logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 3

Satu jam yang lalu. Seorang wanita baru saja terlihat keluar dari bus dan kemudian berjalan menuju ke jalanan kecil di dekat wilayah tersebut. Wanita itu seperti baru saja pulang dari tempat kerja dan setelahnya, berjalan lurus ke arah utara. Tidak lama setelah itu terlihat seseorang yang berpakaian terutup dan wajahnya juga tidak kelihatan. Wanita tersebut kemudian mecoba untuk tetap tenang dan tidak memperlihatkan rasa takut. Setelah hampir setengah mati rasanya, wanita tersebut kemudian berlari dan tidak lama setelah itu mencoba melarikan diri sepenuhnya. Sementara itu, orang yang tadi berdiri itu kini hanya terdiam dan membiarkan wanita tersebut pergi. Saat ini, tepat di tempatnya Julian. Dirinya yang sedang duduk sambil mencoba memikirkan sesuatu. Setelah beberapa kali dirinya mencoba mencari jalan keluar, ternyata tidak ada yang berguna. Dirinya semakin merasa pusing dan begitu dirinya membuka ponselnya, kali ini baru saja teringat dengan satu hal yang nyaris sekali dilupakan olehnya. Sesuatu yang mungkin tidak pernah disangka sebelumnya dan sekarang itu malah sedikit membantunya dalam mencari jalan keluar. Sudah banyak hal yang dipelajari, namun tidak ada satu pun yang berguna dan selalu saja berisi sesuatu yang memberatkan baginya bahkan sekarang ini memang sama saja. Disatu sisi juga ada beberapa hal yang memang tampak berbeda dan itulah yang selalu menjadi pusat perhatian. Pikirannya yang mulai tertuju akan satu hal yang sangat penting, tidak lama kemudian Julian sedikit kesal karena memang tidak berguna juga. Kasus yang menjadi bahan perbincangan setiap orang di divisinya itu memanglah aneh. Orang-orang seperti merasa kalau memang itu yang selalu dilakukan dan pada akhirnya mereka juga yang melupakannya. Setelah mencoba menelusuri ini, ternyata Julian masih tdak percaya dan kemudian mencari informasi sendiri. Ada banyak sekali keluhan orang-orang dan rupanya mereka selalu saja mengatakan hal yang sama. Mereka menginginkan perlindungan karena akhir-akhir ini banyak sekali perampokan di wilayah ini. Julian kembali berpikir dan tidak lama setelah itu, pamannya memaggil Julian untuk pergi ke bawah.
“Iya. Tunggu sebentar,” ucap Julian.
Sementara itu, sekarang ini tepat di suatu tempat. Seseorang yang baru saja memesan minuman di sebuah bar yang tidak jauh dari pusat keramaian. Orang itu seketika mengeluarkan sebuah map berwarna cokelat yang terdapat cap dengan lambang tidak biasa. Tidak lama kemudian, orang yang ada di sampingnya itu langsung mengambil benda tersebut dan mereka kini mulai membuka topik perbincangan. Setelah itu, bartender membawa pesanan mereka dan kemudian mereka kembali membicarakan sesuatu yang terlihat sangat serius. Suasana bar yang tenang membuat keduanya berbincang terasa cukup keras.
“Jadi, hanya ini yang kau bawa?” tanya seorang pria yang memakai topi kepada orang yang ada disampingnya itu.
“Ya. Untuk kali ini kurasa ini cukup.”
“Kau yakin akan menyingkirkan mereka hanya dengan in?”
“Memangnya apalagi? Kau mau apa selain dari ini?”
“Wah, ternyata anda cukup dermawan juga tuan.”
“Sejauh ini rencana itu harus berhasil. Dengan begini tidak akan ada yang bisa menghalangiku.”
“Apa yang akan anda lakukan setelah mencapai semua itu? jangan bilang anda pasti akan melupakan semuanya dengan cepat.”
“Kau pikir kau sedang berhadapan dengan siapa?”
“Ah, baiklah. Saya mohon maaf. Sebelumnya ada juga orang yang meminta bantuan saya seperti ini.”
“Apa?”
“Tidak bisa kujelaskan dengan lancang disini.”
“Itu sungguh keterlaluan.”
“Tapi, sejauh ini orang itu masih berada dibawah anda.”
“Benarkah?”
“Ya. Tentu saja. Lagi pula semua orang yang menjadi rekan bisnisku sama saja. Tidak ada yang lebih baik.”
“Kau masih meragukan orang lain rupanya. Mau sampai kapan kau akan terus menggunakan kesombonganmu itu?”
“Aku tidak tahu. Kurasa ini bukan soal kesombongan, melainkan kenyataan tinggi yang kudapatkan.”
“Kau akan menyelesaikannya dengan mudah?”
“Tentu saja.”
“Baiklah. Kalau begitu, kurasa sudah saatnya kau melakukan tahapan rencananya.”
“Akan kupikirkan setelah pergi dari sini. Lagi pula itu tidak terlalu sulit bagiku.”
“Begitukah?”
“Benar.”
Julian yang kemudian menemui pamannya, sekarang dirinya melihat pamannya sedang memeriksa beberapa dokumen dan kemudian Julian merasa sedikit penasaran akan hal itu. Pamannya memang memanggilnya untuk membantu menyelesaikan pemeriksaan ini. Rupanya semua dokumen itu memang sengaja dikumpulkan oleh pamannya hanya karena mungkin saja dimasa depan akan beguna. Setelah beberapa kali dilihat, Julian merasa terkejut karena ini sangat lengkap sekali. Tidak hanya itu saja, dirinya juga mengira kalau pamannya memang orang yang sangat teliti sehingga sesuatu yang terlihat kecil juga lengkap sekali. Julian masih tidak menyangka akan hal ini. Sekarang dirinya mulai paham kenapa pamannya dijuluki si maha tahu adalah karena hal ini. Sebenarnya, ada beberapa hal yang memang terasa tidak bisa dipercaya. Seseorang pernah mengatakan sesuatu kepada orang lain dan kemudian orang itu menyebarkannya juga ke orang yang ditemuinya. Semua itu terus berlanjut sampai akhirnya pihak media mengendus hal itu. Perlahan mereka mulai mendatangi orang yang bersangkutan dan setelah itu mulai menanyakan banyak sekali hal yang berkaitan dengan itu. Orang itu terlihat memaksa dan rupanya itu malah membuat orang yang diwawancarainya itu merasa kesal. Sampai akhirnya orang itu tidak mau lagi bertemu dengan seseorang dari media manapun. Peristiwa itu membuat semua orang dilanda kepanikan bahkan ada yang merasa sangat trauma dan frustrasi. Orang-orang mulai memandang satu hal yang sangat penting sekaligus mengerikan itu sebagai bencana. Disaat itu juga mereka selalu mengangap siapa pun yang berurusan dengan hal itu malah akan mendatangkan hal yang aneh lainnya. Setelah hampir merasa kesal dan tidak ada informasi berlanjut, wartawan itu kemudian pulang dan tidak lama setelah kejadian hari itu, orang tersebut bertemu dengan paman. Saat itu juga paman menjadi orang yang diwawancarai olehnya namun dengan satu syarat penting yang tidak lain adalah semua berita yang berisi peristiwa mengerikan itu harus dimasukan ke dalam dokumen sebagai arsip dan mungkin saja akan berguna suatu saat nanti.
“Jadi, semua yang tercatata disini itu nyata?” tanya Julian.
“Ya. Semuanya nyata. Tidak ada orang yang melupakan semua peristiwa penting itu. mungkin saja kalau ada orang yang berniat mengabadikannya dalam sejarah, itu pasti terwujud.”
“Mustahil.”
“Kau tidak percaya?”
“Maksudku tidak mungkin semua ini…”
“Ya. Wajar saja kalau kau masih belum mengerti. Asal kau tahu saja, semua orang berniat merahasiakan ini.”
“Apa? jadi wartawan itu tidak menyebarkannya ke media mana pun?”
“Tidak. Karena mereka tidak mempercayainya.”
“Hah? Yang benar saja? Bukankah buktinya jelas sekali? Kenapa mereka masih tidak percaya?”
“Karena wartawan itu punya riwayat gangguan jiwa.”
“Apa?”
“Karena masalah itulah semua ini tidak ada gunanya di masa itu.”
Julian kemudian terdiam. Seketika dirinya baru saja ditempa oleh badai. Saat itu pula dirinya sampai merasa sedikit bingung dengan ucapan pamannya ini. Sesekali dirinya hanya merasa kalau mungkin saja apa yang dirasakan oleh orang itu sangat menganggu pikirannya. Julian kemudian memeriksa dokumen yang lain dan kali ini matanya tertuju akan satu hal yang cukup menarik. Tidak lama setelah itu, dirinya kembali merasa seperti bertimpa sesauatu yang kemudian menggoyahkan hatinya. Dirinya seakan berada dalam situasi yang memag sangat megerikan dan itulah yang saat ini dirasakan olehnya. Satu hal yang paling penting adalah kenapa semua ini terjadi. Pertanyaan yang dalam sekejap malah bersarang di dalam kepalanya, Julian mulai merasa sedikit risih akan hal itu dan perlahan menghela nafasnya. Satu hal yang paling penting baginya adalah tetap tenang dalam kondisi apa pun dan tidak harus merasa cemas walau sebenarnya itu cukup berbahaya. Situasi yang terlihat mengkhawatirkan, saat itu juga dirinya sampai tidak habis pikir lagi dengan semua informasi yang tercatat dalam dokumen-dokumen ini. Seolah semua itu sangat mengerikan. Tidak hanya itu saja, Julian juga sampai saat ini masih terus kepikiran dan kemudian pamannya menyuruhnya untuk beristirahat saja. Julian sudah banyak sekali membereskan dokumen dan sekarang dirinya mulai terlihat bersantai sejenak.
“Apa paman akan terus menyimpan semua dokumen ini?” tanya Julian yang merasa sedikit penasaran.
“Ya. lagi pula kalau ini dibuang akan sangat disayangkan. Banyak hal yang harus disimpan dalam memori lama. Semua itu tentunya bertujuan untuk bisa memberikan manfaat dikemudian hari.”
“Ah, begitu rupanya. Aku mengerti sekarang. Tapi paman, bukankah akan sangat meyebalkan kalau ada orang yang kemudian mengambil datanya dan disimpan menjadi miliknya selamanya?”
“Itu hanya berlaku bagi sebagian orang saja.”
“Jadi paman tidak masalah?”
“Ya. Itu bukan apa-apa. memangnya siapa yang kau maksud itu?”
“Ah, bukan siapa-siapa. Ini hanya soal misalnya saja.”
“Kau ini.”
Saat ini tepat di tempatnya Jasper. Dirinya yang terlihat sangat sibuk itu kemudian mulai merasa sedikit kesal dan tidak lama setelahnya langsung menghela nafasnya. Dari tadi dirinya terus merasa terbebani dengan beberapa tugas yang diberikan oleh seniornya itu. Sesekali dirinya ingin sekali merasa damai dan ternyata harapan itu sungguh tidak pernah ada. Semuanya terasa sangat berat dan kali ini dirinya harus ikut kemana pun orang itu pergi. Setelah hampir merasa gila, tidak lama kemudian dirinya mulai teringat akan sesuatu. Jasper seketika memeriksa ponselnya dan ternyata ada enam panggilan tidak terjawab. Dengan cepat dirinya langsung menghubungi orang yang menelponnya itu sebelumnya.
“Wah, maaf, tadi sama sekali tidak memegang ponselku. Ada apa kau menghubungiku sebanyak itu?”
“Heh, bodoh. Apa kau sudah gila? dimana kau sekarang?”
“Astaga, belum apa-apa sudah mengumpat. Sekarang aku ada di tempat barang bukti. Ada apa?”
“Kau sudah mulai menyelidiki kasus?”
“Tidak juga. Sebenarnya ini hanya sekedar membantu senior saja. Kenapa kau terlihat gembira sekal?”
“Padahal tadinya akan kuberi kau selamat.”
“Hah? Tidak perlu. Kurasa akhir-akhir ini aku akan sangat sibuk jadi tidak ada waktu untuk bertemu dan merayakan pesta.”
“Begitu rupanya. Baiklah. Tidak masalah. Oh iya, sebenarnya aku hanya ingin memberitahumu sesuatu.”
“Apa itu?” ucap Jasper dan ketika orang itu memberitahunya, tiba-tiba saja dirinya langsung terdiam membeku.

Komentar Buku (51)

  • avatar
    PurbaTrisaka

    gem seru bica baca cerita

    17/08

      0
  • avatar
    KepoSaha

    100

    10/07

      0
  • avatar
    SaidAbu

    mantaap

    25/06

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru