“Duduk!” perintah wanita beralis melengkung indah singkat. Radit menuruti dengan gerak tenang. Duduk di depan sang mama.
“Kamu itu anak mama, harusnya ketegasan mama menurun padamu.” Miranda memulai, dan Radit dalam sikap takzim mendengarkan.
“Apa kamu sudah menegur istrimu itu?” pertanyaan yang disertai tatapan menyelidik.
“Sudah, Ma.”
“Sudah? Hem, aku tidak yakin.” Ada senyum tipis tertarik pada bibir ber-lipstick pink pucat itu. “Apa dia pakai uang perusahaan untuk ke salon? Apa kamu tidak menuruti mamamu ini kalau uang untuknya cuma cukup 20 ribu saja!”
*
Kisah ini tentang istri yang dipandang rendah karena berasal dari keluarga sederhana. Pernah aku upload di akun literasi keduaku Qansha Anna. Selamat membaca.
Makassar - Kata-kata motivasi hidup kerap dibutuhkan untuk membangkitkan semangat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Hal ini dilakukan untuk memberi afirmasi positif pada diri sendiri dan orang lain untuk menjalani hidup lebih semangat dan bermakna.
Kata-kata motivasi hidup juga bisa menjadi pendorong untuk mewujudkan impian dan meraih kesuksesan. Tak hanya itu, kata-kata motivasi ini juga dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi stigma negatif.Kata-kata
19d
0
amiranur
good novel
19d
0
SuzsaianiNurhasidah
terbaik
20d
0
FarizRizky miftah
keren
21d
0
DediDedi
mantep
22d
0
PutraFakhri dwi enva
Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah dikasih ama garansi nih Alhamdulillah bagus
22d
0
Total: 84
Bab 1 Direndahkan, Sekali Dandan Mertua Pingsan
“Seragam Mas untuk nikahan Dewi sudah digosok. Hana simpan di situ kalo Mas nyari.” Perempuan manis m
Bab 2 Karena Cinta
“Eh, cantika manisa ke sini lagi. Cuss, masuk, Cantiiik!” Pria bergaya layu menyambut Hana di salonn
Bab 3 Kekuasaan Miranda
“Mana dia?!” “Ada di depan, Ma … baru nyampe.” “Suruh cepat ke sini!” “B-baik, Ma.” Sebenarnya Dewi ini
Bab 4 HP Sarasatya
“Halo, kamu di mana, sayangku?” Radit menelepon kembali. Rasa penasaran mengusiknya. “Di rumah, Mas.
Bab 5 Rahasia
“Aku bener ‘kan, Han?” Hana meringis. “Gimana kamu nebak kalau itu aku, Ta?” “Sebentar.” Meta menghent
Bab 6 Tekanan Hati
“Sudah turun panasnya.” Selain menempelkan punggung tangan Hana juga mengecup kening pria itu. “Sudah
Bab 7 Ceraikan Hana!
“Mas sudah bangun? Maaf, Hana nggak tau.” Hana yang mencari suaminya tak ada di kamar, menemukan pri
Bab 8 Keputusan Hana
“Mas masih sakit?” “Ugh … belum terlalu sehat, Sayang. Boleh ya mas baring-baring dulu.” Radit kembal
Bab 9 Misi Rahasia
Radit berdiri dengan bahu lunglai, tanpa menatap tiga orang yang pasti sudah puas sekarang ia berkat
Bab 10 Berpisah Sementara
“Setelah beberapa hari ini, bagaimana yang kamu lihat masmu itu?” Miranda menyuap sepotong apel sele
Bab 11 Ibu?
“Mas naik apa ke sini?” Hana tak melihat mobil di luar. Ia dan suami usai mandi malam bersama, sekar
Bab 12 Kabar Bahagia
Hingga sampai di rumah, Sara, ibunya Hana, tak berucap sepatah kata pun. Sepertinya wanita sederhana
Bab 13 Tak Ingin Terpisah Lagi
“Begitu dengar ada baby tercinta, papa langsung semangat bereskan semua kerjaan supaya bisa cepat ke
Bab 14 Tekanan Untk Radit
Radit cepat meraih jaket dari gantungan di lemari. “Sayang, mas harus pulang sebentar, Mama sakit.”
Bab 15 Keras Hati Miranda
Melihat suami tampak tengah tertekan, Hana perlahan duduk di depannya. “Ada apa, Mas …?” tanyanya be
Bab 16 Awal Perjuangan Radit
“Mas Radit ini benar-benar, ya! Sudah bikin Mama sakit, sekarang malah mau pergi juga!” omel Dewi be
Bab 17 Hangat Cinta
Meski tenaga perempuan, jika diayunkan dengan sepenuh tenaga karena emosi maka hasilnya pasti memati
Bab 18 Rencana Miranda
“Pagi amat datangnya, Bos, Bos!” sindir Bimo setengah bercanda. Ketika Radit datang pukul tujuh kura
Bab 19 Luka Hati Miranda
Hana yang duduk di depan laptopnya melongo tak percaya. Ia tengah membaca email. Berkali-kali ucapan
Bab 20 Karier Tak Terduga
Miranda tak bisa tinggal diam dengan keadaan dan pikirannya, wanita itu dibantu sang adik menemui te
Bab 21 Sky Mendamba Duplikat Hana
“Assalamualaikum … any body home?” “Waalaikumussalam … eh, Sky? Masuk, masuk!” Hana merapikan ujung k
Bab 22 Miranda Drop!
Tangis Dewi masih kuat saat diturunkan paksa di depan rumah mamanya. Tama kelewat marah dengan sikap
Bab 23 Berharap Hubungan Membaik
“Itu yang sudah kuwanti-wanti padamu, Mbak … aku kalau mau pusing ya lebih pusing juga dari kamu, Sk
Bab 24 Apa Aku Salah Menilainya?
“Tolong, ya, ini peringatan terakhir! Kalau sikapmu gak mencerminkan istri yang baik, kita selesai!
Bab 25 Ingin Diurus Menantu
“Sudah, Sayang? Sini mas buang sampahnya.” Radit masuk, mengambil sampah pampers kotor yang Hana gul
Bab 26 Hadir Fitnah
Hana masih belum begitu sadar dari tidurnya membaca pesan dari Purwana itu, tapi terus diulang baca
Bab 27 Pohon Duit Baru
“Mbak Rani kayaknya benar, deh! Kok Dewi nggak kepikiran, ya? Bisa jadi aja si Anu itu nyuruh orang
Bab 28 Tak Ingin Gegabah
Radit melangkah tergesa masuk rumah, ia ingin segera menjumpai sang istri. Melihat ke ruang tengah t
Bab 29 Beban Pikiran
“Kenapa? “Ada Apa?” “Itu yang nyetir perempuan! Kejebak di dalam!” “Cepat Tarik keluar! Mobilnya berasa
Bab 30 Suasana Rumit
Awan dan istri tergopoh menuju rumah sakit. Keduanya baru tahu kalau yang menabrak mereka sore tadi
Bab 31 Tanggung Jawab Bersama
“Kam-mu boh-hongi mam-ma!” Miranda dengan terbata mengatakan, kalau tidak ada yang tahu tempat perhi
Bab 32 Dewi Bersama Hana
“Maaf nggak akan membawamu turut campur. Semoga kamu paham.” Pagi ini Radit baru bisa membahas apa y
Bab 33 Kejadian Tak Terduga
Bekerja dengan tim yang hanya menunggu diperintah baru bergerak amatlah repot. Radit sesali telah me
Bab 34 Bahagia yang Terusik
“Lihat apa yang kubilang, Bim! Terbukti ‘kan?!” Radit yang mencari di mana keberadaan ponselnya mend
Bab 35 Luka yang Sama
“Sorry, ya, Dit dengan kejadian Si Botong itu. Aku sudah pecat tu anak gak guna! Kita buka lagi deh
Bab 36 Kabar Bahagia Versi Radit
Tahu ada besannya datang, Sara dengan tergopoh masuk dari pintu belakang. Sebelum ke kamar bayi ia b
Bab 37 Saatnya Lebih Tegas
“Semua orang pernah salah, Sayang. Mama sungguh-sungguh mau perbaiki kesalahannya dulu.” “Mas juga ha
Bab 38 Masalah Tak Berujung
“Mas pagi-pagi ngelamun? Semangat, yuk, kasian lho Fakhri liat papanya gini.” Sepulang dari rumah ma
Bab 39 Bahagia Hana Adalah Pusat Bahagia Fakhri dan Radit
Hana ada janji wawancara hari ini, media ingin meliput tentang novelnya yang tengah digarap untuk di
Bab 40 Reaksi Mereka Tentang Hana
“Non? Kenapa di luar?” Seorang wanita paruh baya, berseragam khas pekerja rumah menegur Dewi yang ma
Bab 41 Rasa Rendah Menghantui
“Mama becanda?! Siapa juga ih yang mau jilat sampe jadi babunya? Ogah!” Dewi menarik wajahnya cepat.
Bab 42 Niat Berpisah
Entah karena alasan apa hati Miranda merasa lega dengan kehadiran Hana dan cucu kemari. Senyumnya le
Bab 43 Larangan Radit
Hari ini, setelah kegiatan bersama team Wardiah di mall, Hana baru bisa pulang sebelum ashar. Saat s
Bab 44 Permintaan Radit Pada Sky
Radit merasa jatuh hati pada tempat yang baru ini. Tidak ada gedung-gedung tinggi, ataupun rumah yan
Bab 45 Gelisah
“Satu itu nama istri, Pak. Satunya lagi nama mama saya. Siap. Terima kasih Pak Maki sudah mau memban
Bab 46 Usaha Hingga Titik Akhir
Mobil gagah putih masuk ke halaman rumah Hana. Pria berambut nanas, pemilik kaki panjang itu turun d
Bab 47 Belum Janda sudah Banyak yang Menggoda
“Aku tau kamu mampu mencintai Radit lebih, tapi harap jangan abai cintai dirimu sendiri.” Tanpa senga
Bab 48 Titipan Radit Pada Sky
Pria berkemeja abu itu terpaku, menatap kosong pada lantai. Jemari kokohnya terkepal kuat, hingga bu
Bab 49 Isyarat Perpisahan
Hana segera meminta Pak Amin mengantarkan ke rumah sakit. Sementara Rani dan Dika mendadak bingung,
Bab 50 Mengembalikan Pada Mamanya
Tiga minggu berlalu, Hana masih berperang sengit dengan perasaan sendiri. Setelah beberapa kali menj
Bab 51 Kedatangan Sky
Setelah keributan dengan Radit hari itu, Miranda agak tak peduli pada kesehatan sang putra. Ia mendi
Bab 52 Pergi
“Gimana tanggapanmu jika Radit datang dan minta maaf? Ingat, ada Dek Fakhri di antara kalian. Aku sa
Bab 53 Serangan Kedua
Para asisten panik berusaha menyadarkan majikan mereka yang pingsan. Tetap dalam posisi tergeletak d
Bab 54 Apa Aku Jatuh Cinta?
“Bu, tadi ada dua surat. Sudah saya taruh di depan pintu kamar.” “Iya, Mbok, makasih.” Hana baru pulan
Bab 55 Masa Lalu yang Pernah Terkubur
Usaha baru Radit sempat sepi di minggu pertama, sekarang mulai ada satu dua pesanan. Ia sosok yang s
Bab 56 Melahirkan di Mobil
Wanita itu terbaring kaku, tanpa bisa menggerakkan anggota tubuh sama sekali. Hanya gerak mata yang
Bab 57 Dua Lamaran
Jantung Sky berdebar tak henti, isi kepalanya menghafal kata yang sudah disiapkan sejak semingu lalu
Bab 58 Naluri
“Jangan seperti ini. Kasian Nia, Wi. Tolong beri dia ASI-mu ….” Wanita yang tengah menangis itu tetap
Bab 59 Tuduhan
Tiba di klinik Medical Centre bernuansa biru dan putih, dua perawat langsung siaga keluar melihat ke
Bab 60 Mencari Pengganti Hana
“Ada apa ini?” tanya salah satu anggota berseragam coklat pada Tama. Sesaat kehadiran dua polisi itu
Bab 61 Hana Masuk Rumah Itu Lagi
“Kamu kenapa, Wi?” tanya Dika melihat Dewi datang ke rumah mamanya dengan wajah tak karuan. “Mas Dika
Bab 62 Penyesalan Tanpa Kesempatan
“H—hh … Ha … Ha--!” “Ya, Ma ...? Mama mau ngomong?” Hana gegas bergerak mendekat arah kepala Miranda.
Bab 63 Panggilan Hati
Menjelang isya Hana baru bisa pulang dari rumah duka. Keluarga Virana dan keluarga Pradipta lainnya
Bab 64 Pertimbangan Untuk Hafiz
“Melangkahlah lihat ke depan, Nak … jangan kaki tertanam di masa lalu …." "Selama ini, Abah belum pe
Bab 65 Beri Aku Kesempatan
Cepat Radit berbalik sebelum Hana menyadari tengah ditatap. Jantungnya berpacu kuat memukul dada, in
Bab 66 Tanpa Terduga
Selama dua hari pertama di Jakarta kesibukan Hana super padat. Jika diikuti seperti yang dimau pihak
Bab 67 Habibi dan Cintaku
Kamar di lantai dua biasa Hana pakai tempat; shalat, santai membaca, atau mengikuti mata kuliah, ter
Bab 68 Kekasih Halal
Mata pria itu mengernyit, lalu perlahan membuka. Alarm bawah sadar, memanggil ia bangun shalat malam
Bab 69 Sakitnya Didustai
“Mak-maksudnya, Miranda Novia Wibisana itu … anak Ustaz …?” Ustaz Maulana tak langsung melanjutkan,
Bab 70 Serangan
"Jika dari sekarang kita berusaha lebih baik, porsi sesal kalau kita mati nanti atau besok akan berk
Bab 71 Dilema
“Nak!” “Mbak Hana gak apa-apa?” Ibun dan dua karyawan lain melihat keadaan Hana yang tertunduk di me
Bab 72 Syarat Keinginan Dewi
Jika tadi, saat bersama anak dan suami Hana bisa tersenyum lepas, saat semua tengah lelap begini hat
Bab 73 Ujian
“Alhamdulillah, anak Ummi lahap makannya.” Tatapan mata Hana tertuju pada putranya yang belajar meny
Bab 74 Perjuangan Dewi
“Insyaallah, Ai termasuk amanat Allah untuk saya, Pak Radit tidak perlu khawatir. Apa yang Allah tit
Bab 75 Pencarian Jodoh
Kejadian di restoran, akibat ulah Dewi jadi ramai dibincangkan akhir-akhir ini di media sosial. Ada
Bab 76 Perempuan Kedua
Sejak bertanya tentang status Yesi, dan merasa ada kesempatan, Radit jadi rutin menghubungi nomor pe
Bab 77 Kissmark
Alhamdulillah .... Napas lega bisa lebih panjang Hana embuskan lepas. Sebab ia sudah menyelesaikan be
Bab 78 Ketakutan Yesi
“Mbak Yesi izin pulang kemarin karena menikah?” selidik Hana pada Yesi yang meraih selimut dan menga
Bab 79 Jebakan
“Ma-maaf, Bu ...." "Saya yang salah, langsung masuk karena Mbak nggak dengar dipanggil." "Ummi!" Fakh
Bab 80 Penculikan Hana
Matahari terus merangkak turun ke barat, sebentar lagi gelap. Hafiz yang tak bisa menghubungi istri
Bab 81 Gara-Gara Perasaan
Tubuh perempuan muda itu basah bermandi peluh, duduk memeluk lutut di sudut kamar sempit ini. Ketaku
Bab 82 Eksperimen Rasa
Mata cekung itu perlahan membuka. Beberapa saat hanya terlihat kabut menutupi pandangannya, hingga s
Bab 83 Lega
“Ini masih sakit?” Hafiz mengecup puncak kepala, bertanya di sana tanpa lepas menghidu wangi rambut
Bab 84 Semua Bahagia (Tamat)
Masa-masa emosi panas, dan rasa tak terima kembali lagi terlewat. Sangat normal jika seorang insan m
bagus
1d
0bagus
1d
0mantap
12d
0seruhh
16d
0Makassar - Kata-kata motivasi hidup kerap dibutuhkan untuk membangkitkan semangat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Hal ini dilakukan untuk memberi afirmasi positif pada diri sendiri dan orang lain untuk menjalani hidup lebih semangat dan bermakna. Kata-kata motivasi hidup juga bisa menjadi pendorong untuk mewujudkan impian dan meraih kesuksesan. Tak hanya itu, kata-kata motivasi ini juga dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi stigma negatif.Kata-kata
19d
0good novel
19d
0terbaik
20d
0keren
21d
0mantep
22d
0Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah dikasih ama garansi nih Alhamdulillah bagus
22d
0