logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3 Party

Seorang pria yang mengenakan kemeja berwarna putih tampak fokus pada beberapa lembar kertas di tangannya, sepertinya hari ini pria itu begitu sibuk. Pria itu bernama Denis Atmajaya, berusia 25 tahun dan sudah menjadi CEO perusahaan besar yaitu Atmajaya Group. Tidak banyak hal menarik bagi seorang Denis karena satu-satunya hal yang menarik baginya adalah pekerjaan. Dia mungkin terkesan membosankan namun wajah tampannya sepertinya tidak akan pernah membosankan. Suara pintu yang dibuka mengalihkan pandangan Denis, tampak seorang pria mengenakan kemeja biru memasuki ruangan mewah tersebut.
"Sibuk amat lo Den" Rico Williams adalah sahabat Denis, keduanya sudah bersahabat sejak duduk di bangku SMP, berbeda dengan Denis yang kalem, Rico adalah pria yang banyak bicara.
"Emang lo, banyak kerjaan tapi gak dikerjain" Rico sudah biasa dengan mulut pedas sahabatnya itu, sebagai kepala pengembangan di perusahaan ini, Rico berprinsip bahwa pekerjaan akan maksimal jika dikerjakan dengan santai.
"Lo keren banget si Den, padahal baru bulan lalu lo beli hotel, sekarang udah beli restoran aja"
Rico sangat kagum pada Denis sahabatnya karena bagi Rico, Denis adalah orang yang memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidupnya.
"Karena prinsip gue adalah kerja keras bukan kerja nyantai"
"Kapan si lo berhenti nyindir gue Den?" Rico tidak sakit hati terhadap sindiran-sindiran yang diberikan oleh Denis, Rico hanya bosan mendengar sindiran-sindiran Denis.
"Gue gak akan berhenti nyindir lo Ric, karena satu-satunya orang yang bisa gue sindir itu lo" Denis tertawa pada Rico, yang hanya dibalas dengan tatapan datar oleh Rico.
Rico berjalan menuju meja kerja Denis, meninggalkan sofa yang sebelumnya diduduki olehnya.
"Den, karena lo baru beli restoran sama hotel, gimana kalo kita party?" Ucap Rico setelah duduk di kursi yang ada di hadapan Denis, Rico berharap Denis mau diajak party soalnya sahabatnya yang satu ini sangat sulit untuk diajak party.
"Males gue Ric" Jawab Denis ke Rico dengan mata yang fokus ke arah beberapa lembar kertas yang ada di tangannya.
"Ayolah Den, gue udah terlanjur ngajakin temen-temen kita"
Denis mengalihkan pandangannya ke arah Rico, matanya menyipit menatap sahabatnya itu. "Kan gue belum setuju Ric, kok lo udah ngajakin temen-temen yang lainnya sih?"
Rico tersenyum kepada Denis, tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun. "Lo harus mau Den, kalo gak mau, gue bakal malu sama temen-temen yang udah gue ajakin"
Denis menarik nafas dalam. "Oke, kapan partynya?"
"Nanti malem Den jam sebelas, di club YoX" Denis hanya menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari Rico.
"Den lo punya kontak Laura gak?"
"Laura siapa? Temen kuliah kita dulu?" tanya Denis dengan alis terangkat.
"Iya, Lo punya kontaknya gak?"
"Punya, emang lo ada perlu apa sama Laura?" Denis yakin tujuan Rico meminta kontak Laura untuk mendekati cewek itu, namun seperti biasa Denis tetap bertanya untuk meyakinkan tebakannya.
"Iya buat gue deketin lah, emang buat apalagi"
"Lo gak ada kerjaan lain apa, selain deketin cewek-cewek diluar sana" Benar dugaan Denis, Denis terkadang heran pada Rico, Pria itu tidak lupa untuk mendekati cewek-cewek cantik diluar sana namun lupa untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Emang susah ya ngobrol sama jomblo yang udah nyaman sama statusnya, lo mau gak gue kenalin sama kenalan gue?" Rico sudah berulang kali membujuk Denis agar mau didekatkan kepada kenalannya, tapi berulang kali juga Denis menolaknya.
"Gak perlu, gue bisa cari sendiri" Jawab Denis acuh.
"Jawaban lo dari tahun ke tahun kayanya sama aja, tapi tetep aja sampe sekarang lo masih terpantau sendiri "
Denis tidak menjawab, dia memutuskan untuk diam. Berbicara dengan Rico tidak akan pernah ada habisnya.
Rico bangun dari duduknya, ia ingin kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya atau lebih tepatnya memulai pekerjaannya. "Jangan lupa Den nanti malem, gue balik kerja dulu"
.....
Denis sedang bersiap-siap sekarang, dia tampak tampan menggunakan kaos berwarna putih, jaket kulit berwarna hitam, dan celana jeans berwarna hitam.
"Lo kenapa gak langsung ke clubnya Ric?" Rico duduk di ruang tamu apartemen Denis, menunggu Denis selesai bersiap-siap. Jam masih menunjukkan pukul 22.30.
"Gue males bawa mobil Den"
"Bilang aja lo mau dianterin sama gue kalo mabuk" Denis benar-benar sudah hafal apa yang akan dilakukan oleh Rico di club. Pria itu akan minum sebanyak-banyaknya tanpa tau batas.
"Lo emang sahabat gue yang terbaik Den" Senyum Rico pada Denis sambil memperlihatkan gigi putihnya, yang hanya dibalas dengan tatapan nyalang oleh Denis.
.....
Suara dentuman musik keras dari club YoX menyambut kedatangan Denis dan Rico, Denis tidak terlalu suka mendengar musik-musik keras seperti ini, berbeda dengan Rico yang nampaknya sudah sangat bersemangat.
Rico mengajak Denis ke salah satu ruangan dimana teman-temannya sudah berkumpul, club ini memiliki beberapa ruangan dan ruangan yang ditempati oleh Denis dan teman-temannya adalah ruangan VVIP.
"Dateng juga lo berdua" Bagas mengangkat tangannya, menyambut kedatangan Denis dan Rico.
"Iya dong" Jawab Rico antusias. "Gimana, udah pada pesen minuman belom?"
"Baru 2 botol doang Ric" Tunjuk Erwin pada dua botol yang ada di atas meja.
"Pesan 20 lagi lah buat kita bertujuh" Perkataan Rico disambut meriah oleh teman-temannya kecuali Denis yang hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Rico semakin lama semakin menjadi.

Komentar Buku (497)

  • avatar
    Afrizal

    sangat baik

    2d

      0
  • avatar
    Aris Suryani

    bagussss

    10d

      0
  • avatar
    Chenoa Azzalea

    good

    12d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru