logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 Berawal dari Botol Minuman

Setelah tiba di club YoX, Arumi dan Nisa segera berganti pakaian, jika sebelumnya Arumi menggunakan kaos panjang dan celana jeans sekarang dia menggunakan rok mini dan atasan spaghetti strap. Arumi tidak nyaman dengan pakaian yang dipakainya sekarang, namun mau tidak mau dia harus memakainya karena ini merupakan peraturan bagi pekerja di club ini.
"Ayo Rum, kita anterin botol-botol minuman pesenan pengunjung club ini" Nisa menggandeng tangan Arumi ke bartender utama di club ini setelah selesai berganti pakaian.
"Hai Jo, Apa kabar?" Sapa Nisa kepada Jojo yang sedang mempersiapkan botol-botol minuman para pengunjung club ini.
"Hai juga Nis, Kabar gue baik dong kaya biasanya, yang disebelah lo itu orang baru?" Tanya Jojo penasaran sambil memperhatikan Arumi yang berdiri disamping Nisa.
"Iya Jo, ini temen gue. Namanya Arumi, Rum kenalin ini Jojo bartender utama di club ini" Jojo dan Arumi saling berjabat tangan.
Setelah itu Jojo langsung menyuruh Arumi dan Nisa untuk mengantar botol-botol minuman yang sudah dipesan "Oke, lo berdua langsung mulai aja ya anterin botol-botol minuman ini, sesuai ruangannya masing-masing" Tunjuk Jojo pada puluhan botol minuman yang sudah disiapkannya.
"Oke Jo" jawab Nisa disertai dengan acungan jempol, berbeda dengan Arumi. Arumi tidak menjawab perkataan Jojo, karena Arumi bingung bagaimana cara untuk mengantarkan botol-botol minuman ini.
Nisa dapat melihat raut kebingungan pada wajah Arumi. "Tenang aja Rum, di botol minuman itu udah ada nomor sesuai sama pemesannya, kalo no 1 berarti pemesananya ada di ruangan 1.
Arumi mengangguk tanda mengerti apa yang disampaikan oleh Nisa, mereka berdua mulai mengantar botol-botol minuman yang sudah dipesan. Berjalan beriringan di tengah kerasnya dentuman musik.
"Nis, emang harga botol-botol minuman ini mahal ya?" Arumi bertanya sambil memperhatikan botol-botol minuman yang dibawanya, Arumi heran mengapa banyak orang menyukai minuman beralkohol seperti ini.
"Setau gue ya Rum, botol-botol minuman di club ini mahal-mahal semua, gak ada yang dibawah 1 juta" Arumi semakin heran setelah mendengar jawaban dari Nisa, mengapa begitu banyak orang yang membuang uang mereka hanya untuk sebuah minuman.
Awalnya Arumi dan Nisa memang mengantar botol-botol minuman secara bersama-sama namun sekarang mereka terpisah. Arumi sudah duduk di bartender sedangkan Nisa menuju beberapa ruangan untuk mengantar botol-botol minuman.
“Arumi” Panggil Jojo
“Iya Jo” Sahut Arumi
“Tolong lo anterin 3 botol minuman ini ke ruangan 30 ya, ruangan di lantai paling atas dan ada di sudut paling kanan”
“Oke Jo” Arumi mengambil 3 botol minuman yang sudah disediakan oleh Jojo.
“Lo nganter 3 botol minuman ini hati-hati ya. Soalnya harga satu botol minuman ini aja puluhan juta dan botol-botol minuman ini udah dibayar lunas sama pemesan”
Arumi mengangguk tanda mengerti, dengan perlahan Arumi berjalan ke ruangan 30. Setelah sampai di ruangan 30, Arumi membuka pintu dan berjalan secara perlahan ke arah meja untuk meletakkan 3 botol minuman tersebut, namun namun lantai yang basah membuat Arumi terpeleset sehingga 3 botol minuman yang dibawa Arumi jatuh ke lantai yang menyebabkan terdengarnya bunyi pecahan yang begitu keras.
Sekujur tubuh Arumi bergetar, takut dicampur rasa gelisah. Matanya menatap nanar 3 botol minuman yang sudah pecah tersebut. Andaikan tadi dia berjalan lebih perlahan pasti dia tidak akan terpeleset.
"Yah pecah" Suara itu mengalihkan fokus dan pandangan Arumi, seorang pria dengan kaos abu-abu menatap datar pecahan botol minuman tersebut, pria itu adalah Rico.
"Ma...af P..ak" jawab Arumi terbata.
"Gak usah panggil Pak kali, gue bukan bapak-bapak" Arumi hanya mengangguk sebagai respon dari perkataan orang tersebut.
"Yaudah sana ganti 3 botol minuman kita yang lo pecahin" Seorang pria yang mengenakan kaos biru itu manatap Arumi dengan tatapan acuh.
"Maaf, saya gak bisa ganti 3 botol minumannya" Jawab Arumi dengan suara bergetar. Tujuan Arumi datang ketempat ini adalah untuk mencari uang tapi sekarang yang terjadi adalah dia harus mengganti botol minuman seharga puluhan juta.
"Tapi kan lo udah mecahin botol minuman kita, lo harus ganti rugi lah" Balas pria berkaos biru itu lagi.
Arumi tidak dapat menahan air matanya untuk tidak keluar. Arumi benar-benar takut sekarang. Adakah seseorang yang dapat membawanya pergi dari tempat ini? Dia benar-benar ingin menghilang.
"Udahlah Ram, lo gak liat dia udah nangis gara-gara mulut pedes lo itu"
Rama tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Rico. "Mulut pedas gimana Ric, emang fakta kan dia udah mecahin botol minuman kita-kita, berarti dia harus ganti dong" Rico hanya menggelengkan kepalanya sebagai respon terhadap pernyataan yang diberikan oleh Rama.
"Lo gak perlu ganti 3 botol minuman kita" Rico, Bagas, Erwin, Rama, Satrio, dan Pandu menoleh ke arah Denis. Bingung sekaligus penasaran.
"Kok gitu Den?" Tanya Pandu semakin penasaran.
"Dia kan gak sengaja" Jawab Denis singkat.
Rico sudah bosan berada di ruangan ini dan memperdebatkan botol minuman yang pecah tersebut, jadi Rico memutuskan untuk mengajak teman-temannya ke lantai 1 club untuk mendengarkan musik "Yuklah kita ke lantai 1, buat nenangin otak" Ajak Rico.
"Yuk" Jawab Bagas, Erwin, Rama, Satrio, dan Pandu bersamaan.
"Lu gak ikut Den?" Tanya Rico mengangkat salah satu alisnya.
"Gak, gue males" Denis tidak mengerti, mengapa teman-temannya ini berpikir bahwa dengan mendengar dentuman musik keras dapat menenangkan otak, bagi Denis itu hanya akan membuat kepalanya pusing nantinya.
Rico tidak berusaha membujuk Denis agar ikut karena Rico yakin itu percuma, akhirnya Rico dan kelima temannya memutuskan turun ke lantai 1 tanpa Denis.

Komentar Buku (497)

  • avatar
    Afrizal

    sangat baik

    2d

      0
  • avatar
    Aris Suryani

    bagussss

    10d

      0
  • avatar
    Chenoa Azzalea

    good

    12d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru