Total : 50Chapter 1 Awal Mula
Ternyata apa yang dikatakan Mama tadi tidak meleset, pesta pernikahan Kak Erina yang meriah ini tamu
readmore Chapter 2 Penasaran
Entah kenapa, begitu badanku menyentuh kasur rasanya justru tidak ada kantuk sama sekali. Pikiranku
readmore Chapter 3 Gara-gara Hujan
Matahari meredup sempurna saat aku memarkir mobil di halaman sebuah supermarket. Udara yang tadinya
readmore Chapter 4 Cinta Dan Dering Telepon
Afdhal kembali mengusap kepalaku lembut, berusaha membujuk supaya aku membiarkan ia pergi. Tidak, Ti
readmore Chapter 5 Jadian
Segera kusalin dua belas angka nomor hape Afdhal dari kartu nama. Setelahnya, benda pipih di tangank
readmore Chapter 6 Teror Pertama
Kabar tentang cinta pertamaku akhirnya sampai ke telinga Mayra. Gadis tomboy yang baru menginjak swe
readmore Chapter 7 Percayalah Padaku
"Apa yang kamu sembunyikan sebenarnya, Imel?" desaknya lagi. "Nggak ada! Aku serius, aku ...." Ucapank
readmore Chapter 8 Peringatan
Bangunan megah perpaduan Indonesia Eropa langsung menyambut, saat mobilku memasuki halaman parkir ya
readmore Chapter 9 Cinta Pertama
Perasaanku benar-benar sedih mengingat peristiwa di kampus kemarin, apalagi saat terbayang wajah Afd
readmore Chapter 10 Mengincar Perusahaan
Pov Afdhal Pikiranku akhir-akhir ini sebenarnya bertambah kusut. Perusahaan yang ingin menjalin kerja
readmore Chapter 11 Kerja Sama
Satu minggu setelah mempelajari berkas perusahaan lawan sekaligus mitra kerja Kakek, aku dan Nestian
readmore Chapter 12 Hasil Akhir
"Pak Afdhal, direktur perusahaan Penanam Modal dan Usaha?" tanya orang itu memastikan sambil menjaba
readmore Chapter 13 Antara Bisnis Dan Cinta
Aku tahu, yang kulakukan dengan kesadaran ini sangat menyakitkan. Terutama bagi Imel yang merasa tid
readmore Chapter 14 Menanam Kebencian
"Dhal, gimana mobilku?" tanya Imel, ketika aku tidak melepas tangannya sedari tadi, dan malah membuk
readmore Chapter 15 Over Protektif
"Nesti? Kamu ... kamu ngapain di sini?" tanyaku gugup. Seketika berdiri dan menatap tajam sekertaris
readmore Chapter 16 Backstreet
Nestiana bukan tipikal seseorang yang membesar-besarkan kemarahan. Meski dua hari lalu ia sangat kes
readmore Chapter 17 Berani Melangkah
"Afdhal, aku mau ngomong sama kamu!" Pagi ini, entah ada angin dari mana, Imel tiba-tiba menemuiku di
readmore Chapter 18 Lamaran Yang Ditolak
Mobil BMW hitam metalik yang membawaku dan Imel akhirnya sampai di depan sebuah rumah mewah dengan m
readmore Chapter 19 Dendam Dan Cinta
Pov Imel Setelah kepergian Afdhal, suasana ruang tamu masih terasa canggung. Papa beberapa kali menge
readmore Chapter 20 Cobaan Demi Cobaan
Aku mengangguk takut-takut. Sedangkan Mama kembali menghela napas berat sebelum bicara, seakan apa y
readmore Chapter 21 Perjuangan Sesungguhnya
Tangisku pecah begitu perawat cantik itu menyelesaikan kalimatnya. Ada yang berderit sakit di antara
readmore Chapter 22 Sok Pahlawan
Namun, saat kami bertiga hendak melangkah untuk berkemas, sebuah mobil Daihatzu Rocky keluaran terba
readmore Chapter 23 Sebuah Kejutan
Hari demi hari berlalu biasa saja, aku juga mulai melupakan kejadian penyitaan rumah yang berakhir a
readmore Chapter 24 Menuju Pernikahan
Benar kata orang, kehidupan merupakan roda yang tidak pernah berhenti berputar. Dan dalam perjalanan
readmore Chapter 25 Hadiah Nestiana
Jujur, dari tadi aku juga penasaran apa isi kotak itu dan kenapa Nestiana menaruhnya di hadapan kami
readmore Chapter 26 Kehidupan Baru
"Bismillahirrahmanirrahim ... Saudara Afdhal, saya nikahkan engkau dengan saudari Imel binti Chairil,
readmore Chapter 27 Anak Pertama
Beberapa bulan menikah, aku hamil. Seperti pasangan yang menikah muda pada umumnya, kebahagiaan tida
readmore Chapter 28 Devi
Aku mengangguk sambil menyeka air mata, berusaha makan meski rasanya susah untuk ditelan. Benar kata
readmore Chapter 29 Yang Ingin Diakhiri
"Revi?" gumamlu pelan, masih tidak percaya dengan apa yang kulihat sekarang. Masalahnya, ia sangat be
readmore Chapter 30 Pesan Kertas
"Ada apa, Bik?" "Yang naik mobil barusan, beneran pulang kan, Neng?" Aku mengangguk. "Bapak ke kantor m
readmore Chapter 31 Chat Makan Siang
[Parah! Apa nggak bisa sih kalian bicara baik-baik?] [Itu kalau gue dianggap, Vi] [Udah deh jangan bah
readmore Chapter 32 Bertemu Seseorang
Pelayan itu tetap tersenyum ramah, meski melihatku kesal. "Iya, mari ikut saya, Mbak. Di sana meja b
readmore Chapter 33 Mahesa
Aku menggeleng, berusaha menahan air mata yang siap turun deras, simbol dari sakit hati. Setiap meng
readmore Chapter 34 Romantisnya Suami
Air dingin yang mengalir dari shower dipadu harum mawar dari beberapa sabun, menjadi terapi tersendi
readmore Chapter 35 Jalan-jalan
"Sama Bibik di rumah." "Yakin nggak apa-apa ditinggal?" Aku tersenyum, mencium pipi suamiku sebagai uc
readmore Chapter 36 Kerja Sama
Pagi ini, ada yang berbeda dari rutinitas sarapan biasanya. Aku bukan saja menyiapkan menu makanan u
readmore Chapter 37 Surprise
Sejenak Hengky menimbang sambil melihat waktu di jam tangannya, tapi segera mengangguk. "Iya, bisa."
readmore Chapter 38 Surat Perjanjian
"Kenapa Kakak tega melakukan ini sama aku?" Di sela isak, kalimat itu meluncur bermonolog dengan bati
readmore Chapter 39 Pergi
"Sayang, kamu ... kamu kenapa sih?" Kak Afdhal semakin kebingungan. Wajar saja ia tidak habis pikir m
readmore Chapter 40 Rumah Mama
Revi hanya berdehem sebagai jawaban. Selanjutnya, perjalanan dalam hujan ini kami lalui tanpa sepata
readmore Chapter 41 Meneruskan Keputusan
Jika orang sering bilang bahwa nasehat orang tua kepada anaknya tidak pernah meleset, itu benar. Dan
readmore Chapter 42 Mengantar Surat Sidang
Sesuai rencana, aku memang menginginkan surat panggilan sidang diantar dulu ke rumah Mama. Selanjutn
readmore Chapter 43 Satu Keputusan
Kak Afdhal tidak meneruskan ucapan, menatapku semakin lekat seolah mencari sebuah ketidakseriusan di
readmore Chapter 44 Pendekatan
Dua minggu setelah Kak Afdhal menandatangani surat panggilan dari kantor Pengadilan Agama Jakarta,
readmore Chapter 45 Dia Lagi?
Mahesa terkekeh pelan. Sebab, setiap kalimatku selalu berakhir gelengan takut anakku. "Tidak usah dip
readmore Chapter 46 Perhatian Mahesa
"heh, Imel. Ngelamun aja dari tadi!" sungut Revi kesal. Selama perjalanan menuju ruang kerjaku sesuai
readmore Chapter 47 Kedatangan Kak Afdhal
Enam tahun kemudian .... Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun yang siang ini memakai baju pink
readmore Chapter 48 Permintaan Maaf
"Papa? Papa macam apa yang tega menjatuhkan talak kepada istrinya, demi menikahi wanita lain, Kak? T
readmore Chapter 49 Drama Devi
Turun dari mobil, aku lebih banyak diam. Mendengar Devi antusias bicara tentang Papa dari area parki
readmore Chapter 50 Karena Aku Mencintaimu
[Imel, jaga diri kamu baik-baik] Apa maksudnya Mahesa menulis chat seperti ini? Tahu aku sedang berad
readmore
saya suka
2d
0very good
9d
0bagus ceritanya
9d
0Saya suka
10d
0luar biasa😊
13d
0bagus
13d
0menarik🥰
13d
0sangat suka ceritanya
14d
0best
14d
0Good dan masih tanggung banget😬
14d
0