logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3 BERTEMU CAESAR YAN

Malam terasa hening dan sepi dalam kesendirian Caesar di dalam kamarnya. Sejak kematian Debora, laki-laki begitu mencintai kegelapan. Dia tidak pernah menyalakan lampu kamarnya, dan akan selalu hanyut dalam kenangan bersama kekasih, melepas rindu yang setia mendatanginya setiap malam.
Malam ini, Caesar sudah menetapkan untuk mendapatkan bodyguard cewek. Di dalam sebuah ruang bacanya, laki-laki itu melakukan tes wawancara. Ada sekitar tiga orang wanita yang sudah berbaris duduk di ruang tengah. Mereka tampak meliarkan pandangan mereka ke seluruh ruangan kediaman Caesar. Betapa besar dan megah rumah itu.
“Agh, senangnya bisa menjadi bodyguard bos Caesar, bisa melihat dia telanjang dan bisa melayaninya, au, au,”
“Ish, dia tidak akan memilih wanita tua dan sudah longgar. Paling aku yang masih enak, dan juga lebih muda darimu,” dua wanita di dekat Abygail berdebat memperebutkan posisi bodyguard untuk seorang Caesar.
“Astaga! Wanita ini menyebalkan sekali. Seistimewa apa sih si Caesar Yan itu,” cibir Abygail. Yang tak habis dipikir Aby, kenapa semua wanita ingin sekali menjadi wanita pria itu, padahal jelas-jelas mereka hanya akan dijadikan barang mainan semata. Aby menggeleng jijik pada dua wanita di dekanya itu.
“Bawa mereka bertiga.” Suara berat lelaki yang berdiri di flat rumah bak istana itu. Mata salah seorang gadis mengunci dengan tatapan Caesar. Dalam hati Aby, terpesona oleh ketampanan si pemilik suara berat ini. Ragang berbulu dan lekuk tulang wajah yang membuat Caesar nyaris tampan. Sayang, perangainya tak sesempurna parasnya.
“Huh, kenapa iblis itu selalu berwajah tampan sih,” gumam Aby dalam batin.
“Semuanya, ikut saya,” seru Tom yang sudah berjalan menuntun tiga orang wanita itu menuju ruang baca Caesar. Salah satu dari tiga wanita itu masih celak-celik melihat-lihat seluruh ruangan. Seperti sedang mencari seseorang atau apapun. Dari celah pintu, Caesar tak lepas melihat pada gadis itu, meski ia sedang menginterview.
“Kamu, berapa usiamu?” pertanyaan pertama yang diajukan Caesar.
“Tiga puluh tahun, bos. Dari anggota geng Iblis Timur.” Wanita pertama dan kedua sudah menjawab. Dan seorang dokter berkelamin laki-laki sudah bersedia untuk mengetes keprawanan mereka. Hanya tiga pertanyaan yang selalu diajukan Caesar pada mereka. Berapa umurmu, sudah berapa kali pacaran, sudah berapa kali tidur dengan lelaki.
Pertanyaan wawancara yang aneh. Abygail – Viens saat ini. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang akan mereka jalankan.
Abygail, gadis yang baru tumbuh pada masa pubertasnya. Ia sama sekali buta dengan hubungan intim, berpacaran, atau jatuh cinta. Polos, itulah tepatnya.
Namun, demi berada di dekat musuhnya ia harus berperan layaknya seorang gadis yang sudah kenyang dengan hal berbau seks. Dua orang wanita lainnya dinyatakan gagal. Mereka sangat kecewa dan meninggalkan ruang baca Caesar.
“Kamu! Ke sana!” tunjuk Tom pada Viens-Aby.
“Namamu Viens Antares, dari Inggris. Kenapa kau jauh-jauh kemari hanya untuk menjadi bodyguardku?” mata elang Caesar menusuk dari balik map yang berisi biodata umum Aby.
“B … Bos, s … saya juga sama dengan gadis–gadis tadi itu, saya baru di dunia mafia ini. Dan kata orang-orang bekerja dengan bos adalah anugerah.” Aby tampak gugup menjawab pertanyaan Caesar. Buliran keringat dinginnya sudah mulai menghujani wajah Aby.
“Hahaha! Apa? Anugerah?! Hahaha! Kau sudah tidak waras.” Deretan gigi putih Caesar tetiba menampakkan diri. Tak hanya itu, anak lidahnya sampai menonjol dari arah tatapan Aby saking kerasnya tawa lelaki itu.
“Ya anugerah untuk mencincangmu bodoh! Cuih, ingin kurontokkan saja gigimu itu Kucing Asia. Memang apa yang lucu dari ucapanku?” pikir Aby.
“B-B-Bos, apa ada yang lucu?” Abygail bersusah payah mengeluarkan suaranya di tengah gelombang hujan keringat dingin yang menyapa. Tubuhnya sudah gemetar hebat di balik bangku duduknya.
“Haha, siapa yang memberitahukanmu bekerja denganku adalah anugerah? Asal kau tahu, nyawa manusia bagiku sama dengan binatang yang bisa aku bunuh atau aku cincang.” Caesar meletakkan map biodata Aby. Lelaki itu bangkit dan menekuk tubuhnya sambil mencondongkan wajahnya.
“Dan pastinya, mereka hanya akan santapan Coco dan Butterfly.” Mata Aby membeliak sempurna.
“C-C-Co … Co? B-B-Buterfly? Hahaha! Whoaa … Bos memang luar biasa. Meskipun seorang mafia yang kejam, tapi Bos pecinta hewan lembut dengan sayap indahnya itu.” Aby tertawa cengengesan meski bibirnya gemetar hebat karena gugup dan takut.
Sudah puluhan kali gadis itu menyeka keringat tersebut. Tatapan Caesar sangat menakutkannya. Bagaimana bisa lelaki itu bisa membunuh hanya dengan tatapannya saja. Agh, Macan Asia, Aby baru sadar, julukan itu tepat untuknya.
“Coco itu seekor buaya, Butterfly itu seekor Singa liar.” Jelas Caesar dingin dan dengan tatapan tajam. Aby seketika membeku. Kerongkongannya langsung terasa gersang. Sehingga ia sangat kesulitan menelan ludahnya.
“B-B … bos,” Aby terlihat gelisah tak karuan. Pikirannya saat ini sudah terhipnotis oleh pesona dingin dan menyeramkan dari sosok aura sang Macan Asia, Caesar Yan.
“Jadi namamu Viens. Sudah berapa kali kamu-”
“SAYA SUDAH SEPULUH KALI BERPACARAN BOS, DAN SAYA SUDAH TIGA KALI TIDUR DENGAN PACAR SAYA.” Aby menyalip kalimat Caesar dengan mengeraskan suaranya saking gugup dan takutnya.
“Eing? Kamu sepuluh kali pacaran, kenapa kamu tidur Cuma tiga kali?”
“Ya bos, sebenarnya saya hanya tidur dengan pacar pertama saya saja. Dan saat saya putus lalu berpacaran lagi dia datang mengacaukan hubungan saya. Kemudian dia minta balikan lalu kami begitu lagi, Bos,” papar Aby dalam satu tarikan napas. Caesar sampai bengong mendengar lancarnya gadis itu menjelaskan.
Dada Aby kembang kempis menahan rasa tegang, takut, dan harus menjelaskan satu lapisan kebohongan demi kebohongan demi menjadi bodyguard pria aneh itu.
“Oh, bagus. Duduklah.” Kata Caesar.
“Khusus untuk kamu, saya yang langsung melakukan tes keperawanan.” Pernyataan Caesar membuat Aby membatu di tempat. Loh, bukannya tadi dokter laki-laki itu yang melakukannya, lantas kenapa giliran dia, laki-laki ini menawarkan diri?
“B …Bos?” lirihnya. Caesar mengangguk. Dag dig dug der, perasaan dan pikiran Aby. Ia tidak pernah sekacau ini. Pandangannya sudah buram seiring otaknya yang heng seperti komputer.
“Agh, Aby … ayo berpikir, ayolah. Jangan sampai keperawananmu direnggut sama si bodoh ini.” batin Aby bergelatah tak karuan.
Hujan keringat itu semakin terlihat kontras. Ternyata di mata seorang Caesar, Aby atau Viens memiliki nilai istimewa. Ia belum pernah melihat gadis seunik ini. Lagi pula, ini adalah tes wawancara teraneh yang pernah dijalani. Biasanya orang akan mempertanyakan pengalaman kerjanya. Dan bahaya apa saja yang pernah dilaluinya. Tapi ini malah mempertanyakan masalah orang perawan atau tidak.
“Bos, sebenarnya saya herman, apa hubungannya bodyguard bos perawan atau tidak dengan pekerjaan ini? Bukankah kami hanya bertugas menjaga kemanan dan kenyaman Bos?” Caesar yang beranjak menuju sebuah kamar di sisi ruang kerjanya itu tiba-tiba berhenti dan membuat Aby terkesiap kaget. Perlahan lelaki itu berbalik dan menatap datar.
“Apa kamu sudah selesai dengan pertanyaanmu itu? maka tutup mulutmu dan ikut apa kataku. Aku kenapa dan bagaimana itu, urusanku.” Kata-kata Caesar sukses membuat Aby menelan ludah dan mengangguk takut.
Agh, dia lelaki pertama yang berhasil membuat serigala betina dalam diri Abygail menciut dan berganti dengan kepatuhan.
Setiba di dalam ruangan, Caesar mengusir dokter berkelamin lelaki itu. Meninggalkan sang tuan dengan Aby. Dalam tangkapan lensa mata indah Aby, hanya ada satu ranjang berukuran bigsize di dalam ruangan itu. Satu buah lemari dan kamar mandi kecil. Hm, rupanya si bos mafia ini memiliki selera tinggi juga dalam kebutuhan hidupnya.
“Tidurlah!” interuksi Caesar menunjuk pada tempat tidur di dekatnya.
“Ah? Oh tidak bos! Saya tidak mengantuk. Saya akan berjaga di luar saja, silahkan bos tidur. Saya akan menjaga keamanan bos,” Aby dengan mendadahkan kedua telapak tangannya. Caesar berdecak kesal. Ia baru menemukan pengawal sebodoh ini.
“Ck, saya tidak perduli kamu ngantuk atau tidak, saya akan memeriksa keperawanan kamu. Bagaimana saya akan melakukannya kalau kamu berdiri begitu. Bodoh!” kesal Caesar.
“Ah? Di … di sana, bos?” Aby menunjuk pada sisi ranjang.

Komentar Buku (287)

  • avatar
    Farah Aida Ramli

    kadang sakit hati kadang kesian sama caesar dan aby..tp kenapa aby prgi😭

    07/07

      0
  • avatar
    01Riri

    the best❣️🔥

    22/04

      0
  • avatar
    AdeliaEcha

    kereeennnnnn

    04/11

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru