logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 Terang Sehabis Mendung

Aku pun mulai tertidur, karena sudah malam. Aku tidak bisa tidur, hati dan perasaan aku sangat gelisah sekali, ya allah semoga masalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Aku ingin masalah keruh ini, cepat selesai. Semoga saja terang sehabis mendung.
Aku terbangun, aku mengambil minum dan obat sakit kepala.
Ya ampun, kepala aku pusing sekali. Aku seperti mendapatkan berbagai ribuan paku yang menghantam kepalaku. Walaupun ini perbuatan Joseph, tetapi kenapa aku yang pusing dan kepikiran seperti ini. Kepalaku pusing sekali. Sebaiknya, aku paksakan untuk tertidur.
Aku tertidur, aku pun terbangun sekitar jam lima subuh. Aku segera mandi, berwudhu dan melaksanakan ibadah sholat shubuh.
Setelah selesai aku melaksanakan sholat shubuh, aku membaca ayat suci alquran. Supaya pikiran aku yang resah dan gunda gulana ini dapat tenang.
Kini aku sedang membuat berbagai macam jenis kue kering dan masakan yang akan mengguncang dunia.
Sebagian untuk aku makan, sebagian lagi akan aku jual secara online.
Kue dan masakannya laku, aku mendapatkan keuntungan seratus lima puluh ribu. Alhamdulilah meski keuntungannya dikit, tetapi nggak apalah. Asalkan keuntungannya bagus dan baik.
Kini aku sedang bersantai di sofa, sambil menonton kartun kesayangan aku.
Tiba-tiba ponselku berbunyi, dan aku akhirnya mengangkatnya.
"Halo, Assalamualaikum," sapa Josep di telepon kepada Adelia.
"Halo, Waalaikumsalam sayang. Sayangku Adel, besok aku pulang sayang. Setibanya di Indonesia kita selesaikan masalah ini," ungkap Josep kepada Adelia.
"Syukurlah Joseph, secepatnya kita harus selesaikan masalah ini. Kamu sebagai laki-laki harus bertanggung jawab sebagai lelaki sejati," ucap Adelia terhadap Josep.
Tiba-tiba telephone kami berdua terputus, mungkin gangguan sinyal. Padahal aku belum selesai, menasehatinya. Aku masih sangat emosi dan dongkol.
Yasudah sebaiknya, aku menunggu saja ia pulang ke Indonesia. Jadi aku dan dia dapat memikirkan masalah ini lebih lanjut.
Sebaiknya aku berendam dengan aroma terapi bunga dan buah, supaya menyegarkan. Aku mandi dan berendam dengan air hangat dan aromaterapi bunga rose dan buah Grave. Setelah selesai mandi, aku menyemprotkan seluruh pakaian dan tubuhku dengan minyak wangi vanila latte.
Aku memakai pelembab wajah dan makeup, ya ampun aku sedih banget kenapa nasib aku seperti ini? Meskipun sekarang aku sudah lulus kuliah aku belum juga pernah berkencan dan memiliki kekasih. Sekarang usia aku sudah 21 tahun. Aku walaupun tak cantik, tetapi aku memiliki wajah yang lumayan cantik. Jika aku rutin perawatan, mungkin aku akan cantik secantik model ataupun pemain sinetron. Tetapi sayangnya, aku tidak seperti itu, yasudah kamu nggak usah banyak pikiran Adel.
Tak apa, kamu tidak cantik di wajah kamu. Tetapi jika kamu memiliki inner beauty yang terpancar dalam diri kamu. Pasti akan banyak yang menyukai kamu, ingatlah Adelia kecantikan dalam hati yang terpenting.
Hari ini, sore hari sekitar jam empat sore. Aku sangat lapar sekali, aku ingin makan ramen.
Aku sangat menginginkan ramen, aku ingin memasak ramen level sepuluh.
Tetapi, tatkala aku memeriksa kulkas. Bahan-bahan untuk membuat ramen habis.
Jadi mau nggak mau, aku harus membelinya di supermarket terdekat.
Aku mengambil bahan-bahan makanan, untuk memasak ramen.
Setelah sudah cukup, aku pun membawa barang belanjaan aku ke kasir.
Tetapi, aku lupa membawa debit uang aku kurang lima ribu rupiah. Untungnya ada pemuda tampan nan baik hati, mau membayarkan kekurangannya.
Pemuda itu, sangat tampan sekali. Tetapi karena buru-buru, aku lupa mengucapkan terimakasih dan berkenalan dengan pemuda tampan tersebut.
Setibanya di apartement, aku langsung menyiapkan bahan-bahan untuk membuat ramen.
Setelah matang, aku langsung menyantap ramen tersebut dengan sangat lahapnya.
Rasanya sungguh enak dan lezat sekali, walaupun rasanya sangat pedas.
Setelah selesai makan ramen, aku pun mencuci piring kotor aku.
Aku pun akhirnya menonton tv drama korea, yang berjudul Dongyi. Atau yang menceritakan Selir Choi. Yang merupakan, simpasistan Queen min in hyun.
Akhirnya, aku tanpa sadar menonton hingga jam delapan malam. Tanpa sadar, aku mulai mengantuk. Aku pun akhirnya mematikan DVD aku. Aku segera melangkahkan kakiku menuju kamarku, aku pun langsung berbaring dan menutupi seluruh tubuh aku dengan selimut.
Aku terbangun jam empat pagi, aku segera bangun, dan beres-beres apartement hingga bersih. Karena hari ini, Joseph akan pulang ke Indonesia. Setelah selesai aku merapikan dan beres-beres seluruh apartement aku. Aku segera mandi, dan tak lupa aku melaksanakan kewajiban aku melaksanakan ibadah sholat shubuh.
Setelah selesai sholat, aku keluar kamar. Aku memasak kue bolu keju dan kue jahe. Aku sangat menyukai kue jahe, dari dulu aku menyukai kue jahe.
Tiba-tiba bel apartement berbunyi, aku pun langsung membukakan pintu. Ternyata Joseph datang.
Ia langsung memeluk tubuhku, tetapi aku langsung mendorong tubuhnya hingga terjatuh ke lantai. Karena aku masih sangat kesal, karena ia sudah membuat aku marah karena tingkah lakunya. Yang sangat sembarangan dan urakan itu, tetapi kini Joseph kembali memeluk aku dari belakang. Tatkala aku sedang mencetak kue jahe, aku pun yang sangat kesal memukul bahunya.
"Awh.sakit Adel sayang," jerit Josep merintih kesakitan.
"Kamu jangan kurang ajar. tangan kamu itu perlu aku ke sekolahkan," tegurku kepada Josep.
"Ya ampun Adel, kamu galak banget jadi wanita. Aku ini kan sahabat kamu Adel, kamu itu harus lemah lembut, menjadi wanita. kamu seharusnya jadi cewek itu lebih feminim," sindir Josep kepadaku.
"Biarkan saja aku galak, yang penting aku masih bisa menjaga harga diri dan kehormatan aku sebagai seorang gadis. Aku yakin Allah nggak akan tidur, Allah pasti sudah menyiapkan jodoh terbaik untuk aku. Aku tinggal menunggu waktu yang tepat, akan ada seorang lelaki yang mencintai aku dengan tulus apa adanya. Aku juga mencintainya. Aku yakin akan ada yang mencintai aku tulus apa adanya," celotehku kepada Josep.
"Yasudah terserah kau saja, Adel aku lapar tolong siapkan aku makanan. Aku lapar," pinta Josep kepadaku, dengan sangat manjanya bagaikan anak kecil.
"Aku belum masak nasi, kamu mau mie instan. Kalau mau aku masakan untukmu. Aku lagi membuat kue bolu dan kue jahe," ungkapku kepada Josep.
"Baiklah boleh, aku kamu masakan mie instan. Aku juga mau kue bolu dan kue jahe buatan kamu Adel," pinta Josep kepadaku.
"Ok aku buatkan Indomie goreng iya, kue bolu dan kue jahenya nanti akan aku sediakan setelah matang. Kau mau minum susu? Jika mau akan aku buatkan," ucapku kepada Josep.
"Boleh Adel. Terimakasih banyak iya sobat," ucap Josep kepada Adelia.
Aku pun, membuatkan mie indomie goreng dan susu vanila untuk Joseph.
"Silahkan Joseph, ini mienya dan susunya. Selamat menikmati," ucapku kepada Josep.
Aku pun sangat senang, ia memakan mie instan sangat lahap. Ia juga menghabiskan susu vanila yang aku buatkan untuknya.
Setelah kue bolu dan kue jahenya matang, aku pun langsung menyediakannya. Kami berdua pun, makan bersama.
"Terus gimana Joseph?" tanyaku kepada Josep.
"Bagaimana apanya Adelia?" tanya Josep kembali kepadaku.
"Kok kau malahan bertanya kembali kepadaku. Tentu saja kau harus bertanggung jawab," mohon Adel kepada Josep, supaya Josep mau bertanggung jawab.
"Aku nggak bisa Adelia. Aku tidak mau, aku maunya menikahi Indri. Aku harus bertanggung jawab kepada Indri," jelas Josep, yang tetap kepada pendiriannya yang tidak mau bertanggung jawab.
"Kau jangan egois seperti ini Josep. Kau harus bertanggung jawab kepada lusi," mohon Adelia kepada Josep.
"Aku nggak bisa Adel, aku nggak mungkin menikahi Lusi. Aku harus tetap bertanggung jawab atas diri Indri. Indri adalah tunangan aku. Sebentar lagi aku dan Indri akan menikah," tegas Josep kepada Adelia.
"Ayolah Joseph, kamu jangan menjadi laki-laki pengecut seperti ini. Kamu harus bertanggung jawab, atas kesalahan yang kamu perbuat. Jika aku jadi kamu, aku akan menikahi keduanya. Kamu jangan hanya memikirkan kebahagian Indri saja. Tetapi kamu juga harus memikirkan Lusi," omel Adelia kepada Josep.
"Kamu gila Adel, yang ada jika aku menikahi keduanya. Jika Papanya Indri tau, aku bisa mati. Nanti yang ada, aku bakalan buat masalah terhadap keluarga aku. Yang ada Ayah Indri menarik seluruh sahamnya pada perusahaan abangku. Yang ada aku bakalan dibunuh oleh Abangku," gerutu Josep kepada Adelia.
"Yasudah sekarang kita coba hubungi Lusi, kita ketemuan lagi. Kita remukin, aku ingin semua masalah ini cepat clear dan tuntas," tukas Adelia kepada Josep.
"Baiklah Adel, aku akan menghubungi Lusi. Aku akan bicarakan masalah ini," ungkap Josep kepada Adelia.
Tetapi sayangnya, ketika aku dan Joseph mencoba menghubunginya melalui telephone. Nomor ponselnya, tidak dapat dihubungi.
Ya ampun, kenapa ini ya allah? Kenapa nomor ponsel Lusi tak dapat dihubungi? Ayo Angkat Lusi! Supaya masalah ini cepat clear dan selesai. Supaya masalah ini tidak berlarut-larut.
Bersambung.



Komentar Buku (149)

  • avatar
    Parhanrusali pasunda

    500

    13d

      0
  • avatar
    SoniAhmad

    kurang

    18d

      0
  • avatar
    Ricko Empattujuh

    good

    19d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru