Total : 83Chapter 1 Pembelajaran
Hari ini Umi menyediakan sarapan jam lima pagi atas permintaanku. Sarapan apa sahur, Non? Haha...dar
readmore Chapter 2 Kayak Naik Kora-Kora
Dengan tubuh lemah, letih, lesu, begah, susah jalan karena kebanyakan makan mi ayam. Aku berjalan se
readmore Chapter 3 Pembelajaran Terus
"Jir, elo nabok gue." Si Ojan tetap melongo saat aku mengata-ngatainya panjang lebar. "Karena lo kura
readmore Chapter 4 Terjebak
Pintu kamar yang terkunci dan gak bisa kebuka akhirnya didobrak Si Ojan. Bruuggh! Braakk! Dengan tenaga
readmore Chapter 5 Menikah
Tak terasa, hampir setahun Agus menjadi pacarku. Pacar pertamaku dan mudah-mudahan menjadi pacar ter
readmore Chapter 6 Bercadar
Sudah dua bulan Si Manusia Singa tinggal di rumah mertuanya. Selama itu pula aku tak pernah melihatn
readmore Chapter 7 De Javu
Untung nametag kutuliskan nama lengkap ku. Jika saja yang kutuliskan OLAN, nama panggilanku. Tentu d
readmore Chapter 8 NostalGila
Motor yang dikendarai Si Ojan benar-benar berbelok ke halaman Hotel Khatulistiwa. Kepalanya yang ter
readmore Chapter 9 Primadona?
Di dalam kamar mandi, kubuka gulungan piyama yang diberikan Si Ojan. Mentang-mentang sudah beristri,
readmore Chapter 10 Pengagum Rahasia
Bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Ada rintik ditiap sudut netra. Bahkan terkadang kabut teba
readmore Chapter 11 Duren
Kekagetanku mampu membuat semua indraku tiba-tiba sangat lemah. Saat terbangun aku sudah berada di s
readmore Chapter 12 Cinta Pertama Datang Tak Diundang
"Umi, bener Si Ojan sekarang udah jadi duda?" jiwa kepoku mencapai klimaks. Ya ampun, apaan si klima
readmore Chapter 13 Pesona Ustadz Fatah
Suara pesan masuk mmenarikku kembali ke alam nyata. Setelah ikut meresapi peran istri tersakiti di s
readmore Chapter 14 Keputusan
Saat mata terbuka, badan sudah tergeletak nyaman di kamar tercinta. Aku ingat tadi seturun dari taks
readmore Chapter 15 Dendam Yang Indah
Sarapan pagi yang istimewa. Badan setengah sadar kala terbangun tadi, kemudian disuguhi segerombolan
readmore Chapter 16 Dijenguk Pujaan Hati
Telepon kembali berbunyi nyaring. Kemudian kuangkat secepatnya. (Lan. Uang fotokopiannya pan belum.)
readmore Chapter 17 Lamaran
"Ciye...ciye...ada yang lagi berbunga-bunga nih." Kepala gondrong nyembul dari pintu kamar. Refleks
readmore Chapter 18 Mimpi?
Seminggu semenjak kejadian lamaran beruntun itu, suasana hatiku semakin diaduk-aduk. Apalagi setelah
readmore Chapter 19 Lamaran yang Sebenarnya
Seminggu telah berlalu dari kejadian rapat pleno di rumah Pak RT. Dan setelah itu pula menyebarlah g
readmore Chapter 20 Yuk Marni Beneran Datang
Yuk Marni Beneran Datang Aku terus beristighfar saat hati ini salah ucap. Semoga otakku tak salah art
readmore Chapter 21 ODGJ
Entah setan apa yang merasuki otakku sampai lidah yang tak bertulang dibuatnya ngoceh yang bener-ben
readmore Chapter 22 Ge-er Yang Hakiki
"Kenapa, Lan?" tanya Bunda saat aku membanting sendiri di atas sofa yang Ayah dan Bunda duduki. "Bun,
readmore Chapter 23 Calon Kado Istimewa
Dua hari ini, aku disibukkan dengan praktikum kampus yang menyita jam istirahat. Bahkan karena padat
readmore Chapter 24 Ijab Kabul Istimewa
Tak terasa hari-hari terlewati begitu saja. Seolah seperti roda yang berputar di jalanan yang curam,
readmore Chapter 25 Ijab Kabul Istimewa 2
Keadaan rumah tidak sericuh sejam yang lalu, karena semua kaum adam sedang melaksanakan solat jum'at
readmore Chapter 26 Sah Menjadi Istri Yang Tak Terduga
Bang Malik membawa sebuah hampers ke meja akad. Didalamnya terlihat kain putih entah apa. Dia duduk
readmore Chapter 27 Malam Pertama Keroyokan
Kulihat Si Ojan menyambut ucapan selamat dari keluargaku yang juga keluarga Si Ojan. Ya, mengingat k
readmore Chapter 28 Keluarga Bahagia
Pagi sebelum subuh, semua sudah siap di depan rumah. Termasuk Teh Widi dan beberapa orang keluarga d
readmore Chapter 29 Resmi Pacaran
Selepas subuh di mesjid besar, perjalanan kembali dilanjutkan. Jam sebelas lewat sepuluh menit, bis
readmore Chapter 30 Sunset Pertama
Jam empat sore persiapan api unggun sudah selesai meskipun akan dinyalakan petang nanti. Berbagai ma
readmore Chapter 31 Tersesat
Aku mencari seseorang yang baru saja memanggil namaku. Tapi, tak kutemukan sosoknya. Mataku menjelaj
readmore Chapter 32 Menawarkan Diri
"Bang, Umi sama yang lain nanyain aku gak?" tanyaku sembari melipat mukena yang kupakai selepas Isya
readmore Chapter 33 Nyicil Maksa
Aku mengerjapkan mata, tapi kembali aku terpejam menikmati hangatnya tempat tidur. Rasa nyaman ketik
readmore Chapter 34 Batal Resepsi
Lima hari sudah sejak sepulangnya dari Pangandaran, Bang Malik benar-benar marah sepertinya. Tak ter
readmore Chapter 35 Kayak Kerupuk Tersiram Air
Aku terdiam di kamar. Tak berani keluar. Memikirkan maskeran yang gagal total membuat kepala kleyeng
readmore Chapter 36 Membangunkan Macan Bobo
Kekakuan hubunganku dengan Bang Malik beberapa hari ini kini lebih mencair. Ternyata butuh keikhlasa
readmore Chapter 37 Barisan Para Mantan
Selepas subuh, aku mulai dirias. Seorang MUA memoles wajahku, sementara satu yang lainnya memasangka
readmore Chapter 38 Kecil-kecil Pelakor
Kecil-kecil Pelakor Pusat perhatian tertuju pada seorang tamu yang digotong keluar oleh petugas keama
readmore Chapter 39 Buka-bukaan Malam
Pukul tiga sore tepatnya resepsi selesai. Semua beristirahat untuk satu acara nanti malam, pengajian
readmore Chapter 40 Pengantin Baru Dikacangin
Semua keluarga jauh satu persatu berpamitan. Keluarga Bang Malik dari Jogja sudah diantarkan ke stas
readmore Chapter 41 Kangen
Aku malah asik bengong saat mertua bersih-bersih rumah. Bunda membiarkanku tenggelam dalam lamunan s
readmore Chapter 42 Makin Lengket
Aku terus cemberut di dalam selimut tebal setelah Bang Malik turun ke bawah menemui tamunya. Bunda s
readmore Chapter 43 Kembalinya Mantan
Saat mata terbuka, ternyata hari sudah mulai siang. Sang fajar mulai tergantikan oleh mentari yang s
readmore Chapter 44 Percobaan Ketiga
Setelah tendangan mautku, Bang Malik tak pernah menampakan senyum apalagi sampai bicara. Setiap kuta
readmore Chapter 45 Kado Ultah Buat Suami
Semenjak kejadian memalukan kemarin, besoknya aku langsung meminta maaf sama Ayah. Udah tau salah ja
readmore Chapter 46 Goncangan
"Makasih, Sayang ... makasih ... makasih ... Bun Yah, Abang akhirnya bisa ngehamilin Olan ... Umi, c
readmore Chapter 47 Mencintaimu Dengan Tulus
Aku tahu kalau yang kualami ini hanyalah mimpi. Terus berkelana di padang rumput yang luasnya tak te
readmore Chapter 48 Merawat Bayi Manja
"Abaaang ... jangan pergi, Bang!" "Abaaang ... Dokter tolong suami saya, Dok. Suster tolong, ayo semu
readmore Chapter 49 Sepet Lagi
Rutinitas sekarang, setiap harinya merawat bayi manja. Terkadang aku tidak bisa menemani suami selam
readmore Chapter 50 Kedatangan Sinta
Kedatangan Sinta Bahagia sekali rasanya karena pagi ini Bang Malik dinyatakan sehat dan bisa pulang.
readmore Chapter 51 Skandal
Muka Mbak Sinta yang tertutup bedak tebal kini penuh dengan coretan glaze donat yang reflek kulempar
readmore Chapter 52 Titik Terang
Sudah satu minggu aku bergelung selimut. Meratapi kebodohan diri. Menyesali keputusan sesaat. Sehing
readmore Chapter 53 Cemburu Buta
"Kamu kenapa? Kok bisa ada disini?" tanyanya yang menghampiri bilik tempatku berbaring. "Olan hanya k
readmore Chapter 54 Sarapan yang Tersiksa
Pukul empat sore aku diizinkan pulang setelah tak ada keluhan yang memberatkan. Akhirnya aku akan me
readmore Chapter 55 Detektif Ghofar
"Ghofar ini ... sebenarnya ... mantan menantu Bunda, Olan," ucap Bunda saat kami mencuci piring beka
readmore Chapter 56 Lapor Polisi
Aku meninju paha Bang Malik yang berada di sampingku. Gak su'udzon gimana, jelas-jelas fotonya ngeri
readmore Chapter 57 Pembalasan Bang Malik
Setibanya di kamar hotel, aku langsung berkeliling ruangan. Membuka setiap kabinet juga kulkas kecil
readmore Chapter 58 Siapa Bianca?
Pergulatan marathon setelah subuh membuat tenaga habis tak bersisa. Ketika terbangun, jam sudah menu
readmore Chapter 59 Tumbang
Bang Malik kemudian menghubungi pihak hotel untuk mengurus tamu yang memaksa masuk. Tentunya atas de
readmore Chapter 60 Ngidam 1
"Abang tuh sebenernya peka gak sih sama yang dibilang dokter tadi?" gerutuku tak henti saat mobil ya
readmore Chapter 61 Ngidam 2
Usia kandunganku sudah masuk trimester kedua. Perut yang tadinya ramping sekarang sudah nampak membu
readmore Chapter 62 Pertemuan Kedua Belah Pihak
Pagi ini aku kembali harus bersuci setelah kembali menyatu karena cuaca yang mendukung. Setelah subu
readmore Chapter 63 Kedatangan Syifa
Pagi ini aku terlambat lagi. Setiap hari semakin siang jam keberangkatanku ke kampus. Semua gara-gar
readmore Chapter 64 Permintaan Syifa
"Mbak Syifa? Maaf saya tidak mengenali karena baru pertama bertemu, dan serasa berbeda dengan dulu,"
readmore Chapter 65 Diceramahi Mertua
"Maaf," ucap Mbak Syifa, singkat padat dan jelas datar tanpa ekspresi. Sepertinya memang mereka tida
readmore Chapter 66 Kejujuran Yang Bikin Was-was
"Bang, maaf menelponmu tengah malam, sengaja biar istrimu tidak tau," ujar perempuan di seberang san
readmore Chapter 67 Cemburu Level Mabelas
Keberangkatan suami ke kantor polisi kuiringi dengan bibir mengerucut dan muka masam. Karena kondisi
readmore Chapter 68 Libur Seminggu
"Sayang ... katanya mau nonton terus makan, atau mau beli gamis? Sama kerudungnya juga boleh ... sep
readmore Chapter 69 Diundang Ummah
Suara pintu pagar yang digeser membangunkanku dari lamunan masa lalu. Kini, aku termakan omonganku s
readmore Chapter 70 Sidang
Begitulah hati yang sakit. Tak kan mudah untuk menerima takdir yang sudah disuratkan Ilahi. Takdir y
readmore Chapter 71 Kecelakaan Ringan
"Maaf, Abah saya kembalikan putri Abah secara baik-baik karena saya merasa sangat lalai dalam menjal
readmore Chapter 72 Perdarahan
Semakin lama, perutku serasa ingin buang air besar. Bahkan mungkin sudah mulai keluar diem-diem dari
readmore Chapter 73 Puasa Wajib Di Bulan Muharam
"Kepala Abang pening," ungkap Bang Malik saat kutanya kenapa wajahnya terpasang dengan raut yang sem
readmore Chapter 74 Minta Duluan
Setelah seminggu pulang dari rumah sakit, sikap Bang Malik masih saja dingin. Bahkan terkadang ada n
readmore Chapter 75 Tambah Energi
Sudah jam tujuh malam, tapi Bang Malik belum menampakan diri di rumah ini. Sekian jam menunggu tanpa
readmore Chapter 76 Satu Rahasia Terungkap
Perut rasanya kurang nyaman setelah memasukkan berbagai macam hidangan. Padahal tidak semuanya dihab
readmore Chapter 77 Penjelasan
"Aku mau malam ini kalian ceritain semuanya dari rahasia yang terkecil sampai yang paling besar." Waj
readmore Chapter 78 Hampa
Ranjang kecil yang kutiduri ini nampak luas karena tak ada yang membuatnya berderit. Mataku sulit te
readmore Chapter 79 Curhat Pada Abi
Jam tujuh malam, perkuliahan akhirnya selesai sudah. Rasa lelah kini bercampur dengan rasa lapar yan
readmore Chapter 80 Tracking 1
"Alhamdulillah, kamu sekarang sudah bisa menerima Abang." Aku segera membalikkan badan ke arah sumber
readmore Chapter 81 Tracking 2
Perkulian kali ini kulewati dengan sangat ... sangat ... super terpaksa. Sejak di mobil tadi, bahkan
readmore Chapter 82 Jodoh Di Tangan Tuhan
Pagi menjelang terasa cepat. Baru saja aku terlelap, mentari sudah terlebih dahulu menyapa. Ayah Bun
readmore Chapter 83 The Finally
Ternyata ucapan Bunda memang benar, aku harus menerima takdir. Apapun itu. Ketentuan yang bahagia ma
readmore
bagus
16/08
0yabgus
08/07
0wow
27/06
0bagus, menarik ceritanya
15/04
0bacaan mantap
23/03
0sangat bermanfaat di bulan ramadhan ini..baca sambil nunggu buka puasa
22/03
0saya sukak ceritanya
12/07/2023
0Aplikasi ini sangat menghibur saya
11/07/2023
0Niceee
10/07/2023
0cerita ini sungguh sangat luar biasa
20/05/2023
0