logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

CHAP 5

Sumpah kenapa Roby selalu bertemu dengan orang yang aneh dalam belakangan ini. Dari anak kecil hingga Maminya minta cari bini buat dia.
Minggu, 29 Maret
Bu Marisha datang ke kantor bu Riska, dia berjalan dengan buru-buru.
"Halo.. bisa saya ketemu bu Riska?", dia bertanya dengan satpam yang menjaga ruangan bu Riska
"Dengan siapa ya ibu?", tanya satpam
"Saya bu Marisha"
Satpam itu langsung mempersilahkan bu Marisha untuk masuk ke dalam
"Halo ibu Marisha. Kenapa tidak kabari saya kalau mau datang?", tanya bu Riska
"Maaf ya bu Riska saya tidak beritahu"
"Saya tau apa yang mau anda bicarakan dengan saya"
"Iya bu Riska. Saya kehilangan arah sekali, saya bingung harus meminjam ke siapa", ujar bu Marisha
"Saya kemarin mempertimbangkan semuanya karena jumlah yang bu Marisha pinjam itu bukan lah sedikit. Tapi setelah saya pikir-pikir lagi, anda akan saya kasih pinjaman tapi ada syaratnya",
"Apa itu?", tanya bu Marisha
"Saya cerita dulu ya... Pas saya datang ke kantor anda terakhir kali, saya melihat ada anak gadis cantik dan sopan sekali duduk disamping anda. Nah saya mempunyai anak bujang yang ganteng dan CEO sekaligus penerus perusahaan ini. Usianya mungkin cukup jauh dari anak ibu, sekitar 10 tahunan lah. Tapi saya ingin anak ini bahagia karena kasian tidak punya pasangan. Dan yang saya mau persyaratan untuk bu Marisha... Menikahkan anak bu Marisha yang cantik itu dengan anak saya. Saya akan membayar kebutuhan kantor ibu tanpa harus mengembalikan plus saya akan menyayangi anak ibu. Karena saya sudah jatuh cinta pandangan pertama melihat anak bu Marisha. Dia sangat cocok untuk anak saya", jawab bu Riska
Bu Marisha terkejut mendengar semua ini. Dia tak menyangka ternyata persyaratan itu yang diminta bu Riska. Anak semata wayangnya yang dia cintai tidak mungkin akan menjadi pengantin muda di usia nya yang masih dibilang belum cukup.
"Maaf bu Riska, apa tidak ada persyaratan yang lain?", tanya bu Marisha
"Tidak ada hanya itu"
"Maaf bu, tapi anak saya sangat kecil usianya. Dia masih duduk dibangku sekolah SMA kelas 11, dan tahun ini baru berusia 17 tahun. Jadi tidak mungkin dia di nikahkan usia yang dibilang sangat belia", ujar Bu Marisha
"Tidak masalah buat saya. Kalau kamu takut anak ini hamil, saya akan menjamin itu tidak akan terjadi. Saya hanya minta dia mencintai anak saya sepenuhnya dan mereka tidak akan tidur sekamar. Anak kamu itu bisa sekolah sampai dia tamat bahkan sampai dia kuliah dimanapun dia mau. Dan saya akan mengizinkan mereka tidur sekamar jika usia anak kamu menginjak umur 19 tahun ke atas. Jadi itu aman bukan?", kata Bu Riska
"Baik bu, saya akan mempertimbangkan semuanya. Dan saya pamit dulu"
"Okay... jangan lupa ya", kata Bu Riska sambil bersalaman dengan bu Marisha
Bu Marisha keluar dari ruangan itu dengan muka yang bingung dan gak tau harus bilang apa. Dilain sisi dia membutuhkan bantuan ini tapi di lain sisi dia harus merelakan putri kesayangannya itu menikah diusia yang sangat muda. Itu rasanya tidak mungkin.
Apa yang harus dia katakan sama Yuri kalau dia tau mau dijodohkan dalam waktu dekat ini. Ini hal yang sangat gila. Yuri bisa marah besar kalau tau dirinya sebagai jaminan untuk hutang ini.
...
Hari sudah malam, Yuri menunggu Mamanya pulang dari kantor. Dia duduk di sofa sambil memakan snack dan menonton televisi.
Itu bunyi klakson Mamanya. Dia cepat-cepat keluar rumah untuk menyambut Mamanya pulang.
"Hai sayang. Kok belum tidur?", tanya Mama
"Aku lagi nungguin Mama pulang sambil nonton tadi", dia tersenyum dengan lebar
Moment seperti ini lah yang di takuti oleh Bu Marisha. Dia takut kehilangan senyuman putri kesayangannya ini.
"Ayo Ma, kita masuk"
"Gimana sekolah kamu hari ini?", tanya Mama
"Lancar ma. Aku seneng banget tadi dapat nilai yang bagus pas ujian Matematika. Temen-temen aku pada pusing karena ujian itu, padahal menurut aku ujiannya gak begitu susah. Hahahaha", ujar Yuri
"Kamu memang anak Mama yang paling pinter. Kamu belajar yang rajin ya. Jangan bolos sekolah", Mata Mamanya berkaca-kaca karena dia merasa bersalah jika hal itu benar-benar terjadi.
Yuri sadar kalau mata Mamanya berair seakan ingin menangis, "Mama kenapa nangis?. Mama sakit ya atau ada hal yang ingin Mama sampaikan sama aku?"
Berat sekali hati ini ingin mengatakannya tapi siap tak siap dia harus mengatakan ini. Apalagi perusahaan membutuhkan waktu untuk keuangan ini.
"Gak ada sayang. Kayaknya Mama cape", dia belum berani mengatakan ini.
Mungkin Mama Yuri akan mengatakan semuanya diwaktu yang tepat.
"Yaudah Mama istirahat aja yah. Jangan begadang", ucap Yuri untuk menyemangati Mamanya
Saat berjalan menuju kamar lantai atas Mamanya melihat Yuri dibawah yang sedang nonton. Hati nya sangat rapuh jika benar anak kesayangannya itu akan menikah dan meninggalkan dia. Siapa lagi yang akan memberikan senyuman di pagi hati. Siapa lagi yang akan manja-manja minta uang buat beli keperluan yang tidak penting. Tapi semoga ini jalan yang terbaik.
....
(Rumah Roby)
Di lantai atas terdengar suara musik yang begitu keras. Rumah 3 lantai itu penuh dengan alunan suara musik. Mami Roby yang sedang tidur nyenyak jadi terbangun karena suara tersebut.
"Ah siapa lagi yang nyalain musik malam-malam gini. Gak tau saya mau tidur", ucap Maminya sambil berjalan keluar kamar
Maminya berjalan menuju kamar Roby lantai tiga. Dia sengaja memilih kamar yang paling atas biar tak ada yang bisa mengganggunya.
Ternyata benar saja, Roby sedang menyalakan lagu mungkin ini volumenya 100 plus pake spiker.
Maminya menggedor pintu harus dengan kuat biar kedengaran sampai dalam.
"Roby buka pintunya", ucap Mamanya sambil menggedor pintu dengan kuat
Akhirnya Roby membuka pintu setelah beberapa kali Mamanya gedor pintu. Saat membuka pintu terlihat raut wajah Maminya sangat kesal dan marah.
"Kamu budek atau gimana sih. Kamu punya jam tidak?. Nyetel lagu gak tau waktu", ujar Maminya sambil marah-marah
Roby hanya memasang muka seperti orang yang tidak bersalah, "Ya maaf Mi. Aku kan lagi HEALING"
"Gak ada itu namanya HEALING kalau tengah malam ini. Kamu harusnya tau waktu dong. Ini ni akibat kamu gak punya pasangan jadinya brutal gini", ucap Maminya
"Heh kok jadi pasangan sih mah. Aku enjoy aja loh", kata Roby
Maminya langsung terobos masuk ke kamar Roby. Terlihat jelas sangat tidak rapi dan sangat tidak di urus.
"Roby Roby ... kamu ini seorang CEO perusahaan besar. Seharusnya tidak seperti ini kamu", ucap Maminya
"Mi kenapa sih selalu ganggu privasi aku. Bisa gak usah ganggu aku kalau lagi sendiri gini", kata Roby
"He Mami kesini juga karena musik kamu gak jelas itu. Pokoknya ya sekarang kamu harus mau di jodohkan dengan anak temen Mami. Dia anaknya cantik, sopan, pinter, perfect lah buat kamu. Dan ingat kamu harus menurut, kalau kamu nolak. Liat aja apa yang akan kamu terima, mungkin kamu bakal pontang-panting cari pekerjaan yang lain dan tidak dapat warisan dari mami"
"Kok gitu sih Mi"
"Mami aku ini bukan anak kecil yang selalu Mami atur ya. Aku dah gede bisa cari pasangan sendiri"
"Terserah kamu. Kalau kamu menolak so wellcome dunia kesusahan", ucap maminya
Roby termenung jadi memikirkan jika memang hal itu terjadi.
"Kamu ingat ya Mami tidak bercanda. Semua ini akan terjadi dalam waktu yang cepat", ucap Maminya sambil membuka pintu
Ini lah yang ditakutkan Roby selama ini. Maminya menjadi nekat untuk menjodohkan dia dengan anak temannya. Roby menilai Maminya tidak menyayangi dia lagi.
....
....
...

Komentar Buku (570)

  • avatar
    PutriMelisa Dwi

    Semangat melanjutkan tulisannya🥰

    14/04/2022

      4
  • avatar
    Alya

    bagus

    2h

      0
  • avatar
    GanoAbdul

    mantap seru

    14d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru