logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 - Permintaan Rey

Satu minggu kemarin Sean benar-benar menghabiskan waktunya untuk proyek resort yang ada di Bali. Tidak ada waktu untuk sekedar bermain sebentar dengan Rey. Setelah meeting penting untuk memastikan proyek berjalan lancar Sean langsung pergi ke sekolah Rey untuk menjemput. Sean juga mengkosongkan jadwal sampai sore.
Rey juga membutuhkan Sean.
Setelah memarkirkan mobil, Sean segera menghampiri Rey yang ternyata sedang duduk di halte bersama teman-temannya.
“Daddy!” melihat Ayahnya yang datang bukan Pak Agus, Rey berseru senang. Dia sangat rindu Daddy.
Sean tersenyum melihat anaknya. “Mau langsung pulang, atau makan dulu sayang?”
“Makan!”
“Siap babby boy!”
"Sandi, Ferdi aku pulang duluan, bye-bye."
Usai berpamitan dengan temanya Sean dan Rey langsung menuju ke mobil range rover yang terparkir tidak jauh dari halte. Sean melajukan mobil ke arah restoran cepat saji dengan kecepatan rata-rata.
Membuthkan waktu setengah jam untuk sampai di restoran tersebut.
Di restoran ini Sean sudah menjadi pelanggan VVIP, karena itu ia langsung menuju ke lantai 4 tempat biasa Sean makan bersama Rey.
Melihat Sean datang Nando, selaku manager langsung memesankan makanan yang biasa Sean pesan saat berkunjung ke restoran. Tidak butuh waktu lama, makanan sudah di sediakan di meja dekat jendela tempat Sean dan si Rey duduk saat ini.
Sean dan Rey memakan makan siang mereka dengan lahap, Rey sangat senang akhirnya Daddy menjemput hari ini. Sudah lama rasanya tidak menghabiskan waktu bersama Daddy. Rey tahu Daddy sibuk bekerja bukanya liburan tapi tidak mengajak dirinya.
Selesai makan siang Rey yang tadinya memasang wajah ceria tiba-tiba muram.
“Daddy I miss Mommy...”
Rey sangat merindukan Mommy andai ada Mommy pasti makan siang ini sangat membahagiakan untuk anak kecil itu.
Sean terdiam. 'Mommy' satu kata yang membuat Sean berpikir keras. Ya Tuhan apa yang di maksud Rey itu Vanessa? Karena sejak pertemuan tidak sengaja dan kunjungan mereka. Rey sering bertanya kenapa Mommy tidak ikut pulang ke rumah.
Harus menjawab apa Sean?
“Mommy kan di surga sayang.”
"Mommy udah pulang Dad! Ayo jemput Mommy di rumah Nenek Hana. Hiks.."
Melihat Rey menangis Sean bingung bukan main. Rey ini kalau sudah merajuk susah di bujuk. Jika permintaanya tak di turuti anak itu belum mau terdiam. Sean harus berbuat apa? ‘Mau sama Mommy' yang benar saja! Ini berarti dia harus menjemput Vanessa, begitu?
Sean melirik jam tangan produksi Paris yang melingkar apik di pergelangan tangan kirinya, jam menunjukan pukul 11.20 setahu Sean jam segini siwi SMA masih belajar di kelas belum saat nya pulang.
Sean teringat suatu hal, tak lama bibirnya tersenyum tipis. Bukannya Vanessa bersekolah di SMA Mentari. Sekolah yang dibawah yayasan Prasaja Group.
Sean bersyukur, dia masih memliki kuasa untuk melakukan hal ini, tidak mau membuat Rey menangis lebih lama Sean segera menghubungi Adrian—pengacara yang sudah merangkap sebagai orang kepercayaan Sean.
“Selamat siang,” sapa Adrian saat panggilan sudah terhubung.
“Siang. Adrian cepat jemput seorang siswi di SMA Mentari, Namanya Vanessa Winata, langsung antarkan di Restoran Butterfly.”
* * *
Di kelas 12 Mipa satu sedang berlangsung pelajaran Fisika. Di saat Ibu Sunny sedang menjelaskan pelajaran akhir bab lima suara bel terdengar. Bukan suara bel pulang melainkan suara bel informasi.
“Selamat siang. Mohon maaf kepada bapak dan ibu guru yang sedang mengajar, saya minta waktunya sebentar. Kepada Vanessa Winata siswi kelas 12 Mipa satu untuk segera mendatangi kantor kepala sekolah sekarang. Sekian terima kasih."
Mendengar namanya di panggil Vanessa langsung meminta izin untuk ke Kantor Kepala Sekolah.
“Bu saya izin keluar sebentar."
“Saya izinkan,” sahut Ibu Dilla.
Ketika sudah mendapat izin Vanessa bergegas menuju kantor Kepala Sekolah. Sebenarnya Vanessa bingung kenapa dia di panggil, perasaan dia tidak pernah membuat masalah. Sesampainya di depan pintu kantor kepala sekolah Vanessa di hadang pira betubuh jangkung, suasana sepi karena masih masuk waktu pelajaran.
“Vanessa Winata?” tanya pria itu.
Vanessa mengalihkan pandangan ke arah lain. “Iya benar saya—“
“Sekarang anda ikut saya ke restoran kamu sudah di tunggu!”
Belum sempat Vanessa menyelesaikan perkataan sudah di potong duluan oleh pria di depannya ini. “Jangan bilang anda yang menyebabkan saya di panggil untuk ke ruangan Kepsek?”
Pria di depanya ini tersenyum ramah tapi malah membuat Vanessa takut.
“Benar itu saya, sudah, kalau ada pertanyaan tanyakan nanti saja. Kita sudah di tunggu Sean. Kalau telat bisa mengamuk dia.”
“Tunggu Sean? Sean Prasaja yang menunggu saya?” Vanessa bertanya lagi. Tapi pria di depannya ini tidak menyahut dan terus berjalan menuju parkiran mau tak mau akhirnya Vanessa ikut berjalan ke parkiran.
Di parkiran pria itu membukakan pintu Mobil Pajero sport berwarna putih bagian penumpang. Vanessa langsung masuk, dan mobil melaju dengan kecepatan penuh meninggalkan halaman sekolah. Tidak lama mobil sport itu berhenti di restauran cepat saji.
Adrian, pria itu mengisyaratkan Vanessa untuk mengikuti langkahnya memasuki restoran.
Vanessa mengangguk dan berjalan di belakang pria itu.
Sean yang menyadari orang yang di tunggu akhirnya datang. Bibirnya melengkung membentuk senyum tipis, bahkan sangat tipis hanya dirinya yang mengetahui jika dia sedang tersenyum.
“Uncle datang!” suara Adrian menggelegar, membuat perhatian Rey teralihkan.
Reynand yang melihat Vanessa tangisnya terhenti seketika. Karena senang, ia berlari menghampiri Vanessa. “Mommy!”
Vanessa menyadari Rey berlari ke arahnya langsung berjongkok agar bisa memeluk Rey.
“Mommy datang yaeyyy!” Rey mengeratkan pelukannya terhadap Vanessa seolah sudah lama tidak bertemu, padahal baru satu minggu mereka tidak bertemu.
Di saat mereka sedang berpelukan melepas rindu Adrian menepuk bahu Sean.
Sean menoleh, ia menaikan kedua alisnya seolah bicara 'Ada apa?'
“Tetap sama responnya. Cobalah buka hati, untuk gadis SMA itu, saya yakin dia gadis yang baik dan pastinya bisa menjadi Ibu yang baik pula untuk Rey.”
Sean menyatukan alis nya tanda tak setuju dengan perkataan orang kepercayaan nya itu. “Tahu apa kamu tentang gadis itu? Sekolah saja belum lulus.”
Adrian mengela napas. “Sean dengar. Jangan pernah menilai seseorang tidak baik, kalau kita belum mengenalnya lebih dekat.” Adrian menjeda ucapanya.
Sean diam.
“Saya tahu gadis itukan, yang tempo hari kau ceritakan. Menurut saya dia gadis yang baik, saat berbicara dengan saya tadi dia tidak mau menatap saya yang sedang berbicara, itu mengingatkan saya dengan mendiang Lily—istri kau! Tutur katanya pun lembut dan lihat! Dia sangat menyayangi Rey, terlihat bagaimana cara dia menatapnya. Tatapanya lembut!”
Sean melihat Vanessa yang sekarang sedang memangku dan menyuapi Rey, terlihat telaten, bahkan Reynand mau makan lagi, setahunya Rey tidak suka makan kalau tidak teralau lapar. Bahkan Rey tadi baru selesai makan dan sekarang mau menambah itu sangat jarang.
Memang benar yang di katakan Adrian, tidak ada pandangan tak suka dari Vanessa. Setidaknya sejauh ini belum, kita tidak tahu bukan apa yang akan terjadi kedepannya?
Adrian membuka tas jinjing, mengambil dokumen yang kala itu Sean minta, dokumen mengenai Vanessa Winata.
“Data yang kau minta. Vanessa gadis baik-baik bahkan dia termasuk siswa berprestasi.”
Setelah membaca dokumen itu Sean tertegun. Benar kata Adrian tidak ada satupun data yang menunjukan sisi negatif Vanessa. Semuanya tentang prestasi akademik dan non akademik Vanessa. Ternyata... gadis itu cukup pintar.
* * *
Bab 5 Married with cold man sudah update!
Rey sudah minta mommy nih, bagaimana bah ini?
See yaa di bab depan yaa guys yaa.
Follow Instagram : @fellicyamahendra

Komentar Buku (68)

  • avatar
    SaadahNursaadah

    masih penasaran dengan cinta Sean dan Vanessa....apalagi kalo LG dikamar...PGN ada season berikutnya...yg lebih romantis lagi...Karna sy sgt suka novel percintaan...

    21d

      0
  • avatar
    DeliaFahira

    aku sudah menjawab semua yang di sini dan aku bisa menjawab

    03/08

      0
  • avatar
    Sriyanti Andes

    aku suka yo membaca

    28/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru