logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

#2. Bertemu Ratu Naga

Tubuh lemah seorang gadis remaja terbaring tak berdaya di atas kotak peti sebening kristal. Puluhan bunga berjejer mengelilingi pinggiran peti. Aroma harum bunga menjadi semerbak memabukkan yang menarik perhatian para kupu-kupu.
Sebuah cahaya luar biasa terang tiba-tiba keluar dari langit biru. Sosok perempuan bergaun putih dengan rambut panjang ikal berwarna silver muncul begitu sinar menyilaukan mata menghilang sepenuhnya.
Perempuan anggun tersebut berjalan mendekati peti kristal bertaburan kelopak bunga indah yang mekar. Jemari lentiknya terangkat lalu mendarat di atas kening dingin Sallyana.
"Bangunlah, nak."
Pemilik nama sontak membuka mata, mengedipkan kelopak mata untuk membiasakan penglihatan terhadap silau cahaya mentari siang. Apakah dia sudah berada di surga? Dia bisa bertemu dengan orang tuanya yang amat dia rindukan?
Sally berpikir demikian lantaran melihat langit biru indah, bersamaan aroma harum taman bunga menusuk indra indra penciumannya yang lumayan sensitif. Jika bukan surga, mana mungkin neraka.
"Aku sampai di surga?"
Ratu Naga menutup bibirnya kemudian tertawa lembut. Jemarinya yang masih bertengger di kening Sally, mengetuk beberapa kali. Membuat Sally menoleh ke kanan dan menemukan perempuan luar biasa cantik dengan rambut silver panjang sedikit ikal bagian bawah, wajah oval mungil putih pucat, lalu mata biru secerah langit siang.
Wah, Malaikat?
"Siapa kamu?" Sally bertanya bingung sekaligus ingin tahu, kekaguman terlihat jelas pada wajahnya yang belum terlihat sehat.
"Aku adalah Ratu Naga. Sebelumnya aku meminta maaf karena secara paksa menarik roh milikmu yang seharusnya memasuki siklus reinkarnasi, aku mempunyai masalah penting dan hanya kau yang bisa membantu aku."
Ratu Naga?
Tunggu sebentar. Hubungan apa yang terjatuh antara dia dengan Ratu Naga? Mengapa Ratu Naga mengenalnya? Kenapa Ratu Naga berkata mempunyai masalah penting dan hanya dirinya yang bisa membantu? Bukannya Ratu Naga berarti sebanding dengan anak buah Tuhan? Lalu untuk apa anak buah Tuhan meminta bantuan padanya?
Si manusia biasa saja tanpa ada kekuatan apapun.
Sallyana bangun dari posisi tidur. Sengaja mencondongkan tubuh ke depan, meneliti kejujuran mata biru pihak lawan bicara. Tidak ada kebohongan, mata biru Ratu Naga sangat tulus dan lembut. Tandanya tidak sedang berbohong atau berusaha menipu.
"Jadi aku seharusnya meninggal dunia? Tapi kenapa Ratu menculik rohku?"
Walaupun tidak masuk akal. Sally harus tetap percaya karena bukti ada tepat di depan matanya. Seekor Naga hanyalah legenda binatang mitologi paling agung setelah Phoenix. Begitu, sih, menurut pengetahuannya ketika membaca buku mengenai romansa china kolosal. Tiongkok menganut Naga dan Phoenix sebagai hewan kepercayaan yang membawa keberuntungan, berkah, dan kekuasaan.
"Sebab ini mungkin takdir sebenarnya dalam hidupmu. Sebagai imbalan, aku akan memberikan sebuah kehidupan baru."
"Kehidupan baru?"
"Kamu benar, aku akan memberikan padamu kehidupan baru dengan keluarga baik hati, sebagai orang baru, kamu akan menerima banyak hal yang sebelumnya tidak sempat kamu dapatkan di kehidupan sebelum meninggal dunia. Bagaimana, nak?"
"Aku mau .... tapi apa yang harus aku lakukan untuk mendapatkan kehidupan baru?"
Keinginan untuk bertemu kedua orang tua bangkit semenjak Bibi dan Inna Kim selalu bertindak jahat padanya. Namun jika memang dia bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup sebagai orang lain dan bisa mendapatkan segala kebahagiaan. Maka Sally tidak akan menolak kesempatan bagus itu.
Walaupun dia tidak tahu apa niat sebenarnya dari Ratu Naga—si asing. Setidaknya dia bisa mendapatkan kesempatan terlahir kembali dan menikmati kehidupan bahagia.
"Tolong bawa putraku."
"Putramu?"
"Ya. Putraku adalah penerus Klan Naga. Anak nakal itu pergi meninggalkan surga setelah mencuri artefak khusus yang bisa membiarkan seorang keturunan Dewa turun ke dunia manusia. Dalam dunia yang luas ini, dunia atas menetapkan aturan bahwa kami tidak boleh turun ke dunia manusia atau ikut campur di dunia manusia selain untuk tugas, memberikan keberuntungan dan berkah. Karena itu aku meminta bantuan darimu, tolong carikan anakku dan bawa artefak yang bocah itu curi."
"Baiklah, bagaimana ciri—"
"Ah! Sudah waktunya, aku tidak bisa berlama-lama. Sampai jumpa, nak. Aku menunggu kabar baik darimu, tidak perlu terburu-buru karena waktu dari dunia atas berjalan lebih lambat daripada dunia manusia. Jaga dirimu baik-baik. Selamat menikmati hidup barumu yang indah. Tidak perlu berpikir keras untuk mencari tahu apa hubungan kita dan apa tujuanku sebenernya. Suatu saat nanti. Semua hal akan terungkapkan dengan sendirinya.
***
Ruangan kamar beratapkan emas serta berhiaskan gemerlap potongan permata kecil, bertebaran mempercantik pemandangan. Orang-orang bergaun hitam menyerupai pelayan berlarian keluar masuk ruangan, membawa baskom berisi air bersih, selimut hangat, ayunan penuh benda-benda berkilauan, kalung serta gelang pertama. Segala benda berkilauan memenuhi sudut ruangan dekat jendela.
Perempuan di atas ranjang mendesah lega usai berhasil melahirkan buah hati yang telah dinanti selama lima tahun oleh keluarga Marquez Oscar. Pasangan muda yang menikah ketika berusia tujuh belas tahun. Selama ini bangsawan sering mengatai Marchioness wanita mandul karena belum bisa hamil setelah menikah selama lima tahun lamanya.
Heinrich menunggu di luar kamar sambil menitikkan tetesan air mata kebahagiaan. Penantian selama lima tahun membuahkan hasil, sekarang dia menjadi seorang ayah dan istrinya menjadi seorang ibu. Ia mendapatkan putri kecil cantik yang pasti mirip seperti Catarina.
Maid pribadi Catarina menghampiri Marquez, "Tuan, selamat! Nyonya tidak mengalami kondisi kritis dan sekarang sedang beristirahat. Anda sudah boleh masuk untuk memeriksa Nona dan Nyonya."
"Terima kasih, Ami!"
Heinrich membawa langkah kaki memasuki kamar pribadinya. Manik mata hijaunya menangkap sosok wanita tercinta tengah berbaring kelelahan setelah berjuang untuk mengeluarkan buah hati mereka agar bisa melihat keindahan dunia. Pertama-tama dia mendekati Catarina, mencium kening istrinya.
"Kau berjuang dengan keras, sayang. Aku mencintaimu, terima kasih telah memberikan permata kecil untukku."
Catarina membuka kelopak mata, bibir pucatnya menipis membentuk senyuman lembut. Menikmati ciuman hangat dipenuhi cinta dari sang suami, "Sama-sama. Terima kasih juga karena selalu mendukung aku dan bersabar menunggu aku memberikan anak untukmu."
"Istirahatlah, aku akan menjaga putri kita."
"Baiklah."
Mengusap lembut surai merah istrinya, Heinrich bangkit dari kasur lebar nan mewah tersebut. Berjalan mendekati dokter yang terlihat cemas sambil menggendong bayi perempuan cantiknya. Seketika perasaan sesak menyerang dada Heinrich, khawatir terjadi sesuatu pada putrinya.
"Dokter, ada apa?" Tanya Heinrich setengah gemetar.
Dokter mengalihkan atensi ke Marquez Oscar, tertampil ekspresi keraguan harus berkata jujur atau tidak. Selama beberapa detik, Dokter merenung kemudian memutuskan akan memberitahu, "Begini, Marquez. Saya tidak tahu apa ada yang salah. Tapi Nona hanya menangis tidak lebih dari sepuluh detik ketika lahir. Nona juga belum menangis lagi, beliau sangat tenang bahkan saat dimandikan oleh asistenku. Kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bayi normal selalu menangis keras setelah lahir."
"La-lalu apa yang harus saya lakukan, Dok? Tolong periksa putriku, jangan sampai terjadi sesuatu berbahaya dalam tubuh kecilnya."
"Tentu saja saya akan melakukan yang terbaik. Bisakah saya mencubit, Nona? Saya harap dengan ini Nona bisa menangis keras."
"Lakukan, tolong jangan terlalu keras. Aku takut dia kesakitan."
"Anda bisa tenang, Marquez."
