Total : 33Chapter 1 Dekatnya kematian
"Bagaimana dengan keadaan istri saya, Dok?" "Maaf, ginjalnya sudah parah, jadi kemungkinan tidak bisa
readmore Chapter 2 Berpisah dengan anak-anak
Aku masih ada di kamar ini, kamarku dan Hanum. Memandangi fotonya tanpa jemu. Menciumi bajunya sambi
readmore Chapter 3 Menikah
Minggu sore, aku menyempatkan ziarah ke makam Hanum. Hanya membacakan Surat Yasin dan tahlil singkat
readmore Chapter 4 Bolos
POV Rasya Lusa ayah akan menikah. Rasanya sakit hati ini mendengar kabar ayah akan menikah lagi. Tak
readmore Chapter 5 Suapan Ayah
Akupun beranjak dari bangku dan berniat membayar pada Mak Yem. Namun ketika melewati bangku yang dit
readmore Chapter 6 Ketahuan
Lihatlah Hanum! Anak kita masih butuh kasih sayang kita, dia terharu hanya karena aku menyuapinya, s
readmore Chapter 7 Mengigau
"Rasya, bagaimana sekolah kamu sekarang? Apa sudah dimulai pemilihan ketua OSIS baru?" Aku memulai pe
readmore Chapter 8 Mulai akrab
Jam 7 malam, kami sampai di rumah ibu Nurul, ibu mertuaku. Pintu rumah langsung terbuka ketika kami
readmore Chapter 9 Nawang
"Ya udah, sih. Gak usah marah-marah, itu artinya emang dibangunin malaikat buat sholat. Tuh, udah ja
readmore Chapter 10 Mantu
"Nawang sebenarnya hamil, Yah. Dia hamil anakku." Aku langsung terduduk di samping Dika. Ahh anakku .
readmore Chapter 11 Jengkel(in)
"Kamu masih punya Ayah yang masih mampu memberimu nafkah, kenapa harus mencari orang lain untuk melu
readmore Chapter 12 Kehilangan (lagi)
Angkat ... tidak ...? Angkat ... tidak ...? Angkat ... tidak ...? Kalau kuangkat, mesti ibunya yang nyu
readmore Chapter 13 Pulau Lusi
"Ayo, sini makan bareng, Dik!" Sabtu ini aku pulang, menemui anak-anakku dan memberi semangat pada Di
readmore Chapter 14 Kehilangan (janin)
Minggu siang aku bersiap-siap untuk kembali ke kota dinasku. Nabila masih agak lemas setelah drama k
readmore Chapter 15 Berbuka
Sebulan pasca kuret, Nabila sudah tersenyum seperti biasa. Mungkin sudah agak lupa dengan rasa kehil
readmore Chapter 16 Liburan
Akhirnya ... aku di sini, pulau yang ramai dengan bule yang memamerkan paha-paha indah di pantai. Pu
readmore Chapter 17 Nasib malang
"Ayaaaah ..." Bahfi langsung menghambur ke pelukanku. Sedangkan Dika cuma berdiri melihatku. Namun s
readmore Chapter 18 Menemukan sahabat
"Maaf, jika kehadiran Rasya disini semakin merepotkanmu." Ucapku pada Nabila. "Tak apa, Mas. Aku tahu
readmore Chapter 19 Keluarga lengkap
"Sya." Sapaku pagi ini saat dia di taman. Tempat favoritnya sejak tinggal disini. Tempat yang sejuk,
readmore Chapter 20 Pindah rumah
"Kak, aku mau pulang dengan kalian." Sudah dua hari Dika dan Bahfi menginap di rumahku. Rumah ini jad
readmore Chapter 21 Ikut lomba
"Aku kenapa, Mas?" Akhirnya istriku sadar juga, aku takut dia kenapa-napa. Sejam sudah dia tak sadar.
readmore Chapter 22 Menyusul Ibunya
Bab 22 Semua bersedih, satu persatu kami bergantian ke rumah sakit. Rasya yang sebelumnya kecelakaan,
readmore Chapter 23 Diary Biru
Tak terasa, satu persatu orang yang kucintai meninggalkanku. Awalnya Hanum, istri yang sangat kucint
readmore Chapter 24 Diary biru 2
Jum'at, 31 Desember 2021 {Aku masih ingin tersenyum mengingat kejadian tadi siang, ketika Raka dengan
readmore Chapter 25 Ada apa dengan istriku?
[Terima kasih telah menemaniku hari ini. Aku harap kita menjadi lebih ...] Siapa Andre? Setahuku Nabil
readmore Chapter 26 Sekretaris baru
"Aku capek, Mas. Aku mau istirahat." "Baiklah, istirahatlah. Besok kita bicara lagi." Aku mengalah den
readmore Chapter 27 Bertemu Andre
POV Nabila Tiap hari hanya begitu saja aktivitasnya, tak sedikitpun berubah. Pulang kantor langsung m
readmore Chapter 28 Pulang dengan dr.Andre
Aku dan Sofia bergantian bersalaman dengan dokter Andre. Kami berbincang sebentar, sampai aku memanda
readmore Chapter 29 Dekat tanpa bertemu
"Oke, aku maafkan. Tapi dengan satu syarat," ucapku balik menggodanya. "Apa?" tanya dia. "Segera antar
readmore Chapter 30 Aku lelah, Mas.
Suara dokter Andre yang memanggil namaku via ponsel terngiang-ngiang di bawah alam sadarku. Mataku me
readmore Chapter 31 Tak kusangka
2 bulan berlalu. Sikap Mas Dimas masih seperti dulu, selalu sibuk. Aku pun juga tak ingin memusingkan
readmore Chapter 32 Haruskah aku menyerah
Dia yang membuatku melayang tinggi, namun dia pula yang menghempaskanku di jurang terdalam. Aktivitas
readmore Chapter 33 Melepasmu
“Pikirkan baik-baik lagi. Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu, Dek?” Kali ini aku yang terdiam. J
readmore
sangat sedih
20/08
0cerita bagus
17/07
0ceritanya bagus sekali, saya suka
30/06
0keren
28/06
0sabar aja kali
15/06
0baik
30/05
0mantap
22/05
0bagus
16/05
0asik ceritanya bikin penasaran abis...
06/05
030,m
05/05
0