logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

BAYANG-BAYANG PELAKOR

BAYANG-BAYANG PELAKOR

Cinta Story


Bab 1 Antara Arya dan Azka

Bab 1
"Kenapa kamu masih bersikap seperti ini sih Siska?" Tanya Arya suaminya yang tak pernah dia anggap sebagai seorang suami.
"Kamu sudah tahu alasannya, tak perlu kukatakan berulang kali kan" jawab Siska dengan kasar. Dia lalu menarik selimut dan tidur membelakangi Arya.
Sudah genap setahun pernikahan mereka, tapi Siska belum bisa mencintai ataupun menerima Arya sebagai suaminya. Bukan dia tak baik, dia sangat teramat baik hingga dia bahkan tak menceraikan Siska walaupun dia tahu Siska tak pernah menghargainya sebagai seorang suami. Selama setahun pernikahannya, tak pernah dia sedikit pun menyentuh Siska.
Pernikahan ini adalah suatu kesalahan, Siska akui dia salah dalam hal ini. Dia menerima lamaran Arya saat hatinya tersakiti oleh seorang pria yang sangat dia cintai. Pria itu bernama Azka. Dia mengkhianati Siska dengan menjalin hubungan dengan wanita lain di belakangnya. Saat itu Siska bertemu Arya, dia sangat baik pada Siska. Dia berfikir bahwa dia pasti bisa melupakan Azka dan mencintai Arya, itu sebabnya dia menerima lamaran Arya. Tapi seketika dimalam pertama pernikahan kami, Siska merasa tak sudi disentuh oleh Arya. Dia belum siap membuka hatinya untuk Arya.
Arya menanyakan tentang perubahan sikap Siska yang menurutnya tiba-tiba. Siska pun menjawabnya dengan jujur saat itu. Siska tak ingin menyakiti hatinya lebih dalam lagi dan lebih jauh lagi. Tapi dia malah dengan sabar menerima dan tetap berharap Siska akan berubah fikiran dan bisa mencintainya.
***********
"Kamu mau kemana?" Tanya Arya saat melihat Siska bergegas dengan pakaian yang sudah rapi.
"Bukan urusanmu.." Siska hanya menghentikan langkahnya sebentar tanpa menoleh ke arah Arya sedikitpun.
Sudah setahun dan hampir tiap hari Siska menyikapinya dengan dingin. Pernah Siska memintanya untuk menceraikannya saja. Tapi Arya hanya terdiam tapi tak pernah terucap kata itu dari bibirnya. Entah hatinya terbuat dari apa.
"Siska.. tapi sepagi ini kamu belum sarapan. Kamu mau pergi tanpa sarapan?"
Mendengarnya, Siska kembali menghentikan langkah. Tak tahu harus berkata apa. Dia hanya menghela nafas lalu pergi meninggalkan Arya.
Siska pergi menemui Azka. Mereka sering bertemu setahun terakhir ini. Siska merasa tak selingkuh. Hanya saja, dia masih sangat mencintainya. Dia tak bisa mengendalikan dirinya untuk tak berkomunikasi ataupun bertemu dengan Azka itu. Saat dulu Azka tahu bahwa Siska akan menikah, dia sebenarnya menahan Siska. Dia meminta maaf atas kekhilafannya, dia sungguh menyesal karena telah mengkhianati Siska. Tapi, Siska tak bisa membatalkan pernikahannya dengan Arya. Semua keluarga sudah tahu, undangan sudah tersebar. Mana mungkin dia membiarkan keluarganya malu jika dia membatalkannya. Jadi dia terpaksa benar-benar harus menikah dengan Arya.
Siska melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sebuah kafe tempat Azka menunggunya. Dia melihat Azka sudah di sana, Azka menyendiri dan melambaikan tangan saat melihat Siska sambil tersenyum. Siska pun tersenyum dan menghampirinya.
"Kamu udah lama nunggunya yah?" Tanya Siska lalu duduk di kursi depan Azka.
"Enggak juga sih.. sini duduk.. mau pesan apa? Kamu pasti belum sarapan kan?" Jawab Azka
"Tau aja.. aku minum coffe latte aja deh, sarapannya nanti aja."
Azka lalu memanggil seorang pelayan dan memesan makanan dan minuman untuk mereka.
"Siska, Aku mau nanya, tapi kamu jawab yang jujur yah." Tanya Azka dengan serius.
"Nanya soal apa? Kok kelihatannya serius banget sih"
"Hhmm gini.. kamu sebenarnya cinta sama aku gak sih?" Azka menatap Siska dengan sangat serius.
"Kayaknya tanpa aku jawab, kamu pasti sudah tahu jawabannya kan." Siska mencoba tak menjawab dengan jelas,biar ia memaknai sendiri arti hubungan mereka setahun terakhir ini.
"Aku yakin kamu cinta sama aku sih, tapi kenapa kamu gak pisah sama dia aja terus kita nikah."
"Gak semudah itu Azka, aku sudah berjanji sama dia bahwa aku tak akan mengajukan gugatan cerai padanya. Jadi nunggu aja dia yang ceraikan aku."
"Terus sampai kapan seperti ini terus? Aku capek dengan hubungan yang tidak jelas seperti ini Siska, kamu istri orang tapi kita saling mencintai."
"Sabar yah Azka, selama ini aku sudah bersikap sangat dingin padanya, aku bahkan tak melakukan apapun sebagai seorang istri. Mungkin bentar lagi dia akan menyerah sendiri." Siska mencoba meyakinkan Azka.
"Ya udah deh, aku tetap akan tunggu kamu, semoga aja usaha kamu beneran berhasil."
Siska teringat saat dia berkata jujur pada Arya soal perasaannya, dia mengatakan semua yang sejujurnya pada Arya bahwa dia mencintai orang lain. Awalnya dia ingin mengikhlaskan Siska saat itu, tapi setelah dia bertanya kenapa Siska memutuskan hubungannya dengan Azka dan menerima pernikahan ini, dia tiba-tiba tak ingin melepaskan Siska dan membuatnya berjanji bahwa hanya dia yang boleh menceraikan Siska dan tak boleh mengajukan gugatan cerai padanya.
Namun, hingga saat ini. Dia tak juga meninggalkan Siska walau apapun yang Siska lakukan dengan sengaja menyakiti hatinya agar dia menyerah dan berhenti.
"Siskaa... Heii Siskaa.. kamu kok jadi melamun gitu?" Azka memegang tangan Siska dan menggerak-gerakkannya.
"Ahh gak apa-apa kok, lagi mikir aja." Siska menjawabnya dengan terbata.
"Jangan bilang kamu lagi mikirin si Arya itu." Ucap Azka dengan nada sedikit kesal.
"Aku lagi mikir gimana caranya kita bisa sama-sama, itu aja." Jawab Siska
"Kamu tahu aku tak suka bahkan saat kamu menyebut nama Arya sekalipun." Kata Azka lagi dengan sedikit emosi.
"Kasih aku waktu. Aku juga gak suka berada dalam situasi ini, tapi ini sudah terjadi dan harus kita lalui sama-sama".
Entah ke berapa kalinya mereka membahas masalah yang tak pernah terlihat ujungnya ini. Sudah berapa kali Siska meyakinkan Azka dengan kata-kata yang masih sama.
Siska juga merasa kasihan pada Azka, dia harus berada diposisi yang akan mencapnya sebagai perusak rumah tangga orang lain. Tapi dia tetap bertahan dan menunggu Siska terbebas dari status sebagai istri Arya.
Siska sudah memaafkannya karena mengkhianatinya dulu, mungkin cintanya lah yang terlalu besar pada Azka hingga dia bisa dengan mudah memaafkannya.
Setelah menghabiskan waktu bersama Azka, Siska pulang ke rumah untuk istirahat, hari ini Arya sedang libur, dia pasti ada dirumah. Siska akan bicara padanya tentang keinginannya untuk berpisah, dia harus meninggalkan Siska secepatnya, Begitu yang dia pikirkan.
"Kamu dari mana? Tanya Arya saat melihat Siska masuk dan menutup pintu.
"Bertemu Azka.." jawabnya jujur. Siska tak pernah menyembunyikan saat dia berkomunikasi atau bahkan bertemu dengan Azka dibelakangnya.
"Oh... Ya sudah, kamu ganti baju dulu terus makan siang, tadi aku gak ada kerjaan jadi aku sekalian masak buat makan siang kita."
Katanya sambil menyiapkan makanan diatas meja makan.
"Arya.... CUKUP... !! Aku sudah muak dengan semua ini, aku capek..Aku mohon kita pisah saja" Teriak Siska dengan sangat kesal. Dia berlalu meninggalkan Arya dan masuk ke dalam kamar.
To be continue

Komentar Buku (348)

  • avatar
    AmiraDyg

    good

    9h

      0
  • avatar
    gojolRijal

    buku nya bagus

    1d

      1
  • avatar
    BataAlif

    CERITAANYAA ASIKKK BANGETT, SUKAA ! 🙇🏻‍♀️

    4d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru