Total : 62Chapter 1 Widyawisata
Taruna Anindy masih menikmati kegiatannya memotret. Entah sudah berapa kali telunjuknya menekan tomb
readmore Chapter 2 Kali Pertama
“Aku masih betah di sini. Mestinya jadwal kepulangan kita diundur besok saja.” Viola menggerutu semb
readmore Chapter 3 Setengah Jalan Pulang
Kapal telah berangkat berjam-jam yang lalu. Matahari pun sudah terbenam. Langit biru cerah kini diga
readmore Chapter 4 Diam Dan Sembunyi
Usaha Runa untuk mendorong dada laki-laki itu menjauh rupanya tidak membuahkan hasil. Entah bagaiman
readmore Chapter 5 Melanjutkan Perjalanan
“Dasar aneh,” kata Viola yang masih memperhatikan punggung Andro menjauh. “Aku yakin pasti ada apa-a
readmore Chapter 6 Turun Dari Kapal
Kedua mata Runa melebar sempurna. “Kamu lagi? Ngapain kamu ada di sini? Apa maksud kamu ngikutin aku
readmore Chapter 7 Di Rumah
Selama di pesawat, Runa berhasil memejamkan mata. Meskipun tidak bisa tidur nyenyak, setidaknya hal
readmore Chapter 8 Tamu Tak Diundang
Runa masih tidak bisa mempercayai kemampuan indera penglihatannya dan sangat berharap apa yang dilih
readmore Chapter 9 Hari Pertama Tinggal Seatap
Ini hari minggu terlama yang pernah dia rasakan, menurut Runa. Padahal dia sudah melakukan banyak ha
readmore Chapter 10 Pengumuman Yang Lain
Badan Runa merosot turun sampai pantatnya terempas di dasar kolam yang keras. Jatuh dalam posisi dud
readmore Chapter 11 Tahun Ajaran Baru
Masih merasa kesal dengan perintah sepihak—maksudnya dua pihak, ayah dan ibunya—kali ini Runa menola
readmore Chapter 12 Hukuman
“Kalian berdua benar-benar memalukan.” Akibat kejadian tadi, Runa dan Yesha digiring ke ruang BP dan
readmore Chapter 13 Teman Dan Tamu
Saat bel tanda istirahat berbunyi, Viola segera menyeret Runa keluar kelas. Tidak hanya ke depan, di
readmore Chapter 14 Jatuh Dari Lantai Dua
Entah mengapa secara tiba-tiba waktu berjalan sangat pelan. Seakan-akan menjadi detik terlama sepanj
readmore Chapter 15 Lanjutan Dari Mimpi Buruk
“Nggak sekalian kamu pakai toa biar semua orang di sekolah dengar?” desis Runa membekap mulut Viola.
readmore Chapter 16 Teori Kakak
“Dijodohin?” Mata Runa terasa pedih saking lebarnya dia terbeliak. Sedangkan seluruh badannya terasa
readmore Chapter 17 Reaksi Teman
“Serius? Kamu sama Jiho dijodohin?” tanya Viola untuk ketiga kalinya. Sesampainya di sekolah, dia la
readmore Chapter 18 Jam Istirahat
Hal yang tidak biasa dilakukan Runa pada jam istirahat adalah mengunjungi perpustakaan. Akan tetapi,
readmore Chapter 19 Hari Betikutnya
Rupanya tidak. Saat Runa turun menuju dapur keesokan paginya, Viola sudah ada di sana, menempati kurs
readmore Chapter 20 Keputusan Mama
Cahaya matahari sudah mulai menyusup ke dalam kamar melalui celah-celah sempit lubang tirai jaring y
readmore Chapter 21 Pergi Dengan Dia
Jari-jari Runa mengetuk meja bar dengan bosan. Sudah hampir dua jam dia duduk di sana. Sendirian. Du
readmore Chapter 22 Terpisah Jalan
Hujan berhenti secepat datangnya dan Jiho belum juga terlihat. Berpikir bahwa laki-laki itu mungkin
readmore Chapter 23 Akhir Pekan
Runa tidak ingat berapa lama dia menangis seperti anak kecil di depan kios itu. Rencananya untuk men
readmore Chapter 24 Berbaikan
Mendengar suara Jiho, Runa mendongakkan kepalanya lagi. Pada detik yang sama dirinya langsung terkes
readmore Chapter 25 Setelah Makan Malam
Malamnya, Rendy ikut makan bersama di meja makan. Yang lebih membuat Runa senang, ada hidangan bande
readmore Chapter 26 Pagi Yang Melelahkan
Tubuh Runa berguling di atas tempat tidur. Kelopak matanya aterasa berat, namun dia tetap memaksa un
readmore Chapter 27 Hari Yang Mengejutkan
“Aku lihat pacar kamu tadi pagi datang.” Runa, yang sedang memilih-milih minuman sambil menunggu raci
readmore Chapter 28 Malam Yang Mendebarkan
Tubuh Runa berguling di atas kasur dengan gelisah. Beberapa hal sudah dilakukannya agar bisa tidur;
readmore Chapter 29 Sarapan
Dering alarm yang berasal dari smartphone di atas nakas membangunkan Runa dari tidurnya yang tidak n
readmore Chapter 30 Pulang Lebih Awal
“Tolong kumpulkan lembar jawaban kalian ke depan.” Suasana kelas menjadi sedikit berisik saat terjadi
readmore Chapter 31 Berbelanja
Seperti yang dikatakan Jiho, begitu memasuki supermarket, mereka menuju rak-rak yang memajang bahan
readmore Chapter 32 Menjelang Makan Malam
“Hei, Pabo~ya. Saya bilang potong wortelnya seukuran koreng api. Mengapa kamu membuatnya sebesar jar
readmore Chapter 33 Deja Vu
Rasanya peristiwa di pelabuhan waktu itu kembali terulang. Wajah mereka berdua sangat dekat, meskipu
readmore Chapter 34 Pergi Ke Dufan
“Kok bisa kamu perginya mau sama dia?” “Ya bisalah. Aku kan ngajak Oppa gara-gara kamu nggak mau.” “Ka
readmore Chapter 35 Dua Orang Yang Tidak Sedang Berkencan
“Aku nggak tau kalau Dufan bakal seramai ini.” Andro mengomentari pemandangan di depannya. “Padahal
readmore Chapter 36 Dua Orang Yang Bertemu
Merasa terkejut, spontan Runa menegakkan punggung, membuat kaleng minuman di atas dahinya oleng dan
readmore Chapter 37 Di Atas Kincir Raksasa
“Hei, Pabo. Sebelum pulang, satu kali saja, kamu mau naik itu?” Runa mengikuti arah yang dipandangi J
readmore Chapter 38 Bangun Dari Mimpi
Merasakan sakit sekaligus terkejut, Runa memekik dan membuka mata. Wajah Jiho yang terlihat begitu d
readmore Chapter 39 Mama Pulang
“Runa... Jiho....” Panggilan yang terdengar dari kejauhan langsung mengagetkan mereka berdua. Baik ma
readmore Chapter 40 Hari Yang Lain
Bunyi ketukan pintu memaksa Runa untuk membuka mata. Masih setengah sadar, dia turun dari tempat tid
readmore Chapter 41 Akhir Pekan Lagi
Satu hari sudah berlalu. Satu hari lagi Runa berhasil menghindari Jiho. Akan tetapi, sekarang hari s
readmore Chapter 42 Dia Yang Tidak Ada
Begitulah harapan Runa awalnya. Akan tetapi, saat melirik jam dinding dan Jiho belum pulang, perasaa
readmore Chapter 43 Masih Akhir Pekan
“Mestinya tadi naik taksi saja. Kaki aku capek banget buat jalan lagi,” bibir Runa mengerut saat dia
readmore Chapter 44 Minggu Malam
Viola pulang sebelum petang dan menolak ajakan Anita untuk makan bersama karena orang tuanya sudah m
readmore Chapter 45 Setelah Pengakuan
“Hmmpfh... HUAHAHAHAHA!” Beberapa orang yang ada di kelas langsung menoleh ke pojok ruangan. Pasalnya
readmore Chapter 46 Pagi Di Sekolah
Semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak, Runa terbangun dengan kantung mata menebal dua kali lipat d
readmore Chapter 47 Jam Kosong
Sepertinya kutukan yang diucapkan Yesha berhasil. Runa tidak bisa berkonsentrasi belajar. Bahkan men
readmore Chapter 48 Jalan Menuju Rumah
“Jadi, secara garis besar... Ujian Praktik kalian akan dimajukan pada tanggal dua puluh delapan mare
readmore Chapter 49 PJOK
Melewatkan akhir pekan dengan kaki yang sakit terasa sangat membosankan bagi Runa. Tidak banyak yang
readmore Chapter 50 Acara Ulang Tahun Sekolah
Pada akhirnya memang Jiho yang pergi ke sekolah bersama Runa di hari jumat. Sudah tentu laki-laki it
readmore Chapter 51 Usai Pementasan Drama
Drama Romeo dan Juliet yang dipentaskan pun beberapa kali mengundang tawa para penonton. Tidak hanya
readmore Chapter 52 Bertengkar Lagi
Sisa hari itu Runa seperti mayat hidup. Tatapannya kosong dan bibirnya jarang sekali mengeluarkan su
readmore Chapter 53 Malam Yang Panjang
Sendirian di kamar, Runa terus-menerus menjambaki rambutnya dengan perasaan campur aduk. Setelah ber
readmore Chapter 54 Traktiran Teman
Ketika Viola menggunakan kata spesial, rupanya dia tidak sedang bercanda. Dua pelayan yang mendatang
readmore Chapter 55 Hubungan Tanpa Status
Ucapan Viola membuat otak Runa sibuk berpikir hampir semalaman. Apakah dirinya dan Jiho kini berpacar
readmore Chapter 56 Tiga Hari
Sisa hari itu suasana hati Runa sangat buruk. Dia lebih banyak diam dan mengurung diri di kamar; men
readmore Chapter 57 Hitungan Mundur
“.. Na. Taruna Anindy!” Sodokan yang terasa di pinggang membuat Runa terlonjak di atas kursinya. Dia
readmore Chapter 58 Perpisahan
Setelah terjebak macet beberapa kali, akhirnya mereka memasuki kawasan bandara. Tepat ketika roda-ro
readmore Chapter 59 Jam Istirahat Lagi
“Waktu kalian telah habis,” kata Bu Yanti memecah keheningan di dalam Kelas 3-Bahasa 1 setelah memer
readmore Chapter 60 Setelah Dia Pergi
Sisa semester rasanya berlangsung dalam sekejap mata. Tes mid semester, tes akhir semester, liburan,
readmore Chapter 61 Detik-Detik Terakhir
“Runaaa, kamu belum siap?” panggil ibunya dari lantai satu. “Sudah, Ma! Bentar lagi Runa turun.” Runa
readmore Chapter 62 Kado Kelulusan
Runa telah duduk di atas bangku panjang di bawah pohon, menunduk ke arah lututnya sambil sesekali me
readmore
baik sekali
5d
0bagus sekali jalan ceritanya ❤️
11d
0sangat menarik 🤩
14d
0nice
16d
0Keren sekali ini novel nya
03/08
0belum sampai endingnya baru mulai
17/07
0sangt2 bgus cerita nii ...tk puas baca ..dh hbis pun masih lagi baca cerita nii ..mntap2..
18/06
0part 2 dongg 😭 ceritanyaa best bgt
02/05
0nice
01/05
0bagus bagetttt
17/04
0