Tag(s):
• Ditinggalkan
• Kecantikan
• Drama
• Tokoh Wanita
• Pornografi

Bertemu mantan setelah 10 tahun berpisah, kemudian sang mantan menyatakan bahwa ia masih mencintai Mei. Di saat yang sama, Mei kini kini tengah membuka hati, mengobati trauma dengan berusaha menerima Keanu. Namun, ada Adrian yang juga menyatakan perasaan pada Meinar. Di umur 32 tahun, di saat Mei sudah tak lagi memikirkan tentang pasangan, karena trauma masa lalunya ditinggal sang kekasih, malah tiga lelaki datang tanpa ia duga.

Last Update

Editor´s Choice

Scorching Goddess

_TRAVANGEL_

Serendipity's Song

bard

The Rescue of Her

Nicole Marcina

Days with My Sergeant

Miss Eryl

His Winter Heart

marshmallowssprinkle

The martial lord

supremeking

Recommendation

One wrong step, I lost Olivia and my pregnancy

LADY GLOW

Breaking The Guardian's Curse

ChoJoyce

Guide From The Past To A New Era

Anlhpermy

my vampire girl

Mc

Hope's adventure.

Pete greg

Lord Dantalion the Demon

nelly_writes

Confused Boyfriend

Wunmi Ijaola

Twisting Destiny

PickledPlums

Bossy maid

Delphic boo

️ Perfect Beauty ️

Authoress Moxie

Book Comment (84)Leave your comment on App

• 
  FerdinandFerdinand

  bagus banget

  17d

    0
• 
  Leni Binti Gusmar

  bagus

  05/03

    0
• 
  Cahya kamilqNayla

  ya bagus sekali

  16/11

    0
• 
  jumma Sulaiman

  Menarik

  14/11

    0
• 
  Dian Irnawati

  wanita yg sangat sabar

  10/11

    0
• NadyaElva

  Bagus ceritanya🥰

  10/11

    0
• 
  Eva Lia

  Novelnya sangat menarik dan keren

  07/11

    0
• 
  SherlySherly

  saya kasih bintang 5 karena saya sangat suka dengan ceritanya

  06/11

    0
• 
  AtifaHusna

  app nya sangat bagus

  05/11

    0
• 
  Al Affandi

  😌😌

  04/11

    0

• Total: 79

• Chapter 1 Pertemuan Kembali

  "Mei?" Terdengar suara berat yang tak asing di telinga dari arah belakangku.
  Aku berbalik memastikan

• Chapter 2 Lelaki Bernama Adrian

  Mengabaikan perasaan yang mendadak tidak nyaman akibat pesan singkat dari Dendra, aku memencet nomor

• Chapter 3 Kembali ke Rutinitas

  Suara nyaring alarm dari ponsel memaksaku terjaga dari tidur. Semalam aku malah bermimpi tentang Den

• Chapter 4 Dia Lagi

  "Kamu tinggal di sini?" Wajah Dendra tampak begitu antusias ketika bertanya.
  Tak langsung menjawab p

• Chapter 5 Hati vs Logika

  Selepas kepergian Dendra, aku masih belum mampu meredakan perasaan yang mendadak kacau. Ingin rasany

• Chapter 6 Kenangan

  Hampir tengah malam ketika aku bersama beberapa rekan pramugari lainnya tiba di hotel yang terletak

• Chapter 7 Pelajaran Hidup

  Dua minggu dengan jadwal penuh, mengitari berbagai kota di Nusantara. Jadwal yang padat, membuatku l

• Chapter 8 Keanu

  
  Hari sudah hampir siang ketika aku selesai membereskan unitku. Dua minggu ditinggal, membuat debu de

• Chapter 9 Semoga Bukan Mimpi

  
  Seharian bersama Keanu menghabiskan waktu berdua, membuatku merasa seperti pada kencan pertama. Mera

• Chapter 10 Dua Hati

  
  Seolah masih tersihir oleh pesona maskulinnya, pikiranku masih saja didominasi oleh bayangan Keanu.

• Chapter 11 Cerita Dari Sepotong Batagor

  
  Cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela gorden jatuh tepat di mataku. Setengah mengernyit, kuga

• Chapter 12 The Proposal

  "Kita jadi besok ke Padang, kan Mei?" tanya Keanu ketika melihatku keluar dari kamar mandi dengan pe

• Chapter 13 Membuka Hati

  "Dri, aku sepertinya dikutuk deh," ujarku pada pria yang akhir-akhir ini telah menjadi teman online

• Chapter 14 Pulang

  
  Matahari masih belum terbit ketika taksi yang kami tumpangi membelah jalanan ibukota. Wajah Keanu ta

• Chapter 15 Syarat Dari Ayah

  
  Bandar udara Minang Kabau sudah mulai ramai ketika kami keluar dari pintu kedatangan. Sebagian penum

• Chapter 16 Bimbang

  
  Sayup-sayup kudengar suara ayah yang sedang mengobrol. Ketika membuka mata, kulihat di sampingku bun

• Chapter 17 Ketetapan Hati

  Keanu menghentikan langkahnya ketika tangannya menggenggam jemariku. Menatapku dengan tatapan yang t

• Chapter 18 Pernikahan Evan

  Kedatanganku bersama Keanu ke Solo ternyata bertepatan dengan hari-hari persiapan pernikahan Evan—se

• Chapter 19 Accepted

  Tidak terlintas dipikiran untuk meluruskan kesalahpahaman yang membuat heboh jagat grup alumni. Buka

• Chapter 20 Bertengkar

  Aku kira hubunganku dengan Keanu akan berjalan baik-baik saja. Restu dari kedua orangtua telah kami

• Chapter 21 Perpisahan

  "Kean, biar nanti aku yang menjemputmu. Sepertinya mau hujan." Aku menelpon Keanu segera, ketika kul

• Chapter 22 Pertemuan Kedua

  Setelah sosok Keanu sudah tak lagi terlihat dari tempatku berdiri, barulah aku beranjak meninggalkan

• Chapter 23 Perempuan Yang Terluka

  Sampai di apartmen, aku tak langsung naik ke lantai unitku, berniat berbelanja beberapa makanan ring

• Chapter 24 Where Are You?

  Harusnya ini adalah waktu dimana aku sudah berada di tempat tidurku yang nyaman. Mengobati kesedihan

• Chapter 25 He is Coming Back

  "So, where have you been?" (Jadi kemana saja kamu?) Kuulangi pertanyaanku, setelah tangis mereda. Tu

• Chapter 26 Jalan Yang Terbuka

  Pagi hari aku bisa bangun dengan perasaan tenang. Pikiran yang mengganjal telah hilang. Ada beban ya

• Chapter 27 Ajakan Makan Siang

  Segala kepenatan hilang setelah mandi, membuat mood menjadi lebih baik. Perut pun minta jatah untuk

• Chapter 28 Teman Curhat

  Beberapa saat setelah meninggalkan gedung apartemen, Adrian sudah mulai menguasai keadaan, tak lagi

• Chapter 29 Roller Coaster Perasaan

  Lebih dari setengah hari sudah aku menghabiskan waktu bersama Adrian. Rasa lelah dan timbunan emosi

• Chapter 30 Dua Hati Yang Terluka

  Aku reflek menarik tangan yang di cengkeram Nisya. Kali ini penampilannya telah kembali seperti pada

• Chapter 31 Accident

  Bayangan raut wajah Nisya yang berurai air mata masih saja tak mau enyah dari pikiranku. Dia tidak h

• Chapter 32 Recovery

  Aku merasa terombang ambing di laut yang dalam. Paru-paruku seakan hendak pecah setiap kali menarik

• Chapter 33 Hati Yang Nyaman

  "Nggak apa-apa aku tinggal sendiri?" tanya Adrian setelah menyuguhkan teh hangat dan makanan ringan

• Chapter 34 Bermain Hati

  "Udah makan?" tanya Adrian saat kami keluar dari area parkiran bandara.
  "Sudah." Aku menyahut tanpa m

• Chapter 35 Hati Yang Mulai Terbagi

  Sebuah pesan masuk ke ponselku saat aku hendak keluar dari unit Adrian yang kutempati. Ternyata pesa

• Chapter 36 Pertemuan

  Sepasang suami istri paruh baya bersama seorang lelaki yang terlihat masih muda menyambut kedatangan

• Chapter 37 Aku Takut Mendua

  Setibanya di apartmen, aku kembali memikirkan percakapan dengan Adrian di kafenya tadi. Apakah kehad

• Chapter 38 Bertemu Rani

  Rani sudah menunggu di kafe yang berada di basement area apartemen yang akan kami lihat. Kulihat ibu

• Chapter 39 Nyaman Yang Salah

  Aku dan Rani akhirnya menemui pihak manajemen apartemen untuk melihat unit yang disewakan. Ada beber

• Chapter 40 Rindu Itu Berat

  Aku tiba di bandara tepat tiga puluh menit sebelum pembekalan para kru dilaksanakan. Dengan secepat

• Chapter 41 Kosong

  Hari ini aku pulang mengendarai mobil Adrian yang kupinjam tempo hari. Dengan tubuh yang lelah, aku

• Chapter 42 Cinta Harus Sabar

  Kembali pada kehidupanku yang sunyi. Setelah kejadian terakhir kali aku memutuskan sambungan telepon

• Chapter 43 Hati Yang Hangat

  Langit Hong Kong yang mendung berubah cerah kurasa. Kegalauan hati yang selama beberapa minggu berge

• Chapter 44 Future Plan

  Angin dingin menerpa wajahku begitu keluar dari restoran. Aku merapatkan syal di leher, dan menutupk

• Chapter 45 Pertemuan Tak Terduga

  Pagi kembali menyapa disertai bunyi alarm yang melengking memekakkan telinga. Aku menggeliat masih d

• Chapter 46 See You

  Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Setiap kejadian yang kita alami merupakan rancangan

• Chapter 47 Curiga

  Pagi ini mendung. Dari kemarin sore awan gelap terus saja menggantung. Seolah tak mau membiarkan lan

• Chapter 48 Sahabat Pengkhianat

  "Kenapa lo?" tanya Rani saat dia sudah kembali ke meja.
  "Lo masih suka kontak sama Dendra?" Aku balik

• Chapter 49 Surprise!

  Aku mematut kembali penampilan di cermin. Rambutku telah tergelung rapi dalam tatanan rambut frencht

• Chapter 50 Goodbye

  Aku sudah menyusun banyak rencana untuk mengunjungi beberapa tempat bersama Keanu ketika berada di L

• Chapter 51 Tunas Yang Terabaikan

  "Lalu, apakah kamu tidak takut kalau aku terkesan menerimamu hanya sebagai pelarian?" pertanyaan itu

• Chapter 52 Krisis Kepercayaan

  Baru saja aku melangkahkan kaki keluar dari pintu kedatangan dan mengaktifkan ponsel, telepon dari A

• Chapter 53 Tentang Masa Depan

  Adrian pamit pulang setelah jam menunjukkan pukul delapan malam. Setelah mendengar ceritaku yang ber

• Chapter 54 Belum Bisa Berterus Terang

  "Bundo, aku mau berhenti kerja." kuutarakan rencanaku pada Bundo untuk melihat bagaimana reaksi ibuk

• Chapter 55 Terkuak

  Aku baru sampai di apartemen ketika bundo menelpon. Buru-buru kuterima panggilan bundo sambil mereba

• Chapter 56 Memantapkan Hati

  Adrian datang ke apartemenku tepat waktu.
  "Lagi ada masalah apa?" tanyanya begitu melihatku. Laki-lak

• Chapter 57 Mantan Yang Belum Move On

  Pertemuan kedua kelas baking, aku maupun Rani masih tak bertegur sapa. Rasanya sangat aneh, saat ora

• Chapter 58 Gila Karena Cinta

  Tidak pernah aku merasa setakut ini melihat Dendra. Tatapannya begitu mengintimidasi. Mengingatkanku

• Chapter 59 Lelah

  Pagi ini aku terbangun dengan tubuh yang terasa linu semua. Meskipun semalam aku sempat tertidur, ta

• Chapter 60 I Don't Need Psikolog

  "Mei ...."
  Aku membuka mata tatkala suara berat itu memanggil. Kulihat wajah teduh itu menatapku khaw

• Chapter 61 Healing

  Kalimat "Safe flight." Dan sebuah kecupan ringan di sisi kepala, melepas kepergianku kali ini. Adria

• Chapter 62 Pasangan Yang Tepat

  Setelah menempuh perjalanan yang berbelok dan menanjak cukup tajam, melewati jalanan dengan pemandan

• Chapter 63 Healing Time

  Ketakutanku tak terbukti. Pagi ini aku terbangun dengan perasaan lebih ringan. Entah karena semalam

• Chapter 64 Ayah Yang Selalu Posesif

  Seminggu sudah aku berada di kampung. Selama seminggu ini pula aku menghabiskan waktu bersama ayah.

• Chapter 65 Mantan

  "Ngapain kamu ke sini?" Reflek aku bertanya seperti itu pada lelaki yang tersenyum kikuk di hadapank

• Chapter 66 Unexpected Story

  Ada sedikit kecanggungan yang kurasakan antara kedua orang tuaku dan Adrian setelah Keanu pergi. Aku

• Chapter 67 My Parent My Hero

  Aku tak menyangka bahwa persiapan pernikahan itu cukup melelahkan. Menguras emosi yang cukup banyak.

• Chapter 68 Pengantin Baru

  Rasanya masih belum percaya. Setelah tiga bulan persiapan yang dikebut, kini aku duduk di samping Ad

• Chapter 69 Lelaki Sederhana

  Pagi ini aku terbangun dalam pelukan hangat Adrian. Untuk pertama kalinya dalam dua puluh tahun ini

• Chapter 70 Last Landing

  Harusnya saat ini aku tengah menikmati masa-masa berbulan madu bersama Adrian, jika tidak terhalang

• Chapter 71 Our Little Happiness

  Harusnya hari ini aku menghadiri acara sidang putusan kasusku dengan Dendra, tetapi dari semenjak se

• Chapter 72 Putusan Hakim

  Senyum tak berhenti nengulas di bibir Adrian semenjak kami keluar dari ruang praktek dokter kandunga

• Chapter 73 Bandung dan Sepenggal Kisah

  Ternyata masa-masa kehamilan pada trimester pertama tidak semulus bayanganku. Hampir setiap waktu ak

• Chapter 74 You are My Lady

  Bandung dan setumpuk rindu di hati yang sulit kulerai. Rindu yang kurasa kali ini bukan lagi milik D

• Chapter 75 Takut

  Hari ini aku dan Adrian pergi ke pusat perbelanjaan, untuk mencari perlengkapan menyambut anggota ke

• Chapter 76 Tak Sanggup Tanpamu

  Pihak rumah sakit akhirnya mengizinkanku untuk mengunjungi ruang rawat Adrian. Aku tak dapat membend

• Chapter 77 Ujian

  Hari ini Adrian sudah dipindah ke ruang rawat biasa. Aku masih saja terus mengucap syukur dalam hati

• Chapter 78 Partus

  Memasuki hari ketujuh setelah aku dan Adrian keluar dari rumah sakit. Adrian sudah mulai kembali bek

• Chapter 79 The End For Beginning

  Setelah tersiksa oleh rasa sakit selama lebih dari 12 jam, akhirnya makhluk mungil yang kami tunggu