logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

chapter 6

Sampai detik ini aku belum tahu dimana Mas Bayu menyimpan berkas-berkasnya. Yang aku temukan hanya ATM dan kotak merah kemarin. Apakah aku harus mundur saja.
Kalau mengikuti rencana Meli sepertinya lama sekali aku sudah tidak tahan dengan tingkah Mas Bayu.
"Kamu darimana?"tanya Ibu setelah aku masuk ke rumah.
"Habis ketemu sama Meli, buk,"jawabku.
"Apa rencana Meli berhasil,"tanya Ibu.
"Mas Bayu nggak pulang, Buk,"balasku.
"Ha, nggak pulang. Kemana saja anak itu.,"amuk Ibu.
"Ssstt, jangan kencang-kencang, entar Ayah dengar, buk,"ucapku. Seketika Ibu langsung membekap mulutnya sendiri.
"Saran Ibu, lebih baik ikuti kata hati kamu saja. Jangan gegabah biar saja pelan, tapi pasti,"ucap Ibu.
"Maksudnya, buk?"tanyaku.
"Balik ke rencana kamu sebelumnya, nggak usah ikuti saran Meli. Hati kecil Ibu mengatakan kalau Meli tidak jujur,"ujar Ibu. Aku mengernyitkan keningku, aku sama sekali tidak paham apa maksud Ibu.
"Maksud Ibu, Meli tidak jujur bagaimana. Rika nggak paham, buk,"ucapku.
Ibu menghela nafas panjang lalu melepaskannya perlahan.
"Nanti juga kamu bakalan tahu sendiri. Boleh sesekali kamu minta bantuan Meli, tapi jangan terlalu sering,"ucap Ibu.
Sungguh aku tidak mengerti apa maksud dari ucapan Ibu. Meli tidak pernah membohongi aku, malah dia sering membantuku.
"Sudahlah lebih baik kamu pulang dulu siapa tahu Bayu sudah pulang. Jangan karena Bayu selingkuh kamu malah sering tidak di rumah yang ada Bayu semakin senang kamu tidak di rumah,"jelas Ibu.
"Saya pulang dulu, buk. Rania ikut pulang sama Bunda nggak?"tanyaku pada gadis kecilku itu.
"Lania mau di tini aja tama nenek. Di lumah nggak ada temen cuma bunda taja temanna ndak telu, di tini ada tatek sama nenek ada bik Ala uga,"cerosos Rania.
"Ya sudah bunda pulang dulu ya, Rania jangan nakal-nakal ya nurut apa kata nenek sama kakek. Bik Ara jangan di jaili terus ya,"pesanku pada Rania.
"Iya bunda, lania ndak natal,"balasnya.
"Buk, Rika pulang dulu,"ucapku pamit.
"Iya nak. Ingat pesan Ibu jangan pernah terlalu percaya pada teman sendiri dan jangan terlalu berharap bantuan teman karena kita tidak tahu bisa saja teman menusuk kita dari belakang. Pasti kamu bisa menjalani semua ini,"ujar Ibu panjang lebar.
"Iya buk, Insyaallah Rika ingat pesan Ibu,"ucapku walau belum sepenuhnya paham ucapan Ibu.
Biarlah aku pikirkan nanti saja kalau terus bertanya pada Ibu yang ada Ayah keburu pulang dari toko.
Setelah berpamitan pada Ibu aku pulang, aku hanya berjalan kaki saja karema rumah Ibu tidak terlalu jauh.
Sambil berjalan aku masih berpikir tentang ucapan Ibu. Aku belum paham apa maksudnya. Jangan terlalu percaya pada Meli, sungguh aku tidak mengerti sama sekali.
Tiba di rumah belum ada tanda-tanda Mas Bayu pulang. Sepertinya aku harus lebih cepat bertindak, sementara biar aku yang mengalah demi rencanaku.

Aku menjatuhkan bokongku ke sofa empuk milikku, kupijit keningku yamg terasa pusing akibat memikirkan Mas Bayu.
Saran Ibu aku ikuti biarlah Meli tidak tahu, mungkin apa yang dikatakan Ibu benar kalau Meli bisa saja tidak jujur dan dia memberitahu rencanaku pada Mas Bayu.
Ku ambil ponselku dari dalam tas, ku hubungi Mas Bayu.
"Hallo Mas kamu dimana, kenapa tidak pulang semalam. Aku risau Mas,"ucapku. Entah kenapa aku mual sendiri dengan ucapan ku, tapi biarlah demi rencanaku aku harus bisa bersandiwara.
Jika Mas Bayu bisa bersandiwara aku juga harus bisa.
"Maaf ya, dek sudah membuat kamu risau. Mas lupa ngasih kabar kalau Mas tidur di rumah Kak Ambar,"ucapnya. Berbohong lagi, dia bilang tidur di rumah kakaknya nggak percaya aku.
"Oh, sekarang kamu pulang dong Mas, aku kangen nih,"ucapku dengan lembut agar Mas Bayu percaya kalau aku beneran kangen padanya.
"Mas kira kamu nggak kangen sama Mas dan masih marah sama Mas,"ucapnya sok benar.
"Aku minta maaf ya Mas, harusnya aku tidak membuat kamu marah,"ucapku.
Padahal yang harusnya marah itu aku, tapi ini hanya drama saja.
"Iya Mas maafin, besok besok jangan di ulang lagi ya,"ucapnya.
Padahal aku tidak ada membuat kesalahan hanya berpura-pura kenal dengan Vira saja, tapi Mas Bayu sudah marah seperti ini.
Kalau saja aku tidak mengatakan nama Vira temanku mungkin Mas Bayu tetap juga tidak akan pulang, dia hanya mencari kesalahan ku saja saat ini.
"Mas pulang ya,"ucapku lagi.
"Iya Mas pulang, tapi kamu janji jangan marah-marah lagi,"balasnya, membuat aku mual.
Entah kapan aku marah-marah padanya. Dasar lelaki banyak maunya banyak juga bohongnya. Huft!
"Iya Mas,aku janji nggak akan marah-marah lagi,"ucapku. Ingin muntah aku rasanya saat ini, tapi aku tahan takut Mas Bayu curiga.
"Mas pulang sekarang, kamu tunggu Mas ya,"ucapnya dan langsung mematikan sambungan telpon.
Sebentar lagi Mas Bayu akan pulang, saatnya memulai rencana. Aku ke dapur dan mengambil bahan-bahan sayuran yang akan di masak.
Aku memasak sayur capcay kesukaan Mas Bayu dan ikan nila goreng serta sambal terasi. Mas Bayu sangat suka masakan seperti itu, tapi semenjak Mas Bayu selingkuh dia jarang makan di rumah.
Sekarang akan aku selalu memaksa Mas Bayu makan banyak agar suamiku itu kenyang dan tidak mau makan di luar lagi bersama wanita itu.
Setelah selesai memasak aku pun mandi selesai mandi ku pakai baju yang paling sexi, untuk saat ini biar lah aku ikuti rencana Meli, tapi kedepannya aku punya rencana sendiri yang membuat Mas Bayu menyesali perbuatannya.
Satu jam kemudian Mas Bayu akhirnya pulang ke rumah, aku segera berlari membukakan pintu, ku sambut Mas Bayu dengan senyuman.
Mas Bayu melongo melihat ku, dia menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ku tarik tangan Mas Bayu masuk kedalam rumah.
Dia belum berhenti menatapku, tapi tidak aku hiraukan biar saja dia menatap ku seperti itu, mungkin dia pangling melihatku, hihihi.
"Mas mau mandi dulu apa makan dulu?"tanyaku.
"Mas mandi dulu aja dek, gerah soalnya,"balasnya.
"Ya sudah Mas mandi dulu saja, biar adek siapkan pakaian Mas,"ucapku.
Mas Bayu segera ke kamar mandi, aku ke kamar menyiapkan pakaian Mas Bayu. Setelah aku mengambil baju Mas Bayu. Ponsel milik Mas Bayu berbunyi, aku pun membuka pesan tersebut
[Hati-hati dengan istri kamu, dia punya rencana untuk membuatmu lupa padaku].
Nomornya tidak tersimpan, tapi profilnya foto buku nikah.

Komentar Buku (85)

  • avatar
    SimanjuntakEsra

    makanya jgn selingkuh PAOK

    4d

      0
  • avatar
    Keeple keceh

    Mantap boskuu

    8d

      0
  • avatar
    Nyimas Kangmas

    seruuuu alurnya

    10d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru