logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 Siska bertemu Tiara

Bab 6
"Arya mau ke mana yah?" Tanya Siska dalam hati. Siska mulai bertanya-tanya Arya akan kemana dan bertemu dengan siapa dengan penampilan seperti itu.
Siska melihat layar hapenya berdering, pesan masuk dari Azka. Dia sudah berjanji akan bertemu dengannya. Siska pun bersiap lalu pergi menemui Azka ditempat yang sudah ia tentukan.
Tak di sangka sesampai disana, Siska melihat Arya bersama seorang wanita, entah siapa wanita itu. Dia tersenyum pada Arya, mereka terlihat dekat. Siska mendatanginya, ada rasa sesak di hatinya melihat Arya bersama wanita lain. Namun Azka tiba-tiba muncul kemudian Arya memukulnya. Siska melihat wanita itu menarik tangan Arya dan menggandengnya keluar. Hatinya lagi-lagi terasa sesak melihatnya.
*************
Sejak Siska melihat Arya bersama wanita itu, Arya mulai berubah. Dulu walaupun Siska selalu bersikap dingin dan kasar, tapi Arya tetap saja peduli pada Siska. Dia selalu perhatian pada Siska, bahkan ia sering menyempatkan untuk membelikan makanan untuk Siska sepulang kantor, walaupun sering Siska mengabaikan dan tak pernah memakan makanan yang Arya bawa pulang. Namun Sekarang, Arya bahkan tak bicara padanya, menyapanya pun tidak.
Hari sudah malam, Arya belum juga pulang dari kantor. Biasanya ia selalu pulang tepat jam 5 dan sebelum Maghrib ia pasti sudah ada dirumah. Tapi sudah seminggu ini dia tak pernah pulang tepat waktu, dia selalu pulang malam. Entah apa yang Siska rasakan, Siska mulai merasa kehilangan Arya.
Saat Siska turun dari kamar, dia melihat Arya baru saja masuk. Dan lagi, ia tak menyapa Siska. Melihat Siska pun ia tak mau.
"Ada apa dengan Arya yah? Mungkinkah ia sudah tidak peduli padaku? Ah sudahlah, bukankah memang aku yang menginginkan agar Arya menceraikan aku secepatnya agar aku bisa menikah dengan Azka." Pikir Siska
Tapi entah kenapa hati Siska mulai terasa sakit dengan sikap cuek Arya yang dulu selalu perhatian.
Arya langsung masuk ke dalam kamar tanpa sedikitpun menoleh ke arah Siska. Siska yang berniat ke dapur untuk mengambil cemilan tapi dia membatalkan niatnya. Dia berbalik dan menyusul Arya masuk ke dalam kamar.
"Arya.. aku mau ngomong sesuatu." Kata Siska sesaat setelah dia menutup pintu kamar.
"Iya mau ngomong apa?" Ucap Arya tanpa melihat Siska, ia sibuk melepaskan dasi dari kerah bajunya.
"Kamu kenapa sih Arya?"
"Kenapa apanya? Aku gak kenapa-kenapa." Jawab Arya dengan santai. Lagi-lagi ia tak ingin melihat Siska.
"Kamu kenapa jadi bersikap dingin begini sama aku?" Nada bicara Siska mulai kesal.
"Loh .. sejak awal kan kamu gak anggap aku suami kamu, kita juga sudah sepakat untuk tidak mencampuri urusan masing-masing. Bukannya selama ini kamu bersikap kasar dan dingin padaku tapi apa pernah aku protes? Gak kan.. "
"Tapi kan..." Kalimat Siska terjedah.. Siska mulai bingung apa yang harus dia katakan karena apa yang Arya katakan memang benar. Jika dia katakan dia tak suka jika Arya tidak lagi peduli padanya berarti dia seakan sangat mengharapkan Aryw.
"Tapi kenapa?" Tanya Arya.
"Ah sudahlah terserah kamu aja kalau gitu, toh juga gak nyampe sebulan lagi kita akan pisah sesuai kesepakatan kalau kamu akan bebaskan aku dari pernikahan ini kan."
Arya hanya diam. Ia tak lagi merespon. Siska keluar dari kamar dan ditutupnya pintu dengan keras.
"Ada apa denganku? Harusnya aku senang jika Arya sudah tidak menyukaiku lagi, setidaknya dia tidak akan sakit hati lagi saat kita berpisah nanti sehingga aku tak perlu merasa terbebani dengan memikirkan perasaannya. Tapi kenapa hatiku mulai merasa sesak, sejak kulihat dia bersama seorang wanita dan sejak ia mulai berubah." Ucap Siska dalam hati.
Siska melangkahkan kakinya menuju ke dapur mencari cemilan. Dia melihat stok makanan sudah habis. Dia keluar rumah berniat membeli beberapa makanan sekalian merasakan udara segar dimalam hari, setidaknya dia bisa lebih sedikit tenang saat berbelanja.
Siska ke supermarket tak jauh dari rumahnya. Dia membeli beberapa makanan, minuman, dan juga tak lupa dia membeli buah yang segar. Saat Siska memilih-milih buah, tak sengaja dia melihat seorang wanita tepat disampingnya juga sedang memilih buah. Siska memperhatikan wajahnya dengan seksama, dia merasa pernah melihat wanita itu. Tapi kapan dan dimana Siska tak begitu tahu dengan jelas.
Lalu Siska kembali memperhatikan lagi wajahnya. Siska ingat, ia adalah wanita yang bersama Arya waktu itu, dia adalah Tiara.
"Mba maaf, boleh bicara sebentar?" Siska memberanikan diri berbicara padanya.
"Oh.. iya.. kamu Siska kan?" Jawab Tiara. Dia sepertinya langsung mengenali Siska.
"Iya.. maaf kalau boleh tahu, kamu sama Arya ada hubungan apa?"
"Kamu tanya aja sama Arya. Tapi menurut aku nih yah, aku sama Arya ada hubungan atau enggak, itu bukan urusan kamu." Jawab Tiara dengan tegas
"Arya masih suami aku, aku berhak tahu." Siska mengatakan kalimat tersebut dengan arogan.
"Gak salah kamu? Bukannya kamu gak pernah anggap Arya sebagai suami dan kamu selingkuh dengan Azka itu?"
"Tapi..." Belum selesai kalimat Siska. Wanita yang bernama Tiara itu tiba-tiba berkata
"Aku mencintai Arya."
Siska sontak kaget mendengar apa yang baru saja Tiara katakan. Siska menarik nafas panjang. Ada perasaan sakit, dadanya terasa panas mendengarnya. Siska lalu mengatur nafas dan berusaha untuk mengendalikan dirinya.
"Apa kamu bilang barusan?" Nada bicara Siska mulai tinggi.
"Aku mencintai Arya, seperti kamu mencintai Azka. Jadi saat kalian pisah nanti kamu bisa balik sama Azka,dan Arya jadi milikku." Tiara menegaskan kata-katanya.

Komentar Buku (348)

  • avatar
    AmiraDyg

    good

    3h

      0
  • avatar
    gojolRijal

    buku nya bagus

    1d

      1
  • avatar
    BataAlif

    CERITAANYAA ASIKKK BANGETT, SUKAA ! 🙇🏻‍♀️

    4d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru