logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Awas Jatuh Cinta

Awas Jatuh Cinta

pizza_manis


1. Geng Princess cool bertemu geng Best boy

Menyukai bukan berarti harus memiliki'kan?
Menyukai adalah membuatnya merasa aman dan bahagia.
Begini sudah cukup. Memandang dari jauh asalkan masih bisa melihatnya baik-baik saja, itu sudah cukup.
Kini mereka hidup di dunia baru, dimana mereka ditakdirkan untuk tidak saling mengenal seperti dulu. Meski begitu bukan berarti salah satunya menerima, hanya saja menunggu waktu yang tepat.
***
Syaira Janista. Gadis cantik namun manja dan terkesan usil yang menjurus ke kejam itu sedang bad mood. Salah satunya karena tidak ada yang bisa ia jahili.
"Syaira! Lihat deh, itu si Irene baru keluar dari perpus," ucap Sofia. Salah satu anggota geng Princess cool yakni geng milik Syaira.
Syaira tersenyum senang melihatnya. Kemudian ia berjalan setengah berlari untuk sampai dihadapan Irene. Gadis cupu SMA Bhineka Satu.
"Dor!" Teriak Syaira saat mencegat Irene.
"Waa!" Irene terkejut kemudian menatap takut pada Syaira.
"Ireeene, udah lama nih kita ngga main bareng." Kata Syaira dengan semangat. Berbeda dengan Irene yang mengerti arti 'Bermain' bagi Syaira.
"Aku buru-buru," keluh Irene, bahkan ia berniat melanjutkan jalannya tapi dicegat Syaira
"Iiih, ko gitu sih! ah, ngga seru deh." Syaira mencibir sebal. Melihat Irene seperti kebingungan, tanpa menunggu waktu lagi, akhirnya Syaira merampas buku yang dibawa oleh Irene.
"Ah, Syaira!" Teriak Irene kaget.
"Wah, buku apaan sih ini? Penting? Kalau gitu ayo ambil, hahaha!" Syaira berlari dari hadapan Irene. Membuat Irene kesal dan mengejar Syaira.
"Syaira, balikin! Balikin buku aku Syaira!" Teriak Irene. Sedangkan Syaira masih semangat untuk berlari. Syaira tertawa bahagia. Saking asyiknya berlari sambil tertawa, pandangan matanya menjadi tidak fokus mengakibatkan ia menubruk seorang lelaki bertubuh tegap.
Brukk
"Aduh!" Syaira mengusap dahinya yang terantuk dada seseorang itu.
"Bodoh," ucap Lelaki itu.
Syaira mendongak untuk melihat siapa yang ia tubruk. Mengedipkan mata berkali-kali lalu seolah tidak terjadi apa apa Syaira kembali meneruskan larinya.
"Ambil bukunya kalau bisa ya, Ireeene!" Teriaknya.
Irene sempat berhenti saat melihat Syaira menabrak sosok tampan itu. Kini Irene ragu apa harus mengejar Syaira atau menatap sosok tampan yang balik menatapnya itu.
"Ngga apa-apa, Aruna?" Tanya salah satu teman Lelaki tampan itu.
"Hm," jawab Aruna dengan acuh.
"Duh." Irene merutuki dirinya yang malah terpincut. Kini Irene kembali mengejar Syaira yang sudah hilang entah kemana.
Tidak lama muncul anggota geng Princess cool lainnya.
"Ya ampun, kemana bocah nakal itu sih?" Kata Listy yang kebingungan.
"Kayaknya kesana deh," tunjuk Disya, yang diangguki oleh semua anggota geng Princess cool.
Kini mereka berlari menyusul Syaira.
Aruna Hardiastra, Lelaki berwajah oriental yang tampan, anak orang kaya sekaligus ketua geng Best boy, ikut menatap kepergian geng Princess cool. Terutama Syaira dan Irene yang pergi lebih dulu.
"Kau tertarik, Aruna?" Tanya Bayu.
"Nggak," jawab Aruna. Tapi tatapan matanya masih terarah pada yang sama.
Bayu, Dimas, Rangga, Rio, Daren dan Erik diam diam menertawai.
"Sepertinya akan ada yang butuh bantuan." Aruna tanpa menunggu yang lain, pergi begitu saja.
Mau tidak mau anggota lain pun mengikuti di belakang.
Di taman belakang sekolah. Syaira naik keatas salah satu pohon yang tidak terlalu tinggi.
Syaira tertawa bahagia sambil menggibas-gibaskan buku milik Irene saat ia sampai diundakan dahan pohon paling atas.
"Ayo ambil sini! Kamu butuh buku ini'kan? Sini ambil ke atas, hahahaha!" Teriak Syaira.
Irene mencibir kesal. Entah apa yang membuat Syaira terkadang menjahilinya padahal ia sama sekali tidak pernah menyinggung Gadis itu.
"Syaira Janista, aku mohon, lempar saja bukunya ke bawah." Pinta Irene.
"Idih, nggak mau, aku udah susah-susah naik loh. Kamu yang ambil sini!"
"Tapi aku ngga bisa naik, Syaira." Kata Irene pasrah.
Tak lama tiba lah kawanan Syaira. Mereka terkejut melihat ketua geng itu berada diatas pohon.
"Bodoh! Bukankah kau takut ketinggian? Turunlah!" Teriak Sofia.
"Aku mau Irene ambil buku ini dulu!" Balas teriak Syaira.
"Kau dengar tidak?! Cepat ambil bukumu diatas sana!" Bentak Disya saat melihat Irene yang terdiam pasrah.
"Tapi aku ta-takut ketinggian." Jawab Irene gugup.
"Kau tidak lihat, sebenarnya si bodoh itu pun takut ketinggian sepertimu! Cepat ambil bukumu keatas agar Syaira turun!" bentak Listy.
Mau tidak mau Irene pun mencoba naik keatas pohon perlahan. Sesekali ia menatap Syaira yang masih tersenyum remeh padanya.
"A-aku akan naik, bisakah kau berikan bukunya padaku?" Pinta Irene.
"Mana? Naik apaan? Kamu belum sampai atas tuh." Kata Syaira sebal.
"Aku takut, Syaira, aku benar benar takut." Irene sudah naik hampir setengah batang pohon. Namun ia benar-benar ketakutan membuatnya ingin menangis saja.
Syaira yang merasa iba pun akhirnya melempar buku milik Irene begitu saja. Syaira terdiam sebentar.
"Ngga seru ah, tuh bukunya aku lempar. Ambil sana!" Teriak Syaira.
Irene mengangguk beberapa kali.
"Makasih ya, makasih." Irene akhirnya turun kembali dari atas pohon. Setengah berlari Irene mengambil buku miliknya yang terjatuh tidak jauh dari pohon.
Aruna menyaksikan itu semua. Kini Aruna menghampiri Irene dengan maksud ingin tahu keadaan Gadis itu.
"Kau baik baik saja?" Tanya Aruna dengan raut datarnya.
Irene gugup luar biasa. Meski ini bukan pertama kalinya Aruna bersikap khawatir padanya, tapi tetap saja membuat detak jantungnya berdetak hebat.
"Ya." Irene tersenyum malu.
"Wajahmu pucat, biar kuantar ke UKS ya." Kata Aruna.
Irene menolak. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Aku baik-baik saja ko." Ucapnya.
"Udah ke UKS aja diantar sama Aruna. Jarang-jarang loh Tuan muda kita baik gini sama cewe." Kata Erik setengah bercanda.
Seketika tubuh Irene membeku. Irene baru sadar jika sejak tadi dirinya dan geng Best boy menjadi pusat perhatian. Terlebih Aruna Hardiastra. Bias sejuta umat yang perhatian padanya itu makin membuat fans Aruna menatap benci padanya. Astaga ini lebih buruk dari dijahili oleh Syaira Janista.
"Ayo." Ajak Aruna saat melihat ekspresi ketakutan dari Irene.
"I-iya." Mau tidak mau Irene lebih memilih pergi bersama geng Best boy daripada ditinggal sendiri dan lebih buruknya nanti dibully.
Mereka akhirnya melangkah pergi meninggalkan area Taman. Tapi belum jauh dari taman suara berisik dari arah belakang mereka atau lebih tepatnya suara berisik Syaira dkk membuat langkah Aruna dkk terhenti. Aruna dkk membalikan tubuh mereka untuk melihat apa yang terjadi.
Disana tepatnya diatas pohon Syaira terlihat lemas dan tidak mau turun.
"Aih, dasar bego! Untuk apa sih kamu pake naik keatas segala! Jadi ngga bisa turun'kan!" Teriak Disya kesal.
"Duh, Syaira, ayo turun pelan-pelan aja coba." Pinta Virly.
"Pelan-pelan gimana, ha? Kakiku susah gerak terlebih pusing sekali lihat kebawah!" ucap Syaira setengah teriak.
"Ah, gila sih. Tunggu disana biar aku naik keatas." Kata Sofia.
"Tunggu! Kau naik keatas lalu nanti bagaimana ha?! Kau kan tidak bisa turun dari pohon." Kata Eliya.
"Iya sih." Jawab Sofia sambil tersenyum.
"Duh, aku makin pusing nih! Udah deh kalian buruan saling sambung tangan ntar aku jatuhin diri dari atas." Kata Syaira.
"Ha? Sambung tangan gimana?" Tanya Disya.
"Buruan! Ini aku mau loncat ya, satu ... dua ... ti ...."
"Iya iya sabar!" Akhirnya Sofia, Listy, Eliya, Virly dan Disya
saling menyambungkan tangan mereka untuk membuat jaring.
"Tiga!" Syaira langsung menjatuhkan diri tapi hasilnya ia memang jatuh ke jeratan tangan teman-temannya, tapi karena memang dasarnya Syaira berat dan mereka belum siap. Itu lah yang membuat sambungan tangan mereka terlepas dan Syaira tetap jatuh diikuti yang lain.
"Astaga! Aw, huhuhuhu sakit," Syaira menangis. Benar benar merengek seperti anak kecil membuat anggota gengnya kaget dan cemas.
"Maaf ya Syaira, maaf banget loh," ucap Eliya,
diikuti yang lain.
Mereka akhirnya membopong Syaira yang masih menangis seperti anak kecil itu dengan jalan yang terseok seok.
"Sakit sumpah, sakitnya sakit banget," rengek Syaira sambil menahan isak tangisnya.
"Iya iya, maaf tadi kami belum siap, lagipula kamu sih terlalu berat, eh, ups." Virly langsung menutup mulutnya.
"Kok jahat? Idih, temen sendiri dikatain." Syaira semakin menangis sesegukan.
"Udah jangan nangis dong, maafin kita." kata Listy.
Kini mereka berpapasan dengan Irene yang masih berdiri mematung disamping Aruna.
Irene menatap Syaira dengan iba tapi dalam hati sedikit bersyukur melihat Syaira menderita begitu. Itu hukuman untuk orang jahat'kan?
"Apa liat liat!" Bentak Syaira pada Irene di sela isal tangisnya.
Irene langsung membuang muka.
Syaira dkk berlalu begitu saja darihadapan semua orang.
Aruna masih terdiam tidak bergeming.
"Siapa dia?" Tanya Daren.
"Kau tidak tahu? Dia Syaira Janista," jawab Dimas.
"Syaira Janista? Satu sekolah dengan kita?" Tanya Daren kembali.
"Dia seangkatan dengan kita. Nona Syaira si pembuat onar ketua geng Princess cool," Jawab Rangga.
"Aku baru melihatnya." Gumam Daren.
"Kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri, tuh." Timpal Rio.
Kini Erik, Dimas, Rio, Rangga dan Bayu menertawai Daren. Sesekali mereka menatap Aruna, entah kenapa. Daren sih terlihat cuek saja, karena dia memang tidak begitu sering memperhatikan Gadis-Gadis.
Berbeda dengan Aruna. Pemuda itu tampak terdiam kaku setelah Syaira dkk sudah menghilang dari jarak pandangnya, lamunan kerasnya seketika terhenti saat Bayu, sepupunya itu merangkul bahunya.
"Berhenti melamun, cepat antarkan Gadismu ke UKS." Kata Bayu setengah bercanda.
Aruna mendepak lengan Bayu yang merangkulnya hingga terlepas. Dengan tatapan tajamnya, Aruna menatap Bayu tidak suka.
"Kau juga berhenti bercanda, perbaiki kosa katamu," ucap Aruna.
"Ha?" Bayu nampak melongo tidak mengerti.
"Hanya membantu, Tidak lebih. jadi bagiku kata Gadismu terlalu berlebihan." Aruna berjalan terlebih dulu, sesaat kemudian ia menghentikan langkahnya untuk menyuruh Irene mengikutinya.
"Nggak akan pergi ke UKS?" Tanya Aruna pada Irene. Irene yang memang sedang mencerna pembicaraan Aruna dengan Bayu, seketika terkejut. Gadis itu langsung menghampiri Aruna dan menganggukan kepalanya beberapakali.
"Hmm." Aruna tersenyum tipis melihat tingkahnya. Ia kembali melanjutkan langkahnya, diikuti Irene. Kemudian diikuti Bayu dan yang lainnya. Mengingat kemanapun mereka selalu bersama. Geng Best boy. Diambil dari nama Band milik mereka sendiri.

Komentar Buku (30)

  • avatar
    Meysin

    Syukak bangettt🥰

    17/07

      0
  • avatar
    Sisca Siscallist

    menarik

    10/07

      0
  • avatar
    ErnawatiVera

    cerita nya sangat keren

    11/06

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru