logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Bertemu Lagi

Arumi memasuki ruangan bernuansa putih, ruangan ini sangat mewah. Arumi merasa tidak sopan jika harus berkeliling dan melihat kemewahan ruangan ini, jadi dia memutuskan untuk duduk di sofa berwarna putih yang berada di ruangan itu.
Sudah satu jam berlalu tapi CEO yang ditunggu oleh Arumi tidak kunjung datang, apakah sebaiknya Arumi meninggalkan saja map berisi surat ini di ruangan ini dan kembali ke auditorium yang berada di lantai 3, tapi meninggalkan map berisi surat ini begitu saja adalah tindakan yang kurang sopan. Jadi Arumi memutuskan untuk menunggu sebentar lagi sambil memainkan ponselnya.
Pintu ruangan tiba-tiba terbuka membuat Arumi yang tadi sedang duduk dan asik bermain ponsel tiba-tiba berdiri dari duduknya.
Denis tidak berkedip sesaat saat mendapati Arumi berada di ruangannya, Denis memang sudah mengetahui dari sekretarisnya bahwa ada seseorang yang sedang menunggunya di ruangannya namun dia tidak menyangka sama sekali bahwa orang yang menunggunya adalah Arumi. Seseorang yang akhir-akhirnya ini selalu ada di pikirannya.
Arumi juga mengalami hal yang sama, dia terkejut mengetahui bahwa pria yang dia temui di club malam 2 hari yang lalu, yang menawarkan minuman alkohol dengan kadar rendah adalah CEO dari perusahaan ini, perusahaan Atmajaya Group.
"Duduk dulu aja" Ucap Denis memecah keheningan diantara mereka berdua.
Arumi mengangguk kemudian kembali duduk di sofa yang dia duduki sebelumnya. Denis juga melakukan hal yang sama, duduk di sofa yang ada di hadapan Arumi.
"Nama saya Denis Atmajaya, Apa tujuan kamu datang keruangan saya?" Tanya Denis sambil membenarkan jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Ini" Arumi menyerahkan map yang berisi surat dari sekolahnya kepada Denis.
"Ini apa?" Tanya Denis, mata hitamnya tidak berhenti memperhatikan wajah Arumi.
"Itu surat dari sekolah" Jawab Arumi seraya menunduk, tidak ingin balas menatap mata hitam pekat milik Denis.
"Surat dari sekolah?" Tanya Denis heran, pasalnya sebagai seorang CEO dia tidak berhubungan dengan surat-surat seperti ini, ada departemen khusus yang mengurus surat seperti ini.
Arumi mengangguk dengan segera Denis membuka map tersebut. "Ini bukan surat tapi beberapa lembar kertas kosong" Ucap Denis setelah melihat isi map tersebut, dia menatap Arumi yang menautkan alisnya, menandakan Arumi juga tidak mengerti mengapa yang ada di map itu kertas putih bukan surat seperti yang dikatakan oleh Rita dan teman-temannya.
"Apa tujuan kamu datang ke ruangan saya sebenarnya?" Tanya Denis penuh penekanan.
"Untuk memberikan map ini" Jawab Arumi dengan suara bergetar.
"Kamu bilang map ini berisi surat ternyata kamu bohong, map ini hanya berisi kertas kosong. Saya bisa melaporkan kamu ke polisi karena telah mengganggu privasi saya dengan masuk keruangan saya dengan tujuan yang sebenarnya tidak jelas" Ucap Denis menatap tajam Arumi.
"Saya hanya ingin mengantarkan surat" Arumi menunduk takut menatap mata pria yang ada di hadapannya ini.
"Sekarang ikut saya ke kantor polisi" Denis berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Arumi.
Arumi menatap Denis kemudian menggeleng. Arumi takut, dia tidak ingin dipenjara, masih banyak impian yang Arumi harus wujudkan. "Tolong jangan masukin saya ke penjara" pinta Arumi dengan tangan yang menyatu.
"Oke saya tidak akan memenjarakan kamu jika kamu memenuhi apa yang saya minta" Denis kembali duduk, menatap lurus ke arah Arumi.
"Permintaan kamu apa?"
"Kamu harus menjadi asisten pribadi saya" Ucap Denis perlahan.
Arumi tidak pernah bekerja sebagai asisten apalagi asisten pribadi, tapi sepertinya menjadi asisten pribadi lebih baik daripada harus dipenjara.
Arumi membuang nafas perlahan. "Oke, kapan saya mulai bekerja?"
"Hari ini dan detik ini juga kamu sudah harus bekerja sebagai asisten pribadi saya" Ucap Denis dengan senyum diwajahnya. Pria itu sepertinya sangat bahagia sekarang.
Arumi hanya mengangguk meskipun dia tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya tugas dari asisten pribadi.
"Masukkan nomer ponsel kamu" Denis menyerahkan ponselnya pada Arumi, dengan segera Arumi menerima ponsel tersebut dan memasukkan nomer ponselnya.
"Kamu harus datang setiap kali saya menyuruh kamu datang dan melakukan tugas apa yang saya suruh" Ucap Denis seraya memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya.
"Baik, Kalo begitu saya permisi, saya harus kembali ke acara kunjungan yang ada di berada di lantai 3" Arumi berdiri dan setelah mendapatkan izin dari Denis Arumi meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Denis yang tersenyum bahagia bahkan sangat bahagia.
.....
Arumi kembali ke auditorium lantai 3, dia bersyukur acaranya belum berakhir dengan segera dia duduk di tempat duduknya yang semula dia duduki.
"Lo kemana aja si Rum? Udah satu jam lebih lo gak disini, gue panik tau" Baru saja Arumi duduk di tempat duduknya, Nisa langsung bertanya kepadanya.
"Maaf Nis tadi gue disuruh nganterin surat dari sekolah buat perusahaan ini" Jawab Arumi, Arumi tidak berbohong tapi dia tidak menceritakan secara lengkap apa yang terjadi.
"Kok nganter surat bisa lama banget?" Tanya Nisa lagi.
"Harus nunggu yang nerima surat dulu Nis soalnya yang nerima suratnya lagi meeting" Arumi tidak ingin mengatakan bahwa Rita dan teman-temannya lah yang menyuruhnya untuk mengantar surat itu, jika dia mengatakannya pasti akan banyak pertanyaan beruntun lagi yang akan ditanyakan oleh Nisa. Arumi bukannya tidak mau menjawab, dia hanya khawatir bahwa Nisa mengetahui kebenarannya bahwa dia hanya dikerjai oleh Rita dan teman-temannya maka Nisa dan Rita akan berakhir dengan adu mulut lagi nantinya.

Komentar Buku (497)

  • avatar
    Afrizal

    sangat baik

    2d

      0
  • avatar
    Aris Suryani

    bagussss

    10d

      0
  • avatar
    Chenoa Azzalea

    good

    12d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru