logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

CHAP 6

Di sekolah
Mobil BMW berwarna merah sudah terparkir di samping Mobil lambo berwarna putih. Sekolahan berasa jadi showroom Mobil. Bel sekolah belum bunyi itu pertanda Yuri bisa nongkrong dulu di kantin sekolah.
Yuri keluar dari mobil lambo putihnya, terlihat disampingnya ada Boby sudah menunggu senderan di mobil BMW nya.
"Pagi honey", sapaan Boby
"Bicara sama siapa?", balas Yuri
Yuri menolehkan pandangannya ke samping seolah tidak kenal dengan Boby.
"Udah lah kita jangan gini terus. Gua masih ingat lo dengan hari ulang tahun lo yang tinggal beberapa hari lagi. So gua bisa bantuin lo", ucap Boby
"Gak butuh. Makasih"
Dia langsung masuk ke dalam sekolah mendatangi Shena yang sudah melambaikan tangan dari tadi.
"Sial gua gagal lagi", ujar Boby sambil menendang ban mobilnya
Shena merangkul tangannya ke bahu sahabatnya itu. Dia penasaran apa yang di katakan Boby tadi.
"Eh ngomong apa si tukang selingkuh itu?", tanya Shena
"Aneh dia. Masa pagi-pagi bilang gini. Gua itu masih ingat hari ulang tahun lo, jadi gua mau bantuin lo", jawab Yuri
"Lah bagus dong Ri. Kalau dia bantuin kita pasti kerjaan kita jadi selesai", ucapan Shena
"Gilak lo ya... Gak ah. Gak penting dia"
Yuri langsung pergi ke kelas dan meninggalkan Shena begitu aja.
"Eh ko lo ninggalin gua sih", ucap Shena sambil mengejar Yuri.
...
Bel istirahat berbunyi
Yuri dan Shena keluar dari kelas. Mereka melihat ada keramaian di papan mading sekolah. Karena penasaran jadi mereka berlari kesana untuk melihat.
"Permisi... permisi", kata Yuri
Pengumuman...
Bulan Juni akan diadakan camping bersama dengan sekolah lain. Lokasinya di Jogja dan untuk pendaftaran siswa silahkan dihubungi
"Shen... camping", ucap Yuri sambil memegang tangan sahabatnya itu
Shena karena dibelakang Yuri jadi dia mau liat juga, "Sumpah ini pasti seru Ri. Pokoknya kita harus ikut"
"Yoi pasti dong"
"Pasti kita ketemu banyak cowok ganteng disana", ucap Yuri kegirangan
"Sumpah pastinya kita kayak di film-film. Aaaaa Sosweet", kata Yuri
Pas mereka berbincang-bincang Boby datang.
"Sayang itu lagi apa sih rame-rame"
"Sayang sayang pala lu peang. Baca aja sediri disono", ucap Yuri
"Eh kamu mah jangan gitu. Ada apaan sih Shen itu?", tanya Boby ke Shena
Karena kasian jadi Shena bantu jelasin, "Jadi gini... itu sekolah bakalan adain camping bersama sekolah lain xi Jogja. Waktunya masih lama sih bulan Juni"
"Oh kalian ikutan?", tanya Boby
"Ikut lah... kita kan mah cari cowok ganteng juga", ucap Shena
Yuri langsung memijak kaki Shena setelah mendengar perkataan tadi.
"Aduh sakit Yuri", ucap Shena
"Lah ngapain kalian cari cowok ganteng. Sekolah kita kan produksi banyak cowok ganteng termasuk gua produk unggulan", kata Roby
"Emang lo barang... dah lah kita cabut aja", ucao Yuri sambil menarik tangan temannya.
Setelah Yuri pergi Boby semakin kesal dengan kelakuan Yuri selama ini. Semakin tidak menghargai dia.
.
.
.
.
.
Di perjalanan pulang Shena kasih nasehat kepada Yuri.
"Ri... gua tau lo kesal sam si Boby tapi jangan kayak gitu kali lah. Walaupun dia memang sering bikin emosi tapi kalau marah yang sewajarnya aja"
"Emang salah gua gitu ya Shen. Sekarang gua tanya sama lo. Kalau lo diposisi gua pas dulu, gimana perasaaan lo?"
"Ya gua juga bakalan marah sih. Tapi kan tuhan aja mah pemaaf masa lo gak mau maafin dia sih. Nanti kalau dia sakit hati gimana?", tanya Shena
"Ya gak mungkin lah. Yaudah nanti aja gua pikirin lagi"
Mereka akhirnya lanjut pulang...
.
.
Siang ini Roby tidak ada jadwal meeting. Dia ingin menyempatkan diri untuk pergi makan siang dengan Maminya.
"Mi, aku sekarang lagi kosong. Gimana kalau kita makan siang, aku tunggu di resto biasa", ucap Roby
Dia langsung pergi menuju resto tersebut. Sampainya di lokasi ternyata yang duluan datang itu Maminya.
"Eh Mami udah datang duluan", ucap Roby dengan ekspresi yang kaget dan bahagian
"Tumben aja kamu mau makan siang sama Mami. Biasanya gak pernah", ujar Mami
Dia meminta makan siang bersama ini karena ingin mengatakan sesuatu.
"Mi... Jadi gini, untuk persoalan kemarin itu aku sudah mempertimbangkan. Mungkin hal ini sulit bagi aku karena aku kan belum pernah melihat wanita itu dan mencintai diapun tidak. Tapi aku harus siap menerima semua permintaan Mami"
Maminya langsung tersenyum bahagia dan memeluk Roby dari samping.
"Terimakasih ya sayang sudah mau turutin permintaan Mami. Pokoknya kamu jangan khawatir pilihan Mami ini sangat perfect buat kamu. Jadi kamu tenang aja ya"
Sebenarnya dia terpaksa menuruti permintaan Maminya. Seandainya dia menolak maka semua aset kekayaan dan warisan tidak akan turun ke tangannya. Apa yang terjadi kalau dia miskin. Ah tidak bisa dibayangkan.
"Oh iya sayang nanti Mami mau kasih tau sama tante Marisha untuk melanjutkan perjodohan ini"
"Tante Marisha?. Mami mau jodohin aku sama tante-tante?", tanya Roby
Mendengar perkataan Roby, Maminya langsung tertawa tak henti-henti.
"Ya gak lah sayang. Gak mungkin Mami jodohkan kamu sama wanita usianya di atas kamu. Tante Marisha ini orang tua dari gadis ini plus juga teman bisnis Mami"
"Emang itu perempuan yang Mami bangga- banggain sama aku umurnya berapa?", tanya Roby
"Hm mungkin kamu bakalan terkejut ya. Tapi menurut Mami sih oke-oke aja, umur gadis itu 17 tahun. Otw ya"
Roby kaget ternyata dia akan di jodohkan sama anak kecil.

Komentar Buku (570)

  • avatar
    PutriMelisa Dwi

    Semangat melanjutkan tulisannya🥰

    14/04/2022

      4
  • avatar
    Alya

    bagus

    49m

      0
  • avatar
    GanoAbdul

    mantap seru

    14d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru