Total : 109Bab 1 Orang-Orang yang Tak Ingin Ditemui
Sena mengguap, ia pulang pagi lagi tadi. Syuting benar-benar memakan waktunya seharian. Ia bahkan ta
readmore Bab 2 Reno
Reno mempersilakan Sena duduk. Meja yang terletak di depan dekat panggung. Setelah itu ditinggalkan
readmore Bab 3 Prasangka
Sena tidak buruk. Ia memiliki tinggi 165 centimeter, tubuh yang langsing, wajah bulat telur, hidung
readmore Bab 4 Asal Muasal
Perlombaan antar sekolah ini diadakan setiap tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, semua sekolah se
readmore Bab 5 Fans
Sena tak lagi membalas pesan terakhir Reno. Rasanya menyebalkan membaca nama Adit dalam obrolan mere
readmore Bab 6 Bertemu Reno
Tulisan Uno hampir tidak terbaca. Sena pikir jika Uno mungkin seharusnya menjadi dokter saja. Setela
readmore Bab 7 Senyummu Itu Cukup
“Maaf, ya, Nak, nyusahin kamu terus.” Wanita berusia hampir enam puluh tahun tersebut duduk di sampin
readmore Bab 8 Tentang Adit
Adit bukan pria romantis. Selama Sena dan pemuda dengan hidung tinggi itu dekat, tak sekalipun mulut
readmore Bab 9 Maafkan Aku
Adit hanya sekilas melihat Sena. Waktu gadis itu melintas dengan setengah berlari menuju anak tangga
readmore Bab 10 Satu Kesempatan yang Diberikan Tuhan
Sena bertemu Adit pertama kali pada masa orientasi siswa di sekolah. SMA 9 Nusantara benar-benar mem
readmore Bab 11 Aku Masih Menyukaimu
“Terima kasih, ya.” Senyum manis Sena terukir sangat indah. Wajahnya yang putih walau tanpa balutan m
readmore Bab 12 Sahabat Itu Ada Walau Luka di Antara Mereka
Sena tersenyum manis sekali. Jantung Reno jungkir balik karena itu. Ia baru mencapai pintu masuk dan
readmore Bab 13 Tersangka
Adit ingin sekali menanyakan pada Reno apa yang terjadi kemarin. Namun, lidahnya kelu. Seolah tumbuh
readmore Bab 14 Saksi Mata Lain
“Kamu menyukai makanan di restoran ini?” Reno duduk di depan Endah. Gadis tersebut berhenti mengunya
readmore Bab 15 Pengakuan
Adit mengusap wajahnya dengan kasar. Ia mondar-mandir selama beberapa saat sebelum duduk lagi di dep
readmore Bab 16 Sesuatu yang Terasa Aneh
“Kenapa Monik membenciku?” Reno mendapat pertanyaan itu saat hanya berdua dengan Sena. Hari ini tiba
readmore Bab 17 Rencana Sena
“Kamu mau membantuku, kan?” tanya Sena dengan mata berbinar cantik. Reno yang sedang memasukan lapora
readmore Bab 18 Bahagia di Kencan Pertama
Cukup lama Adit mondar-mandir di depan pintu rumah. Menimbang-nimbang untuk kembali ke restoran mili
readmore Bab 19 Makan Malam Tidak Menyenangkan
Aditya terlihat begitu tampan dengan balutan kemeja biru san celana jins gantung. Walau itu adalah p
readmore Bab 20 Sena, Reno, dan Mama
Aditya terlihat begitu tampan dengan balutan kemeja biru san celana jins gantung. Walau itu adalah p
readmore Bab 21 Tak Mengaku Salah
Napas Adit panjang pendek ketika sampai di parkiran rumah sakit. Ia tidak bisa kembali begitu saja.
readmore Bab 22 Rasa yang Berbeda
Sena yang baru saja akan turun dari atas tanggan terhenti. Suara Mama tidak bisa lebih pelan lagi da
readmore Bab 23 Deal
Adit berhenti melangkah. Padahal kejadian tak mengenakan yang terakhir dilihat terjadi dua hari lalu
readmore Bab 24 Pengalan Ingatan
“Kenapa wajahmu jadi seperti itu?” Reno melambai di depan Sena. Ia mendadak khawatir karena Sena untu
readmore Bab 25 Semakin Jelas
Reaksi tubuh Sena saat bersentuhan dengan Adit semakin jelas kini. Adit tahu jika Sena berusaha tida
readmore Bab 26 Hal Pertama yang Harus Dilakukan
Ini gelas ketiga yang dihabiskan Adit. Gadis yang mengiriminya pesan untuk bertemu. Bahkan sampai se
readmore Bab 27 Berbaikan
“Sedang apa bocah ini di sini?” Rayna yang berkunjung untuk makan siang hari ini menatap jengkel Adit
readmore Bab 28 Pertemuan Empat Mata
Adit pergi lagi malamnya ke restoran Reno. Tepat saat pemuda itu mengunci pintu kaca dan berbalik. I
readmore Bab 29 Ini Kencan, Kan?
Apa yang kulakukan? Sena menutup wajahnya mengingat ajakannya pada Reno. Tanpa pikir panjang ia mengu
readmore Bab 30 Bioskop dan Hantu
“Kamu sakit, Sena?” Reno tak sengaja menyenggol jemari Sena yang lentik. Selain berkeringat, ujung ja
readmore Bab 31 Menipu
Reno memejamkan mata. Rayna ada di belakangnya sekarang. Kakak perempuannyalah yang memaksa Reno unt
readmore Bab 32 Tertangkap
Endah memperhatikan dengan saksama hampir tak berkedip kedua orang di depan dan di sampingnya. Hampi
readmore Bab 33 Cemburu
Sena menatap heran pada Reno di taman yang tertawa-tawa. Ia tidak tahu siapa yang tengah mengobrol d
readmore Bab 34 Hilang
“Karena sudah tidak ada lagi yang menganggu, kita akan mulai rencana, kita.” Gadis itu duduk di kurs
readmore Bab 35 Sesuatu di Dalam gudang
Di dalam tas Endah sama sekali tidak ditemukan ponsel. Tentu saja Adit sudah menggeluarkan semua itu
readmore Bab 36 Pertengkaran yang Indah
Tidak sulit menemukan kekasih Endah. Sebab pemuda bernama Dino itu menampakan dirinya di depan kafe
readmore Bab 37 Kesalahan
Endah menemukan benda itu di dalam sebuah kardus tanpa sengaja. Ia menyebutnya sebagai hadiah dari T
readmore Bab 38 Tidak Bernapas
Seluruh tubuhnya sakit. Ia bisa merasakan seluruh tubuhnya berdenyut. Ia ingat setiap tempat yang di
readmore Bab 39 Mayat Dalam Bagasi
Kenapa malah ke rumah? Sena berujar panik setelah menuruni tangga dan mendengar suara Reno sedang bic
readmore Bab 40 Di Balik Jeruji Besi
Kampus sama sekali tidak seperti biasanya di mata Sena. Orang-orang yang seharusnya berjalan dengan
readmore Bab 41 Di Balik Jeruji Besi
Sial! Sial! Sial! Sebenarnya apa yang terjadi! Reno memeganggi kepalanya erat-erat. Banyak pertanyaan
readmore Bab 42 Bukti yang Memberatkan
Kemarin malam, papanya Monik mengeluh soal Sena. Gadis itu hampir seharian tak bisa berkonsntrasi te
readmore Bab 43 Masa Kecil Monik
Gadis kecil berambut lurus sebahu itu berlarian di taman. Anak-anak yang lain mengikutinya dengan ri
readmore Bab 44 Keiinginan Sena
Reno sudah mendekam di balik jeruji selama tiga hari. Tidak ada kabar yang disampaikan padanya, baik
readmore Bab 45 Jangan Pernah Menemuiku Lagi
Adit tahu betul jika kedatangannya sama sekali tidak diharapkan. Saat pintu terbuka di depannya, bol
readmore Bab 46 Bahu Untuk Bersandar
Monik meminta untuk diantarkan terlebih dahulu ke rumahnya. Namun, Adit tak membawa Sena pulang. Ia
readmore Bab 47 Ingatan yang Kembali
Bagaimana Sena mendeskripsikan datangnya ingatan itu? Ia tak bisa. Sebab saat Adit mengatakan akan m
readmore Bab 48 Kenapa Harus Sena
Dada Reno naik turun. Ah, harusnya ia tidak meledak seperti itu. Ia bisa melihat jelas kekagetan Sen
readmore Bab 49 Di Luar Rencana
Kecepatan mobil Adit hampir 60 kilometer per jam. Kecepatan ini di dalam kota cukup berbahaya karena
readmore Bab 50 Aku Tidak Akan Menemuimu Lagi
Mereka bertemu karena Monik adalah salah satu saksi dalam persidangan Reno senin depan. Reno membaya
readmore Bab 51 Lelaki yang Tidak Dicintai
“Sudah kubilang akan menyelesaikannya, bukan?” Monik memandang Adit yang masih saja cemberut. Pemuda
readmore Bab 52 Dia dan Adit
Monik tertawa sangat lepas mendengar cerita Adit. ia pasti sama sekali tak menyangka Adit yang cangg
readmore Bab 53 Jangan Ganggu
Monik belum benar-benar pergi dari pemakaman. Ia bahagia bisa bertemu Reno di sini. Rasanya begitu m
readmore Bab 54 Kecemburuan Adit
Walau menuruti hampir semua perkataannya, Sena tetap saja membangkang untuk beberapa hal. Lihat saja
readmore Bab 55 Perasaan yang Kami Rasakan
Ada paparazzi di depan restoran, Mbak. Hati-hati ya! Pesan itu terkirim pada Rayna. Namun, Adit sama
readmore Bab 56 Bantuan
Reno mendapat pesan dari Ratih, mamanya Sena. Ia agak terkejut ketika wanita yang melahirkan gadis y
readmore Bab 57 Mencari Alasan Tindakan Sena
“Jadi ada Reno di rumah Sena?” Monik menyesap teh hangat di dalam cangkir. Saat minuman berwarna cokl
readmore Bab 58 Tidak Harus Merasa Sendirian
Bagaimana aku bisa menjelaskan pada Reno alasannya? Sekali lagi Sena membuang napas. Ponselnya masih
readmore Bab 59 Fakta
Adit terengah-engah. Tangannya masih terkepal dan ia memandang Reno yang terlentang dan masih berusa
readmore Bab 60 Superior
Entah perasaan apa yang membawa Sena meminta Pak Sarmin untuk memutar mobilnya dari jalan besr menuj
readmore Bab 61 Reno Hilang
Kehebohan itu sudah dimulai dari kemarin, tetapi Sena baru tahu hari ini. Awalnya ia memang merasa s
readmore Bab 62 Petunjuk
Pikiran tentang Reno yang tidak ditemukan di rumahnya menyita waktu Sena. Ia berhasil terlihat biasa
readmore Bab 63 Apa yang Kamu Sembunyikan Dariku
Adit tidak suka dengan kedatangan Sena yang tiba-tiba. Ia baru saja kesal dengan kata-kata Reno di b
readmore Bab 64 Lelucon
Itu memang Reno! Itu Reno! Sena berlari seperti orang yang dikejar kembali ke kamarnya. Napasnya mem
readmore Bab 65 Kamu Tidak Bisa Lari Dariku
“Kamu sepertinya terlihat gembira?” tanya Monik. Pagi ini ia mendapatkan pesan dari Adit dan bertemu
readmore Bab 66 Kecurigaan Ratih
Tepat kemarin sore Ratih akhirnya melaporkan menghilangnya Sena ke kantor polisi. Berita mengegerkan
readmore Bab 67 Reno Kabur
Itu teriakan! Reno yang tengah merebahkan diri di atas ranjang kaget dan langsung duduk. Ia memang ti
readmore Bab 68 Dikejar Polisi
Sena tidak bisa menegakkan kepalanya dengan benar. Seluruh persendiannya serasa lepas dan perutnya b
readmore Bab 69 Hanya Melihatku Saja
“Aku tidak pernah berencana membunuh siapapun. Kamu yang melakukannya.” Walaupun ia mengakui perkataa
readmore Bab 70 Penikaman
Infus yang terpasang di tangan Reno dan Ratih, mamanya Sena sudah ditanggalkan. Dokter bilang Reno s
readmore Bab 71 Sekuat Tenaga
Sena membuka matanya perlahan. Gelap. Namun, samar-samar dari ruangan sebelah ada cahaya yang menyel
readmore Bab 72 Bantuan Monik
Hanya beberapa orang di kampus yang tahu soal kejadian yang menimpa Monik. Mereka hanya segelintir o
readmore Bab 73 Sena Selamat
“Aku tidak menyangka kamu akn berkunjung di jam segini?” Rayna tersenyum. Luka yang didapatkan dari p
readmore Bab 74 Semua Rencana yang Berantakan
Sudah lewat waktunya beberapa menit dan Adit yang berjanji tidak juga muncul. “Mungkin kita sudah ket
readmore Bab 75 Tewas
Lagi-lagi Reno merasakan sakit. Saat ia kemudian berhasil melihat dengan jelas di dalam kegelapan, R
readmore Bab 76 Pertemuan Kembali
Tidak ada satupun fakta yang dilewatkan Reno saat memberikan keterangan kepada polisi. Dari awal ia
readmore Bab 77 Gadis dengan Banyak Rencana di Kepalanya
Akting adalah kemampuan dasar yang dimiliki Monik sejak lama. Sungguh, lebih dari semua hal yang bis
readmore Bab 78 Rasa Cemburu
Kondisi Sena semakin membaik. Ia hampir seminggu diopame dan setiap malam secara bergantian Mama ata
readmore Bab 79 Mama Adit
Wanita yang datang berumur sekitar 50 tahun, lebih muda sedikit dari Ratih, tapi raut wajahnya letih
readmore Bab 80 Gawat!
Ada banyak bunga yang didapatkan Sena saat datang ke kampus. Lalu tampaknya bahkan orang yang awalny
readmore Bab 81 Kuasa
Kenapa harus tertawa seperti itu? Sena bertanya dalam hati. Tubuhnya memanas dan telinganya berdengin
readmore Bab 82 Paniklah!
Ah … ekspresi itu yang ingin dilihat Monik. Pupil mata yang membesar, napas menjadi lebih cepat, dan
readmore Bab 83 Coklat
Monik sama sekali tidak berharap Reno akan berbasa-basi. Namun, ia cukup senang mendengar mulut pemu
readmore Bab 84 Insiden
Sena memandangi bunga pemberian Reno lama. Ia saat ini berada di kamarnya dengan pakaian tidur setel
readmore Bab 85 Amukan Rayna
terjadi, begitu bus kampus tiba mereka melupakan rasa ingin tahu itu. Sena sendiri juga ingin tahu ke
readmore Bab 86 Bibit Api
Hei, Monik tidak bisa disalahkan kalau tiba-tiba Sena muncul dan marah-marah padanya. Ia tidak sedan
readmore Bab 87 Pertengkaran Sena dan Reno
Sena menolak menemui Reno sejak kemarin. Ia juga tidak menjawab panggilan yang ditujukan padanya. Ja
readmore Bab 88 Terpuruk
Apa yang salah denganku? Kenapa jadi seperti ini? Kenapa semuanya terjadi lagi? Sena membenamkan kep
readmore Bab 89 Akting yang Payah
Ah … dia malah pingsan! Jika tidak sedang berakting menjadi orang baik, Monik pasti sudah tertawa. A
readmore Bab 90 Ancaman Lain
Saat bagun dari tidurnya, Mata Sena seperti ikan koi. Kepalanya juga berdenyut sakit. Ia tidak mampu
readmore Bab 91 Manipulasi
Cahaya matahari yang masuk ke sela kamar menganggu Reno. Ia mengerjap kesilauan sebelum mendesah dan
readmore Bab 92 Saling Menyalahkan
“Dia sudah merencanakan semuanya, Ren. Dari mulai Adit sampai saat ini. Semuanya sudah dalam rencana
readmore Bab 93 Terjebak
Nomor Tidak Dikenal: Datanglah ke lokasi yang aku kirimkan sendirian. Mungkin kamu perlu menyelamatk
readmore Bab 94 Kemenangan
Tora tidak percaya dengan telepon subuh tadi yang mengabarkan jika sang istri telah kehilangan nyawa
readmore Bab 95 Di Balik Terali
Air mata Sena terus turun sepanjang perjalanan. Namun, ia sama sekali tidak ketakutan. Entah rasa ta
readmore Bab 96 Jangan Kecewa
Rayna kembali mencoba menghubungi Reno. Ada masalah sekarang dan ia benar-benar butuh bantuan. Bahka
readmore Bab 97 Menelisik
Alarm dalam diri Reno mengatakan jika ia berada di tempat yang salah. Namun, ia tidak bisa lari begi
readmore Bab 98 Lalu
Rasanya seperti pencuri yang hampir tertangkap. Seluruh tubuh Reno kini gemetar setengah mati. Mungk
readmore Bab 99 Dirampas
Rayna membawa buku catatan yang diserahkan Reno pagi ini padanya. Adiknya kini sedang berada di kant
readmore Bab 100 Di Ujung Tanduk
Rayna mengangkat ponselnya dengan kesal. Ia belum berhasil membujuk Ratih untuk makan. Ia sedang mem
readmore Bab 101 Pengorbanan dan Kebebasan
Walau berada pada bagian belakang kantor polisi, Sena bisa tahu kalau semua petugas sedang sibuk sek
readmore Bab 102 Kenangan Lama
Tidak ada yang bisa membujuk Sena jika sudah bertekad. Sama seperti saat ia memutuskan tidan mengata
readmore Bab 103 Keributan
“SENA!” Sena kaget karena Reno berteriak dan mengapai. Ia langsung menangkap tangan pemuda yang matan
readmore Bab 104 Kecemasan
Tidak ada gunanya memberitahu Reno dan Sena saat ini. Ia tidak mau suasana yang sedang bagus-bagusny
readmore Bab 105 Penyerangan yang Gagal
Ratih memeluk putri tunggalnya erat-erat. Sesuai instruksi polisi ia bergerak ke rumah sakit pada ma
readmore Bab 106 Intro
Tidak ada yang berhasil! Tidak ada! Monik melarikan kendaraannya dengan kencang. Syukurlah ia berhas
readmore Bab 107 Dua Sisi Kehidupan
Apa sudah berhenti? Seluruh tubuhnya benar-benar remuk rasanya. Bukan hanya itu seluruh kekuatannya
readmore Bab 108 Pada Suatu Hari
“Apapun yang terjadi jangan merasa kasihan padanya!” Ratih mengatakan itu dengan sangat meyakinkan ke
readmore Bab 109 Apa Ini Akhir Bahagia?
“Pokoknya kalian harus pulang pada jam yang sudah dijanjikan, Oke?” Rayna sekali lagi memberi pering
readmore
Seruu asik bgt cerita nyaa
15/07
0sedih
14/06
0Nice story
18/03
0mksih
02/03
0Good
26/02
0sangat bagus
21/02
0i lake
04/02
0👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
27/01
0sangat bagus
05/01
0👍👍👍
26/12
0