logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

4. Senandung Hati

Tak semua kata bisa terucap dari bibirku.
Maka biarlah hatiku yang bersenandung, menyentuhmu dengan tingkah laku.
*****
"Aku tetap tak terima! " perempuan itu keluar dari ruang UKS dengan wajah kesal.
'Ya Allah... kasihan sekali dia!!! Kenapa kakak memutuskan perempuan secantik itu. '
Setelah terdiam beberapa saat Rania memasuki ruang UKS , langsung mengambil kotak P3K, dan duduk di depan senior itu.
"Ra...! "
"Sini aku bersihkan dulu lukanya" gerakan tangan Rania terhenti sesaat akan menempelkan kapas yang telah dibasahi cairan pembersih luka ke dahi senior itu.
Sesaat mata mereka terpaut
"Kenapa...? ragu? menyentuh lelaki bukan mahram di perbolehkan saat keadaan darurat, sekarang kakak membutuhkan bantuanmu."
Rania tersenyum kecil.
"Ucapan yang masuk akal." Rania mendekatkan tangannya kembali. " Maaf ya, kak! Akan terasa agak perih."
"Perih sedikit masih bisa ku tahan."
"Ya, sedikit! tidak lebih perih daripada hati perempuan yang bernama Icha tadi."
"Kau mendengarnya? Kami berdua tidak cocok. "
"Jika merasa tak cocok kenapa jadian? "
"Dia memaksa terus, sampai-sampai aku risih, jadi ku terima saja. "
"Seharusnya lebih baik di tolak, kalo seperti ini jadi tambah sakit hati, bikin dosa saja. "
"Sok tau ! apa kau punya pacar? "
"Tidak punya. " Rania menggeleng.
'Yess...! Pass... banget! '
"Kenapa? Gak laku? masa sih gak laku, padahal cantiknya seratus persen."
Rania kembali tersenyum.
"Tapi... judesnya seribu persen. " senior itu terkekeh saat melihat wajah Rania cemberut.
"Aku mau langsung cari jodoh saja"
"Sama dong ! Kakak juga sedang cari jodoh." ucap senior itu dengan gaya seperti sedang diskusi. " Mungkin kita jodoh... Makanya kita dipertemukan. "
"Ha.. ha.. ha.. " Rania tertawa geli.
"Kenapa tertawa, kakak tidak sedang melawak, Ra! Kakak serius malahan sejutarius."
"Pada awal MOS kakak bertemu dengan ratusan siswi wanita, apa itu jodoh semua? "
Senior itu mengerutlan alisnya, bingung dan berfikir, dia terjebak pada ucapannya sendiri.
" Ya, jodoh untuk bertemu! Tapi... dari sekian banyak siswi itu cuma kamu satu-aatunya yang berani mencuri patahan tulang rusuk ku! Only you ! "
Rania melirik tajam, sesaat tatapan mereka beradu, senior itu menelan ludah saat di tatap Rania.
"Berani benar kakak menuduh aku mencuri patahan tulang rusukmu. " ucap Rania datar sambil mengeluarkan hansaplast.
"Kakak nggak nuduh, hanya yakin saja"
Rania menempelkan hansaplast dengan agak kuat.
"Auuuu... sakit, Ra...! "
"Sepertinya kakak kesambet jin penunggu pohon tadi, jangan mengigau!" ucap Rania datar tanpa ekspresi. "Lukanya sudah aman, aku pergi dulu"
Rania keluar dari ruang UKS tanpa mempedulikan si senior yang masih terdiam.
'Aku tidak mengigau, aku sungguh-sungguh! Kau tau Rania di luar sana banyak wanita yang akan langsung menjerit histeris sampai meneteskan air mata jika aku tatap tajam, apalagi kalo sampai aku rayu mungkin...mereka bisa pingsan. Itu rayuan pertamaku untuk seorang wanita, dan kau telah mengabaikannya, aku sungguh...kecewa!'
---------
Terakhir acara unjuk kebolehan, untuk mencari siapa yang memiliki rasa percaya diri tinggi.
"Ayo adik-adik siapa yang mau unjuk kebolehan?" tanya senior gendut " Boleh bakat apa aja asalkan jangan bakat melamun seperti si penulis novel, lama nunggunya!"
"Uuuu.... " sorakan membahana di lapangan sekolah.
"Ini akan jadi nilai besar lho untuk siswa terbaik MOS"
Banyak murid-murid yang dengan pe de mulai menunjukkan bakatnya, menyanyi puisi, dance.
"Rania, ayo maju" celetuk Ember
"Gak mau, apa bakat gue? "
"Tukang recok, lo juga pinter hipnotis, gue jamin sekali tatap dan senyum tuh si senior buto ijo langsung demen ama lo." ucap Ember memuji.
"Astagfirullah...! Tega banget lo ama temen. " bela Yulex.
"Lo pinter nyanyi Rania, suara lo bagus" ucap Veros.
"Gak mau, gue malu! "
"Ih... harus pe de, biar lo jadi peserta terbaik MOS, kami mendukungmu. Tiba -tiba Yulex mendorong Rania, spontan saja Rania terdorong ke depan.
" Ya... Kamu! " Senior itu menunjuk Rania."ayo sini maju"
'Ya Allah... Tolong hamba! ' batin Rania tapi dia sangat gengsi untuk mundur kembali akhirnya Rania maju kedepan ketengah lingkaran.
"Apa yang mau di tampilkan? "
"Nyanyi kak"
"Judulnya? "
Rania berpikir sesaat, lalu tersenyum kecil mengingat sebuah lagu yang sedang ngehits sountrack sebuah sinetron yang tiap malam di tonton Ember dan Mama nya.
" Kesayanganku"
"Lagu duet ya, ayo siapa yang mau menemani" hening tak ada yang berani tunjuk jari " Kok sepi? dari senior saja mungkin, sayang nih lagu di anggurin"
"Biar aku yang menemaninya. " suara kakak misterius Rania terdengar, dia berjalan ke tengah lapangan membawa gitar dengan langkah tegap, semua mata tampak melotot begitu pun Rania.
'Oh... Kakak! kau selau ada untukku, terima kasih ' batin Rania
"Dilarang keras terpesona menatapku saat aku sedang benyanyi! " bisik Si senior.
"Ingat itu, Ra...! kau harus konsentrasi penuh, jika tidak ingin lagunya menjadi kacau karena kau hanya ngencess melongo saja !" ucapanya membuat Rania memutar bola matanya jengah.
"Kakak ...! Ternyata kau terkena kanker narsis stadium delapan, parah!!! " ucap Rania pelan, senior itu hanya tersenyum manis tak tau malu mendengar ucapan Rania.
Nyanyian dimulai, Ember mengeluarkan hp nya mem video, keduanya bernyanyi sangat bagus dan pas, banyak yang kagum pada penampilan mereka berdua, tapi tak sedikit yang panas hati melihatnya.
"Wah... Kakaknya Rania mirip banget  dengan Al Gozila. " ucap Yulex
"Al Ghazali" Veros menerangkan.
" Rasanya lebih mirip dengan artis Korea itu deh si Chendol dari AXO" sambung Ember.
"Astaga Ember, lo benar-benar merusak nama orang, Chanyeol dari EXO" gerutu Veros sebal, sebagai penggemar oppa-oppa Korea dia akan langsung tersakiti kalau ada yang salah sebut nama idola nya.
*****
Acara penutupan MOS semua murid baru duduk di aula sekolah, bersama para anggota OSIS, dan beberapa guru. Pak kepala sekolah memberikan kata sambutan, panjang!
"Akhirnya selesai juga MOS, jika tidak si Rivat Irham itu keenakan jahilin gue" desah Rania.
"Kita bisa melihat wajahnya hari ini, dia akan memberikan piagam penghargaan pada siswa terbaik MOS" ucap Ember
"Kau benar, setelah tau wajahnya besok kita culik dia, masukin karung lalu lempar ke sungai Ogan. " Rania terkekeh kecil.
"Istighfar, Rania ! " ucap sang kakak yang kebetulan duduk di dekat Rania di paling belakang, lalu dia pergi keluar aula.
Rania kaget lalu beristighfar tiga kali.
" Sekarang saatnya pengumuman siswa terbaik MOS ya" ucap sang moderator. "Siswa terbaik nya adalah
pertama : Catur Maryta
Kedua : Cipto Wibowo
Ketiga : Ghandiza Indira
Keempat : Ervan Kusuma
Kelima : Rania Salsabilla
Bagi yang namanya di panggil silahkan maju kedepan"
"Rania, nama lo di panggil" ucap Yulex histeris, Ember cuma bertepuk tangan senang,
"Alhamdulillah... ini karena di bantu kakak. "
"Ayo, cepet maju" Veros mendorong bahu Rania.
"Ember, tolong kau foto saat aku bersalaman dengan muka parut nanti"
"Beresss! "
"Nah ini dia kelima peserta terbaik MOS, sekarang kita panggil ketua OSIS untuk memberikan piagam penghargaannya, ayo mana ketua OSIS kita Rivat Irham.
'Akhirnya lo keluar juga Rivat Irham, setelah ini terima pembalasanku' batin Rania.
Tak seberapa lama masuklah seorang murid berbadan tinggi, tegap, dengan wajah tampan dan sangat berwibawa. Tak lupa senyum mempesona selalu dia tebarkan ke mana-mana. Membuat banyak kaum hawa menahan napas untuk beberapa saat.
Rania menelan salivanya, berat! dengan mata melotot membulat sempurna, badannya serasa beku.
'Astagfirullah...! mereka tidak salah panggil orang kan, atau... Si kakak pemain cadangan, ah... pasti salah deh'.
Ember ikut melotot sambil menatap layar HP nya, berkali-kali dia mengedipkan mata.
"Nah ini dia Rivat Irham"
Suara moderator makin meyakinkan
'Oh...Ya Allah... Kenapa wajah kakak nempel pada muka Rivat sih, aku tak rela...!!! Atau nama Rivat yang nempel pada diri kakak...
Rania melirik pada nama yang menempel di baju Rivat, tertulis jelas RIVAT IRHAM
"Ra...!" Rivat sudah berdiri di depan Rania akan memberikan piagam penghargaan, Rania diam saja, dia masih sibuk dengan pikiran nya sendiri.
" Ra...! Jangan terpesona seperti itu"
Peserta di sebelah Rania menyikut tangan Rania, Rania tersadar lalu menerima piagam dari tangan Rivat,
Rivat mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, Rania kembali terdiam
"Astaga... Ra! terpesona kok sampe segitunya, cepet terima uluran tangan kakak, jangan membuatku malu, banyak yang lihat"
Karena Rania diam saja Rivat menarik tangan Rania dan menempelkannya ke tangannya dan menggoyangnya perlahan sambil tersenyum ke kamera. Beberapa guru hanya tertawa lucu.
Rania sudah duduk kembali di kursi nya, saat Rivat memberi pidato diatas aula.
"Kakak lo keren banget" ucap Yulex
"Top deh..! "sambung Ember
" Gak nyangka gue si muka tabung reaksi setampan ini." ucap Veros
"Malu... gue! Mau taro taruh di mana nih muka, kenapa coba nama kakak harus Rivat Irham, kan nama lain banyak misalnya Alehandro Marisol atau Park Jung Kok" Rania mendesah sebal.
Ketiga temanya hanya terkekeh geli melihat Rania, yang sudah mengerucutkan bibirnya tanda dia sedang kesal.
"Ra...!" Rivat memangil Rania saat pulang sekolah, seketika Rania kaget.
"Huaaa... Kabuuurrr...! Rania berlari lebih dulu di susul ketiga temannya.
Rivat hanya terdiam keheranan
'Rania kau satu-satunya wanita yang tak tahan melihat ketampananku, sampai kabur begitu, takut meleleh... "
*****
Makasih buat yang sudah mampir...
Tolong bantu kasih like dan komentar...
Love you...

Komentar Buku (78)

  • avatar
    KarlenaSelva

    bagus

    07/02

      0
  • avatar
    Mohd azliNurizamirah binti

    good season 2

    21/12

      0
  • avatar
    Irdayatiaja

    ceritanya seru , Rania ketemu senior yg tampan, yg gokil nya Ramia ga tau kalo senior tampan ini namanya Rivat yg dia benci, jadi penasaran gimana lanjutan ceritamya, aku mau baca lagi aaah.terimakasih.

    04/12

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru