logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Siska mengikuti Arya

Bab 7
"Aku mencintai Arya, seperti kamu mencintai Azka. Jadi saat kalian pisah nanti kamu bisa balik sama Azka,dan Arya jadi milikku." Tiara menegaskan kata-katanya. ia menatap Siska dengan sinis lalu pergi.
Siska hanya terdiam. Rasanya ingin sekali marah, dia menghela nafas panjang tanda kesal. Siska menuju kasir dan membayar belanjaannya kemudian dia keluar dari supermarket tersebut. Tepat dihadapannya, agak kejauhan dia melihat mobil Arya terparkir depan supermarket. Dia mengucek-ngucek mataku, dia berfikir mungkin salah melihat orang. Ternyata itu memang mobil Arya, dan Arya ada di dalamnya, kaca mobilnya terbuka hingga Siska bisa dengan jelas melihat Arya.
"Kenapa Arya tiba-tiba ada disini?" Pikir Siska. Siska hanya berdiri diam memperhatikan Arya.
"Apa Arya tahu kalau aku disini yah jadi dia berniat menjemputku." Pikirnya lagi.
Arya menoleh ke arah Siska. Siska melihat Arya tersenyum dan melambaikan tangannya. Apa dia sudah kembali perhatian lagi seperti dulu? Segala macam pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Siska saat dia berfikir Arya melambaikan tangan padanya.
"Ah sudahlah, aku datangi saja. Dia kan sudah baik mau jemput aku disini tanpa kuminta" gumam Siska dalam hati. Dia lalu melangkahkan kakinya menuju mobil Arya, tapi langkahnya terhenti saat seorang wanita dari arah belakangnya tiba-tiba berjalan dengan sedikit berlari sambil tersenyum menuju ke mobil Arya dan merekapun saling tersenyum. Wanita itu adalah Tiara, ia lalu masuk ke dalam mobil Arya dan mereka pun pergi.
Kebetulan ada mobil taksi yang lewat, tanpa berfikir panjang Siska langsung masuk ke dalam mobil.
"Pak ikuti mobil putih yang didepan itu pak." Kata Siska pada sopir.
"Baik Bu." Jawab Sopir tersebut.
"Bisa cepat sedikit pak? Jangan sampai kita kehilangan jejak." Katanya lagi dengan cemas.
Siska pun terus mengikuti kemana mobil Arya pergi, beruntung Arya tidak pernah mengemudi dengan kecepatan tinggi jadi dia bisa dengan mudah mengikutinya tanpa kehilangan jejak.
Sekitar 30 menit Siska mengikuti mobil Arya, tak lama kemudian mobil tersebut berhenti dan masuk ke dalam parkiran sebuah hotel mewah berbintang. Jantung Siska seakan berhenti berdetak seketika memikirkan apa yang Arya lakukan bersama Tiara didalam hotel itu.
"Pak berhenti, kita putar balik saja pak." Pinta Siska pada sopir. Dengan segera pak sopir memutar balik mobilnya. Siska memutuskan untuk pulang ke rumah saja.
Di perjalanan tak henti-hentinya Siska memikirkan Arya. Air matanya tiba-tiba menetes untuk pertama kalinya Karena Arya. Apa hubungannya dengan Tiara sudah sejauh itu? Apa yang mereka lakukan di hotel itu? Siska terus bertanya-tanya dalam hatinya tanpa tahu jawabannya.
Sesampainya dirumah. Siska turun dari mobil dan memberikan sejumlah uang kepada Sopir tersebut. Saat hendak berjalan menuju pintu, dia melihat Azka sedang duduk di teras rumah.
"Azka, kamu ngapain disini?" Tanya Siska.
"Nungguin kamu." Jawabnya.
"Kok gak bilang aku dulu sih kalau mau datang?"
"Kamu yang gak bisa dihubungi makanya aku datang, pas aku nyampe gak ada siapa-siapa. Jangan bilang Kamu pergi sama Arya?" Ucap Azka dengan kesal.
"Enggak.. kamu liat sendiri kan aku turun dari taksi sendiri."
"Terus Arya ke mana?"
"Mana aku tahu Azka, dia lagi sama Tiara mungkin." Ucap Siska dengan nada kesal.
"Kamu gak lagi cemburu kan Siska?" Mata Arya melihat Siska dengan tatapan aneh dan mengerutkan keningnya.
"Ahh enggak lah.. ayo masuk." Siska membuka pintu rumah dan mereka pun masuk. Siska memang membawa kunci rumah, Arya juga membawa kunci. Jadi mereka tak perlu saling menunggu satu sama lain saat tiba di rumah jika tak ada orang.
"Kamu emangnya abis dari mana?" Ucap Azka lalu duduk di sofa ruang tamu.
"Abis dari supermarket. Kamu liat kan ini belanjaan ku banyak." Siska mengangkat kantongan berisi belanjaan. Dia menuju dapur dan meletakkan bahan makanan yang tadi dia beli.
"Azka.. lepasin.." Siska kaget saat Azka tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Sebentar aja Siska, gak ada orang juga kan jadi kita bisa mesra-mesraan." Ucap Azka sambil mengeratkan pelukannya.
"Tapi nanti kalau Arya tiba-tiba datang gimana.. lepasin Azka." Pinta Siska. Dia berusaha melepas tangan Azka dari perutnya.
"Biarin aja Arya datang, dia kan sudah tahu tentang kita. Lagian juga kan gak lama lagi kamu pisah sama dia."
"Aryaa lepasin... " Siska semakin berusaha melepaskan diri. Tapi pelukan Azka semakin erat.
"Ada apa ini?" Arya tiba-tiba datang. Azka langsung melepaskan pelukannya.
"Arya aku bisa jelasin. Kamu salah paham." Ucap Siska dengan terbata.
"Gak apa-apa Siska, tapi lain kali aku harap kamu tidak seberani ini memasukkan laki-laki lain saat aku tidak dirumah." Ucap Arya dengan tegas.
"Heii santai bro. Siska itu pacarku." Kata Azka dengan lantang.
"Tapi DIA MASIH ISTRIKU. Kamu ingat baik-baik itu." Arya dengan lantang berteriak pada Azka.
"Azka kamu pulang sekarang. Nanti aku hubungi." Pinta Siska pada Azka.
Azka mengepalkan tangannya pertanda ia sangat marah. Tapi dia tak ingin bertengkar di rumah Arya. Ia lalu meninggalkan Siska dan Arya.
"Arya tunggu..." Ucap Siska saat melihat Arya berjalan hendak naik ke lantai atas kamar mereka. Tapi ia sama sekali tak menoleh atau merespon Siska. Siska berjalan dengan sedikit berlari menaiki tangga untuk mengejar Arya.
"Arya...." Teriak Siska saat dia terjatuh.
"Siska?" Arya lalu berbalik dan bergegas menolong Siska.
Beruntung Siska tak sampai terguling ke bawah, hanya lututnya saja yang membiru akibat terbentur. Siska kaget saat Arya dengan sigap langsung menggendongnya dan membawanya ke kamar.

Komentar Buku (348)

  • avatar
    AmiraDyg

    good

    5h

      0
  • avatar
    gojolRijal

    buku nya bagus

    1d

      1
  • avatar
    BataAlif

    CERITAANYAA ASIKKK BANGETT, SUKAA ! 🙇🏻‍♀️

    4d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru