Total : 65Chapter 1 Pisah
"Kita tidur dikamar yang berbeda dulu ya," 'Ucapan pertama yang aku dengar dari suamiku, setelah ijab
readmore Chapter 2 Tidak Kenal
'Mana mungkin aku menyuruhnya menolak, ini kan impianya, cita-cita yang ingin dia raih agak keterlal
readmore Chapter 3 Lancang
“Maaf mbak,” ucap laki-laki yang menabrak Una dan ingin membantu Una untuk berdiri, dengan spontan U
readmore Chapter 4 Modus
Una mencoba menelepon ibunya untuk mengobrol. "Assalamualaikum ibu, lagi ngapain?" "Ini nemenin, Syaud
readmore Chapter 5 Urus Diri Sendiri
"Boleh, ini nomor nya," ucap Una menyebutkan nomor ponselnya. "Terima kasih Una, kalau butuh apa-apa
readmore Chapter 6 Kado Untuk Ponakan
"Saya sudah pernah bilang, kalau saya tidak ingin merepotkan kamu, tapi sebagai suami saya juga haru
readmore Chapter 7 Hijab
"Udah cocokloh punya bayi, biar Humaira punya temen main," ucap Shiren yang di balas senyum saja ole
readmore Chapter 8 Bahaya Taksi Online
Una terdiam, dia juga bingung kenapa masih belum nyaman tidak memakai hijab di dalam rumah padahal
readmore Chapter 9 Percaya Diri
"Maaf neng," ucap driver itu membuat Una bingung. Lalu dia menambah laju kecepatan mobil, membuat Una
readmore Chapter 10 Gadis Genit
'Mas Samir ngira kotak bekal itu untuknya ya?padahal dia sendiri yang melarang aku untuk membuatkann
readmore Chapter 11 Dapat Cucu?
Unaza memberikan kotak makanan yang dia siapkan untuk Farhan. "Nih, udah kan?"ucap Una memberikan kot
readmore Chapter 12 Telepon Yang Samir Sembunyikan
"Cucu?maksudnya apa ya bu?" tanya Samir. "Kabar baik yang kalian maksud, hamil kan?" "Ibu mikir apa, U
readmore Chapter 13 Suamiku Sakit Apa?
"Aku tidak akan ke sana," jawab Samir. "Samir jangan gitu dong, Ayahmu selalu menghubungi saya mengen
readmore Chapter 14 Memancing Masalah
Saat semua orang melihat kearah Una, baru lah dia sadar melakukan kesalahan. "Eh, hadir pak." ralat U
readmore Chapter 15 Jatuh Cinta
Una masuk ke dalam mobil dengan rasa takut, karena Samir memang terlihat sangat marah. Hampir 10 men
readmore Chapter 16 Sedikit Berani
"Iya, istri sebaik itu gimana gak jatuh cinta," ucap Rosa. "Dokter paling tau, kalau aku tidak ada ra
readmore Chapter 17 Kehadiran Humaira
"Tapi una," belum sempat Samir menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Una. "Una tidak merasa
readmore Chapter 18 Aku Ini Monster
"Sejak kapan kamu tau?" tanya Samir dengan serius membuat Una sedikit takut, takut Samir tersingung
readmore Chapter 19 Penuh Tanda Tanya
"Bukan, mas suami Una bukan monster." ucap Una dengan suara gemetar dan memberanikan diri menyentuh
readmore Chapter 20 Ada Apa Dengan Shiren
"Ha? ngga lah Mami ini ngomong apa sih." ucap Farhan. "Ya terus kenapa kebelet nikah? Mami udah kasih
readmore Chapter 21 Pahit Dan Manis
Shiren sampai ditempat tujuan di waktu subuh, dia menyiapkan hatinya dan memutuskan untuk sholat sub
readmore Chapter 22 Kesalahan
"Kenapa jadi ngebahas itu," jawab Una tertunduk tidak enak karena Samir tiba-tiba membahas Farhan. "K
readmore Chapter 23 Tujuh Tahun Lalu
"Bawa ke rumah sakit yok mas, takut ada apa-apa." ucap Una. Samir terlihat ragu, dia teringat kemarin
readmore Chapter 24 Tentang Samir
Sebelumnya kita akan sedikit menjelaskan apa itu IED agar kalian pembaca sedikit mengerti kondisi Sa
readmore Chapter 25 Mengakhiri Hidup
Samir benar-benar meninggalkan Una di pinggir jalan. Una melihat mobil Samir melaju dengan sangat ke
readmore Chapter 26 Maaf
Karin memejamkan matanya dan bersiap untuk melompat. "Apa temanmu menjemputmu untuk melompat ke nerak
readmore Chapter 27 Untuk Unaza
"Kita harus pulang untuk membicarakan semuanya," ucap Samir. "Una mau tidur disini, mas pulang aja."
readmore Chapter 28 Mengaja Pacaran
"Beri saya waktu untuk memikirkannya, untuk sekarang kita cukup hidup berdampingan dengan damai saja
readmore Chapter 29 Bukan Cemburu
"Bukannya kalau laki-laki mengajak perempuan bicara, itu berarti ingin mengajaknya pacaran?" tanya U
readmore Chapter 30 Pisah Kamar
"Kenapa mas Samir tiba-tiba menyebut nama kak Farhan," pikir Una sangat bingung. "Jawab! kamu mau pul
readmore Chapter 31 Serpihan Memori
"Astaghfirullah jadi selama ini kalian tidak pernah tidur bersama?" tanya Ummi. "Ngga Ummi, karena ka
readmore Chapter 32 Serba Salah
Samir bangkit secara mendadak dengan keringat yang bercucuran dari tubuhnya, wajah yang masih pucat.
readmore Chapter 33 Bertemu?
Tring tring Ponsel Una berdering menandakan ada panggilan masuk, melihat itu Una langsung menjawab te
readmore Chapter 34 Butuh Kamu
"Ayok Karin main ke rumah," ajak Ayah lagi dan tak mungkin Karin tolak. "Iya om," jawab Karin. Mendeng
readmore Chapter 35 Kejujuran Una
"Butuh Una gimana?" tanya Una. Samir memfokuskan penglihatannya, memastikan kembali siapa yang ada di
readmore Chapter 36 Disalahkan
"Tiba-tiba perasaanku tidak enak, aku sangat jarang sekali kedatangan tamu, hanya orang yang sangat
readmore Chapter 37 Ingin Tidur Bersama
"Tugas istri memang harus merawat suami, masalah masa lalu tak perlu dikhawatirkan." ucap Abi. "Una b
readmore Chapter 38 Kotak Rahasia
Karena terkejut, Una jadi hilang keseimbangan dan terjatuh tepat ditubuh Samir. BUK "Kamu gapapa?" tan
readmore Chapter 39 Senyum
Sebelumnya saat Una dan Abi sedang membicarakan Aira, tak disangka Samir bangun dan mendengar semuan
readmore Chapter 40 Ikut Campur
"Tapi kalau ngga senyum, jadi seperti tidak ramah." jawab Una. "Sama laki-laki saja tidak usah senyum
readmore Chapter 41 Get Well Soon Farhan
"Tunggu dulu, apa? ngga salah dengar? su-suami?" tanya Farhan. "Sudah lama ya kita tidak bertemu, bag
readmore Chapter 42 Pernyataan Karin
"Kok pak Samir udah di kampus aja, kan kemarin lagi sakit. Emang kalau jodoh tuh gak kemana ya, ada
readmore Chapter 43 Butik Pertemuan
"Mas Samir pasti ngga suka kalau identitasnya kesebar," batin Una. "Lagi kerja," jawab Una. "Oh nanti
readmore Chapter 44 Tentang Aira
Tujuh tahun lalu , Aira mengetahui Samir masuk rumah sakit, dia bergegas tanpa pikir panjang untuk m
readmore Chapter 45 Sesak
"Una?" panggil Aira melihat Una seperti termenung. "Ngga usah kak, saya ada yang jemput." ucap Una. U
readmore Chapter 46 Aku Ingin Mencintaimu
Samir yang dari tadi menahan emosinya, apalagi saat mendengar Umminya menyalahkan istrinya, dia seku
readmore Chapter 47 Pilihan Yang Bagus
"Semoga tidak memancing mas Samir untuk marah, soalnya mas Samir selalu emosi sih kalau lihat kak Fa
readmore Chapter 48 Bertemunya Masalalu
Tubuhnya langsung mematung memandangi pria yang sudah lama tidak pernah dia lihat, sekarang berdiri
readmore Chapter 49 Air Mata Una
Tujuh tahun lalu, saat Aira menemani Samir mengerjakan tugas di cafe. Melihat Samir yang sangat foku
readmore Chapter 50 Amir Anak Siapa
"Tunggu dulu, kamu bicara apa sih Una?" tanya Samir heran. Oek oek Terdengar suara tangis Humaira, Sam
readmore Chapter 51 Pengacau
Sebelumnya saat dimobil, Aira melihat kepada Samir yang sibuk memainkan ponselnya, tidak seperti Sam
readmore Chapter 52 Mempertahankan
Una langsung menelepon mertuanya untuk meminta bantuan, karena kondisi Samir yang tidak biasa.Usai m
readmore Chapter 53 Serakah
"Assalamualaikum dok," ucap Samir yang akhirnya teleponnya diangkat oleh Rosa. "Hm Waalaikumssalam, j
readmore Chapter 54 Hal Terlupakan
"Kak, ingetkan aku pernah cerita kalau ada dosen yang aku suka." ucap Karin. "Iya, ada apa?" tanya Ai
readmore Chapter 55 Tidak tepat
Una menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, dia benar-benar takut untuk melihat keluar, kare
readmore Chapter 56 Samir Cemburu
Una menarik nafasnya sedikit kesal, karena dia tidak habis pikir dengan jalan pikir Samir yang sanga
readmore Chapter 57 Merusak Suasana
Una terdiam bingung karena tiba-tiba saja Samir memintanya untuk bercadar. "Ada apa sih sebenarnya, m
readmore Chapter 58 Surat Gugatan
"Una, nanti kita bicarakan lagi ya. Sekarang kita pergi ke rumah sakit saja terlebih dahulu," ucap S
readmore Chapter 59 Kedatangan Yang Tak Terduga
Samir POV Setelah mendengar ucapan Una, untuk pertama kalinya aku melihatnya berbeda dari biasanya. p
readmore Chapter 60 Kejutan Untuk Una
"Tahan Una tahan, jangan sampai kamu memperlihatkan air mata ini mengalir dihadapanya. Aku tetap har
readmore Chapter 61 Honeymoon
Ternyata Samir mempersiapkan kado untuk Una seperti yang disarankan oleh ibu Una.Sehingga membuat Un
readmore Chapter 62 Satu Fakta Mulai Terbuka
Una berdiri dengan menghapus air matanya, lalu merampas testpack yang dipegang oleh Samir. "Tega kamu
readmore Chapter 63 Ingatan Samir Kembali
Samir ternyata teringat sesuatu, dia sebenarnya terganggu dengan bayang-bayang Aira yang selalu meng
readmore Chapter 64 Adu Nasib
Samir langsung berdiri, karena terkejut tiba-tiba ada Aira dihadapannya. "Hatimu luluh juga akhirnya,
readmore Chapter 65 Selesai
Samir langsung menarik tangannya. "Aku benar-benar minta maaf untuk kejadian tujuh tahun lalu, hubung
readmore
bagus banget🤧
1d
0maa syaa Allah cerita ini islami bnggttttt, nyentuh bngt ampe ikutan nangis😭🥺
3d
0hurmmm sedih bangat
4d
0Baik sekali
6d
0bagu
7d
0baguss
7d
0semoga beruntung
8d
0bgus
9d
0Bagus bgt ceritanya
10d
0masyaalloh
10d
0