Dokter membuka selimut bersulaman benang emas yang membungkus tubuh mungil bayi perempuan itu, mencubit sedikit daging lembut bertekstur kenyal.
Bayi tidak merespon sama sekali.
Bahkan bekas merah tercetak amat jelas di atas kulit putih susunya. Dokter menggeleng pasrah, "Putri anda ajaib, Tuan Marquez. Saya sudah memeriksa tubuhnya tadi, tidak ada masalah. Jika Nona mengalami demam atau sebagainya setelah beberapa hari. Tolong panggil saya."
Heinrich memaksakan senyum meskipun hatinya ketakutan jika harus menerima sebuah kenyataan pahit. Dia tidak akan membiarkan putrinya kesakitan. Dia akan melimpahkan semua kasih sayang dan harta hanya untuk putri kesayangannya.
Dokter menyerahkan bayi kepada Heinrich. Pamit undur diri setelah meresepkan obat yang bisa membantu menyembuhkan tubuh lemah Marchioness. Maid penjaga mengantar kepulangan dokter, penghuni kediaman ikut merasa khawatir begitu mendengar kondisi Nona.
Langit menggelap, menggantikan pemandangan sinar mentari menjadi sinar rembulan menenangkan. Kilauan dari ratusan bintang yang menggantung bagaikan lampu dunia paling indah. Heinrich menggendong tubuh kecil putrinya sambil berdiri di depan jendela besar yang terdapat dalam kamar.
"Putriku, lihat, bulan dan bintang malam bersinar indah. Ayo buka matamu, Ayah berjanji akan mengajak Sally melihat bulan besok kalau Sally mau membuka mata."
Tak selang lama, mata besar berwarna hijau serupa milik Heinrich membuka. Melihat sekeliling tempatnya berada sekarang, suara seorang pria dewasa menganggu pendengaran Sally. Bayi tersebut mendongak, mendapati pria tampan berambut emas dengan mata hijau tengah menyanyikan lagu tidur? Sambil menatap langit.
"Ayah senang Sally hadir. Ketika dewasa nanti, Ayah tidak tahu apakah Ayah bisa melepaskan putri cantik ini."
Ayah?
Ini keluarga barunya?
Tapi kenapa dia menjadi bayi?!
Astaga .... menggerakkan tubuh sungguh sulit apalagi untuk mengucapkan satu patah kata secara jelas saja tidak bisa. Satu lagi, mengapa dia bisa memahami bahasa dari pria yang menyebut dirinya sendiri Ayah?
Bahasa ini tidak sama dengan bahasa sebelum dia meninggal dunia. Mungkinkah ini berkat bantuan dari Ratu Naga?
Betul, kalau dipikir-pikir, Ratu Naga belum memberitahunya bagaimana ciri-ciri fisik dari Pangeran Naga. Apa yang harus Sally lakukan?! Ada banyak manusia di dunia ini! Sangat susah apabila harus mencari Pangeran Naga diantara jutaan manusia! Ratu Naga agaknya ingin melihat dia menderita menangis darah!
"Agu~~"
Heinrich tertunduk, menatap wajah mungil putrinya seolah tidak percaya. Putrinya .... membuka mata, dia bisa melihat iris hijau lebar mirip seperti miliknya. Bulu mata lentik tipis dari si bayi berkibar saat kelopak matanya berkedip dengan gerakan lambat. Putrinya menang sangat cantik!
Sally mengangkat kedua tangannya, bergerak meninju angin. Bibir kecilnya terbuka membentuk senyuman, air liur merembes keluar melewati sudut mulut.
Eh?!
Liur?!
Ah! Ini memalukan! Dia ingin terlihat manis di depan Ayah Tampan! Hei liur! Kenapa kau harus keluar?! Harga dirinya bisa jatuh!
Heinrich tertawa bahagia mengamati keaktifan putrinya. Mengambil sapu tangan dari saku celana, mengusap sudut bibir Sally secara telaten. Tak terasa satu tetes air mata terjatuh membasahi pipi berlemak.
Ayah menangis?
Sally bergerak memukul tangan Heinrich, tubuh bayi ini sangat susah digerakkan. Baru meregangkan tubuh beberapa detik dia sudah merasa lelah dan ingin tidur. "Agu~~ auwa~~"
"Benar, aku Ayahmu. Malam ini Sally akan tidur bersama Ayah dulu karena Ibu sedang sakit panas setelah minum obat."

Komentar Buku (85)

  • avatar
    AnggasAlvin

    good

    28/06/2023

      0
  • avatar
    FamkaJulia

    ceritanya bagus banget, lanjutin novelnya.

    15/01/2023

      0
  • avatar
    Kenzo

    saya sedikit terharu membaca cerita ini

    09/07/2022

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru