logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 - Acara Sekolah

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu para siswa-siswi baru. Sama halnya dengan Wawa kini yang tampak sangat senang mengamati penampilannya di cermin besar yang ada di kamarnya.
"Aku cantik banget sih, Cami pasti bangga liat penampilan aku," kata Wawa dengan senyuman terukir diwajahnya.
"Wa, mau berangkat bareng nggak? Kakak harus urusin persiapan acaranya nih," kata Clara yang baru saja memasuki kamar Wawa.
"Bareng Kak, ini Wawa udah siap kok," kata Wawa dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Kakaknya.
Clara yang melihat penampilan Wawa seketika langsung terdiam mematung di tempatnya dengan mulut menganga. Ia benar-benar takjub dengan hasil karya Adiknya yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Kak Rara kok diem aja? Gimana penampilan Wawa? Cantik kan?" Tanya Wawa dengan senyumannya.
"Iya, cantik banget, kayak badut," kata Clara.
"Kok kayak badut sih, Kak? Wawa udah dandan cantik gini kok," kata Wawa sambil mengerucutkan bibirnya merasa tak terima dengan perkataan Kakaknya.
"Kamu duduk dipinggiran kasur, jangan gerak sebelum Kakak bolehin," kata Clara dan langsung keluar dari kamar Wawa.
Wawa yang masih tak terima dengan perkataan Kakaknya kembali mengamati penampilannya didepan cermin. Baginya penampilannya saat ini sudah sangat cantik dan bisa membuat semua perhatian tertuju kepadanya.
Bagaimana tidak? Saat ini Wawa sudah menggunakan bedak putih yang mengalahkan wajah hantu di film horor. Tak lupa maskaranya yang membuat bulu matanya menjadi cetar membahana mengalahkan tajamnya duri landak.
Apalagi bibirnya yang kini sudah sangat merah dan menunjukkan kesan pedas yang dapat menyindir para netizen. Rambut yang ia gerai dan poninya yang dibiarkan menutupi wajahnya pun tak kalah hebatnya, yang menambahkan kesan ghaib pada penampilannya.
"Kak Rara gimana sih, orang penampilan Wawa cantik gini dikatain kayak badut," gumam Wawa dan mendudukkan tubuhnya dipinggiran kasur, menunggu kakaknya.
Tak lama Clara kembali memasuki kamar Adiknya dengan membawa kotak make-upnya. Clara pun mendudukkan tubuhnya disamping Wawa dan memutar tubuh Wawa agar menghadap ke arahnya.
"Iket rambunya," kata Clara yang langsung dilakukan oleh Wawa.
Clara pun menuangkan micellar water diatas kapas dan mulai membersihkan wajah Wawa dari segala kekacauan yang dibuat Wawa.
"Ih kok dihapus? Wawa capek tau kak dandannya dua jam lebih," kata Wawa menghentikan pergerakan tangan Clara dan menjauhkan wajahnya.
"Kamu diem, dandan itu untuk merias diri, biar makin cantik, bukan jadi kayak hantu," kata Clara dan kembali mendekatkan wajah Wawa agar ia lebih mudah membersihkannya.
"Tadi udah cantik kok, Kakak aja yang liatnya kayak hantu," bela Wawa.
"Iya terserah, udah kamu diem aja," kata Clara.
"Males tau Kak kalau harus dandan lagi dari awal, acaranya udah mau mulai nanti kita telat, terus kalau nanti Wawa nggak bisa ketemu Cami gimana? Kalau Cami deket sama cewek lain gimana? Nggak mau dandan lagi, ayo berangkat sekarang," kata Wawa dan hendak beranjak dari duduknya.
Clara langsung menahan pundak Wawa agar tidak bergerak dari posisinya saat ini.
"Kalau mau Cami suka sama kamu diem aja duduk, kalau kamu pake dandanan kayak tadi yang ada dia langsung lari, jadi diem aja sekarang atau kita nggak jadi pergi," kata Clara yang langsung membuat Wawa membungkam mulutnya rapat.
Bisa gawat pikirnya kalau ia tidak datang ke acara penyambutan siswa-siswi baru.
Clara pun mulai mendadani Wawa dengan sesekali ia harus menahan kesal karena Wawa yang terus merengek untuk cepat pergi.
Sekitar 20 menit lamanya, akhirnya Clara pun selesai mendadani Wawa dan merapikan rambut Wawa.
"Nah ini baru adiknya Kak Rara," kata Clara bangga dengan hasil karyanya.
Wawa pun beranjak dari duduknya menuju ke arah cermin dan meneliti penampilannya yang sangat berbeda dengan sebelumnya.
"Ih iya jadi cantik," kata Wawa senang yang membuat Clara ikut tersenyum.
"Tapi bagusan makeup Wawa yang tadi, ini kurang cetar." Tambah Wawa yang membuat senyum Clara luntur seketika. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan Adiknya itu.
"Udah ayo kita berangkat, kamu duluan aja ke bawah, Kakak mau taruh ini ke kamar lagi," kata Clara sambil mengangkat kotak make up-nya.
Mereka berdua pun keluar dari kamar Wawa dan segera berpamitan kepada Bundanya. Setelahnya, mereka segera berangkat menuju ke sekolah.
Saat memasuki gerbang sekolah, Wawa melihat penampilan siswa-siswi yang tampak sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. Bahkan ada beberapa siswa yang memakai kemeja rapi, Wawa pun kembali melirik ke arah pakaiannya yang hanya memakai sweater kebesaran dan jeans navy.
"Kak, kita salah costum nggak? Kok yang lain kayak rapi banget." Tanya Wawa.
"Gapapa pake ini aja, yang lain juga ada yang pake sweater kok, lagian kamu juga nggak mau kan pake blouse kayak kakak," kata Clara.
"Iya, itu pakaian aneh," kata Wawa bergidik ngeri membayangkan ia yang memakai pakaian seperti Kakaknya.
"Ini pakaian perempuan, udah remaja tapi pakaian kamu cuma sweather sama kaos aja," kata Clara.
"Wawa ada jaket juga ya," bela Wawa.
"Iya-iya, yaudah ayo turun, mau sampe kapan kita disini." Ajak Clara yang tak mau berdebat lebih lama dengan Adik bawelnya itu.
Mereka berdua pun berjalan menuju ke arah aula yang tampak sudah diramaikan oleh beberapa siswa-siswi baru.
Clara yang melihat Adiknya tampak bingung pun langsung menarik tangan Wawa agar mengikuti langkahnya. Clara mengajak Wawa ke tempat dimana teman osisnya berkumpul.
"Eh maaf ya aku baru dateng, tadi ada sedikit masalah," kata Clara kepada teman-temannya.
"Iya gapapa kok Ra," kata Alleta, teman osis Clara.
"Eh, ini siapa, Ra?" Tanya Elvina, teman osis Clara yang menyadari keberadaan Wawa.
"Oh ini Adik aku, Wawa." Clara memperkenalkan Wawa kepada teman-temannya.
Namun, Wawa seakan tidak memperdulikan hal itu. Matanya terus melirik ke arah lain mencari keberadaan Virgo yang tak ia lihat.
"Oh salam kenal ya Wa, aku Elvina," kata Elvina memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya.
"Oh iya, salam kenal Kak," kata Wawa dan membalas uluran tangan Elvina.
Setelahnya ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain, masih mencari keberadaan Virgo.
"Cari siapa sih, Wa?" Tanya Clara yang sedari tadi menyadari gerak-gerik Adiknya.
"Cami, kok dia nggak keliatan ya Kak," jawab Wawa.
"Belum dateng kali, sabar aja Wa, lagian belum mulai juga kok acaranya," kata Clara yang diangguki oleh Wawa.
"Eh udah dateng lo, Ra." Panggil seseorang yang membuat Clara mengalihkan pendangannya.
***
Bersambung...

Komentar Buku (48)

  • avatar
    SusantoSigit

    joss

    21/08

      0
  • avatar
    JannahHurfatul

    bagus

    09/08

      0
  • avatar
    Rizal

    oke

    03/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru