logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

~5~

Sesampainya Raya dan Gio di pasar malam mereka disuguhkan dengan banyak sekali permainan dan banyak pedagang yang menjual aneka dagangannya. Semua tersaji dalam kemeriahan, dalam suasana malam yang hingar dan penuh keceriaan.
Tetapi tidak dengan suasana hati Raya, walau sedang di tengah keramaian ia tidak merasa senang, ia terus saja memikirkan Andra yang sedang jalan dengan Zara. Kira – kira jalan kemana ya?, kira – kira mereka sedang apa ya? Itu yang ada di otak Raya sekarang. Ia menghiraukan Gio yang mengajaknya menjajal semua permainan yang ada di pasar malam. Yang Raya pikirkan saat ini hanya Andra.
“Ray mau naik apa?” Tanya Gio sambil mengedarkan pandangannya ke permainan yang ada di sekelilingnya.
“Gimana kalo kita naik bianglala dulu Ray” tambahnya.
Deo menoleh karena Raya tidak menyahuti ucapannya dan ia mendapati Raya yang tengah melamun. Melamunkan siapa?
“Ray” panggil Gio.
Panggilan Gio menyadarkan Raya dari lamunannya.
“Ehh kenapa Yo?” Tanya Raya.
“Ngelamunin apa sih Ray?” Tanya Gio.
“Nggak! Gue nggak ngelamun” elak Raya.
“Nggak ngelamun apanya, orang dari tadi gue tanyain nggak nyaut – nyaut” protes Gio.
“Sorry” ucapnya singkat.
“Lo tanya apa tadi?” tambahnya.
“Ini kita mau naik yang mana dulu? Bianglala atau apa?” ucap Gio mengulangi pertanyaannya.
“Yang itu dulu aja gimana? Bianglala” ucap Raya sambil menunjuk kea rah permainan bianglala.
“Oke kita ke bianglala dulu” ucap Gio.
“Lo tunggu di depan permainannya dulu gue beli tiketnya dulu” tambahnya.
Raya hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Raya menuju ke permainan bianglala dan Gio pergi membeli tiket untuk menaiki bianglala itu di stand tiket bianglala yang ada di samping permainan bianglala. Gio membeli dua tiket untuknya dan untuk Raya.
Setelah membeli tiketnya ia menghampiri Raya yang menunggunya di depan permainan bianglala. Mereka memasuki kabin penumpang yang diarahkan oleh petugasnya.
Ketika bianglala sudah berputar, mereka menikmati indahnya kota dari atas bianglala. Mereka menikmati kerlap – kerlip lampu kota dari atas bianglala, sangat indah. Tetapi tidak dengan detik berikutnya Raya melihat Andra dan Zara di kabin yang berseberangan dengan kabinnya dari sela – sela kabin. Raya memperhatikan Zara yang sedang memeluk Andra merasa cemburu ia tidak suka.
“Caper banget sih” ujar Raya dalam hati.
“Indah ya Ray pemandangannya dari atas” ucap Gio.
“Iya indah tapi berbanding terbalik dengan hati gue” gumam Raya dengan suara yang tidak jelas.
Gio menoleh seketika karena tadi ia mendengar Raya menyahuti ucapannya tapi ia kurang jelas mendengarnya.
“Kenapa Ray?” Tanya Gio memastikan.
“Nggak! Nggak papa”
“Pemandangannya indah banget” Tambahnya.
***
“Main apalagi nih Ray?” Tanya Gio menoleh ke Raya.
“Terserah lo aja” ucap Raya tanpa melihat Gio. Raya masih kepikiran tadi saat di bianglala.
“Lempar bola gimana?” Tanya Gio meminta persetujuan Raya.
“Oke. Tapi gue ke toilet dulu, lo kesana duluan aja” ucap Raya.
“Mau gue temenin?” Tanya Gio.
“Nggak lah ngapain” ucap Raya.
“Oke gue tunggu di sana ya” ucap Gio menunjuk stand lempar bola.
“Hmm”
Raya pergi meninggalkan Gio, dan menyusuri pasar malam mencari toilet.
Gio masih diam dan berfikir kenapa Raya menjadi aneh pasalnya tadi saat mereka sampai di pasar malam tadi Raya masih biasa saja tapi kenapa sekarang menjadi murung? apa dirinya membuat salah?
***
Saat Andra sedang berjalan ia tak sengaja melihat Raya. Ia mempertajam pengelihatannya memastikan apakah benar itu Raya atau bukan, dan ternyata itu benar Raya yang sedang memainkan ponselnya.
“Gue kesana bentar Zar” ucap Andra tanpa menunggu jawaban Zara. Ia bergegas menghampiri Raya.
“Mau kemana Ndra?”
Andra tetap berjalan dengan langkah cepat tanpa menghiraukan pertanyaan dari Zara. Ia takut kehilangan jejak Raya karena suasananya sangat ramai sekali.
“Mau kemana sih? Mana cepet lagi jalannya”
Zara ingin mengejar Andra tapi langkah Andra sangat cepat ditambah lagi saat ini sedang ramai.
Zara kehilangan jejak, akhirnya ia menyerah dan berhenti mengejar Andra. Ia memutuskan untuk menunggu Andra di samping stand lempar bola sambil duduk di kursi panjang yang disediakan.
“Mau kemanasih si Andra buru – buru banget” ucap Zara berbicara sendiri.
“Tunggu sini aja deh, daripada gue capek lari mending gue duduk”
“Apa gue chat aja kali ya”
“Iya deh gue chat aja”
ME :
Lo mau kemana sih Ga buru - buru banget?
Tidak ada tanda – tanda Andra akan membalas pesannya Raya akhirnya mematikan ponselnya dan menaruhnya ke dalam tas.
***
Andra terus berjalan di tengah keramaian mencari Raya yang sempat hilang dari pandangannya karena begitu banyak orang yang berlalu lalang.
Andra berhenti dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Raya, dan akhirnya ia menemukannya.
“Ray” teriak Okga di tengah keramaian. Ia berlari menghampiri Raya.
Raya mendengar ada yang memanggilnya. Ia menoleh ke kanan, ke kiri dan ke belakang mencari siapa yang memanggilnya. Tetapi nihil ia tak mengenali satu pun orang yang ada di sekitarnya.
“Perasaan kayak ada yang manggil” ucap Raya.
“Tau ah” Raya mengedikkan bahunya.
Saat ingin berjalan Raya mendengar ada yang memanggil namanya lagi. Dia tetap berjalan mungkin namanya sama pikirnya.
“Raya” teriak Andra lagi dari belakang Raya.
Raya pun menoleh ke belakang.
“Okga”
“Budek banget sih lo Ray. Gue panggilin dari tadi nggak denger – denger” ucap Andra ngos –
ngosan kelelahan berlari.
“Sialan lo ngatain gue budek”
“Kenapa?” Tanya Raya dengan nada kesal.
“Ngapain lo di sini? Sendirian lagi” Tanya Andra.
Sebenarnya Andra tau kalau Raya pergi ke pasar malam bersama Gio. Tapi ia tidak tahu kalau Raya dan Gio ke pasar malam yang sama dengannya.
“Terserah gue lah, lo sendiri ngapain disini?” Raya balik bertannya.
“Bukannya lo tadi sama Zara ya?” tambahnya.
“Kok lo tau? Jangan – jangn lo buntutin gue ya?” Tanya Andra.
“Dih kurang kerjaan banget, gue nggak sengaja liat tadi lo sama Zara di bianglala”
“Siapa tau lo buntutin gue, lo kan sering buntiutin gue kalo di sekolah”
“Dih nggak ya, yang ada lo yang buntutin gue” ucap Raya dengan nada dan muka yang kesal.
“Iya deh iya, terus sekarang lo mau ke mana?” Tanya Andra.
“Mau pulang! Males gue disini kayak bocah” jawab Raya.
“Sama siapa?”
“Sendiri lah”
“Sama gue aja sih” ajak Andra.
“Terus itu Zara gimana bego!”
“Biarin aja lah dia punya kaki bisa pulang sendiri” jawab Andra santai.
Andra acuh dengan Zara, masa bodo dia pulang sama siapa nanti. Akhirnya mereka keluar dari pasar malam itu. Mereka menuju tempat dimana Andra memarkirkan motornya.
Setelah sampai mereka menaiki motor dan pergi meninggalkan area pasar malam.
Andra akan membawa Raya ke suatu tempat dimana itu menjadi tempat favorit mereka dulu mungkin sampai sekarang. Tapi sekarang
mereka jarang ke tempat itu lagi bersama - Sama.
***

Komentar Buku (36)

  • avatar
    KhalizahSiti

    Semoga episode seterusnya , cpt2 direlease yah😭 seru banget soalnyaa😭❤️ knpa sesakit ini yah batin gue baca novelnya, gue ngerasa Raya bakal mati kerna mendonor hatinya ke neza, Raya kan bakal senang klw liat angra bahagia. Itu cuma ilusi gue aja😭 gue bharap episodenya bakal happy ending yah😭 kayaknya gue ubah fakta yah, maap🥺 seru bangett❤️😭

    20/08/2022

      1
  • avatar
    NabilAzka

    sangat bagus

    25/07

      0
  • avatar
    Dwi Wahyuni

    good

    12/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru