logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 2 Cintanya telah datang

Setelah siap menyuapi neneknya, Kamila pergi ke dapur. Mengambil pakaian bersih yang sudah dicucinya, dan sudah dikemas rapi dalam plastik. Kamila bersiap mengantarkan nya ke beberapa rumah langganannya. Kamila mengenakan kerudung, lalu berpamitan pada nek Sumi.
Kamila berjalan kaki dengan bawaannnya yang lumayan berat. Dipeluknya beberapa kantong kresek bersih yang berisi pakaian para tetangga itu, agar tak terjatuh kejalanan.
Diperjalanan, Kamila dikejutkan oleh Setya- sahabat Kamila sejak kecil, yang tiba-tiba saja sudah berjalan berdampingan dengannya.
" Sini, aku bantu." Tanpa persetujuan Kamila, Setya mengambil begitu saja barang bawaan Kamila.
" Setya, itu tidak perlu. Aku bisa sendiri kok." Kamila yang memang tidak mau merepotkan orang lain itu, tentu menolak bantuan Setya.
" Kamu ini, Mil, seperti baru mengenalku saja. Kenapa sih, selalu menolak bantuanku? Aku ini kan tampan dan baik hati. Hehehe. Mengapa kamu tidak mau berjalan beriringan denganku. Kamu selalu saja seperti itu." Setya sedikit kesal karna Kamila, seperti biasanya, menolak jika dibantu oleh Setya.
Padahal Setya, selalu ada disaat Kamila berada dalam kesulitan. Meskipun Kamila tidak memberi tahu, Setya selalu sigap membantu Kamila.
Setya sudah mengenal Kamila sejak usia delapan tahun. Waktu itu, ayah dan ibu Setya baru saja pindah dari kota, ke Desa tempat tinggal Kamila. Ayah Setya yang merupakan seorang dokter, ditugaskan ke Puskesmas Desa ini, dan memboyong keluarganya tinggal di sini.
Ibu dan ayah Setya, tidak pernah melarang Setya berteman dengan Kamila. Karna mereka melihat, Kamila adalah anak yang sangat baik dan sopan. Sejak berteman dengan Kamila, Setya kecil yang dulunya sangat sulit diatur, perlahan berubah menjadi anak baik. Sebab itu jugalah, ibu dan ayah Setya, sangat senang melihat Setya selalu bersama Kamila.
" Bu Indri?" Setya membaca tulisan yang ditulis dengan spidol di plastik kresek wadah pakaian bersih tersebut.
" Ini punya bunda, ya, Mil? Sejak kapan Bunda mencucikan pakaiannya padamu? Biasanya juga di Laundry." tanya Setya heran. Tapi dia juga senang, dengan begitu, Setya bisa setiap akhir pekan, kerumah Kamila, beralasan mengantar dan mengambil pakaian.
Karna selama ini, walaupun Setya berteman Kamila, mereka tidak bisa leluasa bertemu dikarenakan kakek Parmin yang begitu galak, tidak mengizinkan Kamila berteman dengan siapapun.
" Oh, itu. Sudah dua kali aku nyuci baju bu Indri. Memangnya bu Indri tidak ngasi tau kamu, Setya?" Kamila menjelaskan, sembari balik bertanya pada Setya.
Setya hanya menggelengkan kepalanya. Mana mungkin Setya tahu. Dia pulang ke Desa ini hanya saat akhir pekan saja, karna Setya berkuliah di kota.
Mereka melanjutkan perjalanan diiringi dengan ocehan Setya, yang tidak bisa berhenti berbicara. Sementara Kamila, hanya membalas dengan senyuman. Setelah beres mengantarkan semua pakaian bersih pada para pelanggannya, termasuk rumah Setya, Kamila dan Setya duduk di balai balai Desa ini, yang biasanya dipakai sebagai pos ronda. Meregangkan otot kaki yang berjalan lumayan jauh, dengan beban bawaan yang lumayan berat.
Mereka mengobrol ringan. Diiringi dengan candaan receh Setya yang sukses membuat Kamila tertawa riang. Setelah satu minggu merasa hidup sendirian, Kamila kembali ceria setelah bertemu Setya.
Setya yang saat ini sedang kuliah jurusan hukum, di kota, memang tidak setiap saat berada di desa ini. Setya pulang setiap akhir pekan. Selain tidak tahan berpisah lama dengan Ibunya, Kamila adalah alasan Setya untuk sering kembali ke desa. Sosok sederhana Kamila, sopan santun, tutur bahasa yang lembut, serta wajah cantik Kamila, sangat membuat Setya merindukan Kamila jika berada jauh darinya.
Kamila dan Setya berbincang cukup lama, hingga Kamila mengingat neneknya, Kamila bangkit dari tempat duduk, dan bergegas pulang ke rumah.
" Astaghfirullah. Setya, aku pulang duluan, ya." Kamila menepuk keningnya. Dia merasa bersalah karna asik ngobrol, dan lupa pada neneknya.
"Mau kemana, Mil? Buru-buru banget." Setya refleks menarik lengan Kamila,hingga jarak mereka menjadi sangat dekat.
Setya memandang wajah wanita yang selama ini mengisi hatinya. Meskipun Setya tidak tahu, apakah Kamila menaruh hatinya pada Setya atau tidak. Karna selama ini, jika Setya berusaha ingin mengungkapkan perasaannya pada Kamila, wanita itu pasti akan mengalihkan pembicaraan. Seperti tidak ingin membahas tentang hati. Padahal, lelaki berusia dua puluh tiga tahun itu, sangat ingin tahu isi hati Kamila yang sebenarnya.
Sepersekian detik, Kamila mendorong pelan tubuh kekar lelaki tampan di hadapannya itu. Jantung Kamila berdetak begitu kencang. Seperti habis dikejar kuda. Keringatnya mengucur membasahi wajah manisnya.
Yang sebenarnya adalah, Kamila selama ini menyimpan rasa pada Setya. Rasa yang sangat berbeda. Rasa yang melebihi dari persahabatan. Hanya saja, mengingat siapa dirinya, Kamila merasa tak pantas berada di sisi Setya. Kamila berusaha untuk tidak terlalu menggubris Setya.
Kamila mengacuhkannya. Sebab, semenjak rasa itu datang, Kamila merasa sangat tersiksa. Di hatinya ada rasa cinta, namun logikanya menolak. Karna merasa tak pantas menaruh rasa pada Setya. Apalagi sampai berniat memilikinya.
" Eh, itu, nenek sendirian di rumah. Gak ada yang jagain. Terima kasih sudah bantuin aku, ya, Setya." Kamila tampak grogi menjawab pertanyaan Setya,lalu berlari meninggalkan Setya.
Kamila merasa sangat malu dengan kejadian yang baru saja terjadi. Berhadapan sangat dekat dengan Setya, membuat jantung Kamila berdetak kencang. Wanita yang tidak pernah mengenal cinta itu, merasakan hal yang berbeda di hatinya, jika berada di dekat Setya. Dia menyadari bahwa, ya, Kamila mencintai Setya.
Setya hanya berdiri di tempatnya ditinggalkan oleh Kamila. Dia menatap erat gadis pujaan hatinya itu. Setya menyunggingkan senyum nya. Dia sangat melihat jelas pipi putih Kamila, berubah menjadi merah muda, karna merasa malu. Setya senang, merasa bahwa ada ruang di hati Kamila untuknya. Hanya saja, Kamila merasa malu.
Gadis yang selalu mengenakan gamis panjang, serta mengenakan kerudung labuh itu, sangat memikat hati Setya. Sebab, di kampus tempat Setya kuliah, jarang sekali dia temui gadis seperti Kamila.
Di kampusnya, siapa yang tidak mengenal Setya. Lelaki itu begitu populer di kampus. Dia digilai oleh para mahasiswi-mahasiswi di sana. Selain tajir, Setya juga sangat tampan. Melihatnya dari kejauhan saja, para wanita langsung tidak bisa bergerak dari tempatnya. Dan tak bisa berhenti menatapnya.Bahkan, ada yang ingin pingsan, jika tak sengaja bertatapan mata dengan Setya.
Namun sayang, Setya tak pernah menggubris sedikitpun siapa saja yang mendekatinya. Di kampus, Setya juga dikenal sebagai orang yang cuek, dan dingin. Sangat berbanding terbalik jika berada di dekat Kamila.
Jika berada di dekat Kamila, Setya akan menunjukkan kekonyolannya sampai Kamila tertawa terbahak-bahak. Setya juga tak bisa berhenti bicara jika sedang bersama Kamila.
***
"Assalamualaikum." Kamila mengucap salam, sembari mendorong pelan pintu rumah yang tidak terkunci. Suara derit pintu tua, beradu dengan lantai semen itu, mengiringi langkah kaki Kamila memasuki rumah.
"Waalaikumsalam." Nek Sumi menjawab salam Kamila dari dalam bilik.
"Mila pulang, Nek," ucap Kamila seraya berjalan menuju kamar nek Sumi.
Kamila membuka hijab, dan duduk di samping dipan tua, tempat nek Sumi berbaring.
"Capek, Nduk? Ngantarnya jauh, ya?" tanya nek Sumi pada Kamila.

"Enggak, Nek. Hanya sekitar desa sini saja. Tidak sampai desa sebelah. Kamila lama ya? Nenek butuh sesuatu?" Kamila merasa bersalah pada neneknya.
"Tidak, Nduk. Kamu ketemu Setya, ya?" Nek Sumi seakan sudah mengerti dengan cucu kesayangannya itu. Karna, Kamila tidak pernah pulang terlambat dihari biasa. Hanya di akhir pekan saja, jika bertemu Setya.
"Anak itu sangat baik, Nduk. Nenek sangat menyukai sikapnya. Kamu juga menyukainya bukan?" Nek Sumi menggoda Kamila yang tampak tersipu malu.
" Neneeekk." Kamila tersenyum malu,lalu menghambur memeluk Neneknya. Mereka berdua tertawa lepas petang itu. Sungguh sederhana kebahagiaan yang mereka ciptakan.

Komentar Buku (51)

  • avatar
    batukandreas

    bagus

    20d

      0
  • avatar
    Amira Dayang

    EMTO 99KS NRDX

    16/08

      0
  • avatar
    AitanReplin

    senang biasa membaca ini🥰

    09/08

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru