logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 - Keanehan Tak Tertahankan

Merasa namanya terpanggil membuat Clara segera menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan matanya segera melihat Miko dan Fadhil yang berjalan ke arahnya, "Oh, iya Ko."
"Ini siapa lo, Ra?" Tanya Miko yang menyadari keberadaan Wawa.
"Ini Adik aku Wawa," kata Clara yang kembali memperkenalkan Adiknya.
"Oh iya kenalin gue-"
"Wawa udah tau, nama Kakak Miko kan? Terus yang disampingnya Kak Fadhil," kata Wawa memotong perkataan Miko.
"Eh iya, kok udah tau ya?" Bingung Miko
"Ya tau lah Kak, Kakak kan sama Kak Rara pernah dateng ke kelas Wawa, lagian Kakak memperkenalkan diri kok, jadi Wawa nggak perlu cari tau nama Kakak. Lagian nih Kakak kan ganteng, jadi Wawa mudah ngehafalin namanya." Jelas Wawa yang membuat Miko memanggut-manggutkan kepalanya.
"Eh maaf ya Ko, Wawa emang gini orangnya, suka ngomong nggak jelas," kata Clara yang tak enak dengan Miko yang menerima perkataan panjang lebar dari Wawa.
"Gapapa kok Ra, lagian Adek lo lucu," kata Miko dengan senyumannya.
"Wawa lucu?" Bingung Clara sambil melirik kearah Adiknya.
"Wawa sih emang lucu, cantik, gemesin, terus Wawa itu orangnya setia banget, kalau Kak Miko suka sama Wawa jangan dulu, sekarang Wawa masih suka sama Cami, tapi nanti kalau perasaan Wawa sama Cami udah berubah, kita bisalah pdkt, tenang Kak Miko yang cogan akan selalu ada dipikiran Wawa." Cerocos Wawa panjang lebar yang diangguki kecil oleh Miko.
"Oh iya Kakak-Kakak yang cantik dan ganteng, Wawa mau pergi dulu ya, Kak Miko juga jangan kangen Wawa ya," kata Wawa dengan senyumannya.
"Udah sana, bawel banget, Adik siapa sih," kata Clara.
"Adiknya Kak Rara yang suka ngamuk. Kakak-Kakak yang lain hati-hati ya karena Kak Rara suka ngigit," kata Wawa dan langsung berjalan cepat menjauh agar tidak mendapati amukan dari Kakaknya.
Ia pun kembali menyapukan pandangannya ke sekitar aula dan matanya mendapati Key dan Nesya yang melambaikan tangannya ke arahnya. Ia segera melangkahkan kakinya ke para sahabatnya berada.
"Kalian liat Cami nggak?" Tanya Wawa saat sudah berada dihadapan sahabatnya.
"Kamu baru dateng, udah nyari Cami aja nih," kata Key.
"Iya dong, Cami itu harus dijaga dengan ketat, kalau nanti ada cewek centil yang deketin Cami gimana?" Kata Wawa
Key dan Nesya yang mendengar perkataan Wawa pun tersenyum.
"Gak akan bisa menang kalau debat sama Wawa." Pikir mereka sehingga lebih memutuskan untuk diam.
"Tapi aku belum liat Virgo sih, temennya juga belum keliatan sama sekali," kata Key.
"Belum dateng kali, tungguin aja," kata Nesya.
Mereka pun memutuskan untuk menunggu hingga acaranya dimulai. Disaat ia melihat Virgo dan teman-temannya datang, Wawa langsung mengajak Key dan Nesya untuk ikut bersamanya menghampiri Virgo.
Saat berada didekat Virgo, Wawa tak henti-henti menceritakan banyak hal kepada Virgo, yang tentunya tidak diindahkan sama sekali olehnya.
"Cami liat deh, warna baju kamu sama kayak warna jeans aku, kita kayak pake pakaian couple ya," kata Wawa yang hanya dibalas deheman oleh Virgo.
"Cami suka nggak sama konsep acaranya? Kalau menurut aku sih balonnya kurang banyak, seharusnya ada banyak balon yang dipasang, apalagi balonnya Spongebob aku suka banget. Oh iya nanti waktu pernikahan kita Cami mau pake konsep pernikahan kayak gimana?" Tanya Wawa yang tidak mendapatkan jawaban dari Virgo.
"Cami kok diem? Oh Cami masih bingung ya sama konsep pernikahan kita? Atau nanti aku cari referensi dari google ya terus aku kirim ke kamu?" Tanya Wawa
"Lo bisa nggak sih jauh-jauh dari gue." Kesal Virgo.
"Nggak bisa lah, wajah Cami yang ganteng ini selalu terngiang-ngiang dipikiran Wawa, satu hari nggak ketemu Cami itu rasanya nggak enak banget, jadi berhubung kita ketemu sekarang Wawa mau puas-puasin mandangin wajah Cami," kata Wawa dengan senyumannya.
"Serah kalau lo nggak mau pergi, tapi diem," kata Virgo.
"Aku bakal diem kalau Cami ngomong terus kayak gini. Salah satu dari kita itu harus bisa ngajak bicara, komunikasi itu penting banget loh dalam suatu hubungan, apalagi kita yang udah mau nikah." Jelas Wawa panjang lebar yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Virgo.
Wawa yang mendapatkan tatapan seperti itu dari Virgo tak mau kalah dan membalas tatapan Virgo tak kalah tajamnya, sehingga terjadilah saling tatap-menatap diantara mereka.
"Dunia serasa milik berdua ya,” ucap Liam tiba-tiba yang membuat Virgo berdehem pelan dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Yeay, Cami kalah," kata Wawa bersorak senang.
"Kamu hebat banget, Nak. Mama bangga sama kamu," kata Key sambil mengusap punggung Wawa.
"Iya Ma, Papa pasti ikut bangga sama Wawa," kata Wawa yang diangguki Key.
"Tapi Papa aku siapa, Ma? Mama kan jomblo," lanjut Wawa.
"Oh iya Papa kamu siapa? Kalau nggak ada Papa terus kamu anak siapa? Kamu siapa?" Tanya Key berlagak histeris.
"Terus aku anak siapa, Ma? Aku anak Mama kan? Ma? Jawab aku Ma," kata Wawa sambil menggoyangkan lengan Key.
"Kamu bukan anak Mama," kata Key dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ma, aku anak Mama. Mama pasti lagi bercanda kan, Ma?" Tanya Wawa
"Mama nggak bercanda, kamu beneran bukan anak Mama," kata Key yang membuat Wawa menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya.
"Mama...," kata Wawa dan langsung memeluk Key.
"Nesya cantik, mau ikut kita aja nggak?" Bisik Deon.
"Kemana?" Tanya Nesya dengan ikut memelankan suaranya.
"Mereka aneh, dari pada kita tertular, mendingan kita pergi aja." Bisik Deon yang disetujui Nesya.
Virgo dkk dan Nesya pun berjalan menjauh dari Key dan Wawa yang tampak semakin aneh. Mereka kembali menikmati acara penyambutan siswa-siswi yang tengah diadakan tanpa memperdulikan dua orang aneh yang masih berpelukan.
Sedangkan Wawa dan Key yang baru saja melepaskan pelukannya tengah merasa kebingungan karena mereka tidak menemukan Virgo dkk beserta Nesya yang entah menghilang kemana.
***
Bersambung...

Komentar Buku (48)

  • avatar
    SusantoSigit

    joss

    21/08

      0
  • avatar
    JannahHurfatul

    bagus

    09/08

      0
  • avatar
    Rizal

    oke

    03/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru