logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

#4. Bertemu Tokoh Utama Wanita

5 bulan kemudian.
Semenjak mentari terbit dari ufuk timur. Semua orang sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Kediaman Oscar yang semula terlihat biasa seperti sebelumnya, dalam waktu setengah hari berubah menjadi tempat yang sangat indah berhiaskan pita-pita raksasa.
Sally duduk di atas karpet merah muda bersama Catarina. Hari ini mereka berdua mengadakan piknik bersama setelah Catarina selesai menginstruksikan Kepala Pelayan melakukan segala persiapan sesuai catatan darinya. Malam ini akan ada pesta di kediaman Marquez.
Harusnya pesta diadakan satu bulan setelah seorang anak lahir dalam lingkup keluarga bangsawan. Tetapi karena Sally sempat jatuh sakit dan rentan demam selama dua bulan. Terpaksa pesta diundur ketika Sally genap berusia lima bulan.
Berbagai keluarga telah mengirimkan banyak sekali hadiah atas kelahiran anak pertama Marquez Oscar. Segala hadiah tidak jauh-jauh dari emas dan permata yang mana membuat Sally semakin bahagia setiap harinya. Hidup seperti ini sudah lebih dari cukup, walau dia tidak diberi jodoh, dia pun masih akan bahagia bersama setumpuk emas dan permata miliknya sendiri.
"Sally, buka mulut sayang," tangan Catarina menyodorkan sepotong kue kering berbahan strawberry kesukaan sang putri.
Sally berhenti memainkan gelang emas berhiaskan pernak-pernik permata, membuka mulut kecilnya, "Aaaa .... ummm!"
"Enak?"
"Um!"
Tidak seperti anak balita pada umumnya. Sally terbilang lebih cerdas. Tentu saja cerdas karena jiwa yang bersemayam di tubuh kecilnya merupakan jiwa seorang gadis remaja. Pada usia lima bulan, Sally sudah lancar memanggil kedua orang tuanya, dia juga bisa duduk sendiri dengan kokoh.
Rambut merahnya hari ini terkepang dua menggemaskan, kalung berupa kain dibentuk pita dengan hiasan permata bagian tengah mempercantik kulit putihnya. Gaun tanpa lengan berwarna salem membungkus tubuh gendutnya dengan sempurna.
Sally terlalu banyak makan makanan manis hingga berat badannya tidak terkontrol dan naik drastis. Berhubung Heinrich bilang tidak apa-apa jika anak kecil bertambah berat badan ketika menjalani usia lima bulan sampai tiga tahun. Tapi Sally lebih kesusahan bergerak karena lemak di tubuhnya.
"Ibu! Ibu!"
Catarina berhenti mengupas apel dari keranjang. Berganti memandangi putrinya yang mengangkat kedua tangan gemuknya tinggi-tinggi meminta gendongan, "Ingin pergi bertemu Ayah?"
"Ayah! Ayah!"
Lantas sang Ibu menarik tubuh anaknya memasuki gendongan. Catarina bangkit dari karpet, mendekati maid yang tengah membersihkan daun-daun berjatuhan mengotori halaman.
"Neli, tolong bereskan karpet, piring, dan keranjang makanan. Aku harus pergi menemui Heinrich, putriku merindukan Ayahnya."
Neli berhenti menyapu, tersenyum lebar menerima perintah. Tidak lupa meminta ijin apakah boleh memegang tangan Nona kecil yang langsung diberikan ijin oleh Catarina.
Sally merasa orang-orang amat aneh, mengapa mereka begitu bahagia setelah memegang tangannya? Seakan mendapat hujan emas dadakan saja. Padahal hanya menyentuh lengan gemuknya yang lembut.
Pegawai lain berhenti bekerja untuk menyapa, mereka sebenarnya sangat ingin mencium pipi gembul Nona yang sangat menggemaskan. Namun aturan dari tata krama tidak memperbolehkan mereka bertindak sesuka hati kepada majikan.
Kereta kuda memasuki pekarangan depan kediaman saat itu.
Tamu kehormatan tiba!
Catarina berhenti sejenak, menyipitkan mata memeriksa lambang dari kereta mewah bercat putih di kejauhan. Sesaat kemudian mata emasnya membulat, "Itu kereta kuda Kak Leander! Sally, ayo lihat Pamanmu sayang!"
Eh, tunggu, Paman?
Sally ikut membulatkan sepasang mata lebarnya. Bukankah kakak dari Heinrich artinya Ayah dari tokoh utama wanita?! Ia akan bertemu tokoh utama wanita yang merupakan sepupunya?! Ini terlalu cepat!
Sally harus berusaha sebaik mungkin bersikap imut dan ramah kepada tokoh utama wanita. Pokoknya kalau bisa dia harus memegang paha emas tokoh utama wanita agar hidupnya makmur sejahtera! Kedua tangan kecilnya bertepuk tangan bahagia. Mari luncurkan rencana bertahan hidup!
Pria tinggi dengan paras rupawan mirip seperti Heinrich keluar paling pertama dari kereta kuda. Di ikuti seorang wanita lebih tua dari Catarina yang juga sangat cantik, mempunyai rambut merah jambu serta netra biru muda. Kenapa di dunia ini banyak orang-orang cantik dan tampan?
Bahkan pegawai rumah ini juga cantik-cantik dan tampan.
Terakhir sepasang saudara laki-laki dan perempuan turun bersama dibantu oleh Leander.
"Catarina!" Bella berseru memanggil. Mencubit kain gaun lalu berlari mendekati adik ipar yang tidak Bella temui hampir dua tahun.
Dua perempuan saling melepas rindu setelah melakukan pelukan panjang. Leander berjalan sambil menuntun tangan mungil anak-anak. Perjalanan kisah cinta Leander sama sulitnya dengan Heinrich.
Kalau Heinrich menikahi perempuan dari lingkungan rakyat jelata. Maka Leander menikahi perempuan janda beranak satu yang mana sempat menimbulkan kontroversi karena Leander adalah suami idaman banyak wanita. Namun pria itu justru memilih seorang janda, wanita bekas pria lain.
Anak laki-laki berambut merah muda dengan mata biru merupakan anak pertama Bella bersama mendiang suami. Erdogan Rennes Oscar.
Sedangkan tokoh utama wanita adalah anak sah antara Bella bersama Leander. Airina Loxerma Oscar.
Wajah cantik mempesona, rambut panjang merah jambu serta manik mata hijau keturunan keluarga Oscar.
Orang-orang mungkin berpikir Erdogan dan Airin adalah sepasang saudara kandung dari orang tua sama. Wajah mereka lumayan mirip, pun, rambut mereka sama-sama merah jambu.
Ketika membaca penjabaran tentang fisik Erdogan melalui novel, Sally sempat mengira Erdogan tidak terlalu tampan karena rambutnya berwarna merah muda, apalagi sifatnya terlalu lemah lembut untuk seorang pria.
Tetapi begitu melihatnya secara langsung, Sally dapat memastikan Erdogan akan tumbuh menjadi pria yang sangat tampan dan keren. Idaman semua wanita! Memang wanita mana yang tidak mau menikahi pria lembut, penyayang, dan tampan?
Sally juga mau!
"Wah, keponakan Paman sangat cantik!" Leander memuji tulus. Terkagum melihat bocah lima bulan dalam gendongan Catarina.
Sally membalas tatapan Leander. Mengeluarkan senyuman imutnya yang sering menjerat hati semua orang tidak lebih dari lima detik. Pipi gembul bersemu kemarahan samar memperdalam pesona imutnya.
Airin melebarkan mulutnya terkejut, belum pernah melihat anak kecil semanis sepupunya. Dia sekarang berusia dua tahun lebih sepuluh bulan karena sebelum Sally lahir, Airin sudah lewat usia dua tahun.
Erdogan membenarkan letak tangannya untuk mencekal tubuh sang adik lebih erat. Ikut tersenyum melihat adiknya bahagia bisa bertemu sepupu kecil.
"Adik menyukai sepupu kecil?"
"Aku sangat suka!"
"Kalau begitu kita akan bermain bersama nanti."
Airin menyetujui bersemangat. Terus memantau Sally dari belakang. Mata hijaunya tanpa disangka berpapasan dengan mata hijau besar milik Sally. Bayi lima bulan tersebut tersenyum sambil bertepuk tangan. Pipi tokoh utama wanita bersemu mendapatkan senyuman teramat manis.
Erdogan tertawa melihat sikap malu-malu adiknya.
***
Ruangan keluarga terisi Heinrich, Catarina, Leander, Bella, berserta anak-anak yang dibiarkan bermain bersama di sudut ruangan. Orang tua sedang ingin berbicara leluasa tanpa rengekan anak-anak.
Beruntung Erdogan adalah anak penurut dan lebih dewasa dari anak seusianya, Airin pun sama, lalu Sally yang penting diberi kue manis serta mainan emas, maka anak itu akan diam sibuk memainkan emas.
Airin duduk tidak jauh dari Sally yang sibuk memutar mainan terbuat dari emas. Tokoh utama wanita sangat ingin menyentuh pipi gendut sepupu, namun rasa malu dan takut menghentikan keinginannya.
Erdogan membelai surai merah jambu sang adik, berkata menyemangati, "Ayo, hampiri sepupu kecil. Dia pasti senang."
"Aku takut sepupu akan menangis."
"Tidak, sepupu kecil tidak akan menangis karena adik kakak baik hati seperti malaikat."
"Benalkah?"
"Kakak tidak bohong."
Airin memutuskan mendekati Sally sambil membawa segenggam kue dari piring yang disediakan oleh maid. Kaki kecilnya berjalan mendekat lalu berhenti di samping Sally, "Adik ..."
"Um?" Sally mendongak, menatap wajah imut tokoh utama wanita.
Gila, tokoh utama wanita tetap sangat cantik mau dilihat berapa berkali pun! Sally gemas! Tapi di sini dia paling kecil!
Mengulurkan tangan berisi kue, Airin berujar malu-malu, "Aku bawa kue."
Tokoh utama wanita berinisiatif mendekatinya tanpa dia harus berusaha? Ini bagus!
Sally menundukkan kepala untuk memakan kue dari telapak tangan mungil Airin langsung. Kemudian kembali duduk tegak sembari tersenyum sangat lebar, ingin memberitahu tokoh utama wanita jika dia ini bayi imut jinak.
Airin memeluknya erat sesaat setelahnya, puas memeluk, tokoh utama wanita berganti menciumi pipinya, meremas wajahnya seakan sedang meremas bakpao jumbo.
Erdogan mendekati Airin, menarik tangan adiknya dari wajah sepupu kecil. Ia memperhatikan kulit putih Sally memerah total, mungkin kesusahan bernafas akibat ulang Airin. Beruntung Sally tidak menangis dan malah tersenyum lagi.
Anak laki-laki itu memberanikan diri menyentuh salah satu pipi Sally, mengusapnya lambat, "Sepupu kecil kami sangat cantik."
"Hihi!" Sally merangkak mendekati lokasi Erdogan. Sesampainya di sana, Sally berganti posisi ke duduk. Mengulurkan kedua tangannya ke depan meminta sebuah gendongan.
Airin mencekal kemeja yang digunakan kakaknya, berkata senang, "Sepupu kecil mau digendong kakak!"
Memang benar adanya bahwa Erdogan bukan pria berbahaya yang mengancam Sally asli. Namun Erdogan ini kakak laki-laki yang sangat cinta pada adiknya sendiri. Terlebih lagi Erdogan itu tampan, jadi tidak masalah, kan, kalau Sally membuat Erdogan juga menyayanginya? Dengan begitu Sally bisa mendapat satu bodyguard tampan! 

Komentar Buku (85)

  • avatar
    AnggasAlvin

    good

    28/06/2023

      0
  • avatar
    FamkaJulia

    ceritanya bagus banget, lanjutin novelnya.

    15/01/2023

      0
  • avatar
    Kenzo

    saya sedikit terharu membaca cerita ini

    09/07/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru