Tag(s):
• Kriminal
• Detail
• Thriller

“Berpikir adalah pekerjaan terberat yang ada, yang mungkin menjadi alasan mengapa hanya sedikit orang yang mau melakukannya.” (Henry Ford) Dedi merupakan Siswa yang selalu dianggap aneh dan berbeda dari yang lain. Dia mendapatkan bullying dari para preman di sekolahnya. Dia mendapatkan tekanan di sekolah dan di rumahnya, hingga dia memikirkan untuk membalas dendam. Malapetaka apa yang akan menimpa para pembully, Dedi, Save Me. Kadang, kelemahan dan ketidakberdayaan adalah sumber malapetaka terbesar yang pernah ada. Kebebasan, adalah khayalan setiap manusia.

Last Update

Editor´s Choice

Mr. Raven's Prey

Laedenx

You Are My Savior (English)

AtengKadiwa

Absinthium Forest

kurogane

CENTURIAL COMMONERS GAME: MISTRESS OF PLUVIOPHILE

kyubi3

HER BROKENHEARTED BOSS: Mending His Broken Heart

Rejoice U Jason

The Miscreants

Author Augustine C

Recommendation

Weird Hearts

Blessing Silver

The Alpha's Triple Lunas

Princess Treasure Chuks

What Fate Brings Forth

Black Knight Radiant

my vampire girl

Mc

Blinded By Revenge

AJ

Reserved heart: He's head over heel in love with her

LightingWriting

Emotionless Woman (English Version)

EmotionlessMissK

A Mate Not For Sale

Debbiewrites

I AM ABLE

KingMoha

Digital Hearts Entwined

Mugish

Book Comment (97)Leave your comment on App

• 
  Izz Hafizi

  Sangat terkesan, terima kasih penulis karya.. Terus hasilkan lebih banyak karya ya..

  10/06/2022

    0
• 
  HOETAMAEDBERT

  mantap

  07/04

    0
• 88Yasiman

  mantap

  01/02

    0
• 
  Rey Badrudin

  bagus sekali

  03/01

    0
• 
  NoepRoslin

  Terbaik penulis..👍👍

  18/12

    0
• 
  Nad

  Ceritanya bagus dan sangat menarik. Semangat terus berkarya untuk penulis.

  14/12

    0
• 
  FatinIrdina

  very ii good

  10/12

    0
• 
  suminariis

  baru sedikit bagus ceritanta

  08/11

    0
• 
  Saber Raja

  sangat keren

  22/10

    0
• 
  UnggulJibran

  😀😀👋👋

  01/08/2023

    0

• Total: 30

• Chapter 1 Remaja Tirus

  “Tlepuk! Tlepuk! Tlepuk!”
  Derap-derap suara langkah kaki, bersepatu warior kain, di koridor sekolah,

• Chapter 2 Memendam Luka

  Dedi ragu hendak masuk ke rumahnya. Tangannya masih membentang bagai sayap burung, itulah cita-citan

• Chapter 3 Selamanya Sepi

  Derap-derap langkahnya berlari demikian cepat, berlari dan terus berlari. Menderu bersama angin pana

• Chapter 4 Senyum Sang Guru

  Dedi berjalan mengendap pelan, menuju ruangan makan, lengkap memakai seragam sekolah dan tas di pung

• Chapter 5 Si Rambut Lurus

  Di kelas, Dedi tengah duduk di kursinya, memegang sebuah buku yang kemarin dipinjamkan pak Mahfudz p

• Chapter 6 Teman?

  Gadis itu mengerutkan dahinya sejenak, pandangannya tertuju pada barisan meja sebelah kiri. Tampak s

• Chapter 7 Terkunci

  Semesta bergulir, silih berganti, bagai pelari estafet yang menyerahkan tongkatnya. Lalu, saat yang

• Chapter 8 Pencarian

  Saat hendak pulang, Rahma sedikit heran. Pasalnya, tas Dedi masih berada di dalam lacinya. Tidak sep

• Chapter 9 Bersama Pak Guru

  Saat hendak pulang, Rahma sedikit heran. Pasalnya, tas Dedi masih berada di dalam lacinya. Tidak sep

• Chapter 10 Ceria

  Serpihan angin kembali menyapa kedua wajah manusia itu, menyapa dengan riang, seriang semesta yang s

• Chapter 11 Hasan al Bashri

  Bendungan Siantar nampak megah ditimpali sinar mentari, memantul di permukaan airnya. Tampak pernik-

• Chapter 12 Pertama Kalinya Cinta

  Udara pagi, selalu saja, menciptakan debur kesejukan. Bagai di atas dek tertinggi kapal, saat layar

• Chapter 13 Treachery

  ’Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia d

• Chapter 14 Cukup Sudah!

  Bunyi bel, tanda pulang berdentang sudah. Wajah-wajah siswa yang semula mulai mengantuk dan menguap,

• Chapter 15 Keberanian

  Air kran mengalir, pelan, seolah menghanyutkan suasana di dalam kamar mandi. Dedi mencuci baju sekol

• Chapter 16 Keputusan Transaksi

  ”Rasakan itu!” Feri mendengus kesal. Dia berlalu, bukan hendak keluar rumah, melainkan menuju kamar

• Chapter 17 Rencana Pembuktian

  Malam sabtu yang dingin, hujan gerimis menghantam ke bumi. Rintik-rintik hujan terasa bagai jarum-ja

• Chapter 18 Penipuan

  Lelaki berkacamata melihat Roni tengah duduk di kantin bersama Mega, sedang makan.
  ”Kak Roni?”
  ”Iya! K

• Chapter 19 Di Atas Tikar

  ”Inilah rumahku Ded, kontrakan yang kecil. Tapi, bagiku inilah istanaku, surgaku yang harus kujaga,”

• Chapter 20 Kenapa Kau Pacaran Dengannya?

  Malam minggu masih menyisa gerimis, adzan Isya’ terdengar bersahutan. Ada sinyal-sinyal magnet yang

• Chapter 21 Announcement

  Dedi memiliki ide bagus selanjutnya, lima Hp telah dimatikannya, ditaruh di meja salah satu guru. Sa

• Chapter 22 Dia Orang yang Cerdas!

  Polisi telah datang, dua kompi diterjunkan dengan senjata lengkap. Mereka berbaris di depan garis ku

• Chapter 23 2 Hari 2 Malam

  Penyanderaan telah terjadi dua hari dua malam, Polisi semakin memikirkan strategi untuk menyelesaika

• Chapter 24 Mulai Pembalasan

  “Sudah saya katakan, jangan main-main dengan saya.”
  ”Baiklah, apa maumu, serahkan semua sandera,” Ari

• Chapter 25 Tipu Muslihat

  Pagi gelap, seusai shubuh itu...
  Rahma mengendap memasuki terowongan tersebut, entah kapan secara pas

• Chapter 26 Kepuasan

  Keadaan negeri ini sangat mencekam, jegal-menjegal pemimpin negeri ini memperebutkan tahta kursi ema

• Chapter 27 Guru Datang?

  Detik-detik itu hampir tiba, seluruh wartawan bersiap menyalakan kamera mereka serta mencari tempat

• Chapter 28 2 Peluru

  ”Ada informasi berharga Pak.”
  ”Apa itu?” Arifin mengalihkan perhatiannya serta menutup buku informasi

• Chapter 29 Scene Behind

  “Pak Mahfudz!”
  Dedi menggoyangkan tubuh gurunya itu, tubuhnya tertindih tubuh Mahfudz. Diangkatnya ke

• Chapter 30 Senyuman

  4,5 Tahun Kemudian
  Seorang lelaki menjejakkan kakinya di depan Sekolah Karya Bakti, SMA itu kini terl