Total : 80Part 1
Tarno sedang dalam perjalanan ke rumahnya saat ini dengan mengendarai mobil avanza hitam yang senga
readmore Part 2
Tarno berjalan dengan pelan menuju ruang tamu. Tangannya tak henti mengusap kasar wajahnya yang tid
readmore Part 3
“Itu apa? Apa kamu juga berbohong soal kehamilanmu, seperti kamu membohongiku?” cecar Tarno. “Tidak.
readmore Part 4
Dug. Terdengar suara benda terjatuh. Tarno dan Susanti segera menoleh ke tempat suara berasal. Melupa
readmore Part 5
Tarno segera membopong emaknya ke kamarnya sesuai instruksi adiknya. Ratih mengikuti dengan cemas di
readmore Part 6
“Apa maksudmu Ratih, sejak kapan aku menyuruh Susanti untuk tidak memberikan uang pada Emak?” tanya
readmore Part 7
Tarno terbangun saat matahari sudah tinggi. Saat melihat ponselnya untuk mengecek waktu ternyata sud
readmore Part 8
Dila dan Dinda terdiam mendengar pertanyaan Susanti. Membuat Tarno semakin cemas dan resah. Ia ingin
readmore Part 9
Tubuh Tarno kaku tidak mau bergerak sesuai perintah otaknya. Ia menutup matanya dengan tubuh gemeta
readmore Part 10
Siang itu sepulang sekolah seorang gadis berusia tujuh belas tahun tampak berdiri di depan gerbang p
readmore Part 11
Sebuah truk besar bermuatan penuh datang tepat setelah Tarno mengajukan pertanyaan tentang suami dan
readmore Part 12
Tarno mengangguk pelan. Ia kembali terkenang dengan masa sekolahnya. Susanto Wicaksono yang akrab di
readmore Part 13
Tak terasa sudah dua minggu Tarno bekerja di toko bahan bangunan milik Lastri. Ia sudah beradaptasi
readmore Part 14
[Dasar pembohong! Bukankah kemarin sudah sepakat akan memberikan nafkah satu juta perbulan untuk ana
readmore Part 15
Wina dan Lastri tampak kaget mendengar jawaban Tarno barusan. Sementara Tarno menundukkan kepalanya t
readmore part 16
Samsul sampai melongo mendengar pertanyaan Wina yang lebih mirip orang marah daripada bertanya. Lastr
readmore part 17
Sesuai dengan perkataan Lastri kemarin pada Wina, hari ini ia berniat mengumpulkan seluruh pekerja d
readmore part 18
“Sebenarnya selama seminggu ini, Aku tidak diberi uang saku. Katanya ibu tidak punya uang. Karena it
readmore part 19
Tarno berkendara dengan kecepatan tinggi. Ia membayangkan senyum kedua putrinya untuk meredakan emos
readmore part 20
Joko yang baru pulang dari sawah langsung mengambil ponselnya yang berdering dari atas lemari. Tertu
readmore part 21
Kartu SIM Tarno sudah jadi beberapa hari yang lalu. Namun belum ada permintaan dari Lastri untuk men
readmore part 22
Lastri menghela nafas. “Benar, Mas. Suamiku adalah Mas Santo, orang yang Kamu kenal. Teman dekatmu d
readmore part 23
Tarno tertegun memandang rumah besar dan megah di depannya. Rumah mewah bergaya klasik modern. Dua p
readmore part 24
Tarno kelabakan saat Wina tiba-tiba memanggil Lastri. Wanita berkacamata itu mengatakan pada Lastri
readmore part 25
Tangan kekar Tarno memegang erat tubuh Lastri agar tidak terjatuh. Tatapan mata keduanya bertemu sek
readmore part 26
Tarno masih memandang Lastri dengan penuh harap. Membuat wanita yang hari ini memakai kerudung merah
readmore part 27
“Maafkan Aku, Las,” ucap Tarno. “Mas, Aku ... “ Lastri tidak bisa melanjutkan perkataannya. Ia bingun
readmore part 28
Setelah Wina menggodanya kemarin, Lastri jadi memikirkan lagi bagaimana perasaannya yang sebenarnya
readmore part 29
Lelaki itu memandang kepergian Lastri tanpa berkedip. Setelah mobil sedan hitam yang dikendarai Last
readmore part 30
“Bu Lastri. Kok malah bengong di tengah jalan,” panggil Wina saat melihat Lastri yang masih terdiam
readmore part 31
Mobil pick up yang dinaiki Tarno dan Anto akhirnya sampai ke tempat tujuan setelah menempuh perjalan
readmore part 32
“Iya, Mas.” Lastri mengangguk pelan dengan berkata lirih sekali. Bahkan seperti berbisik. Tarno hamp
readmore part 33
“Apa kamu punya pacar?” tanya emak langsung ke pokok masalah. Wajah Tarno langsung berubah pucat saat
readmore part 34
Tarno sedang duduk di luar toko saat ponsel di saku celananya berdering. Sebuah lagu mengalun dari p
readmore part 35
Tarno segera duduk di halaman toko bergabung bersama pekerja yang lainnya. Saat ia baru saja mendara
readmore part 36
Tarno disambut emak sesampainya di rumah. Tadinya ia pikir emak akan menanyainya juga tentang hubung
readmore part 37
Tarno merasa penasaran siapakah orang yang disapa Lastri dengan panggilan ibu dan bapak. Siapakah ke
readmore part 38
Lastri dan Tarno saling melirik. Memberi isyarat lewat tatapan mata seakan mendiskusikan tentang jaw
readmore part 39
Tarno pulang dengan perasaan yang campur aduk. Senang, bingung, terkejut dan cemas semua berkumpul m
readmore part 40
Tarno mendapat pesan dari pengadilan agama yang menyatakan bahwa akta cerainya sudah jadi dan bisa d
readmore part 41
Tarno duduk di samping emak menunggu salah satu dari mereka berbicara. Namun tidak ada yang mengelua
readmore part 42
Hari yang ditunggu Lastri akhirnya tiba juga. Setelah mempersiapkan hatinya semalaman akhirnya hari
readmore part 43
Setelah makan dan bercakap-cakap sebentar, Tarno dan Lastri berpamitan pada emak untuk pergi menjemp
readmore part 44
Dila yang masih belum pulih dari rasa kagetnya setelah mendengar perkataan ibunya akan menikah denga
readmore part 45
“Tolong jaga Dinda dulu ya,” pinta Tarno pada Lastri. Lastri mengangguk dengan cepat. Wajahnya terlih
readmore part 46
Sepeninggal Tarno, Lastri segera mendekati Dinda dengan membawa keranjang yang ditaruh Dila di lanta
readmore part 47
Dinda mengajak ayahnya berkeliling mall lagi setelah makan piza. Ia ingin melihat seluruh isi mall.
readmore part 48
“Apa itu, Dil?” tanya Susanti yang baru keluar dari kamar Dinda saat melihat Dila menenteng sesuatu.
readmore part 49
Malam itu Lastri tidak bisa tidur meskipun jam di dinding sudah menunjuk pada angka dua belas malam.
readmore part 50
Lastri menaiki tangga dengan semangat karena ingin menunjukkan pada Dila dan Dinda ruangan yang ada
readmore part 51
Dila sebenarnya masih belum terlalu lapar karena ia biasanya makan siang diatas jam satu siang setel
readmore part 52
“Rumah Tante Lastri besar ya, Kak. Mirip rumah di sinetron yang biasanya ditonton ibu,” komentar Din
readmore part 53
Susanti berpikir keras mencoba mencari cara agar pernikahan Tarno dan Lastri tidak jadi dilaksanakan
readmore part 54
Tarno duduk di kursi teras dengan ditemani secangkir kopi panas yang mulai dingin. Ia baru saja menu
readmore part 55
Dila dan Dinda sedang duduk di ruang tamu, menunggu ayahnya datang menjemput. Hari ini adalah hari m
readmore part 56
Lama Dila menunggu tapi tidak ada satu kata pun keluar dari bibir Lastri. Wanita yang akan menikahi
readmore part 57
Sesuai janji yang telah diucapkan sebelumnya, hari ini Lastri datang ke acara pernikahan Susanti yan
readmore part 58
“Mampir ke rumah emak dulu ya, Las,” ajak Tarno dalam perjalanan pulang. “Hah? Ngapain, Mas?” Lastri
readmore part 59
“Sah!” teriak para saksi dan penghulu setelah mendengar kalimat ijab kabul yang dilafalkan oleh Tarn
readmore part 60
Lastri terbangun beberapa menit sebelum azan subuh berkumandang. Rasa lelah yang mendera tubuhnya me
readmore part 61
Setelah acara resepsi pernikahan selesai, Tarno dan Lastriistirahat selama dua hari sebelum memulai
readmore part 62
Lastri mengajari Tarno dengan sabar dan telaten tentang pengoperasian dan manajemen toko hampir seti
readmore part 63
Seperti yang dikatakan Lastri dalam waktu sebulan, Tarno sudah mulai terbiasa membantu istrinya meng
readmore part 64
Dila menyentuh kalung di lehernya sambil mendesah pelan. Wajahnya terlihat cemas dan gusar, tidak se
readmore part 65
Lastri dan Tarno berjalan menaiki tangga dalam diam. Suasana tegang menyelimuti sekitar sehingga tid
readmore part 66
Susanti sedang beristirahat di ruang tamu sambil menonton televisi saat mendengar suara mobil dari h
readmore part 67
Lastri menunggu kepulangan Tarno dengan perasaan tidak karuan. Ia merasa tidak enak karena sudah mem
readmore part 68
“Mau ke mana, Mas?” tanya Susanti saat melihat Joko bersiap-siap pergi dengan dandanan yang cukup ra
readmore part 69
Belum ada seminggu sejak Lastri menerima pesan notifikasi dari rekening yang dipegang Tarno terakhir
readmore part 70
Susanti membanting ponsel yang dipegang ke atas kasur dengan kasar saat membaca pesan balasan dari T
readmore part 71
Awalnya Dila sempat menolak saat mengetahui rencana Susanti. Ia sudah kapok dan berjanji tidak akan
readmore part 72
“Apakah Kamu butuh sesuatu? Atau sudah lapar?” tanya Lastri sambil berjalan mendekat pada Dila. “Eh .
readmore part 73
Lastri bertekad untuk mencari bukti dan menyelidiki masalah uang yang selalu berkurang setiap kali D
readmore part 74
Sesuai perkataannya di mobil tadi, Lastri memanggil Dila dan Dinda untuk berkumpul di ruang tamu unt
readmore part 75
Sebenarnya banyak hal yang ingin Tarno tanyakan pada Dila mengenai masalah pencurian uang yang telah
readmore part 76
Kepergian Lastri yang tidak meninggalkan kabar sama sekali membuat Tarno semakin cemas dan khawatir.
readmore part 77
Setelah memarkirkan mobil, Tarno segera mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Susanti. Telepon te
readmore part 78
Dila menangis sesenggukan di pelukan Susanti. Menenangkan diri setelah keluar dari kantor polisi. Wa
readmore part 79
“Dek ... Ada apa?” Tarno mengetuk pintu dengan panik setelah mendengar teriakan Lastri dari dalam ka
readmore part 80
Dokter yang rambutnya sudah memutih sebagian itu tidak langsung menjawab. Ia terdiam cukup lama samb
readmore
bagus
3d
0mntappppp
8d
0keren
10d
0seruh cerita nya
11d
0yas
02/10
0enak banget ceritanya
18/09
0👍🏻👍🏻👍🏻
13/04
0GK aeru
06/03/2023
0good👍
23/02/2023
0bagus yayay
22/02/2023
0