logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 5 Noda darah

Adrian terbangun karena mendengar suara berisik di dekat telinganya. Napasnya tersengal berkali-kali terasa sesak. Perutnya terasa mual mau muntah. Perlahan dia membuka mata. Dan di depannya ada Wandi yang sedang memencet hidung Adrian dengan mulut mengaga bau.
“Anjir, lu ngapain mencet hidung gue? Kurang asem awas lu! Gue tinggalin lu di sini tau rasa! Ngapain lu? Woi ... sakit tau!”
“Heh, lu yang ngapain tidur di sini? Gue tinggal liat sonoh, Liat! Apes banget gue hari ini ngikutin elu, udah nggak bayar makan, sekarang mesti repot cariin elu.”
Wandi berteriak kencang di telinga Adrian yang berusaha mendorongnya. Adrian yang sedang kesal dengan Wandi akhirnya berdiri, dan melihat sekeliling. Matanya membola seakan mau loncat dari sarangnya. Adrian berulangkali menggelengkan kepalanya dan melihat ke arah Wandi yang asyik memainkan kunci motornya.
Ingatannya kembali kepada kejadian pagi tadi yang membuatnya dapat berkenalan dengan Hesta.
“Hesta.”
“Ngomong apa lu? Ayok pulang! Dah siang ini, waktunya makan siang lagi. Lu nggak laper sudah jalan sejauh itu? Bisa-bisanya seorang Adrian jalan kaki sampai berkilo-kilo, lu masih waras kan?”
Tangan Wandi memegang dahi Adrian yang masih terlihat linglung. Berkali-kali dia menggoyangkan bahu teman baiknya itu dengan keras. Namun Adrian tetap saja tak bergeming. Dia termangu bingung melihat kondisinya saat ini. Dan terpaksa Wandi mendorong tubuh temannya yang lebih besar darinya itu, ke sepeda motor meskipun Adrian masih dalam kondisi bengong. Tidak banyak yang Wandi ucapkan demikian juga dengan Adrian. Namun saat Wandi akan memutar kunci sepeda motor Adrian menyambar tangan Wandi dengan kasar.
“Lu mo apa?” Adrian menatap tajam kepada Wandi. ”Bisa bonceng gue? Anak kecil sok-sok an naik sepeda motor. Sini kuncinya! Eh ... tapi kenapa gue ada di sini? Hesta mana?” Adrian kembali celingukan melihat ke sekiling pohon beringin. Bahkan kunci yang di tangan Wandi dia rebut dengan kasar hingga membuat temannya yang bertubuh kecil itu ikut tertarik tangannya.
Adrian pergi kembali ke tempat dia dan Hesta tadi duduk bersama. Ingatannya kembali pada awal kenalan di warung beberapa jam yang lalu. Dia kesulitan membawa sotonya yang ada di mangkuk karena panas, kemudian dia bantu membawakannya. Entah mengapa, selama ini bahkan Adrian tidak pernah dekat dengan seorang cewek, bahkan di sekolah terkenal dengan badungnya sering membuat para cewek teman sekolahnya nangis karena jahilnya dia. Pernah sampai dipanggil gurunya, karena nekat membuat nangis hingga pingsan. Adrian tidak tahu jika yang dijahili mempunyai sakit jantung. Benar-benar bikin kesal semua orang. Hal itu terus saja melekat dengan julukannya tukang jahil.
Tetapi pesona Hesta kali ini, membuat Adrian benar-benar berbeda dengan biasanya. Hatinya seketika luluh saat bersamanya. Bagai kerbau dicocok hidungnya, mengikuti Hesta kemanapun dia pergi. Untungnya hidung Adrian mancung jadi tidak melesak ke dalam saat ngikutin Hesta hahaha. Jangankan bawain makanan cewek, kadang dimintai tolong saja, dia tidak bersedia sama sekali.
Tubuh seksi dengan balutan bahan transparan, menggoda mata Adrian yang masih polos. Bayang-bayang itu yang selalu tertanam di otaknya. Membuat pemuda itu blingsatan saat kehilangan.
Namun hal ini belum dia sadari sepenuhnya, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah mencari kemana perginya Hesta yang bersamanya beberapa jam yang lalu. Tidak mungkin dia pulang tanpa pamit pada gadis itu. Meskipun ada perasaan aneh, ada gadis cantik tinggal di sekitar hutan yang sepi dan mencekam.
Wandi yang sadar kondisi Adrian mulai ikut mengikuti langkah temannya yang sudah berada di bawah pohon beringin kembali. Suasana panas karena matahari sudah di ubun-ubun, tidak mereka sadari. Bahkan kotoran burung yang sudah mulai mengering mereka abaikan. Adrian benar-benar seperti orang yang sudah berbeda, dan Wandi tidak mengenalinya lagi. Sorot matanya yang kosong membuat Wandi sedikit ketakutan, namun tidak mampu berbuat banyak.
“Gue harus bicara dengan orang orang tua Adrian, tidak mungkin biarkan saja dia kayak gini. Ya ampun Brother, lu kena pelet apa an sih? Jangan bikin gue bingung dan takut kayak gini,” ucap Wandi lirih.
“Wandi, lu tadi nggak liat Hesta beneran? Jangan bohong? Tadi pas gue tidur, ke mana perginya dia? Ngaku lu!” tangan Adrian mencengkeram krah baju Wandi.
“Eh, sabar Brow, gue nyampe sini tadi, lu udah tergeletak seorang diri. Ngapain gue sembunyikan gadis gak jelas. Brow, lu sadar ... sadar ... woi! Dia bisa saja bukan bangsa kita. Lu kenapa sih? Dari tadi perasaan nggak ada yang bener deh, bukan Adrian yang gue kenal.”
“Apa an sih, gue cuma cariin Hesta titik, gak pakai koma.”
“Nggak pakai cabe sekalian?”
“Cabe? Gigi lu tuh yang ada cabenya, ngaca sana! Lu jorok banget hari ini.”
“Biar gini juga temen lu, sahabat lu, tega lu ama gue. Ninggalin di warung sendirian, ya udah, gue balik dulu. Sini kunci motornya! Biar gue bilangin bapak elu, kalo masih di sini.”
Mereka berdebat memperebutkan kunci motor, Adrian tidak mau memberikannya sementara Wandi ngotot ingin pulang. Akhirnya kunci itu terlempar terjatuh ke tanah, dan mengenai sebuah batu kecil yang ada di sana. Keduanya sama-sama saling memandang bergantian. Tatapan mereka terpusat pada sebuah kain yang ada di dekat kunci itu terjatuh.
Adrian melangkah maju, diikuti Wandi yang memegang baju sahabatnya itu dengan erat. Tangannya yang sebelah di gigit seperti anak kecil. Wandi termasuk anak penakut, hanya bersama Adrian dia berani mengambil resiko. Adrian selalu menjadi penolongnya hingga saat ini.
Jarak mereka dengan kunci motor sudah sangat dekat, tinggal beberapa langkah lagi. Sorot mata keduanya tak lepas dengan kain yang berwarna di dekat kunci motor. Tangan Adrian menjulur, diikuti dengan tubuhnya yang tinggi kekar membungkuk ke tanah. Perasaanya bergetar, melihat kain berwarna merah darah itu. Matanya kemudian membola menatap kain yang berada di samping kunci itu bergerak karena tiupan angin.

Komentar Buku (415)

  • avatar
    JayaAdi

    Adi jaya

    2d

      0
  • avatar
    Wayu Tedo

    cukup menarik

    8d

      0
  • avatar
    habibimuhamad

    bagus ceritanya nyambung

    9d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru