Tag(s):
• Drama
• Supranatural
• Thriller

Fira dan Ubay sudah lama tidak bertemu dengan bu Diyah. Dia adalah mertua Fira. Saat akan pergi ke rumahnya, Fira dan Ubay selalu dilarang. Alasannya tidak jelas. Mereka akhirnya nekat datang ke sana dengan harapan akan bersenang-senang bersama. Namun, banyak kejadian aneh yang menimpa. Bu Diyah melarang mereka masuk ke gubuk di belakang rumah. Sebenarnya ada rahasia apa yang bu Diyah sembunyikan?

Pembaharuan Terakhir

Pilihan Editor

Sandwich & Kisah Cinta Papa

Winka Choi

Aku. Bisa Bangkit

Kartika Dey

Cinta Palsu Suamiku

Ida Nur Khasanah

Menghidupi Benalu

andrianisilviaR

Cinta Semanis Permen

Eva Fingers

Janda Laila

Syatizha

Rekomendasi

Direndahkan karena Miskin

Bicatik

Rahasia Cinta Sang Aktor

weferin

Pembalasan Sang Konglomerat

RonaIndrian

HILAL UNTUK HALAL

AY AUTHOR

Balas Dendam Terindah

Miss_Rain

KB Bekas Pakai Di Kamarku

Dinara L.A

KEENAN: I Hate you, But I Love you

Pena Callysta

Ars: Dua Kematian

Laila Ishaq

KAKAKKU BANYAK ANAK

Wie Dew Wie

Pelakor Tak Pantas Bahagia

Athalaz

Komentar Buku (483)Tinggalkan komentar Anda pada Aplikasi

• 
  Ukhty Fi Sabilillah

  Aku kasih bintang 5 ya,soalnya ceritanya sangat mengesankan,seolah olah pembaca pun ikut terjun ke dalam kejadian demi kejadian yang menimpa keluarga bu diyah Sungguh tragisnya,takdir bu diyah menyekutukan Allah. semoga dengan membaca novel ini bisa memberikan pelajaran kepada kita semua. Owh iya,kalau aku boleh tebak.sosok yang dimaksud oleh arsya itu jenglot apa ya?

  30/12/2021

    0
• 
  Sri Sunarti

  bagus bgt

  3d

    0
• 
  PrawiraharjaIgede

  bagus banget ceritanya

  15d

    0
• 123faris

  saya suka

  13/07

    0
• 
  Siti Mulyani Nurulbayani

  novelah bagus kak

  30/06

    0
• 
  widyareny

  mantabb

  05/06

    0
• 
  Rofi Patih

  mantap

  31/05

    0
• 
  Risma Trismayani

  Fira dan ubay

  26/05

    0
• 
  PatraJulio

  ya Carita nya bagus

  12/05

    0
• 
  RamadhanJelang

  kren

  07/05

    0

• Total: 40

• Part 1

  “Nda, minggu besok apa jadi ke rumah ibu?” tanya mas Ubay.
  Dia suamiku. Sedangkan namaku Fira. Kita b

• Part 2

  “Nda … Arsya takut, Nda … hiks!”
  Dia menatapku dengan linangan air mata. Aku segera mendekap dan mene

• Part 3

  “Oh iya, kok jadi nggak ada. Padahal nggak lama manggil ayah. Apa mungkin sudah dikubur sama tetangg

• Part 4

  “Tapi Man, kami sudah jauh-jauh datang ke sini. Dari jam Sembilan pagi sampai jam dua lebih baru sam

• Part 5

  “Oh iya ya … hmm, mungkin kakek tadi terburu-buru. Ya jadi gitu deh, beliau jalannya cepat-cepat mas

• Part 6

  “Alhmdulillah Ibu … akhirnya bisa ketemu sama Ibu lagi,” ucap mas Ubay, saat mengetahui seseorang ya

• Part 7

  “Yah, kayaknya ibu nggak terlalu suka kalau kita datang ke rumah ini deh,” bisikku, agar tidak terde

• Part 8

  Meski rasa takutku begitu besar. Aku memberanikan diri menoleh ke belakang untuk mencari tahu siapa

• Part 9

  Aku melihat ibu pergi lewat pintu belakang.
  “Yah, memangnya di dalam gubuk itu ada apanya sih? Kok ib

• Part 10

  “Aman? Aman bagaimana, Bu?” tanyaku.
  “Ya … intinya malam ini kalian boleh menyalakan lampu. Nggak usa

• Part 11

  POV Ubay
  ***
  “Ya ampun … sinyal kok susah bener! Ck!” keluhku seraya mengangkat gawai tinggi-tinggi. “

• Part 12

  Perlahan tapi pasti, kaki ini kubawa masuk ke dalam gubuk. Meski sudah ada matahari, suasananya teta

• Part 13

  “Nda, sebenarnya ada apa di dalam gubuk itu? Waktu kamu keluar dari sana, wajahmu terlihat sangat pu

• Part 14

  POV Ibu
  *** 
  ‘Fira, kenapa malah kamu mencari masalah sih? Padahal aku sudah menenangkannya dengan sus

• Part 15

  Beberapa saat setelah melihat ibu membawa tampah kecil beserta ayam hitam yang masih hidup, aku masi

• Part 16

  “Bunda, kita harus melakukannya biar semuanya jelas. Kalau benda itu sudah ada pada kita, ibu pasti

• Part 17

  Mas Ubay masuk ke kamar ibu dangan mengendap-endap. Sebisa mungkin jangan sampai menimbulkan suara.

• Part 18

  “Yah, nggak tidur dulu?” tanyaku saat sudah didekatnya.
  Mas Ubay sedang duduk tanpa melakukan apa-apa

• Part 19

  “Bismillah, Nda.”
  Perlahan kami melangkah memasuki gubuk. Di dalam sama gelapnya seperti di luar. Tid

• Part 20

  “Astaghfirullah, Yah! Kenapa lampunya mati? Apa yang terjadi! Yah, kamu dimana, Yah? Aku mendengar s

• Part 21

  “Hihihi ….”
  Suara menyeramkan itu kembali  terdengar.
  “Argh!”
  Sosok itu menarik rambutku semakin kuat.
  “

• Part 22

  Aku dan mas Ubay membaca ayat dan doa untuk mengusir dari gangguan jin dan setan di gawai. Dalam hat

• Part 23

  POV Ibu
  ***
  “Ibu melakukannya hanya untuk membahagiakan kalian. Ibu nggak mau kalian selalu bersedih.

• Part 24

  POV Ibu
  Flashback on.
  ***
  Bu Ani clingak-clinguk seperti mencari seseorang. Aku jadi ikut melihat ke ka

• Part 25

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Pak, besok hari jum’at Ibu mau pergi ke rumah teman Ibu.”
  Aku berbicara pada

• Part 26

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Nggak usah, Fira. Kamu di rumah saja. Ibu mau pergi sendiri saja. Cuma sebe

• Part 27

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Apa Ibu nggak takut? Nanti kalau kuantar sampai sana, Ibu mau pulang pakai

• Part 28

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  Untuk sesaat aku mematung dan menengokkan kepala ke kanan, kiri serta belaka

• Part 29

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Hahaha, kau masih meragukan ilmuku, Diyah! Lancang!”
  Brak!
  Aku terdorong ke b

• Part 30

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  Beberapa bulan setelah perjanjian yang kulakukan dengan Nyai Astuti sudah be

• Part 31

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Ubay, lebih baik kamu cari kerja di kota saja sana. Mumpung perut Fira belu

• Part 32

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Ibu, kami pergi dulu ya? Ibu sama Bapak baik-baik di sini. Insyaallah, sepe

• Part 33

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  Sosok nenek berwajah penuh luka dan berambut putih panjang, melayang dihadap

• Part 34

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Hanya karena aku lalai memberimu sesajen meski baru sekali, kau ambil nyawa

• Part 35

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Kamu sebenarnya kenapa sih, Mbak? Kenapa mau pindah ke Desa Larangan segala

• Part 36

  POV Ibu
  Flashback on.
  *** 
  “Innalillahi wainnailaihi raji’un … kenapa Ibu baru memberitahuku sekarang,

• Part 37

  Mendengar semua yang ibu ceritakan membuatku sangat terpukul sekaligus terharu. Karena saking inginn

• Part 38

  “Astaghfirullah! Ibu kenapa, Nda! Ayo cepat, kita ke sana.”
  Mas Ubay sangat panik. Kami segera menemu

• Part 39

  “Nda! Mobilnya nggak mau nyala! Gimana ini? Apa aku harus turun dulu, Nda?”
  Sejak tadi mas Ubay berus

• Part 40

  “Hihihi … serahkan anak itu sekarang juga! Dasar manusia munafik!”
  Kini sosok nenek berwajah seram it