Total : 100Chapter 1 Keputusan
"Aku lelah dengan semua ini, Bang. Lima belas tahun bukan waktu yang singkat." Ranti terisak. Menahan
readmore Chapter 2 Rumah Mertua
Ranti ragu melangkahkan kakinya mengikuti jejak Bayu, laki-laki yang telah menghalalkan dirinya sem
readmore Chapter 3
Pagi Yang Dramatis
Azan Subuh sayup terdengar. Ranti menarik selimut yang menutupi tubuhnya sampai ke arah leher. Dingi
readmore Chapter 4 Fitnah
Ranti tertegun dalam diamnya. Lidahnya terasa kelu seketika. Netranya mengembun. Sekuat tenaga Ranti
readmore Chapter 5 Dari Titik Nol
Ranti menjatuhkan pilihannya pada rumah ini. Rumah kecil bercat biru muda dengan suasana perumahan y
readmore Chapter 6 Selamanya Dia tetap Anakmu
Ranti dan Bayu baru saja menyelesaikan rutinitas tiga rakaat di penghujung senja yang semakin mengge
readmore Chapter 7 Pertemuan Tak Terduga
"Bang, kelihatannya di sini agak susah cari angkot ya?" tanya Ranti seraya tangannya sibuk mengelap
readmore Chapter 8 Kakak Ipar
"Kak Dinda??" Bayu menatap wanita yang sedang berdiri di belakang mereka. Wanita yang menjadi kakak
readmore Chapter 9 Tetangga Depan Rumah
"Dian ...????" ucap Bayu dengan nada terkejut. Wanita yang ada di hadapan Bayu tampak menunjukkan eks
readmore Chapter 10 Status WA
Lima belas menit melajukan kendaraan, akhirnya Bayu membelokkan sepeda motornya pada sebuah gerai AT
readmore Chapter 11 Perang Status
Hati Ranti berkecamuk saat kembali mengeja untaian kata bermakna pahit yang jelas tujuannya itu. Dir
readmore Chapter 12 Mencoba Melangkah
Sepertinya Bayu tak tahu tentang balasan status yang dituliskan Ranti pada aplikasi berlogo hijau di
readmore Chapter 13 Roti Perkenalan
Ranti mengeluarkan roti yang baru saja matang dari oven gas kecil yang dibelinya kemarin. Beruntung
readmore Chapter 14 Kunjungan Pertama
Aroma khas pindang menguar saat Ranti mematikan api kompor. Tangannya lincah menuangkan isi panci be
readmore Chapter 15 Pengakuan Nina
"Tergantung ... siapa yang akan hadir saat kami butuhkan." Ranti tadinya tak ingin meladeni adik ipar
readmore Chapter 16 Gajian
"Tolong jujur ... apakah benar Abang pernah menjalin hubungan dengan Dian di masa dulu?" Ranti menata
readmore Chapter 17 Praduga Yang Salah
Ranti merasakan kebahagiaan tersendiri saat melihat deretan roti beraneka bentuk dan rasa di tampah
readmore Chapter 18 Tanda Bakti
"Dek, jadi perginya sore ini ke rumah Bapak?" tanya Bayu saat melangkahkan kakinya masuk ke rumah. T
readmore Chapter 19 Ipar Nyinyir
"Yang menyuruh kalian mengontrak siapa? Rumah ini cukup besar untuk kalian tempati. Kalian saja yang
readmore Chapter 20 Positif
Sudah sebulan Ranti menggeluti usaha rotinya. Syukur dalam hati senantiasa Ranti panjatkan atas sega
readmore Chapter 21 Tamu Jauh
Dengan cepat tangan Ranti menyentuh tombol hijau pada layar pipih itu. "Assalamu'alaikum, Bu. Apa kab
readmore Chapter 22 Besan Oh Besan
Ranti mencoba memastikan sosok yang dilihatnya itu agar tak salah menebak. Perlahan namun pasti, rod
readmore Chapter 23 Mertua Tak Ada Akhlak
Selesai menunaikan salat Zuhur, Ranti dengan cekatan langsung menyiapkan piring dan mangkuk berisi l
readmore Chapter 24 Pengunjung Kios
Tiga hari bersama ibu dan ayahnya membuat suasana hati Ranti lebih baik. Bu Dewi ikut membantu pembu
readmore Chapter 25 Niat Yang Salah
Ranti seakan tak percaya dengan keberadaan dua wanita yang singgah ke kiosnya ini. Bertemu dalam hit
readmore Chapter 26 Melahirkan Anak Pertama
Usia kehamilan Ranti sudah sembilan bulan. Tinggal menunggu hari saja, anak pertama mereka akan dila
readmore Chapter 27 Tamu di Pagi Hari
Karena persalinannya normal dan tak ada masalah, sore harinya Ranti sudah diizinkan oleh bidan untuk
readmore Chapter 28 Mertua Oh Mertua
Bu Ayu yang tak mengenal tamunya ini merasa bingung. Bukan lazimnya cara orang bertamu seperti ini.
readmore Chapter 29 Amanah Baru
Tanpa terasa, sudah enam bulan usia Alif. Sejak usia putranya itu dua bulan, Ranti sudah kembali sib
readmore Chapter 30 Rumah Baru
Satu bulan kemudian, rumah yang mereka bangun pun sudah dapat ditempati. Hanya bagian dalam rumah ya
readmore Chapter 31 Jangan Hitung Uangku
Ranti dan Bayu serempak menolehkan kepala ke arah sumber suara sumbang yang jelas membuat siapapun y
readmore Chapter 32 Hamil Lagi?
Tiga bulan sudah Ranti dan Bayu menempati rumah baru mereka. Artinya, tiga bulan berlalu sejak insid
readmore Chapter 33 Syukuran
Hari ini umur Alif tepat satu tahun. Tak ada perayaan yang berlebihan atas peringatan putra mereka i
readmore Chapter 34 Berita Duka
Selepas kepergian Bayu dan Alif, Ranti duduk santai di dekat kolam renang yang berada persis bersebe
readmore Chapter 35 Lamaran (1)
Dua bulan sejak kepergian ayah tercintanya, Ranti mencoba tegar atas ujian yang telah diberikan Sang
readmore Chapter 36 Lamaran (2)
Ranti dan Bayu berangkat ke tempat praktek dokter tepat pukul lima sore. Antrian mereka ada di posis
readmore Chapter 37 Rencana Pernikahan
"Randu????" Bayu berhasil memutar memori tentang sosok yang ada di hadapannya saat ini. Benarkah lak
readmore Chapter 38 Sumbangan, Bukan Patungan
"Ranti setuju, Bu. Pernikahan Nina dan Randu harus meriah dan mewah kan, Bu? Randu seorang pengusaha
readmore Chapter 39 Resepsi Mewah (1)
"Dek, jadi bagaimana untuk resepsi Nina nanti?" Saat itu Bayu dan Ranti sedang bersiap untuk tidur. M
readmore Chapter 40 Resepsi Mewah (2)
Akad nikah dimulai pukul delapan pagi. Sejak pukul tujuh pagi rombongan pengantin laki-laki sudah da
readmore Chapter 41 Saya Harus Bahagia (1)
Dua minggu berlalu sejak tragedi pingsannya Nina saat resepsi pernikahannya. Sebenarnya saat itu tak
readmore Chapter 42 Saya Harus Bahagia (2)
Aroma lempah kuning kedondong menguar saat Ranti sampai di meja makan. Semangkuk ayam berkuah berwar
readmore Chapter 43 Tertipu (1)
"Biar saya saja yang membuka pintunya," ujar Bu Ayu seraya bangkit dari duduknya dan mencuci tangan
readmore Chapter 44 Tertipu (2)
Perkataan mertuanya itu benar-benar membuat Ranti ingin tertawa, jika tak ingat bahwa hal itu berdos
readmore Chapter 45 Ternyata Belum Berubah (1)
Ranti tinggal menghitung hari. Kehamilannya sudah masuk hitungan waktu melahirkan. Ada rasa tenang s
readmore Chapter 46 Ternyata Belum Berubah (2)
Beriringan mereka berjalan menuju area parkir. Gantian Bu Ayu yang mendorong koper dan membawa kotak
readmore Chapter 47 Salah Menilai
Persalinan kedua Ranti sama lancarnya seperti saat melahirkan Alif. Masih di bidan yang sama, Ranti
readmore Chapter 48 Pinjaman, Bukan Pemberian
"Eh, ada Dinda juga rupanya! Sudah berubah haluan ya sekarang?!" Sontak saja ucapan Bu Ratna itu memb
readmore Chapter 49 Badai Pun Datang
Tak terasa usia Fayza sudah mulai menginjak tujuh bulan. Bocah mungil itu tidak lagi hanya mengonsum
readmore Chapter 50 Terpuruk
Ranti merasa ujian hidupnya kali ini cukup berat. Jika selama ini Ranti merasa cobaan terberat dalam
readmore Chapter 51 Haruskah Menggugat Takdir? (1)
"Assalamu'alaikum." Serempak mereka bertiga menoleh ke arah sumber suara. Ekspresi terkejut terlihat
readmore Chapter 52 Haruskah Menggugat Takdir? (2)
Mata bening Ranti mengembun. Setiap orang mencoba menguatkannya, namun tak ada yang tahu apa yang di
readmore Chapter 53 Tuduhan Keji (1)
"Dasar wanita tak tahu diuntung. Mengapa harus mengorbankan suami sendiri untuk mencari kekayaan?" Ra
readmore Chapter 54 Tuduhan Keji (2)
"Maafkan Ibu, Ran. Hanya itu yang dapat Abang lakukan untuk semua yang sudah dilakukannya untukmu,"
readmore Chapter 55 Tegar (1)
Tiga kendaraan beriringan meninggalkan halaman rumah Ranti tepat pukul setengah lima sore. Ilham den
readmore Chapter 56 Tegar (2)
Tampak Bayu terkejut dengan kedatangan istrinya itu. Padahal jelas-jelas Bayu berpesan pada Ridwan a
readmore Chapter 57 Mencoba Ikhlas (1)
Hari-hari yang luar biasa melelahkan harus dijalani Ranti setelah itu. Bukan hanya pikiran, fisiknya
readmore Chapter 58 Mencoba Ikhlas (2)
Awalnya Ranti tampak terkejut saat mendengar ucapan Bayu. Siapa yang tak akan terkejut saat mendenga
readmore Chapter 59 Laki-laki Dari Masa Lalu (1)
"Kak Firman???" Ranti sempat merasa tak percaya saat berusaha mengenali sosok yang datang bersama Rid
readmore Chapter 60 Laki-laki Dari Masa Lalu (2)
Lagi-lagi kalimat panjang berisi wejangan dari almarhum ayahnya mampu menenangkan Ranti kala itu. Da
readmore Chapter 61 Biarkan Aku Bahagia (1)
"Kak Firman?" Ranti melanjutkan langkah kakinya yang sempat tertahan. Firman dan ibunya yang tampak s
readmore Chapter 62 Biarkan Aku Bahagia (2)
Firman merasa seolah terhempas ke dasar jurang yang paling curam saat mendengar kalimat menohok yang
readmore Chapter 63 Tak Ada Harga Untuk Saudara (1)
Persidangan demi persidangan harus dijalani Bayu setelahnya. Ranti selalu setia mendampingi suaminya
readmore Chapter 64 Tak Ada Harga Untuk Saudara (2)
"Tak usah khawatir, Kakak sudah menjelaskan segalanya pada suamimu. Tak perlu suamimu resah, istriny
readmore Chapter 65 Tragedi di Ruang Sidang (1)
Keesokan harinya, Bu Dewi memutuskan untuk pertama kalinya menghadiri sidang kasus menantunya. Bukan
readmore Chapter 66 Tragedi di Ruang Sidang (2)
"Yu, pergilah. Tak usah cemas. Biarlah ibumu menjadi urusan kami di sini." Bayu menggeleng-gelengkan
readmore Chapter 67 Kumpul Keluarga (1)
Dua minggu berlalu sejak tragedi di ruang sidang itu. Bu Dewi memilih tak ingin menyinggung kembali
readmore Chapter 68 Kumpul Keluarga (2)
Seminggu sebelum acara wisudanya, pemuda itu datang berkunjung pertama kalinya ke rumah sang kakak,
readmore Chapter 69 Hutang (1)
"Kak ... memang seperti itu model mertuamu?" tanya Rian. Pemuda itu langsung duduk mendudukkan tubuhn
readmore Chapter 70 Hutang (2)
Ranti menarik napas panjang saat mendengar nama itu disebutkan ibunya. Bukan hanya lelah, hatinya pu
readmore Chapter 71 Jatah Bulanan (1)
Ranti duduk menunggu suaminya yang sedang dijemput petugas lapas. Seperti biasa, seminggu dua kali
readmore Chapter 72 Jatah Bulanan (1)
"Abang selalu mendukung yang terbaik untuk usahamu, Dek. Abang tak banyak bisa membantu, tapi yakinl
readmore Chapter 73 Telepon di Tengah Malam (1)
Ranti tak mengingkari janjinya. Jatah bulanan sebesar satu juta rupiah tetap Ranti berikan kepada ib
readmore Chapter 74 Telepon di Tengah Malam (2)
Setiap hari Sinta dan Bunga akan menyetor omset penjualan toko kepada Ranti. Jika Ranti tak sempat m
readmore Chapter 75 Ujian Lagi (1)
Ranti mengucek matanya berulang kali. Memastikan kontak yang tertulis di layar pipihnya itu benar-be
readmore Chapter 76 Ujian Lagi (2)
Ryan dengan sigap mengambil satu kursi untuk tempat kakaknya mendudukkan tubuh. Pasti tak mudah untu
readmore Chapter 77 Semangat Baru (1)
Ranti masih tak ingin beranjak dari tempat tidurnya meski matahari mulai menampakkan sinar keemasann
readmore Chapter 78 Semangat Baru (2)
Atau mungkin justru ada yang memang menyimpan kebencian pada dirinya. Entah dengan latar belakang ma
readmore Chapter 79 Mungkinkah Dia (1)
Ranti menyalami tangan kanan ibunya dengan takzim. Memeluk wanita yang telah melahirkannya itu denga
readmore Chapter 80 Mungkinkah Dia (2)
Ranti melangkahkan kakinya ke dalam rumah makan itu, memesan nasi kotak sebanyak seratus kotak. Tak
readmore Chapter 81 Lelah
Tempat usahanya benar-benar berubah wajah. Terkesan lebih luas dengan penataan tempat yang lebih efi
readmore Chapter 82 Pengunjung Yang Tak Diharapkan (1)
Ranti mengucap syukur yang tak henti-hentinya dalam setiap sujud panjangnya di atas hamparan sajadah
readmore Chapter 83 Pengunjung Yang Tak Diharapkan (2)
"Kakak ada rencana ke depannya untuk merambah usaha lain. Untuk persiapan jika abangmu keluar dari t
readmore Chapter 84 Berubah Baik (1)
Persalinan Ranti hanya tinggal menunggu harinya saja. Tak ada masalah sejauh ini dengan kehamilannya
readmore Chapter 85 Berubah Baik (2)
Tak ada suara lagi. Deru mesin mobil yang dihidupkan dengan terburu-buru masih dapat Ranti dengar. S
readmore Chapter 86 Berbesan Lagi (1)
Dinda mengucek matanya berulang kali, memastikan hal yang saat ini terjadi bukan mimpi. Mungkinkah s
readmore Chapter 87 Berbesan Lagi (2)
"Tapi aku masih lama pulangnya, masih mau menunggui Kak Dinda selesai makan dulu." Ryan mencoba menge
readmore Chapter 88 Karena Kalian Memang Berbeda (1)
Ranti tak henti-hentinya mengucapkan syukur. Dua tahun sudah usia si kembar, Hanun dan Hanif. Ranti
readmore Chapter 89 Karena Kalian Memang Berbeda (2)
Sontak saja gadis yang ada di hadapan Ryan itu terkejut. Tak menyangka jika pembicaraan mereka pagi
readmore Chapter 90 Rencana Syukuran (1)
Ranti menjalani hari dengan lebih bahagia saat tinggal menghitung hari kebebasan suaminya. Sepuluh j
readmore Chapter 91 Rencana Syukuran (2)
Ranti mendongakkan kepalanya, menemukan sosok Afifah, salah satu pegawainya sedang berdiri di dekat
readmore Chapter 92 Bebas (1)
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba. Kebebasan Bayu akhirnya terwujud sudah. Laki-laki itu melakukan
readmore Chapter 93 Bebas (2)
Ranti memang tidak memberitahukan rencananya kepada Bayu. Toh urusan nasi kotak menjadi tanggung jaw
readmore Chapter 94 Perjuangan Seorang Ayah (1)
Menikmati hidupnya di luar penjara, tak terasa dua tahun terlewati oleh Bayu dengan banyak linangan
readmore Chapter 95 Perjuangan Seorang Ayah (2)
"Nanti sore kita cek ke dokter langsung untuk memastikannya. Abang akan menebus kesalahan saat tak d
readmore Chapter 96 Tuduhan (1)
Hari ini Ranti, Bayu, dan Bu Dewi tiba kembali di tanah air setelah selesai menunaikan ibadah umroh
readmore Chapter 97 Tuduhan (2)
Gegas Ranti mencuci tangannya setelah meminta ibu, adik, dan suaminya tetap meneruskan aktivitas mak
readmore Chapter 98 Lima Belas Tahun Pernikahan (1)
Melalui berpuluh purnama, sikap ibu mertua Ranti tak pernah berubah. Selalu hanya menimbulkan masala
readmore Chapter 99 Lima Belas Tahun Pernikahan (2)
Belasan tahun menemani putrinya, Bu Dewi tahu sifat manusia itu tak akan mudah berubah jika dasarnya
readmore Chapter 100 Lebih Baik Kita Berpisah (ENDING)
Ranti melihat aneka masakan yang tersaji. Ayam goreng mentega, sate ayam, selada, kari telur, aneka
readmore
bagus ceritanya
19/01
0nice story
02/10/2023
0oke
14/06/2023
0bagus
07/06/2023
0niceeee
03/02/2023
0Novel yang menarik untuk dibaca
07/01/2023
0mengajar tentang agama
01/11/2022
0👍good
23/10/2022
0semoga jadi nambah nambah ilmu baca baca nover ini
04/10/2022
0good
12/09/2022
0