Total : 32Bab 1.Tangisan bayi di depan pintu rumahku
Ku intip pembicaraan suamiku dengan mamah dan papa mertua di ruang tamu. Ternyata mereka tengah memb
readmore Bab 2. Devina yang mendadak kurus
Sebenarnya aku juga kepikiran hal yang sama dengan mas Gibran untuk merawat bayi ini. Namun, kalau t
readmore Bab 3. Membungkam mulut CCTV tetangga dengan elegan
Saat ini aku lagi menjemur baby Aydan di bawah sinar matahari. Para tetangga yang kebetulan rumahnya
readmore Bab 4. Baby Aydan yang tiba-tiba tidak mau menyusu
Mamah terlihat gelisa. Mungkin karena kepalang tanggung ms Gibran memergokinya tengah mau membawa be
readmore Bab 5. Calon pelakor
Mas Gibran berhenti melangkah, "Mas gak tau, sayang, nanti kita cari tau lagi. Sekarang lebih baik M
readmore Bab 6. Rencana untuk memergoki ibu kandung baby Aydan
Kini kami berempat sudah duduk di atas sopa. Tidak, lebih tepatnya kami bertiga karena mas Gibran me
readmore Bab 7. Ayah kandung bay Aydan
Devina langsung menoleh terkejut ke arahku. Dengan tergesa-gesa dia melepas puting payudaranya dari
readmore Bab 8. Calon suami Fika
"Mbak Las, gimana ini. Ibu tahu akau ada di rimahnya Mbak Las, padahal aku sudah pergi seapik mungki
readmore Bab 9. Kejutan untuk mamah mertua
Kualihkan pandanganku pada laki-laki yang dari tadi diam menyimak pembicaraanku dengan Fika. Terliha
readmore Bab 10. Niat meminta pertanggung jawaban
Mamah berdiri diikuti Fika, aku, dan mas Gibran. Saat ini tatapan mamah begitu tajam saat melihat Fi
readmore Bab 11. Pertengkaran antara bu Yulis dan Devina
"Vina, sebelumnya Mbak minta maaf kalau membahas ini lagi, tapi saat Mbak dan mas Gibran tadi bermus
readmore Bab 12. Melabrak Aryo
Setelah terdiam cukup lama, bu Yulis menghembusakan napas kasar. Dia memandangi Devina rumit, mungki
readmore Bab 13. Pernikahan
Aku tersenyum tipis, lalu menoleh ke arah Devina. Setelah mendapat anggukan dari Devina, aku kembali
readmore Bab 14. Cemburunya Gibran bikin dongkol
"Mas," aku menatap mas Gibran penuh peringatan. Kenapa nada suaranya malah jadi tidak bersahabat beg
readmore Bab 15. Mas Gibran yang mencurigakan
Mas Gibran mendongak, "perasaan Mas saja atau bukan, kamu tidak pernah ada datang bulan lagi sekitar
readmore Bab 16. Perasaan tidak nyaman.
Aku menggoyangkan mulut, menimbang tawaran mas Ferdi. Kalau menolak, bagaimana dengan baby Aydan yan
readmore Bab 17. Perempuan yang mengaku hamil anak mas Gibran
Adzan berkumandang, aku menggeliat dan bangun. Saat meraba tempat yang selalu menjadi kebiasaan mas
readmore Bab 18. Antara tega dan tak tega
Aku tidak pulang ke rumah, karena tahu mas Gibran pasti menyusul ke sana. Kali ini aku pulang ke rum
readmore Bab 19. Tidak perlu obat, hanya butuh pelukan.
"Jawab mas!" "Ma-mas ... sayang, Mas ... gak tahu," mas Gibran menunduk. Aku menghembuskan napas den
readmore Bab 20. Rencana Lastri
Mas Gibran tampak termenung beberapa saat. Mungkin sedang memikirkan perkataan aku barusan. Dengan s
readmore Bab 21. Hilangnya rekaman CCTV
Semua karyawan kantor tempat di mana mas Gibran mendirikannya langsung menunduk hormat begitu sang C
readmore Bab 22. Saatnya beraksi
"Ada apa dengan wajahmu, kenapa mendadak pucat begitu? Juga denga suaramu, kamu terlihat gugup terke
readmore Bab 23. Melawan balik wanita ular
Baru aku mau ke luar, suara menyebalkan penuh drama si Novi terdengar. Aku menghentikan langkah, ing
readmore Bab 24. Pengakuan Novi
Wajah si ular Novi terlihat memucat, menatap bergantian antara aku dan si OB yang kupanggil masuk. A
readmore Bab 25. Kemarahan mas Gibran
Aku mengeratkan pegangan pada sabuk pengaman di dada, merasa ngeri melihat mas Gibran mengemudi mobi
readmore Bab 26. Laki-laki dari masa lalu
"kamu masih berani bertanya?" Mas Gibran menggertakkan gigi marah. Ia menatap mas Ferdi nyalang, ki
readmore Bab 27. Janji di masa lalu
Mas Gibran mulai menjalankan mobil, meninggalkan taman dengan wajah keruh. Sampai di rumah pun aku t
readmore Bab 28. Melupakan
Dan di sinilah sekarang aku bersama mas Gibran, duduk di restoran milik mas Ferdi. Kami memesan ruan
readmore Bab 29. Kisah cinta
Saat membuka mata, mataku terasa besar dan berat. Semalam sepulang dari restoran, aku menangis dalam
readmore Bab 30. Positif hamil
"Sudah siap sayang?" Mas Gibran melongokkan kepalanya dari depan pintu kamar, sedangkan aku sendiri
readmore Bab 31. Ketegasan Gibran pada mamah
Sampai di halaman rumah, aku melihat ayah mertuaku sedang duduk di kursi yang terdapat di luar rumah
readmore Bab 32. Akhir kisah
Mendengar ucapan mas Gibran, Mamah diam membeku. Ia mundur satu langkah, mungkin agar dapat melihat
readmore
godlok
1d
0hmmmm😪
3d
0yea
12d
0seruuu Nh.
18d
0apdopsi dia
18d
0bagus kk😇
20d
0Kerenn
26d
0bagus
11/08
0game ini akan membantu untuk mencari uang yg cepat dan cocok untuk pelajar seperti SMP,SMA,KULIAH dan kerja
10/08
0ceritanya bagus ☺️
01/08
0