logo text
Tambahkan
logo
logo-text

Unduh buku ini di dalam aplikasi

CHAPTER 5 : SEMAKIN MENJAUH

"Bayu makin aneh, Mar." Suara Aluna terdengar galau. Marisa yang sedang menikmati makan siangnya, menghentikan suapannya.
"Ooh, jadi ini rupanya alasan kamu tiap istirahat makan siang nggak semangat makan. Gara-gara Bayu ...,"
"Jujur, Mar. Aku nggak ngerti, kenapa Bayu bisa jadi dingin kayak sekarang, yaa emang sih dia tipe dingin, tapi ini kan aku, Mar, pacarnya." Aluna menggigit bibirnya. Menahan berbagai rasa yang sedang berkecamuk dalam hatinya.
"Ehm, sejak kapan dia dingin sama kamu?"
Aluna diam, sedang berusaha mengingat-ingat, tak lama berselang alisnya kemudian terangkat. "Mar ... kamu pasti masih inget kan, kejadian satu bulan lalu. Waktu Bayu seharian susah dihubungi?"
Marisa yang baru saja menyelesaikan makan siangnya, ikut mengingat-ingat kejadian sebulan lalu. "Yang kamu takut telepon gara-gara takut dicap posesif?"
"Nah, iya!" Aluna hampir setengah berteriak. Membuat bola mata Marisa langsung melotot, "sori, sori, reflek,Mar."
"Masak sih, setelah kejadian itu? Kamu yakin?"
"Marisa, aku tuh jalan sama Bayu udah mau tiga tahun lebih. Kalau ada yang aneh dan berubah sama Bayu,aku pasti bisa ngerasain...."
Marisa menghela nafasnya, "iya sih, ada benarnya. Ehm, memangnya dia dingin kayak gimana sih?"
"Dia-a, duh gimana ya, pokoknya nggak kayak biasanya, kita juga makin jarang ketemu. Dalam sebulan ini, aku baru ketemu dia dua kali."
"Romantis?"
"Bayu kan biasa panggil aku, Beb. Sekarang dia lebih sering manggil aku pake nama, Luna ... Luna, gitu."
"Ehm, maaf ... tapi, ada kemungkinan orang ketiga, nggak?" Marisa terdengar ragu.
Raut wajah Aluna seketika berubah kelu, "ya Tuhan, jangan sampai, Mar. Aku nggak sampai berpikiran ke sana ...."
***
Mama yang sedang asyik menonton televisi mengalihkan pandangan ke arah Aluna. "Mau ke mana, Lun? Malam-malam begini? Sama Bayu?" Mama heran melihat Aluna yang baru saja pulang kerja, tapi sudah berganti pakaian dan bersiap keluar rumah.
"Nggak sama Bayu, kok. Aluna cuma mau jalan sebentar ke toko buku, udah lama nggak beli novel baru. Besok kan libur, rencananya pengen baca buku seharian."
"Tumben jalan sendirian? Bawa mobil?"
"Nggak, Ma. Lagi males nyetir, aku udah pesen taxi on line, kok." Aluna tergesa meraih gagang pintu, lebih baik dia segera keluar, demi menghindari pertanyaan lain dari mamanya.
"Ya, udah. Hati-hati, jangan terlalu malam." Mama tersenyum sembari melambaikan tangannya.
Sepanjang perjalanan, pikiran Aluna melayang tak tentu arah. Pergi ke toko buku hanya sebuah alasan saja. Aluna sebenarnya sedang ingin menyendiri.
Setelah membayar tagihan, Aluna turun dari dalam mobil. Toko buku langganannya terletak di ujung jalan utama.
Di bawah gemerlap bintang, Aluna berjalan sendirian. Lampu-lampu bersinar terang di sepanjang jalan menemani langkah lesunya. Kakinya seolah merefleksi rasa kesal di hatinya, menendang daun yang berserak di jalanan. Langkahnya baru terhenti saat sudah berada di depan toko buku langganannya.
Aluna menarik napas panjang dan mulai melangkah masuk. Sudah lama sekali dia tidak pergi jalan-jalan sendirian. Biasanya ada Bayu yang selalu menemaninya.
Setelah beberapa saat berkeliling mencari dan menemukan judul novel yang sedang ingin dibacanya, Aluna berjalan menuju konter kasir untuk membayarnya.
Saat keluar dari toko buku, Aluna mendadak tertarik dengan sebuah tulisan yang berkelap-kelip di sebelah toko buku. 'Kafe kopi anti galau'
‘Nama macam apa itu?’ Aluna meringis geli membaca papan nama kafe kopi itu. Rasa penasaran membuatnya membatalkan niat memesan taxi untuk segera pulang.
‘Mampir ke kafe kopi kayaknya seru juga.’ Bola matanya berbinar, bibirnya mengulas seuntai senyum.
Akhirnya rasa penasaran membuatnya berjalan menuju kafe di sebelah toko buku. Aroma kopi bercampur vanilla atau lavender? Pikirannya Sedikit tidak yakin, tapi yang jelas perpaduan aroma itu segera menyerbu indera penciumannya. Entah kenapa, seketika menimbulkan perasaan yang menenangkan.
‘Waw, ajaib. Benar-benar sesuai sama nama kafenya. Anti galau!’
Ia memilih duduk di pojok ruangan setelah sebelumnya memutuskan memesan secangkir latte hangat dan sepiring roti bakar rasa keju. Sambil menikmati alunan merdu suara musik, Aluna menikmati isi cangkirnya perlahan, berusaha menyelami sensasi perpaduan kopi dan susu dalam mulutnya.
Entah karena alunan musik atau suasana kafe,membuat hatinya kembali gundah, teringat perkataan Marisa tadi siang.
'Orang ketiga'
Aluna berusaha menepis ketakutannya. Bukankah Bayu berjanji untuk melamarnya akhir tahun nanti, bahkan desain cincin untuk lamaran nanti juga sudah mereka pilih dan sudah dipesan.
Pikiran buruk kembali berkecamuk dalam benak Aluna, membuatnya buru-buru menghabiskan latte dalam cangkir.
Berharap rasa gundah dihatinya bisa lekas hilang, walau hanya sesaat.
***
Aluna bersenandung ceria. Mama yang sedang menyiapkan sarapan keheranan. Bukannya semalam anak gadisnya itu bilang mau membaca buku seharian, lantas kenapa sekarang sudah berdandan, memakai baju rapi.
"Lho, Lun, katanya mau baca buku seharian, ngapain kamu pake baju kayak mau acara jalan-jalan begitu?"
"Nggak jadi baca bukunya. Ditunda dulu, sekarang mau jalan-jalan dulu sama Bayu."
"Bukannya kata kamu, Bayu lagi di luar kota?"
"Sudah pulang tadi Subuh. Acaranya beres lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan. Jadi sekarang kita mau ketemuan, deh!" jawabnya terlihat bersemangat.
Surya yang baru saja pulang dari lari pagi, langsung tertarik untuk menjahili sang adik yang terlihat gembira. "Cieee, yang semalam galau. Sekarang udah ceria lagi ...."
"Bodo. Daripada Abang, galau kok terus-terusan. Cari cewek sana, move on, Bang! Move on." Aluna mencebik.
"Kalau jodoh pasti bertemu. Tenang saja, Abang segera carikan kamu calon kakak ipar yang lebih cantik dari Sarah!" Surya menyebut nama Sarah, mantan pacar yang membuatnya patah hati bertahun-tahun.
"Halah, pret! Buktiin, jangan cuma janji doang. Bilang aja masih gagal move on!"
"Haiis, ini bocah, harus dikasih pelajaran!" Surya memegang ketiaknya, Aluna yang sudah hafal kelakuan abangnya segera bergerak cepat. Berusaha menghindar dari kejaran abangnya.
"Maaaaa, lihat kelakuan anak laki Mama,nih. Maaaa! Bang, awas ya, aku udah mandi tahu, nggak! Maaa...." Aluna berteriak histeris.
Mama yang baru saja masuk ruang makan, menggeleng-gelengkan kepalanya, tertawa melihat tingkah dua anaknya yang masih seperti bocah kecil.
***
"Mau ke mana kita, Bay?"
"Kamu pengen ke mana? Nanti aku anterin. Kamu pilih tempatnya, deh." Bayu tersenyum sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Kita ke kafe kopi langganan kamu, ya? Yang deket kantor kamu."
Bayu mendadak kaget, "mau ngapain?"
"Lho? Ya, kita ngopi lah. Kenapa?" Aluna menatap heran raut wajah Bayu yang terlihat aneh.
"Ya, nggak kenapa-napa, heran aja, kamu kan nggak suka ke kafe kopi gitu."
Aluna melirik Bayu, dirinya bisa melihat ada sesuatu yang aneh dengan sikap Bayu, tapi apa? Aluna sendiri masih bingung mengartikan kegelisahannya.
--
"Wah, Bayu. Tumben siang-siang begini mampir? Nggak cukup, udah ngopi semaleman?" sapa seorang barista.
‘Tunggu, tunggu ... ada yang aneh, semalaman? Bukannya Bayu baru datang tadi pagi?’
Aluna membatin.
"Aah, bisa aja, lo! Bikinin gue capucino kayak biasa." Bayu kemudian menatap Aluna, "kamu mau pesan apa?"
Aluna buru-buru mengembalikan fokusnya, "ehm, apa ya? Aku latte, deh."
Keduanya lalu memilih tempat duduk dekat jendela kaca yang menghadap arah jalan.
"Kantor kamu kelihatan jelas dari sini, " Aluna menunjuk bangunan di seberang kafe. "Inget, nggak, waktu pertama kali kamu pindah ke sana? Seharian aku bantuin kamu beres-beres. Terus kita kelaperan dan terpaksa makan nasi goreng sepiring berdua. Duit udah habis, sewa gedungnya bikin kita berdua mendadak bangkrut."
Aluna tersenyum mengenang kejadian dua tahun lalu. Sekarang, Bayu tak perlu lagi menyewa, dia sudah berhasil membeli gedung itu.
Sejenak hening. Aluna menghela nafas sebelum akhirnya bersuara, "Bay, entah kenapa, aku merasa ada yang berubah dari kamu...." suara Aluna mendadak terdengar sendu. Bayu mengernyit, menatap bingung ke arah Aluna.
***

Komentar Buku (57)

  • avatar
    Agnes Diah Lestari Baene

    bagus 💖🥰

    18d

      0
  • avatar
    Haqim Azmi

    best untuk di baca

    07/07

      0
  • avatar
    LizaArna

    ini sangat bagus

    03/07

      0
  • Lihat Semua

Bab-bab Terkait

Bab Terbaru