Tag(s):
• Detail
• Keluarga
• Persahabatan

Menunggu sesuatu yang tidak pasti membuat Mariana Koten mulai jenuh. Bertunangan dengan lelaki yang tak pernah ia lihat batang hidungnya bahkan namanya, menjadikan ia semakin merana,merasa diri terikat dan tergantung pada tali yang tak bersimpul. Melepas ego demi melihat orang tersayang tersenyum adalah sesuatu yang perlu Andreas lakukan, walaupun terpaksa menerima wanita yang sang ayah tentukan. Namun, tiada siapa yang tahu, dalam ketidakpastian dan keterpaksaan, hadirlah perasaan yang mereka sebut CINTA yang menjadikan mereka sempurna. Mampukah mereka mempertahankan cinta yang telah disempurnakan dalam mahligai yang telah mereka bina? Mampukah Mariana mengatasi dilema yang membelenggu jiwa, memilih antara suami dan sahabat?

Last Update

Editor´s Choice

Midst of Chaos

Pia Montesa

DEEPEST DESIRE

Swt Neetarh

His Mere Bestfriend

humbert

My Knight in Shyning Armor

Bobang

Twisting Destiny

PickledPlums

I will find you

Mizumage

Recommendation

Purple-haired Princess (English Ver)

Moonlightavery

AGAINST ALL ODDS

Eagle Saint

CENTURIAL COMMONERS GAME: MISTRESS OF PLUVIOPHILE

kyubi3

Lord Dantalion the Demon

nelly_writes

The Devil

RediousInPaper

The Travelers

Amore

I AM ABLE

KingMoha

Defies of Fate

D Twister

Denver Hale's Virgin Prostitute

Preshy Writes

Book Comment (74)Leave your comment on App

• 
  SitaAyu

  baguss bangett

  22/03

    0
• 
  AfiniNurhumairaa

  very nise

  21/03

    1
• 
  Muhammad Faizin

  Bagus sekali ceritanya

  17/03

    0
• 
  Itha Ongirwalu

  lanjut

  17/03

    0
• 
  NisaSuliani

  Sangatt bagus

  17/03

    0
• 
  RiskianRio

  hitut

  15/03

    0
• 
  tyasdwi

  🥱gak fokus baca nya

  15/03

    0
• 
  Markonah saja

  suka membaca

  15/03

    0
• 
  ZaliniNor

  good story

  15/03

    0
• 
  Bi Laa

  cerita ny sangat bagus dan menarik

  14/03

    0

• Total: 96

• Bab 1

  Eembusan bayu menyapu dedaunan kering yang berserakan di halaman rumah batu dua tingkat. Halaman yan

• Bab 2

  Pasar Inpres Larantuka merupakan salah satu tempat menjadi pusat perbelanjaan masyarakat kabupaten F

• Bab 3

  Andreas membungkuk sambil bertumpu pada lutut dan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya diulurka

• Bab 4

  "Stoooopppp!" teriak seorang wanita cantik yang berdiri di pintu masuk gereja. Seketika dirinya menj

• Bab 5

  "Sabar, Kak! Sabar!" Tari mencoba menyabarkan kakaknya. Kemudian dia berkata lagi, "mengapa ganti ru

• Bab 6

  Akhirnya mereka kembali ke ruang tamu, setelah mengambil waktu untuk berdiskusi. Andreas masih setia

• Bab 7

  "No (panggilan untuk laki-laki)!" Tari memanggil Fendi yang sedang membaringkan tubuh Noel putra ked

• Bab 8

  Andreas mengintip lewat celah rumah, tetapi perasaannya agak cemas, merasa seperti pencuri. Berbeda

• Bab 9

  Dentingan jam dinding di ruang tamu, mengejutkan Andreas dari lamunan panjangnya. Ia bangun dari pem

• Bab 10

  Hari sudah senja. Matahari hampir kembali ke peraduannya. Setelah bertemu dengan pak Yos, suster Mar

• Bab 11

  "Dan!" panggilnya tanpa menoleh. Pandangannya lurus memandang ke kegelapan.
  "Begitu hinakah pelacur d

• Bab 12

  Sorotan lampu dari belakang, membuyarkan kenangan lalu yang datang menyapa. Mariana menepikan sepeda

• Bab 13

  Andreas menggeliat. Banyak minum air putih sebelum tidur, membuat Andreas harus bangun dini hari han

• Bab 14

  "Aku ikut." Andreas berdiri di hadapannya. Mariana tersenyum kemenangan. Ia menepuk pantatnya, mengu

• Bab 15

  Salom semua, seperti yang diketahui kalau cerita ini latar belakang tempat di NTT. Ana mau bilang ka

• Bab 16

  Romo Wens yang sedang berkotbah di atas mimbar, sesekali melirikan matanya pada batang tubuh yang du

• Bab 17

  Sepuluh menit, lima belas menit telah berlalu, tetapi, sosok yang ditunggu belum menampakkan batang

• Bab 18

  Teke teke teke tut tut tut!
  Bunyi bulldozer (traktor pengorek tanah) cukup bising. Pak Sena begitu ah

• Bab 19

  "Blokir! Blok itu orang!"
  Cek cek cek!
  Bunyi suara cecak yang merayap di dinding, seperti menyahut men

• Bab 20

  Tari sibuk melayani pelanggannya. Aksesoris yang dijual hampir semuanya merupakan hasil kerja tangan

• Bab 21

  Agus menunggang motor Honda Wave Alpha 110 MDL Spoke Rim miliknya sambil membuntuti sepeda butut yan

• Bab 22

  "Ade, lepaskan! Sakit tahu." Namun, sang adik tak memedulikannya.
  "Aguus!" Ia memukul lengan adiknya.

• Bab 23

  🎶Aku mengerti
  Perjalanan hidup yang kini kau lalui
  Kuberharap
  Meski berat kau tak merasa sendiri
  Kau te

• Bab 24

  Andreas keluar dari dalam kamar dengan membawa ponsel milik Mariana dalam genggamannya.
  Mariana coba

• Bab 26

  Sesuai petunjuk dari Fatimah, ini dia telah pun berdiri di depan toko cendramata MARIANA BLING BLING

• Bab 25

  "Gado-gado? Kenapa kebanyakan laki-laki yang aku kenal suka makan gado-gado ya?" tanyanya pada diri

• Bab 27

  "Alis mata tebal, hidung mancung, bibir tebal. Aduhai, seksinya, ingin ku gigit bibirnya, ni!" bisik

• Bab 28

  Mariana terlihat sangat kelelahan. Sekejap ia berdiri, sekejap ia duduk. Saat hendak duduk ia kembal

• Bab 29

  Patung kayu adalah hasil dari kekreatifan tangan dan memiliki skill tinggi karena semua hasil dari k

• Bab 30

  "Tata! Mana wasabi?" tanya Tari dari dalam dapur.
  Mariana tersenyum penuh makna. "Siap kau!"
  "Apa?" Ke

• Bab 31

  Senja belum berlabuh, tetapi, surya tak kelihatan sinarnya sejak pagi tadi. Sudah masuk bulan Mei, t

• Bab 32

  Cuaca sungguh sejuk menusuk hingga ke tulang. Dari tadi dia hanya berdiri memandang takungan air man

• Bab 33

  Kembali pada Mariana
  Mariana mengesat air matanya. Mutiara jernih itu telah lama bertakung di pelupuk

• Bab 34

  Daniel terduduk. Menangis pilu. Jiwa lelakinya runtuh. Bukan sehari dua mereka bersama. Bertahun mer

• Bab 35

  Hujan sudah reda, tetapi suhu udara masih terasa dingin.
  Byuuurr! Byuuurr!
  Dua gayung penuh, sekadar

• Bab 36

  Bulan Mei merupakan Bulan Rosario untuk umat Katolik, dan juga merupakan bulan Lebaran bagi saudara

• Bab 37

  Sepanjang hari dia hanya uring-uringan, tak bersemangat menjalani hari, asyik mengeluh dan menghela

• Bab 38

  "Tata, bangun minum teh halia ni dulu. Sementara masih hangat, tak enak kalau sudah dingin." Tari me

• Bab 39

  Sepeda motornya diparkirkan dekat tiang listrik. Helmet ditanggalkan dari kepala, lalu diletakkannya

• Bab 40

  "Lalu siapa yang menjadi tunangan, Aan?"
  "Sahabat kami ... tapi maaf, sebagai sahabat kami ingin memb

• Bab 41

  Awan langsung tak berarak. Matahari begitu terik hari itu. Panas mentari menyengat kulit, tetapi tak

• Bab 42

  "Pelacur! Perempuan sundal! Keluar kau!" Tari terkejut mendengar laungan dari luar rumah. Kepala ika

• Bab 43

  "Ana!" Tangan Mariana menggantung di udara.
  Dia menoleh ke arah datangnya suara. Di sana berdiri Dani

• Bab 44

  "Pelacur? Berdosakah jadi pelacur?" Dia beralih menatap Mariana.
  "Iya, berdosa. Sangat berdosa. Pada

• Bab 45

  Mariana berdiri, mengulurkan tangannya ke arah Novi. Wanita cantik itu melirik sebentar ke arah mert

• Bab 46

  Waktu terus bergulir, tak terasa sudah dua minggu berlalu sejak hari Andreas mengumumkan pertunangan

• Bab 47

  Alam bukan hanya obat yang mampu menghilangkan rasa jenuh, tetapi juga menghadirkan rasa damai sepan

• Bab 48

  Maumere, kota terbesar kedua di NTT setelah kota Kupang yang merupakan ibukota provinsi Nusa Tenggar

• Bab 49

  Toyota hitam yang mereka tumpangi memasuki dan berhenti di sebuah rumah besar dua tingkat. Terlihat

• Bab 50

  Suara riuh-rendah di rumah Om Alo tidak berhenti-henti sejak pagi tadi. Mariana terlihat kelelahan b

• Bab 51

  Celana jeans panjang warna putih dipadankan dengan atasan blouse lengan panjang berwarna merah muda.

• Bab 52

  Terlihat beberapa orang muda seusia mereka sedang bergelak tawa. Si pelontos Tomas terus berdiri sa

• Bab 53

  Saat keluar dari toilet dia tidak lagi melihat Ben di sana. Langkah kaki melaju menuju ruangan yang

• Bab 54

  Sejak mereka masuk ke dalam mobil, mulutnya tak berhenti bercakap. Becok bagai murai dicabut ekornya

• Bab 55

  Sejak kehadiran Mikel, hampir setiap hari ibu dan ayah selalu bertengkar. Perkara kecil pun akan dip

• Bab 56

  "Sayur kangkung seikat seribu lima ratus. Masih segar!" teriak seorang penjual wanita. Terdengar dar

• Bab 57

  Tampak seorang gadis duduk di atas para-para di belakang rumah, termenung menatap ke arah barat, men

• Bab 57

  Tampak seorang gadis duduk di atas para-para di belakang rumah, termenung menatap ke arah barat, men

• Bab 58

  "Om kamu mau minta gading," kata mama memecah keheningan di antara mereka.
  "Tapi susah mau dapat gadi

• Bab 59

  Pagi-pagi buta pukul 03.00 WITA, terdengar keributan di dapur, ditambah suara kokokan ayam jantan pe

• Bab 60

  Tepat pukul 12.00 WITA, sebuah mobil berwarna hitam terparkir di halaman sebuah rumah bercat biru mu

• Bab 61

  Seperti yang disepakati pada pertemuan pertama beberapa minggu yang lalu, menurut tradisi perkawinan

• Bab 62

  Kring! Kring! Kring!
  Bunyi gesekan roda dan lantai aspal begitu nyaring membuat Andreas melompat ke t

• Bab 63

  Pejam celik pejam celik, tak terasa sudah minggu kedua bulan November. Mariana ke hulu ke hilir meng

• Bab 64

  Mama mengesat air mata menggunakan ujung lengan bajunya. Melihat perangai Mariana mengingatkannya pa

• Bab 65

  Sebuah bus berhenti di tepi jalan raya desa Mokantarak, bersebelahan dengan sebuah kios serbaguna. D

• Bab 66

  "Benarkah ini, Darling?"
  Angguk. Tangannya masih lincah menulis nama orang-orang kampung yang diundan

• Bab 67

  Dia termenung menatap telepon umum rumah sakit yang berada dalam genggamannya. Bergenang air mata. S

• Bab 68

  Riuh rendah suara kanak-kanak bermain, suara kambing mengembik, dan babi menguik cukup membingitkan

• Bab 69

  Pukul 18.00 WITA rombongan Opu, Blake, saudara sepupu kumpo kao dari keluarga Mariana sudah berkumpu

• Bab 70

  Para jemaat mulai memadati gereja. Tak terlihat lagi bangku kosong, padahal pada hari Minggu biasa l

• Bab 71

  "Kenapa terlambat?" tanya Andreas sambil mendekatkan kepalanya, berbisik di tepi telinga Mariana.
  "Ak

• Bab 72

  Kedua mempelai, para saksi dan imam menandatangani berkas-berkas perkawinan di meja yang khusus dise

• Bab 73

  🎶 Selamat pengantin baru
  Selamat berbahagia
  Selamat ke anak cucu
  Selamat sejahtera
  Semoga berpanjangan
  S

• Bab 74

  Pesta berlangsung sampai cungkil matahari. Sepanjang malam pasangan pengantin langsung tak tidur. Ja

• Bab 75

  beberapa menit kemudian, mereka sudah bersiap. andreas mengajak mariana untuk makan di restoran deka

• Bab 76

  Sudah beberapa kali ia harus berulang-alik masuk WC (water closet) untuk membuang hajat. Perutnya te

• Bab 77

  Mariana membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar yang sudah seminggu ini ia tempati. Kamar

• Bab 78

  "Kau pikir ada waktu buat susun satu-satu?" Andreas tak peduli. Apa saja yang ada di depan mata disu

• Bab 79

  Dedaunan pokok mangga dan bunga-bunga yang tumbuh di halaman rumah masih basah oleh titisan embun. U

• Bab 80

  Saat mereka keluar dari kamar, Mikel juga muncul dari balik pintu kamarnya yang terletak bersebelaha

• Bab 81

  Terdengar suara azan dari kotak hitam empat segi yang diletakkan di ruang tamu rumah bertingkat dua

• Bab 82

  Rintik hujan bernyanyi, menemani keheningan malam yang sepi, beralun merdu membawa rindu yang tak

• Bab 83

  Di mana ada gula, di situ ada semut. Di mana ada tempat yang mudah mendatangkan faedah, di situla

• Bab 84

  "Ada sesuatu yang kamu mau katakan?" Andreas bersuara memecah keheningan di antara mereka. Tanpa ber

• Bab 85

  Hawa pada akhir bulan April mulai terasa bahangnya, walaupun di luar rumah masih gelap. Mutiara jern

• Bab 86

  Warna jingga di ufuk barat memeluk langit 'tuk memancarkan keindahannya, tatkala senja datang berlab

• Bab 87

  Langkah kakinya terus berayun. Sesekali terdengar senandung kecil dari bibirnya yang melantunkan lag

• Bab 88

  "Kenapa kemarin tidak datang?" tanya Tanta Mei setelah mencuci piring di wastafel, sambil melabuhkan

• Bab 89

  Mariana menatap hidangan di atas meja yang tinggal beberapa jenis saja. Sesekali dia melirik suami d

• Bab 90

  Andreas berulang kali coba menghindarkan diri dari bersentuhan dengan beberapa wanita yang berpapasa

• Bab 91

  Awal pagi lagi Mariana sudah cantik berdandan. Sambil mengemas bilik, dia bersenandung riang. Keceri

• Bab 92

  Banyak yang mereka bualkan. Pembicaraan antara wanita dari hati ke hati. Nenek Esi menjelaskan duduk

• Bab 93

  Setelah menjelajahi pesisir pantai dan mendapatkan wangsit dari hasil pertapaan sesaat tadi, Mariana

• Bab 94

  "Ada apa dengan kau hari ini?" tanya Andreas. Dia baru saja keluar dari kamar mandi. Dahinya berkeru

• Bab 95

  Waktu tidak pernah menunggu sesiapa. Ia akan terus bergerak mengikuti arus kehidupan yang telah dite