Tag(s):
• Kecantikan
• Drama
• Heteroseksual

Arman dan Arba merupakan sepasang saudara kembar, mereka mempunyai sisi yang berbeda dalam hal penampilan, apalagi soal kepintaran. Arba mempunyai otak cerdas dan Arman sebaliknya. Suatu saat Arman diejek temannya karena dia merupakan mahasiswa yang nilainya paling rendah di kelasnya. Rasa minder selalu menghantuinya dan semenjak itu, keduanya bertukar posisi dengan Arba untuk menggantikannya di kampusnya dan sebaliknya. Lama kelamaan Irhas mencurigai Arman yang tiba-tiba menjadi pintar dan semenjak saat itu, Irhas berusaha mencari tahu kebenarannya. Apakah rahasia Arman dan Arba akan terbongkar dengan cepat?

Last Update

Editor´s Choice

Muted Love

Babidi

The lost Heiress

KuyaJ06

Zombie Apocalypse: The vaccination of the Undead

majesty_n

Unless I die

Daniel Chijioke

Miracle Planet The Crystals Elements Power

Nayko Ayasame

Chasing after my destiny

Golden Joseph

Recommendation

The Rescue of Her

Nicole Marcina

The martial lord

supremeking

Breaking The Guardian's Curse

ChoJoyce

Reincarnated into the body of a princess

miriam2

Breaking Chain

Sovereign

Gardener's Flower

Luis Gonzales

Lycan King Trevor:My Hiding Luna

Ri Ri

Twisted Fate

Zale_Valrez

Rewrite the Stars

LunAstral

Taming a Psychopath

october_babyy

Book Comment (208)Leave your comment on App

• 
  Leni Meidola Putri

  cerita nya sangat menarik

  28/05/2022

    0
• 
  channelBASRI PUTRA

  semangat dan semoga ke depannya akan ada terus cerita cerita yang lebih menarik.!!!

  22/12/2021

    0
• LakambeaIndrawaty

  bGus

  16h

    0
• Iwan X

  Kerennn

  4d

    0
• DeviavriscaBintang

  bagus sekalih cerita nya

  7d

    0
• AsyaAsya

  waw ini sangat bagusssss🙈🙉👍👍👍👍👍

  8d

    0
• Dhanii Lubis

  ceritanya singkat, padat, dan jelass pokoknya seru Dehh

  10d

    0
• Hesti Welia Vitri

  bagus

  14d

    0
• Kila Mohd Shah

  Wah bukan main ya arba

  18d

    0
• 
  HaikalMohd

  sangat seram 😱😱😱😱

  22d

    0

• Total: 40

• Bab 1

  Malam mulai datang, sang burung hantu sudah mulai berkicau. Terlihat ada seseorang laki-laki berpara

• Bab 2

  Sesuai kesepakatan bersama, Arman Arba akhirnya bertukar posisi di kampus yang berbeda.
  Arba sudah sa

• Bab 3

  Kadang, aku lebih suka menjadi orang lain daripada diriku sendiri. Karena apa? Saat menjadi orang la

• Bab 4

  Lebih baik jadi diri sendiri walaupun tak dihargai orang daripada jadi orang lain tapi bukan dirimu

• Bab 5

  Menumbuhkan rasa percaya diri memang sulit.
  ***
  Ibu Juli pagi-pagi sekali sudah menyiapkan sarapan unt

• Bab 6

  Arba melangkahkan kaki menuju ruang UTS. Sesekali dia melirik kartu ujiannya untuk mencocokan ruanga

• Bab 7

  Serapat-rapatnya menutup rahasia pasti akan terbongkar.
  ***
  Seminggu berlalu, Arba sudah menyelesaika

• Bab 8

  Pagi ini Arba sudah di kampus dan duduk di taman kampus , dia sedang mengerjakan tugas kuliah yang d

• Bab 9

  Sore hari,  Arba,  Arman  dan ibunya mengunjungi makam ayahnya. Sudah hampir satu bulan mereka tidak

• Bab 10

  Kamu ibarat Algoritma, susah dipahami dan buatku penasaran.
      ***
  Arba melangkahkan kakinya di kelas

• Bab 11

  Arman sedang memainkan ponselnya. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal dan dia

• Bab 12

  Lo harus percaya sama diri lo sendiri, kalau bukan lo siapa lagi? Orang lain cuma perantara, keyakin

• Bab 13

  Rasa minder pada seseorang dikarenakan dia tak pernah percaya pada kemampuan dirinya sendiri.
         

• Bab 14

  Alfa mengedarkan pandangan di seluruh koridor kampus. Sedari tadi dia mencari Arman untuk mengajarin

• Bab 15

  Arman memegangi kepalanya. Dia pusing melihat deretan program pada layar komputer. Sudah beberapa ka

• Bab 16

  Sebelum berangkat kuliah, Arba menghampiri Arman yang sedang memandikan motor kesayangannya mengguna

• Bab 17

  Kepintaran orang pasti ada batasnya.  Sama dengan batas kesabaran seseorang.
  ****
  Arba menatap layar

• Bab 18

  Seusai Praktikum Algoritma dan Pemrograman Lanjut, Arba turun dari tangga lantai dua. Kini cowok ber

• Bab 19

  Kepintaran seseorang memang selalu menjadi akuan banyak orang. Tapi yang terpenting, bagaimana kepi

• bab 20

  Sayang, nggak semua orang bisa melihat proses yang kita lalui. Kebanyakan dari mereka hanya melihat

• bab 21

  Orang yang beban hidupnya terlalu berat terkadang menutupi dengan senyuman.
  ***
  Arba memangku dagunya

• bab 22

  Lebih baik menjadi orang bodoh sekalian, daripada pintar, tapi bisanya membodohi orang lain.
  ***
  Arba

• bab 23

  Arba memandang ke papan tulis, sambil memperhatikan semua teman kelasnya. Bagaimana tidak? Semua ter

• bab 24

  Arba melangkahkan kaki di depan ruang Kaprodi. Tepat saat Arba melewati ruangan, ada suara yang mema

• bab 25

  Kalau nggak mau kesandung masalah, jangan mencari masalah.
  ***
  “Gue mohon sama lo buat bilang sama Bu

• bab 26

  Setelah tiga hari Gatot di rumah sakit, akhirnya dia sudah kembali berangkat ke kampus. Langkah demi

• bab 27

  Seorang pecundang akan selalu menyalahkan orang lain demi namanya tetap bersih.
     ****
  Sesuai kesepa

• bab 28

  Gelman duduk di depan teras rumahnya. Beberapa tahun dia mendekam di penjara atas ulah yang tidak pe

• bab 29

  “Jul, gue mau jujur sama lo,” kata Arman duduk di sebelah Julian di depan kelas. Sesuai kesepakatan

• bab 30

  Arman mencari-cari Arba yang tidak kelihatan di sekitar rumah. Saat menanyakan pada ibunya, beliau

• bab 31

  Arman membonceng Arba menuju kafe sesuai perjanjian. Meskipun perjanjian diubah dengan tempat dan j

• Bab 32

  Arman melangkahkan kaki menuju kelas. Rasanya sangat asing dia sudah lama tidak menginjakkan kaki d

• Bab 33

  Arba memarkirkan motor di sebuah warung indomie yang tak jauh dari kampus. Dia berencana untuk makan

• bab 34

  Arman merasakan badannya tambah tak karuan, padahal dia sudah meminum obat dari dokter beberapa jam

• Bab 35

  Sesuai perjanjian, Hilma dan yang lain berkumpul di sebuah angkringan sore itu. Mereka mulai membi

• Bab 36

  Arman menyimak penjelasan dosen saat kuliah berlangsung. Kali ini mata kuliah Teknologi Mobile memb

• Bab 37

  Arman menghela napas panjang. Perlombaan membuat aplikasi itu terus membayanginya. Jujur dia tidak

• Bab 38

  Arman memasukkan laptop ke dalam tas. Cowok itu merasa kepalanya pusing setelah memahami beberapa po

• Bab 39

  Arman mengangkat bahu. Perasaannya masih tidak enak semenjak kemarin. Dia merasa akan ada hal yang

• Bab 40

  Sebuah teriakan terdengar dari luar rumah. Arba itu hapal betul suara siapa. Siapa lagi kalau bukan