap Dev dalam, dia merasa ragu untuk memberi jawaban, setelah cukup lama berpikir, Lisa pun mengiyakan.
"Terserah." ucapnya singkat, sebenarnya Lisa tidak nyaman dengan panggilan itu, namun dia juga tidak bisa menolak.
Setelah berbincang-bincang cukup lama, akhirnya Dev mengutarakan maksudnya.
Dia orang yang tidak suka berbasa basi, Dev langsung to the point, walaupun pernyataan nya akan begitu mengejutkan.
Sesaat dia merasa ragu, entah Lisa bisa menerimanya atau tidak? Tapi Dev berusaha meyakinkan diri untuk mencoba.
"Kau mau menikah dengan ku?" tanya nya dengan ragu.
Seperti yang sudah Dev duga, ucapannya membuat Lisa shock, dia sangat terkejut, hingga membuatnya tersedak.
Uhukk ... Uhukk ...
Hampir saja Lisa menyembur kan jus yang sedang di minum nya tadi, ke wajah tampan Dev.
"Apa? Menikah?" tanya nya, setelah berhasil mengontrol diri, Lisa masih tidak percaya dengan ucapan laki-laki di hadapan nya itu.
"Iya El, Maukah kamu menikah denganku?" ulangnya lagi, meyakinkan. Dev menatap Lisa penuh harap.
"Jangan bercanda, tidak lucu." Lisa membuang muka kesal, dia pikir Dev ingin menggoda nya saja, karena candanya hampir membuatnya jantungan.
"Aku serius, aku tidak sedang bercanda." tegasnya, dengan wajah yang sangat serius.
"Kau gila, kita baru pertama kali bertemu, lalu dengan mudah kau mengajak ku menikah?" tekannya, bahkan Lisa sudah berdiri dan ingin pergi.
Dengan cepat Dev meraih tangan Lisa dan menahannya. "Tunggu El, tenang lah, aku akan jelaskan," akhirnya Lisa kembali duduk, "katakan, memang apa yang salah? kalau aku tidak ingin berpacaran dan ingin langsung menikahi mu?"
Lisa bingung harus menjawab apa, karena pertanyaan Dev memang tidak ada yang salah.
"Memang tidak salah, tapi apa kau pikir menikah itu semudah membalikkan telapak tangan? Ini bukan permainan, Dev." ujarnya penuh penekanan.
"Aku tahu itu, maaf membuat mu terkejut, tapi apa yang aku ucapkan barusan itu serius, aku tidak sedang mempermainkan mu, kita bisa saling mengenal setelah menikah, aku berjanji tidak akan mengecewakan mu." Dev berusaha keras untuk membujuknya.
Lisa terdiam, memikirkan ucapan Dev, dia juga kembali mengingat kedua sahabatnya, yang selalu mengkhawatirkan kehidupannya juga percintaan nya.
Sesungguhnya Lisa ingin mencoba membuka hati, tapi dia masih begitu sulit menerima orang baru.
'Aku memang terpesona sejak pertama melihatnya, tapi menikah secepat ini? Ahh Lisa! Sampai kapan kamu harus mengharapkan nya kembali? Ayo lah, kamu harus melupakannya, coba buka hati mu, dia terlihat serius, mengapa tidak kau beri dia kesempatan?" Batin Lisa.
"El!" panggil Dev, merasa khawatir, melihat Lisa hanya terdiam.
Lisa pun tersadar dari pikiran nya, dia meyakinkan diri untuk menerima lamaran Dev.
"Baiklah aku mau, tapi aku punya syarat." Lisa berusaha mendorong hatinya untuk mencoba, agar dia bisa belajar melupakan masa lalunya.
"Apa pun syarat mu akan aku penuhi." Dev tersenyum senang.
Melihat senyum di wajah Dev jantung Lisa kembali berdegup kencang, namun sesaat dia kembali mengingat kan dirinya agar tidak terlalu terhanyut.
"Ok, syarat pertama. Jangan memaksa ku untuk melakukan kewajiban sebagai seorang istri, karena aku belum siap, kedua. Kau tidak boleh membatasi kehidupan ku atau mencampuri nya, dan yang terakhir. Aku mau pernikahan ini jangan sampai di ketahui siapa pun, sampai aku benar-benar menerima mu sebagai suami seutuhnya. Seperti yang kamu bilang, kita saling mengenal dulu. Bagai mana? "
Dev memasang senyuman yang begitu manis, membuat Lisa menjadi salah tingkah menatapnya.
"Semua syarat mu aku terima, kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau setelah menikah, aku tidak akan melarang atau mencampuri nya, kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan menyentuh mu tanpa izin darimu. Dan seperti yang kamu minta, kita akan melaksanakan pernikahan secara diam-diam."
"Baik lah kalau kamu sudah setuju dengan syarat ku, kita sepakat."
Lisa mengulurkan tangan nya dan Dev menyambut nya dengan senang hati, kini kesepakatan di antara mereka sudah terjalin.
Dengan cepat Lisa melepaskan genggamannya. "kapan kita menikah?" tanya nya.
"Lusa kita menikah, semakin cepat semakin baik." ucapan Dev, kembali membuat gadis di hadapannya shock.
"Apa? Kau seperti nya senang sekali membuat ku jantungan? Secepat itu bagaimana bisa aku mempersiapkan semuanya?" kesal Lisa yang selalu di buat terkejut oleh laki-laki di hadapannya.
"Kamu tidak perlu melakukan apapun, cukup bersiap saja, semua aku yang akan mengurusnya," jawab Dev santai.
Walau merasa kesal mau tidak mau Lisa terpaksa menurutinya.
****
Happy reading.

Komentar Buku (165)

  • avatar
    Sri WaniPrinja

    Suka Dangan ceritanya. lanjut kak ceritanya... jangan digantung endingnya kak.

    14d

      0
  • avatar
    RJT

    kakak

    01/08

      0
  • avatar
    harnumici

    cerita ny sangat bagus

    27/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru