logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 7 Masalah Baru

"Sudahlah Paman, tolong berhentilah, stop paman tolonglah, aku mohon dengan segala hormat, Aku sudah muak mendengar tentang Si Tua Bangka itu, tolong jangan membelanya terus, pergilah, tolong pergi dari hadapanku!" Bentak Aditya, emosinya tak terkendali jika mendengar pujian dan pembelaan untuk Ayahnya tersebut.
 
"Baiklah Saya akan pergi, jika Anda membutuhkan Saya, Saya ada di ruang sebelah" ucap Paman Yosef yang kemudian segera pergi meninggalkan Aditya yang penuh dengan kemarahan itu.
 
Aditya hanya termenung memikirkan setiap perkataan dari Paman Yosef dan Ibunya yang selalu bilang semua ini untuk dirinya, Ayahmu melakukan ini untukmu dan semua hanya tentang dan untuk Dia, tetapi yang Dia ketahui selama ini adalah bahwa Ayahnya itu adalah orang yang telah mengusirnya dan Ibunya, orang yang telah menelantarkannya dan Ibunya, serta Dia adalah manusia paling tidak bertanggung jawab menurut versinya. Tetapi mengapa semua orang begitu mengagumi dan membelanya, bahkan Ibunya sendiri yang sering menasehatinya jika tidak boleh membenci Ayahnya seperti itu, bahwa ayahnya adalah seorang penolong, malaikat dan pria bertanggungjawab.
Sekarang Aditya terjebak dalam masalah perusahaan, semakin murka dan bencinya Dia kepada Ayahnya karena sudah melibatkan nya sedalam ini, merenggut kebebasan hidup nya serta Ibu nya. Bahkan dia sekarang tidak bisa lagi memanggil Ibunya sendiri dengan sebutan Ibu, dia harus memanggil wanita lain sebagai ibunya, Aditya begitu geram, hatinya sungguh sakit, kutukan demi kutukan dia lontarkan padaayahnya itu.
 
Kring …
Suara telepon membuyarkan pikiran Aditya yang sangat kacau, Dia segera memencet tombol terima.
 
"Iya" jawab Aditya ketus.
 
"Aditya, segera keruangan Saya" terdengar suara Nyonya Sandra di ujung telepon.
 
"Baiklah" jawab Aditya tak bisa menolak, kemudian menutup telepon dan segera berdiri, berjalan keluar dari kantornya menuju kantor Nyonya Sandra yang terletak di lantai bawah, tepatnya berjarak satu lantai dari kantornya yang berada di posisi paling atas.
 
Tok, tok, tok.
Aditya mengetuk pintu kantor Nyonya Sandra, seseorang membuka pintu dan itu adalah Nyonya Sandra sendiri.
 
"Halo anakku" sapa Nyonya Sandra yang kemudian merangkul lengan Aditya.
 
Aditya masih bersikap ketus, aktingnya Nyonya Sandra Dia pikir sungguh lucu dan menggelikan, Aditya berusaha melepaskan tangan Ibu tirinya tersebut tetapi saat Dia masuk ternyata di dalam ruangan ada beberapa tamu sudah berdiri menyambutnya. Dengan segera Aditya memasang senyum di wajahnya serta mengelus dan memegang kembali tangan Nyonya Sandra yang tadinya sempat ingin berusaha Dia lepaskan.
 
"Ayo kata Paman-Pamanmu ini, Kamu katanya tidak mau menerima mereka di Kantormu, apakah benar itu nak?" Tanya Nyonya Sandra dengan nada bercanda.
 
Aditya sontak merasa gugup, Dia tidak berpikir jika kedua lintah ini akan pergi ke Ibu tirinya untuk mengadu.
 
"Maaf Ibu, Anda dengan cepat memberi Saya tugas berat ini, untuk itulah Saya membutuhkan waktu untuk mempelajari semuanya, bukankah Saya masih disini? Waktu untuk bertemu Saya masih banyak? Kenapa mereka sangat terburu-buru, bukankah selama ini kami tidak saling mengenal?" Aditya menjawab pertanyaan Nyonya Sandra dengan pertanyaan lagi.
 
Sontak Tuan Billy dan Tuan Benny berdiri tertegun karena yang dikatakan Aditya itu tidak sepenuhnya salah, "bukankah kepemimpinan itu akan berada beberapa tahun di tangan keponakannya itu? Lalu mengapa mereka sangat terburu-buru?" Tanya Tuan Benny dalam hati.
 
"Nah, itu jawaban yang benar putraku, tetapi tampaknya Paman-Pamanmu ini ingin sekali segera bertemu denganmu, untuk melihat kemiripan kita, perilakumu dan asal usulmu, tepatnya mereka sudah tak tahan ingin segera membuka kedokmu haa …" ucap Nyonya Sandra yang kemudian tertawa kecil membuat kedua adiknya itu pucat pasi, karena memang benar tuduhan kakaknya tersebut.
 
"Ibu, Sayangku ….Tadi juga saat Tuan Benny dan Tuan Billy ingin menemuiku, posisiku sedang bersama tamu lain yaitu Tuan Weber dan Tuan Abraham, bagaimana bisa Aku bersikap tidak sopan dengan menerima tamu lain disaat aku sedang bersama tamu lainya juga?" Tanya Aditya lagi.
 
"Oh, rupanya Pemimpin sedang bersama tamu yang sudah terlebih dahulu bertamu dan dua tamu ini menyerobot ingin menemuinya, tetapi karena Kamu menolak, mereka datang ke tempatku untuk melaporkan sikap pemimpin yang tidak sopan terhadap mereka, haa …." Jawab Nyonya Sandra sambil tertawa kecil lagi.
 
"Tidak Kakak, maafkan kami, ka-ka-kami tidak bermaksud seperti itu" ucap Tuan Billy terlihat sangat gugup hingga berkata terbata-bata.
"Tolonglah Billy, Benny, dari awal kalian selalu membuat ulah saja, bukanya membela aku dan keponakanku, tapi kalian malah menusuk aku dari belakang, apakah kalian tidak malu tadi saat mencalonkan diri menjadi pemimpin? Dasar bodoh, siapa yang memberi keberanian pada kalian bersikap seperti itu, siapa?" Tanya Nyonya Sandra sambil membentak adik-adiknya itu.
 
"Kak Benny Kak, Aku tidak mencalonkan diriku" jawab Tuan Billy menyalahkan kakak keduanya yaitu Tuan Benny.
 
"Seharusnya kalian tahu diri sedikit, siapa yang memberi saham sebanyak itu pada kalian jika bukan Pemimpin, Tuan Besar, Suamiku, yang sekarang sedang terbaring sekarat di atas kasur rumah sakit, huh? Siapa? Memalukan! Sungguh memalukan!" Bentak Nyonya Sandra lagi.
Kedua adiknya menunduk, tidak disangka mereka akan habis dicaci maki oleh kakak tertuanya itu.
 
"Maafkan Saya Kak, Saya tidak tahu jika Kakak ipar sedang mengalami musibah" jawab Tuan Benny.
 
"Meskipun Dia tidak mengalami musibah, harusnya kalian menjadi perisai terdepan untuk membelanya, ingatlah jasa-jasanya kepada kalian, Dia merelakan posisi kepemimpinan terus bermasalah karena memberikan kalian saham yang begitu besar secara cuma-cuma hanya untuk agar hidup kalian berkecukupan, dipandang, dihormati dan dihargai, tapi apa yang kalian lakukan padanya? Kalian menusuknya, bahkan keponakan kalian sendiri pun kalian anggap orang sewaanku, sehingga kalian menganggapnya tidak sopan saat Dia belum menerima kalian di kantornya, lucu sekali." Teriak Nyonya Sandra begitu nyaring membuat seisi ruangan seketika terdiam sunyi senyap.
"Maaf kak, tolong maafkan kami, kami hanya merasa jika kejadian hari ini begitu mengejutkan, tiba-tiba saja kami memiliki seorang keponakan yang tidak pernah kami temui dan ketahui sebelumnya, belum lagi saat Kakak dan Kakak Ipar belum datang, kursi kepemimpinan sudah jadi rebutan, Aku melihat anggota lain berkolaborasi dengan si Calvin anak ingusan itu, mereka ingin mengangkatnya menjadi pemimpin baru, Aku terbawa suasana tadi Kak, maafkanlah Aku kak" jawab Tuan Benny suaranya terdengar bergetar karena ketakutan.
Bagi Benny dan Billy, meskipun Sandra adalah perempuan paling anggun, terhormat, sopan dan pintar dinilai oleh orang lain tetapi untuk mereka Dia adalah sosok nenek sihir yang sangat mereka takuti, Sandra memang Kakak yang baik, berkat Sandralah mereka bisa memiliki pekerjaan, Saham serta kekayaan berlimpah untuk hidupnya selama tujuh turunan tidaklah akan habis dan kesusahan tetapi Sandra juga bisa kapan saja mengambil harta dan kehormatan tersebut untuk itulah mereka sangat takut jika Sandra sampai murka.
 
 

Komentar Buku (95)

  • avatar
    c******n@gmail.com

    Cerita yang menarik 💙

    07/06/2022

      0
  • avatar
    TaryanaYaya

    saya mau dapat dm 10000

    14d

      0
  • avatar
    Baik2Jaga

    iya

    22d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru