Total : 80Chapter 1 Kejutan Dari Suamiku
Ma, besok mas pulang ke rumah. Bersihin kamar tamu sekalian ya? Mas bawa seseorang" "Siapa Mas? Kelua
readmore Chapter 2 Berbagi Waktu
"Ma, aku mohon. Cobalah untuk menerima Rindu. Sekarang dia juga istriku, dia sama berhaknya denganmu
readmore Chapter 3 Berlaku Tak Adil
Hari menjelang sore, aku mondar mandir di depan teras. Suami yang ku tunggu tak kunjung datang. Jang
readmore Chapter 4 Menyusun Rencana
Suara mobil mas Yoga memasuki bagasi rumah, aku segera membukakan pintu. Akhirnya dia pulang juga. M
readmore Chapter 5 Mulai Waspada
Saat mobil mas Yoga berhenti di klinik kandungan, aku turun dengan enggan. Rasanya malu sekali. Dipe
readmore Chapter 6 Putus Asa
Ku lajukan kendaraan dengan hati yang penuh dengan kemarahan. Aku tak bisa terima perlakuan mas Yoga
readmore Chapter 7 Mertua Pilih Kasih
Aku berkemas hendak ke swalayan, kulkas sudah kosong. Aku mau belanja. Terpaksa pergi sendiri. Karen
readmore Chapter 8 Pilihan Rumit
Sampai di rumah, aku terduduk lesu di ujung ranjang. Berpikir keras. Apa yang harus aku lakukan. Mas
readmore Chapter 9 Penentuan
"Tidak, mas. Aku tidak ingin memperkarakan dia yang menikah diam-diam. Aku hanya ingin bercerai dan
readmore Chapter 10 Menguatkan Mental
Aku masih kekeh mengunci diri di dalam kamar. Terdengar mas Yoga masih berupaya untuk membujukku. "Ke
readmore Chapter 11 Kejutan Dari Paman
Belum terlalu jauh kami meninggalkan rumah, handphone mas Yoga kembali berdering. Firasat ku mengata
readmore Chapter 12 Secercah Harapan
Di sepanjang perjalanan menuju rumah, aku sibuk berpikir. Bagaimana caranya untuk bercerai secepatny
readmore Chapter 13 Curiga
Aku memutar haluan kembali ke rumah, aku harus memberi tahu mas Yoga apa yang aku dengar tadi. Perem
readmore Chapter 14 Berusaha Tegar
Aku memasuki rumah dengan enggan, terasa begitu sepi. Tak ada lagi kebahagiaan yang kurasakan saat m
readmore Chapter 15 Tak Sengaja Bertemu
Setelah membersihkan peralatan makan, aku lalu berkemas. Saatnya untuk keluar. Aku mau belanja ke sw
readmore Chapter 16 Keputusan Paman
Aku yang kala itu mendengar dari balik pintu kamar berharap paman merestui hubungan kami. Aku merasa
readmore Chapter 17 Pembalasan
Aku ke dapur dan langsung membuka kulkas, aku mau masak ayam goreng saja. Tadi, aku sudah makan dend
readmore Chapter 18 Gelisah
Perempuan itu langsung mendapatkan perawatan, mas Yoga terlihat sangat gelisah. Aku berdiri mematung
readmore Chapter 19 Lelaki Misterius
Aku bergegas ke kamar, meraih handphone dan melihat siapa yang menelpon. Ternyata itu dari Bayu, ses
readmore Chapter 20 Telepon Mencurigakan
Kenapa perempuan itu seperti tahu sesuatu tentang rahasia suamiku? Kenapa dia bilang suamiku bahkan
readmore Chapter 21 Debaran Menggoda
Kuparkirkan mobil di garasi rumah, dengan gontai aku beranjak membuka pintu rumah. Meletakkan tas da
readmore Chapter 22 Rahasia Suamiku
Aku menggigit bibir bawahku dengan gelisah. Sedangkan mas Candra duduk sambil terus menatapku. Aku m
readmore Chapter 23 Aku Bukan Pelayan
Rahasia apa yang disembunyikan oleh suamiku? Perempuan itu bilang, pernikahan kami hanyalah atas das
readmore Chapter 24 Kejelasan
Vidio yang dikirimkan Bayu berisi seorang pria yang mengendarai sepeda motor memasuki halaman rumah
readmore Chapter 25 Tempat Berbagi
Aku terduduk lama di ruang tamu, berpikir apa yang sebenarnya terjadi. Tapi aku tak menemukan jawaba
readmore Chapter 26 Curiga
Setelah sampai di rumah, terlihat mobil Mas Yoga sudah ada. Berarti dia sudah pulang. Aku segera kel
readmore Chapter 27 Ah, Paman!
Assalamualaikum.....Paman...Bibi.... kalian dimana?" ujarku berjalan melewati ruang tamu. Menuju rua
readmore Chapter 28 Hanya Sementara
Paman menatapku, lalu beralih pada Mas Yoga. "Paman dan Pak Santoso direktur perusahaan tempat kamu
readmore Chapter 29 Vidio Itu...
"Makannya pelan-pelan Riana", Mas Candra menghidangkan segelas air putih disamping piringku. "Makas
readmore Chapter 30 Karma Mas Yoga
Aku mendengarkan dengan seksama percakapan antara perempuan itu dan pria yang ada didepannya melalui
readmore Chapter 31 Firasat Buruk
"Sayang...sayang...sini bentar dong?" suara Mas Yoga terdengar memanggilku dari arah luar. Padahal h
readmore Chapter 32 POV YOGA( Awal Mula)
Aku memasuki ruangan baru tempat kerjaku. Jabatan direktur sekarang ada dalam genggamanku. Aku tak m
readmore Chapter 33 POV YOGA (Lega)
Aku memperhatikan mereka dari arah jauh. Perempuan yang bernama Riana itu masih menangis di pelukan
readmore Chapter 34 POV YOGA ( Mimpi Buruk)
Sejak kejadian tabrakan itu, aku selalu di hantui oleh mimpi buruk. Selalu saja tiap malam aku ters
readmore Chapter 35 POV YOGA (Rencana Lamaran)
Riana menyuap makanan terakhir yang ada di piringnya. Dia telah selesai makan. Begitupun denganku. "
readmore Chapter 36 POV YOGA(Pernikahan)
Dengan berbagai usaha, akhirnya Paman Riana mau juga menerima lamaranku. Bahkan sesuai dugaanku. Di
readmore Chapter 37 POV RINDU(Rencana Licik)
Rindu menatap Riana yang tergeletak diatas sofa rumahnya. Darah mengalir dari kening Riana. Rindu te
readmore Chapter 38 Disekap
Aku merasakan sakit pada kepala dan juga pergelangan tanganku. Dengan hati-hati aku membuka mata. De
readmore Chapter 39 Tebusan
Aku tak kuasa menolak saat tangan kekar laki-laki itu kembali menutup mulutku dengan lakban. Perutku
readmore Chapter 40 Menyerah
Mas Yoga langsung membawaku ke rumah sakit. Kepalaku yang dipukul perempuan itu masih terasa sangat
readmore Chapter 41 Kehadiran Mas Candra
Cukup lama aku menangis dipelukan Mas Candra. Aku hanya butuh seseorang sekarang. Hatiku sangat kece
readmore Chapter 42 Pulang
Mas Yoga menarik kerah baju Mas Candra, saat mendengar Mas Candra memanggilku dengan sebutan sayang.
readmore Chapter 43 Tak Tahu Malu
"Apa yang kamu cari, Mas?" teriakku pada Mas Yoga. "Dimana kamu menyimpan surat-surat berharga peru
readmore Chapter 44 Pindah
Aku masih mentertawakan kebodohan Mas Yoga, ingin sekali mengatakan padanya bahwa perempuan itu pun
readmore Chapter 45 Rumah Baru
"Amira, kamu dimana? Nggak jadi datang ke rumahku?" tanyaku pada Amira sesaat setelah dia menjawab p
readmore Chapter 46 Kedatangan Mertua
Aku langsung istirahat sesampainya di rumah. Kupandangi langit-langit kamar mataku berembun oleh air
readmore Chapter 47 Bujukan Mertua
"Ayo Riana! Kita bicara di dalam!" ajak Mas Yoga sok berkuasa. "Kami sepertinya pulang saja ya, Ria
readmore Chapter 48 POV YOGA (Putus Asa)
Aku melajukan kendaraan keluar dari rumah baru Riana. Sialan! Dia beli rumah yang sangat mewah. Jauh
readmore Chapter 49 POV YOGA(Menyesal)
"Bagaimana? Apa mereka suka dengan rumahnya?" tanyaku pada agen penjualan rumah itu. "Suka, Pak. Har
readmore Chapter 50 Periksa Kandungan
Hari ini jadwal kontrol kehamilanku. Sebelum berangkat, aku sarapan dulu. Hidupku terasa damai sendi
readmore Chapter 51 Didatangi Perempuan Itu
Semua urusan perceraian aku serahkan pada Mas Candra. Aku tak pernah menghadiri sekalipun sidang pe
readmore Chapter 52 Pembalasanku
Aku menunggu beberapa hari, tapi perempuan itu belum juga kembali menghubungiku. Apa dia sedang mer
readmore Chapter 53 Penyekapan Mereka
"Kamu perempuan berhati iblis! Aku sudah membantumu dengan memberikan diary itu tapi malah ini bala
readmore Chapter 54 Pengakuan
Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Kuulangi membaca halaman demi halaman diary milik Mas Yoga. S
readmore Chapter 55 Di Tahan
"Kamu tidak punya perasaan, Mas! Hanya demi menghilangkan rasa bersalahmu, kamu tega membohongiku se
readmore Chapter 56 Ke Rumah Paman
Mas Yoga langsung di giring memasuki penjara oleh polisi tadi. Aku menatap Mas Yoga dengan perasaan
readmore Chapter 57 Kemarahan Paman
Mobil Mas Candra menuju kantor polisi tempat dimana Mas Yoga di tahan. Sedangkan mobil Paman dan Bib
readmore Chapter 58 Kedatangan Ayah Mertua
Besok paginya, Paman dan Bibi hendak kembali ke rumahnya. "Riana, kamu jangan terlalu berpikir tenta
readmore Chapter 59 POV YOGA ( Penyesalan)
Dinginnya jeruji besi penjara membuatku tersadar bahwa sekarang hidupku bukanlah siapa-siapa lagi un
readmore Chapter 60 Perceraian
Aku menghubungi handphone Mas Candra besok adalah sidang putusan mengenai perceraianku. Aku berharap
readmore Chapter 61 Hak Mas Yoga
Aku sudah mendapatkan alamat kontrakan mantan Ayah dan Ibu mertuaku. Rencananya hari ini aku ingin m
readmore Chapter 62 Hukuman Mas Yoga
Persidangan Mas Yoga sudah mulai di gelar. Aku, Paman, Bibi dan juga Mas Candra selalu menghadiri pe
readmore Chapter 63 Calon Papa Baru
"Apa yang ingin Mas katakan?" tanyaku pada Mas Candra. "Mas cuma mau bilang, apa tidak sebaiknya kamu
readmore Chapter 64 Rindu Melahirkan
Sedikit demi sedikit aku mampu mengobati luka hatiku akibat perlakuan Mas Yoga. Waktu yang ada kujal
readmore Chapter 65 Bayi Yang Malang
Mas Candra mengajakku menuju ruang pemeriksaan kandungan. Dia mengurus kembali jadwal pemeriksaan u
readmore Chapter 66 Anggota Baru Di Rumahku
Mas Candra memegangi pundakku dengan kuat. Aku sangat kaget mendengar kabar meninggalnya Rindu dari
readmore Chapter 67 Melahirkan
Aku sungguh merasa sangat kesakitan. Perutku rasanya sangat sakit. Aku bahkan tidak pernah membayan
readmore Chapter 68 Bayiku Dimana?
"Bi, ayo jawab? Dimana putriku? Kenapa Bibi hanya diam? Aku mohon! Bicaralah, Bi!" suaraku parau mem
readmore Chapter 69 Berusaha Ikhlas
"Mas, anterin aku ke makam putriku!" pintaku pada Mas Candra sebelum sampai ke rumah. "Kamu belum pul
readmore Chapter 70 Kedatangan Sakti
Sebulan sudah semenjak aku melahirkan. Sebulan juga aku berkabung atas meninggalnya putriku. Kulalui
readmore Chapter 71 Perjanjian
Siang harinya, Mas Candra akhirnya menghubungiku juga. "Apa apa, Riana? Panggilan telpon darimu banya
readmore Chapter 72 Perempuan Tak Di kenal
Aku menatap punggung Sakti dan temannya yang beranjak keluar dari pintu utama rumahku. Di tangan Sak
readmore Chapter 73 Mencari Kebenaran
Pikiranku kalut, semua kata-kata yang di lontarkan perempuan itu seperti bom yang selalu meledakkan
readmore Chapter 74 Permintaan Mas Candra
Aku membiarkan begitu saja saat dering handphoneku memekakkan telinga. Sudah dari tadi Mas Candra me
readmore Chapter 75 Kedatangan Orang Tua Mas Candra
Belum berapa jauh mobil Mas Candra meninggalkan rumahku, lagi-lagi handphonenya berdering. Kali ini
readmore Chapter 76 Tekad Mas Candra
"Memang seharusnya sikapmu seperti itu. Kamu harusnya sadar diri, jangan menjadi perusak hubungan or
readmore Chapter 77 POV CANDRA (Dilema)
Aku meletakkan handphone di atas meja ruang tamu rumahku. Setelah Riana memutuskan sambungan telpon
readmore Chapter 78 POV CANDRA (Restu)
Seperti ancamannya, Mbak Lisa ternyata menggunakan Mama untuk memuluskan jalannya. Dengan menghasut
readmore Chapter 79 Mendapatkan Restu
Jika ada yang bilang cinta itu harus di perjuangkan, aku setuju dengan ujaran itu. Tapi bagiku, cint
readmore Chapter 80 ENDING
Aku tak henti mengucapkan rasa syukur, setelah Mas Candra dan kedua orang tuanya pergi dari rumahku.
readmore
ceritanya luar biasa,menguras emosi,,,,,banyak pelajaran yang aku dapat dari cerita ini,,,,,semangat thour
09/01/2022
1bagus
17h
0bagus ceritanya
16d
0Good story
19d
0menunggu kelanjutan ñya
20d
0mantap
24d
0bagus
28d
0Bagus jg
25/06
0nicee
24/06
0BAGUSS
06/06
0