logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 2 Berniat Mengalah

Bab 2
"Apa kamu mencintai Rama?" Tanya Alesha tersenyum namun air matanya tak sanggup lagi tertahan dan akhirnya menetes. Sekuat apapun dia berusaha untuk bersikap tegar tapi ternyata dia rapuh juga.
Gita meremas-remas tangannya. Ada rasa ragu dalam hati Gita untuk menjawab pertanyaan Alesha, dia sangat tahu bahwa Alesha pasti sangat terluka. Dia tak ingin menyakiti hati Alesha dengan menjawab pertanyaannya.
"Gita... Kenapa kamu diam?" Alesha memegang tangan Gita yang dingin karena gugup.
"Aku.... Aku gak bisa menjawab pertanyaan kamu." Jawab Gita.
"Sebelum kamu menjawabnya, aku bisa melihat di mata kamu bagaimana perasaanmu terhadap Rama, aku tahu Rama mungkin tak bahagia bersama aku. Aku hanya butuh pengakuanmu saja, hatiku sudah terlanjur sakit, kamu tak perlu mengkhawatirkannya."
"Enggak... Aku gak bisa menggantikan wanita yang sudah lama bersama Rama, dibandingkan aku yang hanya beberapa bulan." Ungkap Gita.
Alesha sangat baik, bahkan dia bisa berbicara dengan sangat lembut terhadap wanita selingkuhan calon suaminya, itu yang membuat Gita merasa bersalah, dan dia berfikir untuk mundur saja dari kehidupan Rama.
"Tapi Rama bahagia sama kamu kan? Kalian bahagia kan?" Tanya Alesha lagi dengan air mata yang masih menetes di pipinya.
"Aku gak bisa menjawab semua pertanyaan kamu." Gita memalingkan wajahnya tak ingin melihat Alesha.
"Apakah dia wanita yang bodoh atau dia berhati malaikat hingga terus saja bertanya tanpa pernah menyalahkan atau pun menghakimiku dan Rama?" Pikir Gita.
"Gita sebelum kamu ada di antara kami, aku akui Rama memang sangat mencintai aku. Tapi dia sudah berpaling, aku tak bisa menikah dengan lelaki yang tak mencintai aku atau kami tidak akan hidup bahagia." Ungkap Alesha
Gita terdiam menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah.
"Gita... sekali lagi aku tanya, apa kamu benar-benar mencintai Rama?" Tanya Alesha dengan linangan air mata.
Gita menoleh ke arah Alesha, dia menatap Alesha dengan perasaan bersalah.
"Iya.. aku sangat mencintainya." Jawab Gita lirih.
Mendengar jawaban Gita, dada Alesha terasa sesak.
"Alesha aku minta maaf." Ucap Gita lagi. Dia merasa bersalah pada Alesha walaupun Semua yang terjadi antara dirinya dan Rama karena ketidaktahuannya bahwa Rama akan menikah. Alesha terus bertanya hingga dia tak mampu lagi berbohong dan menutupi perasaannya.
"Kamu tidak perlu minta maaf, semua sudah terjadi. Aku hanya ingin minta sama kamu, tolong cintai Rama sepenuh hati, bahagiakan dia karena aku sangat mencintainya dan aku ingin orang yang aku cintai bahagia meskipun bukan bersamaku." Ungkap Alesha mengalah demi kebahagiaan Rama.
Sebenarnya sangat berat bagi Alesha mengatakan hal tersebut, sakit hati yang di rasakannya tak tahu lagi bagaimana cara mengatasi dan menghadapi kenyataan yang ada di hadapannya. Tapi dia merasa itu adalah keputusan yang terbaik untuk dirinya dan juga Rama.
"Maksud kamu apa?" Karin sontak kaget mendengarnya.
"Kalian harus bahagia. Aku ikhlas.." Jawab Alesha lalu mengusap air matanya.
"Aku pamit yah.. assalamualaikum." Alesha lalu berdiri dan berjalan meninggalkan rumah Gita. Sementara Gita terdiam, air mata yang dia tahan sejak tadi akhirnya menetes juga. Dia merasa sakit hati karena Rama telah membohonginya, tapi dia merasa lebih sakit karena telah merebut kebahagiaan wanita lain.
Sejenak Gita terdiam tak bergeming sambil terus menangis. Dia masih tak menyangka dirinya telah menyakiti wanita sebaik Alesha.
Tak lama kemudian, Gita mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Rama namun Rama tak mengangkatnya, dia mencoba menghubunginya berulang kali dan akhirnya Rama menjawab teleponnya.
"Halo Ram..." Ucap Gita sambil menangis sesenggukan.
"Halo... Gita... Kamu kenapa menangis?" Tanya Rama panik.
"Alesha.... Dia...." Gita tak sanggup melengkapkan kalimatnya karena terus menangis sesenggukan.
"Alesha kenapa?? Dia apain kamu?" Tanya Rama yang terdengar panik sekaligus marah.
Gita tak mampu berbicara, dia terus saja menangis.
"Halo... Gita...??? Kamu tunggu aku. Aku ke sana sekarang." Ucap Rana lalu menutup telponnya. Dia langsung bergegas mengambil kunci mobilnya dan pergi menuju rumah Gita. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi dengan perasaan panik dan juga penasaran apa yang Alesha lakukan sampai Gita menangis seperti itu dan bagaimana bisa Alesha mengetahui tentang hubungannya bersama Gita.
Sebelum dia menghampiri Gita, Rama memutuskan untuk pergi menemui Alesha terlebih dahulu untuk memastikan apa yang terjadi.
Tak jauh dari rumah Alesha, Rama melihat Alesha baru saja turun dari mobil taksi hendak masuk ke dalam rumahnya. Rama semakin melajukan mobilnya dan memarkirnya tepat di depan rumah Alesha. Alesha yang belum sempat membuka pintu rumahnya berbalik mendengar seseorang datang.
"Rama??"
"Alesha, aku perlu bicara sama kamu." Ucap Rama saat turun dari mobil dan menghampiri Alesha.
"Bicara soal apa?" Tanya Alesha dengan mata yang masih sembab.
"Gita..." Jawab Rama.
"Kamu gak perlu jelaskan semuanya Ram, aku udah tahu semuanya."
"Kamu apakan Gita?" Tanya Rama dengan marah. Dia berfikir bahwa Alesha menghampiri Gita dan memarahinya habis-habisan sehingga Gita menangis dan sakit hati.
"Maksud kamu apa?" Alesha balik bertanya, dia tak mengerti apa kesalahannya.
"Kamu apakan Gita sampai dia menangis seperti itu?" Mata Rama melotot pada Alesha.
Mendengar pertanyaan Rama, Alesha semakin terpukul. Awalnya dia berfikir bahwa Rama akan menyesal dan merasa bersalah telah menduakannya, dia bahkan berfikir Rama akan kembali padanya. Tapi ternyata, fikiran ya salah. Rama datang menemuinya hanya untuk Gita, hanya karena khawatir pada Gita. Itu sudah menunjukkan bahwa begitu besar perasaan Rama terhadap Gita, dan tak ada lagi cinta tersisa untuknya.
"Apa kamu ke sini hanya untuk menanyakan itu? Apa kamu benar-benar tidak peduli dengan apa yang aku rasakan?" Tanya Alesha menatap Rama dengan tatapan sendu.
"Jawab saja pertanyaanku. Hanya itu yang aku inginkan." Balas Rama.
"Aku tidak melakukan apapun. Kamu yang sudah menghancurkan semuanya. Impianku, pernikahan kita, semuanya sudah hancur." Karena terbawa emosi dan perasaan, Alesha kembali menangis.
"Kalau begitu kenapa Gita sampai menangis?" Tanya Rama lagi.
"Kamu tanya aja sama dia, jahat kamu Ram. Aku pikir kamu ke sini karena kamu menyesal dan merasa bersalah, aku pikir kamu masih memikirkan perasaanku. Tapi ternyata aku salah, yang ada di hatimu saat ini hanya Gita dan kamu hanya memikirkan perasaannya."
"Gita telepon aku sambil menangis, dia bahkan belum bicara apapun selain menyebut nama kamu, bagaimana mungkin aku tidak khawatir?"
"AKU CALON ISTRI KAMU, bukan dia... DIA HANYA SELINGKUHANMU... Harusnya kamu memikirkan rasa sakit hatiku setelah tahu kamu mengkhianati aku, bukan malah menyalahkan aku karena dia menangis." Alesha sangat marah sekaligus sangat sedih, seakan dunianya sudah runtuh, dia bahkan tak mampu meredam rasa sakit hatinya.
To be continue

Komentar Buku (149)

  • avatar
    PujiantiFitri

    bener gita harus tegas.. laki2 seperti rama tK pantas di pertahankan 😠

    23/06/2022

      0
  • avatar
    LenTracey

    rawr

    10d

      0
  • avatar
    ComPagaden

    bagus

    11d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru