logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

Bab 6 Pertemuan Fani Dengan Ibu Ina.

Part_6

Author PoV
"Bu, Bima pamit berangkat kerja dulu ya. Mila masih tidur? "
"Iya, dia semalam lembur. katanya, deadline, sebab besok tulisannya harus disetorkan ke editor. " terang Ibu Ina.
"Ya sudah, Bima berangkat dulu, Assalamu'alaikum. " pamit Bima tak lupa dia mencium tangan Ibunya dengan takjim.
"Waalaikumsalam, hati-hati Nak, kerjanya. "
Ketika mobil Bima melewati gerbang kompleks dia melihat Fani dan Kiki tengah menunggu taksi, Bima tidak melewatkan kesempatan langka ini, dengan cepat dia membawa mobilnya menghampiri Fani yang berdiri pinggir jalan.
Tintin.. Tintin..
Bima membunyikan klason mobilnya, Fani dan Kiki melihat kearah bunyi klason tersebut, dengan cepat Bima turun dari mobil dan menghampiri pujaan hati, ciee pujaan hati;)
"Hai, lagi nunggu taksi? " tanya Bima basa-basi.
"Eh, Mas Bima. Iya," jawab Fani tiba-tiba merasa salting.
"Bareng aja gimana, takutnya nanti telat gara-gara nunggu taksi lama." ajak Bima, Fani saling lempar pandang dengan Kiki.
"Kalau Masnya sama Fani barengan nggak masalah wong satu kantor lah saya gimana. " protes Kiki kepada Bima.
"Ya nggak apa-apa. Lagian bedanya apa, kalian beda kantor tapi naik taksi yang sama. Pasti ketujuan yg terdekat dulu dong. "
"Iya juga sih, awalnya anterin aku, baru kekantor Fani. " ucap Kiki meng-iyakan ucapan Bima.
"Nah kan betul. Udah yukk masuk keburu telat loh. " ajak Bima setengah memaksa bahkan dia sudah membukakan pintu depan untuk Fani.
"Memang nggak ngerepotin kamu Mas? " tanya Fani memastikan.
"Buat kamu apa sih yang repot. " jawab Bima setengah merayu.
"Eehhemmm.. Eeehheemm.. Cie cie. " Kiki sengaja berdehem meledek Bima.
Bima jadi salah tingkah sendiri, dia menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
"Makasih ya Mas. " ucap Fani tulus setelah mereka sudah berada didalam mobil.
"Iya." jawab Bima
"Fan. Pulang nanti bareng ya, ada sesuatu yang mau aku kasih lihat. " ucap Bima memberi tahu Fani.
"Kalau boleh tau apa ya Mas. "
"Nanti juga kamu tau sendiri. Aku duluan ya, hati-hati kerjaanya. " pamit Bima.
***
Sementara itu Sinta masih menjadi bulan-bulanan mertuanya, karena kejadian kemarin ketika sampai dirumah bakso yang dibeli Sinta sudah dingin dan mienya sudah mengembang sudah tidak sedap dimakan.
Flasback On.
"Ini Mah, Baksonya. " Sinta menyerahkan bungkusan bakso kepada Mertuanya.
"Lama banget sih disuruh beli bakso dua bungkus aja kayak disuruh beli satu gerobak. Kamu pasti main dulu ya. " tuduk Ibu Niken kepada Sinta.
"Nggak, Mah. warung baksonya rameh jadi antri." Sinta memberi alasan kepada mertuanya.
"Ambil mangkok sama panggilin Vina." perintah Ibu Niken lagi.
"Sinta.. Kamu ini kalau disuruh yang becus kek. Kamu bilang lama karena ngantri, tapi ini apa? Kenapa baksonya udah dingin. " bentak Ibu Niken emosi.
"Mienya juga udah ngembang gitu, udah Nggak enak dimakannya." imbuh Vina memberitahu dengan muka juteknya.
"Maafin Sinta, Mah. biar Sinta angetin lagi ya baksonya."
"Nggak usah udah nggak selera. Kasih saja ke satpam depan dan kamu beliin kami Pizza. " perintah Ibu Niken lagi.
"Uangnya Mah. " Sinta mengulurkan tangan meminta uang untuk membeli pizza.
"Karena ini kesalahan kamu, jadi kamu harus di hukum. Dan hukumannya hari ini dan besok apapun yang kita inginkan harus belinya itu pakai uang kamu. Dan awas kalau kamu ngadu ke Riyan. " ancam Ibu Niken dengan muka menakutkan.
"Ta-tapi Mah. "
"Tidak ada tapi-tapian. " hardik Vina mewakili Ibu Niken.
"Br*ngs*k kena lagi-lagi. Coba aja waktu itu aku nggak milih selingkuh sama Riyan pasti nggak bakalan menderita kayak gini. Pasti aku udah hidup bahagia sama Bima. " sesal Sinta dalam hati.
***
"Udah selesai. " tegur Bima diambang pintu ruang kerja Fani.
"Astagfirullahal adzim, ya Allah Mas. Kaget aku. " Fani mengelus dada karena terkejut.
"Maaf, udah selesai kerjanya? " tanya Bima lagi.
"Udah, tapi ini Kiki nitip beliin bahan-bahan salad. Aku pulang sendiri aja ya Mas, mau belanja kebutuhan dapur juga soalnya. takutnya nanti kamu nunggunya kelamaan. " tolak Fani soal ajakan Bima pulang bersama.
"Gampang itu mah bisa diatur. Nanti aku temani kamu belanja, tapi kamu juga harus temani aku ketemu seseorang dulu. "
"Tapi Mas ... " Fani ingin menolak lagi.
"Please.. " mohon Bima dengan menangkupkan kedua tangannya.
Dan entah kenapa Fani tidak tega untuk menolaknya lagi permintaan Bima, pada akhirnya Fani mengangguk setujuh.
"Yes, makasih ya. " ucap Bima sambil memperlihatkan senyum termanisnya.
***
Mobil Bima masuk kepelataran Restorant mewah Fani mengerutkan dahi tanda bingung. Kenapa mantan suaminya mengajak dia kerestorant. Sebenarnya siapa yang mau ditemui Bima disini? Lalu kenapa Fani harus ikut pula? Pertanyaan demi pertanyaan berkelebat di pikiran Fani.
"Yukk, turun. " ajak Bima yang sudah membukakan pintu untuk Fani.
"Mas, memang siapa yang mau kita temui, orang penting ya atau klien kamu? " tanya Fani beruntun kepada Bima.
"Ini orang penting, nanti kamu juga akan tau sendiri. " Bima masih merahasikaan orang yang akan mereka temui kepada Fani.
"Kamu kenal siapa orang itu? " tanya Bima berbisik pelan ditelinga Fani sambil menunjuk sosok Ibunya dan Mila yang sedang duduk.
"I-itu.. " Fani melihat muka Bima meminta kepastian.
"Iya, mereka ingin bertemu kamu. Aku sempat menceritakan kalau aku bertemu kamu lagi disini. " terang Bima seolah tau apa yang dipikirkan oleh mantan istrinya.
Pelan tapi pasti Fani dan Bima berjalan menujuh meja yang memang sengaja dia pesan untuk pertemuan istimewah ini. Walau sejujurnya jatung dia berdebar dengan hebat, Bima takut Fani akan kembali mejauhinnya nanti setelah bertemu dengan Ibunya. Tapi dia harus berjuang untuk mendapatkan orang yang diam-diam sudah mencuri hatinya.
"Bu, Mila!! " seru Bima memanggil keduanya.
"Hai, kamu sud ... ah datang. " ketika menoleh Ibu Ina terkejut karena Bima datang bersama Fani, menantunya yang dulu disia-siakan.
Waktu sempat berhenti sejenak bagi Ibu Ina mengingat lagi kejahatan dia dimasa lalu, tanpa sadar Ibu Ina menitikan air mata, merasa menyesal sudah berbuat jahat. Suasana canggung itu pun tiba-tiba muncul, semuanya memilih untuk diam mematung, tidak tau harus memulai percakapan dari mana.
"Eehheemm.. " Bima berdehem untuk mengusir kecanggungan tersebut.
"Fan, maaf ya Aku tidak kasih tau kalau ingin mempertemukan kamu dengan Ibu dan Mila, ini murni ide aku. karena Ibu juga tidak tau kalau aku akan ajak kamu untuk makan malam bersama. " akhirnya Bima memberitahu yang sebenarnya kepada Fani.
"Hahh!! Kamu tadi bilang apa Mas, makan malam? Ini aku masih pake stelan kerja loh dan diajak makan malam seperti ini. Kamu memang dari dulu nggak ada romantis-romantisnya ya. " protes Fani dengan suara sepelan mungkin agar tidak didengar mantan mertuanya.
"Namanya juga kejutan," Bima berusaha membela diri.
"Nak, Fani. " panggil Ibu Ina dia sudah berdiri dan tiba-tiba memeluk Fani bahkan dia sudah sesegukan menangis.
"I-ibu.. " ucap Fani sepichles.
"Ibu minta maaf untuk semua kesalahan dan kejahatan Ibu dimasa lalu, Ibu sadar Ibu banyak dosa sama kamu Nak, tolong maafin Ibu ya. Ibu sudah dengar semua cerita tentang kamu dari Bima. Dan Ibu harap dipertemuan kalian kali ini akan membawa kebaikan untuk hubungan kalian kedepannya." masih dengan merangkul tubuh Fani, Ibu Ina dengan tulus meminta maaf kepada Fani.
Fani melihat kearah Bima, dan Bima tau apa yang tengah Fani pikirkan, dia hanya mengangguk pelan, dan Fani pun melakukan hal yang sama.
"Bu, Fani sudah memaafkan Ibu dari dulu lagi, Mas Bima juga banyak bercerita soal Ibu, sewaktu didalam. Fani seneng lihat perubahan Ibu yang lebih baik. Ibu cantik pakai hijab. Soal hubungan Fani dan Mas Bima serahkan sama Allah ya Bu. Jika memang kita masih ada jodoh insya allah pasti kita akan bersatu kembali." ujar Fani sambil membimbing Ibu Ina untuk duduk kembali dan dia duduk disamping mantan mertuanya.
"Mila juga minta maaf ya Mba Fani jika ada salah. "
"Iya, Mil. Mba udah maafin kok. " ucap Fani sambil tersenyum.
"Udah ya, acara melow-melowannya laper ini. " ucap Bima dengan bercanda. Untuk mengusir kekakuan diantara mereka semua.
"Mas Bima ini, ngerusak memon aja, nggak tau ada orang serius apa. " protes Mila dengan muka dibuat jutek.
"Kalau Mas Bima nggak serius nggak mungkin bawa Mba Fani buat ketemu Ibu sekarang. Karena Mas Bima ingin serius sama Mba Fani makanya ada makan malam ini. " tanpa sadar Bima keceplosan memberitahu niatan hati dia.
"Cie.. Cie.. Bilang seriusnya didepan Mba Faninya langsung dong, masa ke aku. " ledek Mila kepada kakaknya.
Sontak Bima menutup mulutnya dengan telapak tangannya dia sadar dia sudah keceplosan. Muka dia terlihat merah karena malu.
Fani, Mila dan Ibu Ina hanya tertawa melihat tingkah konyol Bima. Dan Fani baru tau kalau mantan suaminya bisa bersikap sangat manis seperti sekarang.
"Kamu sudah banyak berubah Mas, atau mungkin ini sifat asli kamu, yang aku baru tau. Kalau kamu ini penyayang keluarga, sikap yang kamu perlihatkan dulu sewaktu bersama Sinta, aku yakin itu benar-benar pengorbanan kamu demi orang yang kamu cintai. Dan aku berharap kamu melakukan hal yang sama untuk aku Mas. " batin Fani berharap menjadi wanita istimewah dihati Bima.
Tanpa dia sadari dihati Bima dari dua tahun lalu hingga sekarang hanya ada nama Fania Gasani yang bersemayam dihati Bima. Fani tidak tau kalau wanita yang akan dinomer satukan oleh Bima adalah dirinya.
🍒🍒🍒

Komentar Buku (266)

  • avatar
    GrandeCandy

    Cerita best sangat.. 😊 Seperti kisah benar dizaman skarang..

    30/03/2022

      2
  • avatar
    HusaenMuhammad

    terimakasih

    19d

      0
  • avatar
    Muhammad RaziMunir

    bagus

    21d

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru