Tag(s):
• CEO
• Cinta pertama
• Cinta segitiga
• Cinta yang menyakitkan
• Kelangsungan hidup
• Cinta yang manis

Aku didiagnosis penyakit yang berbahaya. Semuanya berakhir! Karir yang aku miliki, kekasih, keluarga, semua seakan meninggalkanku. Semua yang kusayangi dan banggakan menjadi sia-sia. Aku mengutuk takdir yang Tuhan pilihkan untukku. Saat aku akhirnya pasrah dengan takdir, dia datang. Namanya Jingga dan aku mulai mencintainya. Namun, apa Jingga juga mencintaiku? Kenapa dia malah menjodohkanku dengan saudara tirinya?

Last Update

Editor´s Choice

Mitchie

Dickson Saba

My One and Only You

shentiments

Ruin The Billionaire

Syrena Clayton

Absinthium Forest

kurogane

Defies of Fate

D Twister

The Destined Alpha's Cursed Mate

Dionrace Gray

Recommendation

One wrong step, I lost Olivia and my pregnancy

LADY GLOW

Half Faced Alpha

Harmeen

Breaking The Guardian's Curse

ChoJoyce

The Marriage Contract

Harmeen

Detective Series:Reed Bryst

LunariaCuesta

Way Finders

Chukwu Samuel

THE TWINS

Ruth Jonah

The Dawn Falls

M.H Evite

Aure – The Goddess of the Sky [Fallen Goddesses Series #1]

ItsMe_Dreamer

I'm still alive

CK

Book Comment (73)Leave your comment on App

• 
  Suati

  bagus dan seru enak nanti aku sebarkan ke tiktok seru

  21d

    0
• C_21_088_WanDheryD

  keren banget

  19/07

    0
• 
  RefaFerdiansyah

  mantap

  16/07

    0
• 
  Putra Naim

  good novel

  04/07

    0
• 
  WahyuningsihNita

  Bagus terharu juga👍

  04/07

    0
• 
  HonlissaVillaadriansya

  iioooo

  24/06

    0
• 
  LabibMuhammad

  keren

  05/06

    0
• 
  muletuzi

  bagus

  19/05

    0
• 
  AuliaZahra

  seru banget

  26/04

    0
• 
  DausAjo

  GUD

  12/02

    0

• Total: 35

• Chapter 1 Mereka Bilang Aku Akan Mati

  “Jangan bercanda!” Aku membanting hasil pemeriksaan ke atas meja. Ini pasti ada kesalahan di dalamny

• Chapter 2 Jika Aku Harus Meninggalkan Ibuku Sendiri

  Darah. Tidak mungkin aku salah lihat dengan yang bercampur dengan feses di dalam toilet duduk. Apa m

• Chapter 3 Sama Saja

  “Kamu mau ke mana, Sur?”
  Aku berhenti di pintu, berbalik untuk menghadap Mami. Mami masih menggunakan

• Chapter 4 Titik Jatuh

  Nesya tertawa sangat keras. Seluruh tubuhnya terguncang. Aku ingin sekali mencekiknya sampai mati.
  “

• Chapter 5 Terima Saja Uluran Tanganku

  Aku bangun pukul 3 pagi lagi. Aneh, sungguh. Seolah alarm tubuhku sudah tidak lagi berfungsi dengan

• Chapter 6 Bangkit

  Tangis Mami pecah saat Jingga mengantarku sampai rumah. Wanita yang melahirkanku itu langsung mengha

• Chapter 7 Percayalah Untuk Sembuh

  Aku membaca sekali lagi tentang efek samping obat yang rencanakan akan digunakan Dokter untukku. Ban

• Chapter 8 Aku Tidak Lagi Mencintaimu, Nesya

  “Mi, ini makanan dari siapa?” Aku melihat ada bubur ayam di atas meja, masih terbungkus kantong plas

• Chapter 9 Dua Wanita

  Aku terjebak. Situasi ini sangat membinggungkan dan canggung. Apa-apaan dua gadis yang saling meloto

• Chapter 10 Karena Jingga Untuk Surya

  “Untuk pengobatan awal kita akan melakukan kemoterapi untuk mengecilkan ukuran kanker yang ada. Itu

• Chapter 11 Apapun Katamu

  “Kamu mundur dari pengobatan?” Jingga hampir menangis menatapku.
  “Ya.” Aku menjawab dengan singkat sa

• Chapter 12 Rival

  Selang infus berisi obat kemo sudah terpasang di tanganku. Tidak ada siapapun di sekitarku yang bena

• Chapter 13 Jodoh

  “Aku sama sekali tidak takut.” Aku mengatakan itu sebab wajah cantik Jingga begitu pucat duduk di ha

• Chapter 14 Hati Jingga

  Hatiku semakin remuk. Setiap kali operator telepon menjawab dengan lantang di dalam jaringan. Nomor

• Chapter 15 Merindukanmu Begitu Menyakitkan

  Kepalaku berdenyut sangat parah. Kenapa? Apakah lagi-lagi karena efek kemoterapi? Aku berharap mati

• Chapter 16 Persiapan

  Aku senang Jingga datang. Walau aku tahu kalau ia tidak lagi seantusias sebelumnya saat bertemu deng

• Chapter 17 Kabar Dari Laila

  Mami belum kembali juga dari ruang Dokter. Saat kembali mengurus surat keluar dari rumah sakit dan m

• Chapter 18 Menuntut Kebenaran

  “Jingga!” Aku menunggu. Masih belum ada respon.
  Sudah sekitar beberapa 15 menit aku berdiri di depan

• Chapter 19 Maaf Untukmu

  “Kamu sudah tahu jawabannya.” Jingga menunduk memandang lantai.
  Aku memejamkan mata sangat kesal. Sud

• Chapter 20 Menikmati Waktu Terakhir

  “Bukannya aku sudah bilang padamu?”
  Nesya duduk canggung di kursi tamu. Kadang-kadang ia memeiringkan

• Chapter 21 Melamar Jingga

  Aku memejamkan mata setelah menatap bayangan sendiri di cermin. Jangan menyesal, lakukan sekarang. S

• Chapter 22 Marry Me

  “Sur, ada yang datang.”
  Aku sama sekali tidak peduli dengan siapa yang datang. Aku tidak bersemangat.

• Chapter 23 Waktu yang Tersisa

  “Jingga kenapa?” Aku bahkan belum sampai ke depan Arman dan sudah menggajukan pertanyaan.
  Sebenarnya,

• Chapter 24 Ibu Jingga

  Ada Ibu Jingga di rumah. Perempuan yang melahirkan gadis yang amat kucintai menangis saat aku pulang

• Chapter 25 Aryo

  “Aku tidak mau ke rumah sakit.” Jingga menggeleng berkali-kali sambil mengumamkan hal itu di kursi b

• Chapter 26 Pernikahan Impian

  Apa yang akan kau pilih, mendengarkan kata-kata orang yang kamu kasihi tentang cinta pertamanya atau

• Chapter 27 Menikahlah dengan Saudariku

  Orang-orang yang berlalu lalang di depanku hanya seperti bayangan hitam putih tanpa suara. Tidak ada

• Chapter 28 Menantu Mami

  “Sur, biar kami yang urus semua ini. Kamu kembali saja.” Ibu Jingga menahanku saat akan ikut naik ke

• Chapter 29 Hadiah dari Jingga

  “Tidakkah roti buatan Mami sangat lezat, Sya?” Mami menyodorkan roti bakar tanpa cacat pada Nesya ya

• Chapter 30 Jingga yang Datang Berupa Kenangan

  Weiiii!
  Sorakan keras itu mengiringi langkahku saat masuk ke kelab malam yang biasa kudatangi. Aku me

• Chapter 31 Surat dari Jingga

  2 Desember 2019
  Ternyata aku memang tidak bisa menikah dengan Aryo. Hati ini telah menolak dengan ker

• Chapter 32 Surat dari Jingga (2)

  Malam ini aku tidak ke kelab. Mami atau pun Nesya sama sekali tidak terlihat saat aku sampai di ruma

• Chapter 33 Berdamai dengan Hati

  Aryo yang menyambut kami di ruang UGD. Bukan karena ia sedang dalam tugas jaga. Namun, ia kebetulan

• Chapter 34 Berusaha Meminta Maaf (1)

  Bunga di dalam pangkuanku sangat cantik. Sengaja kupesan pagi ini secara khusus di toko bunga langan

• Chapter 35 Epilog (Akhir)

  Aku terpana melihat banyak berkas di atas meja. Kupikir libur dalam waktu lama untuk pengobatan juga