Tag(s):
• Kecantikan
• Koboi
• Tokoh Wanita
• Jenius
• Penyembuhan
• Bukan manusia
• Cinta yang manis
• Remaja
• Pergaulan remaja

"Bukankah kita akan berkuda lagi?" tanyaku. "Tidak, ikutlah bersamaku. Kau masih kuat jalan kaki sebentar, 'kan?" tanyanya persuasif. Aku mengangguk, lalu mengikuti langkah Pierre. Ia sudah sangat paham akan medan di sini. Ia mengajakku naik ke atas bukit kecil yang kuduga sangat jarang dijamah oleh manusia. Lalu ketika sampai puncak, Ia membisikkan sesuatu.  "Kau akan melihat siapa diriku sebenarnya, Alisha." "Aku sudah tahu bahwa Kau malaikat, Pi. Anak buah Rafael," ucapku. Aku berlagak santai meski di dalam tubuhku penuh dengan kupu-kupu yang beterbangan. Pierre tak menanggapi ucapanku sama sekali. Ia menyergapku, lalu sedetik kemudian dunia seolah berubah. Sayap putih keperakan membentang di belakang punggungnya. Aku melihat dengan sangat jelas karena aku berada dalam dekapannya. Ini berlangsung dengan sangat cepat, bahkan akupun belum sempat menghela napas. Daguku bersandar di bahunya yang kekar. Kepakan sayapnya membuat terik matahari menjadi berkurang dan menggantikannya menjadi sepoi-sepoi angin. Sayapnya keperakan mengkilap.  Aku masih belum percaya ini nyata, kukira ini hanya mimpi, kuperjapkan mataku berkali-kali dan hasilnya tetap sama. Bentangan sayap yang sangat lebar masih ada di depanku. "Kau takut?" suaranya menyadarkanku. "Tidak," jawabku spontan. Aku bukan takut, aku hanya tidak percaya ini semua nyata, terbang bersama malaikat. "Mengapa diam saja?" tanyanya lagi.  "Aku sedang mengagumi sayapmu," jawabku pelan. "Kau sudah memiliki beberapa bagian bulunya," ucapnya. Ia berharap aku tidak akan lupa pada syal yang kumiliki. "Aku tetap mengaguminya, Kau bersayap," gumamku. "Semua malaikat juga bersayap. Lihatlah ke bawah," ujarnya.

Last Update

Editor´s Choice

HEART'S FIRE

Sonitaolise

The Story Of My Life

Fakuade Omotola

The Secret of the Fierce Ex-Wife

Chrysnah May

THE SHEIKH'S UNFORGETTABLE WIFE

SFwrites

The Destined Alpha's Cursed Mate

Dionrace Gray

Recommendation

Half Faced Alpha

Harmeen

Anonymous

Dona

MY BOSS AND HIS SEVEN YEARS OLD SON ( ENGLISH VERSION)

WonrieWrites

Short Stories

Abhieeeeee

DEEPEST DESIRE

Swt Neetarh

Ms. Matchmaker

Binibining_Nene

THE TWINS

Ruth Jonah

She's Devious

Dickson Saba

Stunning Woman

Ariel C. Cabasag

My Knight in Shyning Armor

Bobang

Book Comment (30)Leave your comment on App

• 
  Nurshahirah Kay

  good,😘

  19/07

    0
• izwanFarshanda

  bole lh

  13/07

    0
• 
  SulistyawatiWahyu

  bagus buat dijadiin buku ╥﹏╥♡

  28/11

    0
• 
  Azahra RomadiahAulia

  wow

  27/02/2023

    0
• 
  RewMas

  bgus

  24/01/2023

    0
• 
  audrey melviana

  ceritanya bagus banget

  03/12/2022

    0
• 
  Iis Alga

  menerbitkan

  25/11/2022

    3
• 
  Pratiwi Rasman

  cerita nya menyenangkan

  21/11/2022

    1
• 
  YayatEma

  atas sudah sekarang bawah

  20/11/2022

    0
• 
  MahayaLiliana

  love sakebon. baca cerita ini ya, teman-teman

  20/11/2022

    0

• Total: 53

• Chapter 1 Prolog

  Pertemuanku dengan malaikat bersayap perak berawal dari hancurnya kepercayaanku pada kekasihku sendi

• Chapter 2 Relung yang Terluka

  Idealnya, kebersamaan itu berakhir bahagia. Tetapi apa yang kudapatkan ternyata tidak. Kebersamaanku

• Chapter 3 Reuni Kecil

  Kudengar teriakan kesal Bernard di lantai satu. Anak-anak lelaki sudah berkumpul. Aku membawa tas ra

• Chapter 4 Berkemah

  "Udara mulai mendingin, pakai jaket kalian," ujar Giand dengan suara menggigil.
  Aku hanya menoleh ke

• Chapter 5 Menunggang Kuda

  Keesokan paginya Bernard terlalu bersemangat saat beberapa koboi datang berbondong-bondong menempati

• Chapter 6 Lelaki Tak Kasat Mata

  Evyta menatapku nanar sesaat setelah terbelalak di depan layar kameranya.
  "Siapa memangnya?" tanggapk

• Chapter 7 Bukan Editan

  "Evyta, bisa Kau kirimkan foto-fotoku ke handphone-ku?" aku diam-diam mengirimkan pesan pribadi pada

• Chapter 8 Anak Curang

  Dengan berbagai upaya akhirnya aku bisa membuktikan bahwa itu adalah tulisan Evyta. Anak itu tak han

• Chapter 9 Mimpi Buruk

  Aku tidak bisa melewatkan kesempatan berharga ini begitu saja. Sidorfa bukanlah kampus biasa, kedudu

• Chapter 10 Undangan Pesta

  Oh, astaga! Aku juga baru saja bermimpi dikejar-kejar vampir. Sesuatu yang sangat konyol. Untungnya

• Chapter 11 Kado Yang Terlambat

  Pesta peresmian cabang di rumah Algha cukup sederhana, hanya makan malam bersama diakhiri pertunjukk

• Chapter 12 Kelas Hari Pertama

  Sudah pasti Algha memberiku selendang ini agar aku selalu mengingatnya ketika aku menari, tapi ideny

• Chapter 13 Lagi-lagi Mimpi Aneh

  Konon, seni tradisi yang diajarkan di Sidorfa cukup sarat dengan unsur magis hingga mahasiswa tidak

• Chapter 14 Menjadi Satu-satunya

  Aku tidak melakukan konsultasi psikologi apapun sesuai yang pegawai perpustakaan diktekan padaku. Ak

• Chapter 15 Bulu-bulu yang Indah

  Setelah kucocokkan di badanku, gaun ungu satin dengan beberapa helai pita sangat pas. Ini tidak tert

• Chapter 16 Pertunjukan Lain Di Panggung

  "Alisha, aku minta maaf atas teror yang terjadi padamu. Aku tidak menemukan pelakunya. Semua anak-an

• Chapter 17 Perjalanan Ke Dunia Baru

  Empat bulan terakhir tahun pertama ...
  Aku menyeret koporku melewati lorong ruang-ruang kelas menuju

• Chapter 18 Jejak Yang Hilang

  Kamar yang nyaman dan luas, ada jendela yang tidak menghadap ataupun membelakangi arah terbit mataha

• Chapter 19 Koboi Misterius

  Aku memang kecewa sekali teman-temanku tidak ada yang merespon pesanku, setelah satu tahun lebih dar

• Chapter 20 Aku Membaca Pikirannya

  Ia ingin mendekatiku, tetapi Ia khawatir menggangguku saat aku sedang bersama teman-temanku. Pikiran

• Chapter 21 Dalam Pikirannya

  Imajinasiku berkeliaran tentangnya, aku tidak menolak untuk meyakini bahwa orang yang ada di frame f

• Chapter 22 Didera Trauma

  Traumanya berasal dari sebuah peristiwa dengan gambaran yang sangat mengerikan. Gunung meletus, tana

• Chapter 23 Pengakuan

  "Kau datang dari Sidorfa untuk menemuiku?" Ia beralih padaku, berpura-pura mesra dengan mencondongka

• Chapter 24 Tentang Dirinya

  Ia senang karena aku tidak membuang atau membakarnya.
  Aku menelan rotiku dan kembali menatap wajahnya

• Chapter 25 Tugas Sebagai Malaikat

  "Kupikir Kau seorang introvert," tuduhku. "Caramu bercanda terlihat sangat kaku."
  "Mungkin," tanggapn

• Chapter 26 Tak Pudar Oleh Waktu

  Kepalanya terpenuhi oleh banyak sekali kenangan tentang bencana di dunia ini. Ia lah yang turut andi

• Chapter 27 Tugas Akhir

  Dalam hatinya Ia ingin mengungkapkan kepuasan tentang hasil konsultasi penelitiannya siang tadi.
  "Ya,

• Chapter 28 Sang Koboi

  "Lama-lama Kau pasti akan tahu bagaimana cara menjalin emosi dengan kuda yang Kau tunggangi," suaran

• Chapter 29 Lelaki Berwajah Ayah

  Yah, dengan membaur bersama manusia. Belajar bahasa secara otodidak dan juga mempelajari kultur manu

• Chapter 30 Persahabatan Kecil

  Tanpa tujuan yang jelas aku berjalan menyisir gang pasar, mendongak-dongak barangkali lelaki yang sa

• Chapter 31 Burung Milik Siapa

  "Benarkah? Bagaimana bisa? Alisha, Kau bisa pulang lebih cepat dari Bilimdi?" balasan Bernard langsu

• Chapter 32 Misteri Bernard

  Mengapa setiap aku bermimpi tentang mereka, mereka selalu sedang bertarung. Aku yakin mimpi yang per

• Chapter 33 Siapakah Maoritoo

  "Ini giliranku karena aku sudah meninggalkanmu hampir seminggu," Ia menghindari pegangan tanganku. M

• Chapter 34 Sekte Aliran Sesat

  "Aku tidak tahu, kami mengenalnya di sekolah. Aku tidak terlalu mengenal keluarganya, dan menanyakan

• Chapter 35 Latihan Menunggang

  Pierre menyusulku di kelas terakhir. Tanpa berlama-lama kami langsung berjalan menuju tempat parkir

• Chapter 36 Dunia Pierre

  "Kuanggap perkenalanmu dengan Newt sudah cukup," ucap Pierre.
  "Cukup?" aku memastikan telingaku tidak

• Chapter 37 Menunggang Melintasi Alam

  Aku sama sekali tidak memiliki pengalaman sedikitpun tentang perlombaan menunggang kuda, kepercayaan

• Chapter 38 Malaikat Bersayap Perak

  "Kita seperti satelit," ucapku.
  "Indah bukan?" tanggap Pierre.
  "Indah sekali," suara takjubku tidak bi

• Chapter 39 Kemenangan Kecil

  "Bagaimana bulu-bulumu bisa rontok?" ucapku kemudian.
  "Sayapku juga tumbuh, Alisha. Bulu yang lama ak

• Chapter 40 Seseorang Yang Mirip Ayah

  Kubenamkan badanku di bak mandi setelah menghilangkan keringat dan lelah beberapa menit. Beberapa ja

• Chapter 41 Mengejar Jejak

  "Dari mana aku harus memulainya?" aku bersemangat, lebih tepatnya memaksakan diri untuk bersemangat.
  

• Chapter 42 Pelanggan yang Ditunggu

  Kami kembali beranjak dari tepi jalanan untuk mengayuh sepeda masing-masing menuju alamat satu-satun

• Chapter 43 Di Balik Kematian Ibu

  "Apa yang ingin Kau katakan?" tanyaku saat Ia kembali ke meja dengan menenteng dua gelas kosong dan

• Chapter 44 Merasa Terpanggil

  "Mungkin Kau perlu ke cenayang saja, Alisha. Kau akan mendapatkan semua informasi tentangnya secara

• Chapter 45 Sebelum Berpisah

  "Jika menyewa jasa editor bukan tindakan ilegal, kurasa kau perlu melakukannya. Menurutku, Kau lebih

• Chapter 46 Perjalanan Pulang

  Dengan dorongan yang sangat melenceng dari yang seharusnya, aku bisa menyelesaikan laporanku. Setela

• Chapter 47 Kembali ke Dunia Lama

  Bibirku bergetar hebat seirama dengan degup jantungku. Algha mencuri-curi pandang ke arah rumahku se

• Chapter 48 Dalih untuk Kembali

  Semua itu membuatku bangga? Tidak, aku justru kehilangan waktu nyaris tiga minggu hanya untuk memenu

• Chapter 49 Hanya Tempat Singgah

  "Tidak mungkin! Alisha, aku banyak mendapat keluhan dari teman-temanmu bahwa Kau sering meracaukan h

• Chapter 50 Undangan Pesta Lagi

  "Oh ya? Ngeri. Dari mukanya mereka nampak sama saja sih, sama-sama sinis."
  "Sama-sama gold digger jug

• Chapter 51 Tak Diundang

  Kesepian menderaku seolah tidak ada siapapun yang menginginkan keberadaanku di dunia ini. Mengapa se

• Chapter 52 Ritual Meminum Darah

  "Maaf, aku tidak tahu. Temanku membawaku ke sini. Ini baru pertama kalinya aku ke sini," ujarku.
  Baga

• Chapter 53 Bernard Bukan Manusia Biasa

  Kepalaku berdengung, rasanya aku berada di tempat yang salah. Tubuhku semakin lemas, aku menggelengk