logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 4 PEMAKAMAN ALGA

Terlihat makam yang sudah seperti tak terurus, Azel membersihkan dengan perlahan, dari mencabut rumput sampai membersih kan nisan yang sudah penuh dengan tanah, bahkan nama yang tertulis di papan nisan itu tak lagi terlihat jelas karna bercakan tanah.
Setelah bersih Azel tersenyum, ia memandangi Alga yang terus memandangi dirinya, ia menautkan kedua alisnya bertanya,"Kenapa Lo mandangin gw terus?"
"Makasih, Lo perempuan baik."
"Aelah santai aja, sesama umat manusia kan harus saling berbuat kebaikan."
"Ekhem, Lo nyindir gue? mentang mentang gue bukan manusia lagi!" Alga memandangi Azel kesal, wanita di depan nya ini sangat suka mengejek dirinya. Sedangkan Azel ia terkekeh pelan, Alga sangat ganteng kalau seperti itu pikirnya.
"Pulang yuk, dah hampir gelap." ajak Alga mendapat anggukan dari Azel, sepanjang jalan mereka terus berbincang. Hingga orang yang lewat mengira kalau Azel sudah gila.
"Zel, Lo udah gila ya? kok ngomong sendiri," ucap seseorang dari belakang Azel menepuk bahu nya pelan. Ia menghadap kebelakang ternyata si twins Tamara dan Amora.
"Ngawur Lo, gue gak gila!"
"Terus kenapa Lo ngomong sendiri, oh atau Lo butuh teman curhat ya? curhat sama gue aja dari pada ngomong sendiri kek orang setres Lo." sahut Amora.
"Dih, gue lagi ngomong sama hantu yang minta tolong kemarin!"
Tamara dan Amora mengangguk paham selang beberapa detik mereka langsung berteriak."WHAT?"
teriak keduanya membuat Azel harus menutup telinga nya kuat.
Azel mulai mencaritakan pada teman nya, mereka heran pada Azel apa dia tidak takut? Sudahlah dari pada memikirkan itu mending mereka pulang, hari sudah mulai gelap.
"Zel, hantu nya ganteng gak?" tanya Mora menaikkan alis nya membuat Azel bergidik ngeri.
"Jangan panggil dia hantu! panggil aja Alga, ganteng banget! kalau dia manusia dah gue pacarin."
"Aaaa, gue pengen lihat Zel!"
"Besok gue gambarin wajah nya, oke." Amora mengangguk kepalanya antusias, lalu menarik tangan saudaranya untuk bergegas pulang kerumah. Rasanya ia tidak sabar melihat wajah laki laki itu.
"Temen Lo aneh ya." Alga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iyah aneh kayak Lo!" balas Azel langsung berlari meninggalkan Alga. Senyum nya terbit begitu saja, entah dia juga tidak tahu karna apa ia bisa sesenang ini.
"Aaaaaa!!!!!" teriak Azel kaget saat Alga sudah berada di hadapannya. Ia memandangi Alga kesal suka sekali mengagetkan orang.
"Hahaha, gitu aja kaget." Alga tertawa keras seraya memegang perutnya. Sedangkan Azel ia bahkan tidak mengedipkan matanya karena melihat wajah Alga yang tengah tertawa itu.
"Ganteng."
"Gue emang ganteng, orang yang gue cari ganteng juga, kalau Lo mau bisa sama dia. Soalnya kalau sama gue gak mungkin kan kita beda alam." ucapan Alga membuat hati Azel tertohok, kenapa sesakit ini?
Azel hanya membalas nya dengan senyuman lalu memasuki rumahnya, ia memejam kan matanya. Tidak mungkin kan ia menyukai hantu? sangat tak masuk Akal.
Sinar mentari menyinari kedua mata Azel, ia menutup matanya menggunakan sebuah bantal hinggal alarm nya terus berbunyi. Ia melempar bantal nya asal arah, dirinya sangat kesal tidak bisa kah ia tidur tidak di ganggu sekali saja?
"AZELL!! KAMU GAK MAU SEKOLAH HA? KALAU GAK MAU SEKOLAH LAGI BIAR MAMAH NIKAHIN AJA!" teriak sang mamah dari luar pintu membuat Azel bergerak cepat memasuki kamar mandinya.
Setelah selesai ia keluar kamar nya dengan senyum yang terus mengembang.
"Kek nya lagi kasmaran nih, senyum senyum ae." celetuk Aksa mendapat pelototan tajam dari Azel.
"Heh kambing, senyum itu sedekah!"
Aksa hanya menyengir, ia langsung memakan sarapan nya. Setelah selesai sarapan Azel menarik tangan Aksa keluar rumah nya cepat, lalu ia menceritakan semua tentang Alga pada Abang nya.
"Wah, jangan bilang Lo suka sama hantu." tuding Aksa tersenyum jahil, apa adik nya ini menyukai hantu? rasanya ia ingin tertawa, pasalnya adik nya ini tidak pernah tertarik pada lelaki manapun, bahkan ia belum pernah pacaran dan sekarang ia menyukai hantu? Harus di screenshoot nih.
"Bang ih! jangan ngejek terus, gimana yah kalo gue dekat Alga rasanya nyaman jadinya gak pengen jauh jauh."
"Udah gakpapa kalau Lo suka dia, tapi Lo harus ingat kalian beda Alam dan sangat tidak mungkin untuk menyatu. Cinta beda agama aja banyak yang mundur apa lagi beda alam." ucapan Aksa berhasil membuat hati Azel berdenyut perih.
"Hm, kenapa gak bisa menyatu bang?"
"Ya karna beda alam." Aksa mengusap puncak kepala adiknya gemas.
Azel memasuki pekarangan sekolah nya, mata nya terus memincing menatap sekeliling nya. Ya dia sedang mencari Alga, tumben sekali dia tidak muncul, biasa tiada hari tanpa Alga.
"Hai, Lo nyariin gue kan?" Azel kaget saat Alga sudah ada di samping nya, sejak kapan laki laki itu datang? ah ia lupa kalau dia bukan manusia.
"Gue mau ngomong sama Lo, nanti ke rooftop sekolah aja biar gak ada yang tau." ucap Alga sebelum benar benar menghilang.
Pelajaran selesai, Azel langsung menuju rooftop. Ia memandangi sekeliling nya tidak ada Alga di sini, apa Alga membohongi dirinya?
"Em, gue boleh minta sesuatu?" tanya Alga tiba tiba.
"Apa?"
"Lo pindah ke SMA Cempaka putih. Seperti nya di sana ada tanda tanda orang yang gue cari. Apa Lo bisa bantu gue? gue mohon Zel, kalau semua udah selesai secepatnya gue pergi dari sini dan gak akan ganggu Lo."
"Kenapa harus pergi?"
"Karna ini bukan dunia gue."
"Baiklah, besok gue pindah ke SMA Cempaka putih."
Azel kembali ke kelas nya dengan perasaan yang bercampur aduk, ia senang kalau sebentar lagi Alga akan menemui orang yang ia cari, tapi ia juga sedih secepat ini Alga akan pergi? ia baru kenal beberapa hari dan Alga sudah mau pergi saja.
"Bang, besok gue pindah ke SMA Cempaka putih." beritahu Azel pada Aksa.
"Ngapa? Lo ada apaa di sana? gak gue gak setuju! Lo harus satu sekolah sama gue biar gue bisa jagain Lo, di sana banyak cowok kegatelan mending gak usah deh, cowo nya hidung belang semua." pujuk Aksa agar Azel tidak bersekolah di SMA Cempaka putih. Ia snagat tidak setuju adik satu satu nya ini bersekolah di sana.
"Gue mau bantuin Alga, di sana ada tanda tanda orang yang dia cari. Mana tau ketemu dia bisa kembali ke alam nya!"
"Kalau gitu gue juga ikut pindah!"
"Aih janganlah bang!"
"Gak ada penolakan, kalau Lo gak setuju gak usah pindah!"
Azel hanya mengangguk pasrah, abang nya sangat posesif. Ia sudah besar bukan anak kecil lagi! Ia kembali ke kelas nya dengan bibir yang terus mencebikan, ia terus mengumpat abang nya. Padahal ia hanya pindah sekolah! sangat menyebalkan.
"Udah, abang Lo niat baik gak mau Lo kenapa napa." Azel memutar tubuhnya kebelakang untuk melihat siapa yang berbicara padanya, ah sudah ia duga pasti Alga.
"Tetep aja gue kesal! gue itu udah dewasa masih juga di buntutin,"
"Itu demi kebaikan Lo juga,"
"Udahlah malas gue ngomong sama Lo, pergi sana!" usir Azel pada Alga.
"Kalau gue pergi entar Lo kangen, jiahhh." Alga mengejek Azel membuat Azel bertambah kesal, ia melepaskan satu sepatu nya lalu melemparkannya ke arah Alga.
"Yaelah gak kena." Alga sengaja mencebikan bibirnya untuk mengejek Azel. Sudah lah Azel sangat kesal sekarang, ia pergi dari hadapan Alga dengan kaki yang di hentak hentakan.
Azel langsung menuju teman temannya untuk memberi tahu,"Besok gue pindah ke SMA Cempaka putih." ujar nya tiba tiba.
"Lah? kok Lo pindah sih?" protes Tamara.
"Gue mau bantuin si Alga, soalnya di sana ada tanda-tanda orang yang dia cari." bisik nya pada teman temannya.
"Bentar bentar! Alga siapa anjir? wah parah Lo gak kasih tau gue! jangan jangan Lo semua tau kecuali gue?" histeris Kinara memandangi temannya satu persatu.

Komentar Buku (98)

  • avatar
    BgmAndx

    ceritanya sangat menarik

    07/06/2022

      1
  • avatar
    AnjelitaInka

    cerita nya bagus, seruuu!!!!

    05/06/2022

      1
  • avatar
    KhotimahNurul

    bagus banget

    2d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru