Tag(s):
• CEO
• Detail
• Keluarga

Berdiri di sisi atap gedung rumah sakit swasta ternama, milik keluarga sang suami. Jenna Ren yang mengenakan pakaian rumah sakit, dengan lengan bercucuran darah, akibat jarum infus yang dicabut asal, pandangannya kabur karena air mata dan berdiri goyah. Bahkan di saat ingin mengakhiri hidupnya, Jenna masih harus menyaksikan sang suami yang turun dari mobil bersama wanita jalang itu. Ya, di ketinggian 7 lantai, Jenna dapat melihat segalanya dengan jelas. Namun, pada detik itu juga, akal sehat sedikit menyadarkannya. Jika dirinya mati, bukankah membuka jalan bagi wanita jalang itu untuk dapat menikah dengan suaminya. Jika dirinya mati, maka mereka akan bersenang-senang, bukan? Kesadaran itu menjadi awal dari titik balik kepribadian Jenna Ren. Setelah diperlakukan begitu buruk, sampai mengalami keguguran, Jenna memutuskan tidak akan mati sebelum membalas perlakuan mereka semua, terutama sang suami dan wanita jalang itu. Mengurungkan niat bunuh diri, Jenna pergi dari rumah sakit, menuju rumah besar Keluarga Kim, rumah suaminya. Menemui Tuan Besar Kim, berlutut dan berkata, "Berikan aku kekuasaan, agar aku mampu membalas mereka semua. Aku mohon.... "

Last Update

Editor´s Choice

Secretly Married

yoonworks

Depressed : Love yourself

Queenebunoluwa15

The lost Heiress

KuyaJ06

Serendipity's Song

bard

Loving a thousand you

Mwomisumi

Weird Hearts

Blessing Silver

Recommendation

ONCE UPON A TIME IN HIGHSCHOOL and Other Stories

Moni Sky (M.B.N)

His Mere Bestfriend

humbert

The One That I Belong To

S. Light

THE GIRL IN PROPHECY

Ecrivaindereve

Signs Of The Past

Kuchi_G

Blinded By Revenge

AJ

A Baby For Billionaire Walter

Rose of Sharon

My Heart, My Angel

Elli Noom

Amaya

amber

Book Comment (113)Leave your comment on App

• ShamiraAlya

  👍🏻👍🏻👍🏻

  20/07

    0
• 
  RomiSubidi

  seru

  19/07

    0
• 12Perasitiandini12

  bgs

  10/07

    0
• 
  Adam Iskandar

  500

  19/06

    0
• 
  RIZKYAFRA

  Ok sekali dan bagus membaca

  05/06

    0
• 
  MunawarohFaridatul

  𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘰𝘴𝘦𝘯 𝘣𝘢𝘤𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘪𝘬𝘪𝘯 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢

  30/05

    0
• 
  IntanAinun

  suka banget sm ceritanya

  23/05

    0
• 
  Cahya AR

  Wahhh bagus banget

  02/05

    0
• 
  Izz Izzaty

  Very nice work

  01/05

    0
• 
  HabibahSayyidah

  10.10

  08/03

    0

• Total: 70

• Chapter 1 Hamil

  Di lantai atap rumah sakit. 
  Jenna dengan kaki goyah, mulai memanjat dinding pembatas atap itu. Gedun

• Chapter 2 Sekretaris Hantu

  Keluar dari lobi, Jenna masuk ke dalam taksi dan minta diantar ke Hotel King. Jalanan macet, karena

• Chapter 3 Penghargaan

  Para perawat berdiri di samping, membiarkan beberapa dokter langsung turun tangan, memeriksa pasien

• Chapter 4 Menuju Gerbang Neraka

  Malam itu, Jenna duduk termenung. Berpikir, apakah ini keberuntungan? Sepertinya begitu. Selama hidu

• Chapter 5 Apakah Kamu Keberatan?

  "Ibu kira, kamu tidak akan datang," ujar Nyonya Besar Kim, penuh ejekan. 
  "Aku hanya terlambat dan ka

• Chapter 6 Suaminya

  Janji suci diucapkan oleh Leonel tanpa ada keraguan sedikitpun. Sebab, ia yakin tidak ada yang berub

• Chapter 7 Tidak Tahu Harus Bereaksi Seperti Apa

  Seorang gadis belia di lantai dansa, membalas tatapan Leonel dengan terang-terangan. 
  Leo mengambil g

• Chapter 8 Ingat Alasan Kita Menikah!

  Duduk di kursi taman, Jenna menatap nanar. Mengapa pernikahan ini tidak seperti yang dibayangkan? Ia

• Chapter 9 Mengunjungi Nenek

  Tiba di rumah sakit, Jenna langsung duduk di ruang tunggu. Ia tidak perlu melakukan pendaftaran apap

• Chapter 10 Arti Dari Kata Sopan Santun

  "Apa katamu?" tanya Nyonya Besar Kim dan melangkah mendekati Jenna. Apakah telinganya salah dengar,

• Chapter 11 Menjenguk Tuan Besar Kim

  Jenna langsung memundurkan kepalanya. Sentuhan ringan itu, cukup membuat rasa sakit memarnya itu, ke

• Chapter 12 Status Sosial yang Berbeda Jauh

  Jenna kembali menatap wajah pucat, ayah mertuanya itu. Kembali mengucapkan doa, di dalam hati. Ia am

• Chapter 13 Hanya Tanggung Jawab

  Rosa mengangkat wajah, menengadah menatap Logan Kim. Pria tampan yang mampu menggetarkan hati, serta

• Chapter 14 Bukan Panti Sosial

  Turun ke lantai bawah untuk sarapan, walaupun sama sekali tidak merasa lapar. Namun, ia harus makan

• Chapter 15 Perlakuan Buruk

  "Bukankah kamu terlalu kasar?" tanya Rosa, pura-pura prihatin. Padahal, di dalam hati Rosa bersorak

• Chapter 16 Gunakan Otakmu!

  Jenna menengadah dan menatap ke arah tukang kebun Keluarga Kim, Paman Bong. 
  "Ya, Paman," jawab Jenna

• Chapter 17 Tidak Lagi Merasa Cemburu

  Kembali ke kediaman Kim. 
  Jenna tidak lagi berencana bertemu dengan ibu mertua, maupun iparnya itu. J

• Chapter 18 Masalah Langsung Menghampiri

  Perusahaan Logan Company, berada di tengah kota dengan gedung yang cukup besar dan tinggi. Ruang ker

• Chapter 19 Belajar Tidak Peduli

  "Aku akan memastikan kamu diceraikan Leonel dan didepak keluar dari rumah ini! Aku muak melihat waja

• Chapter 20 Penyesalan

  Mobil kembali melaju, tetapi putar balik dan menuju ke panti. 
  Jenna hanya bisa menangis. Hatinya beg

• Chapter 21 Bersedia Menderita

  Keesokan harinya. 
  Logan dan putrinya, tiba di kediaman Kim. Ia mendapat kabar tentang meninggalnya n

• Chapter 22 Sandiwara

  Tiba di kediaman Kim, Jenna memindahkan Anastasya yang masih terlelap ke tangan Logan. 
  "Jenna," pang

• Chapter 23 Yang Seharusnya Dilakukan Oleh Keluarga

  Leo melipat kedua tangan di depan dada, menunggu apa yang akan diucapkan oleh istrinya itu. 
  "Aku yak

• Chapter 24 Tidak Bahagia

  Akhirnya Anastasya, melepaskan pelukannya. Jenna mengecup pipi Anastasya. Setelah ayah dan anak itu

• Chapter 25 Mereka Tidak Akan Peduli

  Jenna menyeka air mata dengan punggung tangannya. Berusaha berhenti menangis dan tersenyum, saat tat

• Chapter 26 Sungguh Malang

  "Tapi, Nyonya.... Baik! Tunggu sebentar!" ujar Paman Bong. Ya, ia tidak boleh ragu, setiap detik ama

• Chapter 27 Kalian Salah

  Berjalan cepat, Leo berlari menuruni tangga. 
  Di lantai bawah, Rosa sudah terbangun dan saat ini bera

• Chapter 28 Separuh Jiwa Turut Terampas

  "Bawa aku, bawa aku untuk menemui bayiku!" ujar Jenna kembali dengan suara bergetar. 
  "Bayimu sudah k

• Chapter 29 Menyusul Putranya

  Jenna membuka genggaman kedua tangannya, langsung saja tanah itu terjatuh di atas sapu tangan putih.

• Chapter 30 DI Ujung Keputusasaan

  Mobil sport milik Leo berbelok, memasuki halaman parkir rumah sakit. Mereka yang merupakan bagian da

• Chapter 31 Beri Aku Kekuasaan

  Kembali ke rumah sakit. 
  Leo panik, saat tidak menemukan Jenna di dalam kamar rawat. Ia menanyakan ke

• Chapter 32 Aku Ingin Hidup

  Logan Kim kembali tiba di bandara. Belakangan, ia begitu sering kembali ke kota tempat kelahirannya.

• Chapter 33 Harus Peduli

  Karena, aku ingin membalas mereka semua. Jika tidak memungkinkan, maka aku tidak akan ragu untuk men

• Chapter 34 Separuh Jiwa Tertinggal

  Sepuluh hari. Ya, Jenna menghabiskan waktu selama sepuluh hari di rumah sakit, untuk pemulihan. 
  Beru

• Chapter 35 Kabar Duka

  Kediaman Kim begitu sibuk, para pelayan berlalu lalang, mempersiapkan altar untuk upacara Tuan Besar

• Chapter 36 Syarat

  Tiga hari berlalu dan prosesi pemakaman pun selesai. Semua anggota keluarga berkumpul di ruang tenga

• Chapter 37 Tuan Rumah

  Rosa yang kehilangan akal, langsung merebut map kulit yang berada dalam genggaman Tuan Xu. Kemudian,

• Chapter 38 kita Adalah Suami Istri

  Hari itu juga, kamar utama yang dahulu ditempati Tuan Besar Kim dan Rosa, dibongkar. Mulai dari pera

• Chapter 39 Kehidupan Pernikahan

  Jenna memalingkan wajah dan berjalan, menjauhi Leo. 
  Leo, menurunkan tangan dan memasukkan kedua tang

• Chapter 40 Menggunakan Kesempatan Sebaik-baiknya

  Punggung Jenna, menegang. Kedekatan ini amat mengganggu, tetapi Jenna tidak ingin menunjukkan bahwa

• Chapter 41 Apakah Rasanya Masih Sama?

  "Selamat siang," sapa Jenna, saat melangkah ke dalam ruang rapat. 
  Meja panjang dengan deretan kursi

• Chapter 42 Muak

  Tepat saat bibir Leo hendak mendarat di bibirnya, Jenna langsung memalingkan wajah. Ya, bibir Leo me

• Chapter 43 Amat Sangat Terlambat

  Hari pertama di perusahaan sebagai petinggi, membuat Jenna amat sibuk. Satu persatu kepala departeme

• Chapter 44 Tidak Berlebihan

  "Yura, kamu pulang duluan. Masih ada beberapa dokumen yang hendak dikoreksi," ujar Jenna sedikit ter

• Chapter 45 Tidak Beruntung

  Jenna tidak menjawab dan menarik tangannya, agar terlepas dari genggaman Leo. Apa yang dapat diharap

• Chapter 46 Tidak Merasa Curiga

  Di klub malam ternama, tepatnya di ruang VVIP, Leo mengajaknya bertemu. Awalnya, Anya mengira pria i

• Chapter 47 Kebetulan

  Hari-hari berikutnya, Jenna selalu menghabiskan waktu makan siang untuk berbincang dengan pria berna

• Chapter 48 Pilih

  Acara ramah tamah, berlangsung dengan sempurna. Tidak dipungkiri kehadiran Jenna, menantu Keluarga K

• Chapter 49 Bertindak Lebih Bijaksana

  Di lobi hotel, Jenna melihat kedua pengawalnya ada di sana. Kedua pria bertubuh kekar itu, segera da

• Chapter 50 Hari H

  Karena terlambat ke kantor, Jenna makan siang di perusahaan. Tidak ada Yura yang membantu, cukup mem

• Chapter 51 Tersulut

  Yura begitu ketakutan, saat melihat api menyala semakin besar. Dengan kaki dan tangan yang terikat k

• Chapter 52 Mengharapkan Kematian

  Di persimpangan jalan, ada kecelakaan. Jadi, jalur masuk ke jalan yang dilalui mobil Jenna, terhalan

• Chapter 53 Rasa Bersalah

  Jenna terbangun, dengan tubuh yang tersentak kuat, akibat terkejut. Seakan baru saja, ia terjatuh da

• Chapter 54 Kembali Terpuruk

  Begitulah kehidupan Jenna, kembali terpuruk di titik terendah. Hatinya membeku, kemalangan seakan me

• Chapter 55 Tidak Lagi Ada Harapan

  Seperti biasa, malam ini Leo pulang dalam keadaan mabuk. Hanya saja, ia tidak langsung tidur. Semenj

• Chapter 56 Dia Gila!

  Hari-hari, dilewati dengan begitu lambat. Terkadang, Jenna berharap ia mati. Jika ia mati, maka semu

• Chapter 57 Buta Adalah Bayaran

  Digendong begitu saja, membuat Jenna langsung memeluk leher suaminya itu, saat takut terjatuh. 
  Melan

• Chapter 58 Tidak Bisa, Bukan Tidak Mau

  Raut wajah Rosa, menghitam. Mendengar bahwa kedatangan Logan adalah untuk menemui Jenna, membuatnya

• Chapter 59 Ini Gila!

  Jenna, mendorong Logan dan mundur dua langkah. Di sela tangisannya, Jenna berkata, "Jangan datang me

• Chapter 60 Hanya Mereka Berdua

  Hari-hari kembali berlalu dengan lambat. Keberadaan Jenna, tidak lagi diperhitungkan dalam kediaman.

• Chapter 61 Mencoba Untuk Memperbaiki

  Berusaha mengabaikan keberadaan Jenna, Leo tetap memejamkan mata sampai mereka tiba di rumah sakit. 
  

• Chapter 62 Bukan Salahmu

  Setelah itu, tidak ada lagi yang berbicara. Jenna, memastikan tidak akan melakukan hal bodoh itu lag

• Chapter 63 Keajaiban

  "Selamat tinggal."
  Itulah ucapan Paman Bong yang didengar Jenna, sebelum ia terbangun dari mimpi.
  Nap

• Chapter 64 Bodoh

  Suasana hati yang buruk, membuat Leo segera kehilangan kesabaran. Dengan kasar, Leo menepis tangan L

• Chapter 65 Bukankah Itu Sempurna?

  Jenna, membuka pintu kamar dengan perlahan. Kediaman sudah sepi, sebab para pelayan sudah beristirah

• Chapter 66 Berlutut

  Kembali ke ruang kerja, Jenna mulai mengerjapkan mata berulang kali. Walaupun sudah dapat melihat, t

• Chapter 67 Hal Buruk

  Leo menutup layar laptop dan menggenggam tangan Jenna, seraya berkata, "Untuk kali ini, izinkan aku

• Chapter 68 Sekali Ini Saja

  "Kamu sudah bangun?" tanya Leo, pelan.
  Jenna yang baru terbangun, melihat ke sekeliling ruangan dan

• Chapter 69 Cukup

  Tidak lama, wanita itu tiba dengan dikawal oleh beberapa orang polisi. Wajah itu masih terlihat begi

• Chapter 70 END

  Minggu demi minggu, berlalu. Lima bulan kembali dilewati, setelah mereka berpisah.
  Jenna, membuka to