Overview
|Catalog
- Tag(s):
- Kecantikan
- Drama
- Kembali bersama
Pertemuan kembali Raja dan Cahaya setelah tiga tahun perpisahan mereka, perpisahan yang membuat luka di hati keduanya. Bagaimana kisahnya? Cinta lama bertemu kembali.
Last Update
Editor´s Choice
Recommendation
Book Comment (151)
- Total: 119
Chapter 1 Tentang Masa Lalu
Tiga tahun lalu, Everland Korea
Raja melangkah meninggalkan Cahaya yang kembali menolaknya, menolakChapter 2 Sekarang
Alya berjalan cepat meninggalkan kantin, tangannya yang menggenggam tempat minum, mencengkram erat.Chapter 3 Tak dikenali
Lelaki itu berdiam menunggu, lewat tiga puluh menit dari jam kerja seseorang yang ditunggu sudah berChapter 4 Menyapanya
"Duluan, Pak! Ya!" Adrian yang sudah menyelesaikan makannya berdiri, mengangkat sebelah kakinya agarChapter 5 Diculik
Bel masuk sudah berbunyi. Cahaya kembali berkeliling, memeriksa semua hasil kerja di departement yanChapter 6 Katakan Cinta
Bukankah itu juga janji yang dia berikan pada Cahaya dulu? Saat gadis tak menemukan jalan kembali, dChapter 7 Bohong
"Masih jauh tempat kosnya?" tanya Raja saat mereka sudah melewati perbatasan.
"Nanti aku kasih tau kChapter 8 Salah Paham
Tanpa disadari mata Cahaya memanas, dia merasa Raja sudah membohonginya. Dia tahu sudah pernah menyaChapter 9 Prasangka
Tak berselang lama Cahaya datang, dengan Hana dan Dewi yang masih ada di depan kosan mereka.
"Ah, TChapter 10 Menjauh
"Apa?!" Raja memekik sambil menoleh pada Cahaya, dia tidak menyangka Cahaya mempunyai pemikiran sepeChapter 11 Pertanyaan
Mengabaikan Cahaya yang menatapnya kesal, Raja menggeleng dengan senyuman yang terus terukir di bibiChapter 12 Tak Percaya
"Ya, Khadi?" sapa Raja membuat hati Cahaya kembali sakit, melihat bagaimana orang yang tadi sore berChapter 13 Curahan Hati
Epon dan Lina langsung pamit begitu Raja sudah duduk nyaman di sofa ruang tamu rumah Cahaya, merekaChapter 14 Aku Mau
Cahaya tidak bisa memejamkan mata, dia bingung dengan perasaannya sekarang. Percaya pada semua omongChapter 15 Calon Suami
Binar yang melihat Raja kegirangan setelah Cahaya pergi ke kamarnya, membuka sumbatan headphone di KChapter 16 Kehebohan
Memasuki rumah Khadijah dengan semangat, kedatangan Raja disambut Syena yang menangis kencang di depChapter 17 Kaget
Alya kecewa saat tau Cahaya tidak masuk kerja, apalagi dengan banyaknya komplain barang rusak, yangChapter 18 Firasat
Cahaya menjauhkan ponselnya, ketika pekikan Alya terdengar. Hal itu sudah bisa dia tebak, kehebohanChapter 19 Mantan
"Assalamu'alaikum."
Tak kuat hanya menjadi pendengar berita kebahagiaan Cahaya, lelaki yang mematungChapter 20 Cerita
Senyum Raja terus tersungging di bibir, letupan rasa bahagia begitu semarak dalam dada. Ingin rasanyChapter 21 Khawatir
Yusuf segera berlalu dari tempatnya mencuri dengar pembicaraan telepon Cahaya dengan seseorang yangChapter 22 Tentangnya
Yong- In, South Korea
Lelaki itu keluar dari salah satu PC miliknya, harinya dibuat lelah dengan adaChapter 23 Masih Tentangnya
A Ya berlarian dengan Kim yang terus menjaga gadis kecilnya, agar tidak sampai terjatuh. Suara tawaChapter 24 Kejutan
Raja terkejut begitu pulang kerja menemukan kedua orang tuanya ada di rumah Khadijah. Apalagi Mukta-Chapter 25 Calon Mertua lon
Cahaya kaget begitu mendengar kabar yang baru saja Raja sampaikan, kalau lelaki itu tengah dalam perChapter 26 Perkenalan
"Pak! Bapak?!" tergesa Binar memasuki rumah Epon yang pintunya terbuka lebar, Hadi yang tengah berbiChapter 27 Lamaran
Kedua keluarga itu pun berkumpul di ruang tengah tempat Rosita berbaring, selepas melaksanakan sholaChapter 28 Nasihat
Rosita hanya bisa melepas kepulangan keluarga Raja dari ruang tengah, melambaikan tangan pada SyenaChapter 29 Tak Sabar
Sang perawan tengah berbunga hatinya. Bahagia itu melingkupi hati, memeluk asa, mendekap rindu yangChapter 30 Rencana
Raja tersenyum bangga melihat video yang dibagikan Khadijah tadi saat acara tunangan dadakannya, berChapter 31 Keputusan
Raja keluar dari ruang rapat dengan tak bersemangat, keputusan hasil rapat tadi sangat tidak menguntChapter 32 Pesan
Cahaya harus menelan kekecewaan, saat panggilan kedua pun tidak mendapatkan tanggapan dari Raja. NamChapter 33 Dia Milikku
Kepergian Raja menuju kampung halaman Cahaya kali ini sedikit membuat lelaki tampan itu gundah, kabaChapter 34 Panggil Sayang
"Ayo, masuk! Kenapa jadi diam depan pintu begini? Pamali! Nanti jodohnya jauh." Hadi menghentikan suChapter 35 Ikhlaskan
Hadi yang tengah berbincang dengan Yusuf, menoleh pada bagian depan rumahnya saat tawa Raja dan putrChapter 36 Kabar Tak Diharapkan
"Nanti kalau Teteh pulang Ambu tidak ada, tolong jangan sedih ya? Jangan nangis, kan sekarang udah aChapter 37 Ciuman Pertama
"Kalau... Perusahaan mengirim kembali kamu ke Korea, apa kamu mau?"
"Apa? Ke Korea? Buat apa?" CahayaChapter 38 Cincin
Cahaya terus saja tidak mau melihat ke arah Raja, kekasihnya itu telah membuatnya malu dua kali. KarChapter 39 Menginap
Akhirnya Cahaya tidak bisa menolak permintaan Mukta, dan yang lainnya untuk menginap. Selain memangChapter 40 Keinginan
Mukta yang kembali keluar kamar untuk mengambil air minum, penasaran saat melihat pintu kamar Raja yChapter 41 Hasil Rapat
Cahaya merasakan semua tatapan mata tertuju ke arahnya, saat tadi dia turun dari mobil Raja dan berjChapter 42 Tunggu Aku
Kim Young Nam sengaja mendatangi PC milik Kim, untuk menyampaikan keputusan yang sudah dia dan HanaChapter 43 Keberangkatan
Langkah Kim terayun pasti, bandara internasional In- cheon dimasukinya dengan harapan yang menggununChapter 44 Mimpi
Cahaya yang baru sampai di tempat kosnya bersama Raja, langsung mendapat pertanyaan beruntun dari HaChapter 45 Kedatangan
Burung besi itu berhasil mendarat dengan baik di bandara Husein Sastranegara. Dengan kerinduan yangChapter 46 Cerita Masa Lalu
Kim menghirup udara negara sang mama, melihat sekeliling yang tidak banyak berubah walau dia sudah eChapter 47 Tak Ingin Pergi
Cahaya keluar dari ruang rapat bersama dengan Andri, Adrian, dan dua orang karyawan lainnya, yang akChapter 48 Terakhir Kerja
"Kamu kenapa sih, Ya? Aku heran deh lihat kamu seperti tadi, itu bukan kamu sekali. Ada apa sebenarnChapter 49 Perpisahan
Meninggalkan tempat kerja Cahaya dengan pikiran berkecamuk, dan juga tatap penasaran karyawan yang tChapter 50 Mulai Berani
"Nanti kita ketemu ummi dulu sebelum pulang ke rumah ya?" kata Raja saat mobil bergerak perlahan kelChapter 51 Persiapan
Rosita yang semakin membaik keadaannya, mempercayakan semua urusan tentang pertunangan Cahaya dan RaChapter 52 Masih Berat
Hadi mengangguk. "Terus, rencana hari minggu kalian?" lanjut Hadi mencoba berpikir positif untuk jawChapter 53 Pergilah
Binar keluar dari tempat persembunyiannya, setelah tadi dia mencuri dengar percakapan Raja dan CahayChapter 54 Mengadu
Kim menatap bangunan rumah yang dulu sering didatangi saat berkunjung ke Indonesia, rumah yang tidakChapter 55 Tanda Merah
Cahaya mulai mengemas baju yang sekiranya bisa digunakan di Korea nanti. Musim gugur yang saat ini tChapter 56 Introgasi
Raja menunggu apa yang akan dibicarakan calon adik iparnya, namun dari pembicaraan yang tak sengajaChapter 57 Kesal
Cahaya mengerang pelan, saat menatap pantulan dirinya di cermin. Tanya yang sempat terbersit, saat BChapter 58 Rencana Yang Berubah
Cahaya merasa kesal karena Raja tidak menerima panggilan video-nya, apa lelaki itu tahu kalau dia akChapter 59 Menuju Sah
Cahaya dibuat tak percaya saat Hadi memanggilnya, dan mengatakan kalau baru saja Denni menghubungi,Chapter 60 Sah
"Saya terima nikah dan kawinnya Cahaya Kamila putri Bapak dengan mas kawin tersebut tunai!"
"BagaimanChapter 61 Waktu Bersamamu
Sepasang kekasih yang baru saja berganti status itu, saling menatap dalam. Berdua dengan Raja dalamChapter 62 Tamu Yang Terlambat
Alya terus menggerutu pada Andri, rencana untuk datang ke tempat Cahaya pagi-pagi, harus rela terlakChapter 63 Tentang Rasa
"Eh, ada tamu!" Raja muncul dengan wajah yang terlihat begitu bahagia, tanpa menyalami dia langsungChapter 64 Menjemput Mimpi
Seperti yang dikatakan Hana kemarin, hari ini Kim bermaksud mencari alamat rumah Cahaya. Di memang tChapter 65 Sehari Sebelumnya
Raja memasukkan koper yang akan Cahaya bawa besok malam ke Korea ke bagasi mobil, mengecek ulang semChapter 66 Semakin Dekat
Perjalanan kali ini terasa sangat berbeda untuk keduanya. Selain kini mereka adalah sepasang suami iChapter 67 Masih Tertunda
Andai ada jalan untuk menghindar sekarang ini, pasti Cahaya sudah menyusup lewat sana untuk menghindChapter 68 Pagi Pertama
Suara alarm dari ponsel Cahaya menjerit meminta perhatian, mencoba membangunkan si pemilik yang masiChapter 69 Tamu Tak Diharapkan
Akhirnya Cahaya memilih ikut check out bersama Raja, karena untuk apa dia seorang diri di hotel, sedChapter 70 Pengalihan Alasan
Diam, saat seseorang yang baru saja ditemuinya itu menjelaskan semua, Rosita hanya bisa menatap penuChapter 71 Waktu Yang Tersisa
Binar sampai di rumah Khadijah selepas sholat ashar, kedatangan adik Cahaya itu membuat Syena memekiChapter 72 Saat Perpisahan
Tak cukup waktu saat mereka bersama, bahkan Cahaya seolah enggan melepaskan belitan tangannya pada lChapter 73 Mengulang Masa Lalu
Seakan tak percaya. Delapan jam mengudara, membiarkan burung besi itu membawa raganya mengarungi angChapter 74 Hari Tanpamu
Wajah ceria yang beberapa hari lalu terlihat di wajah Raja, hari ini tak terlihat lagi. Lelaki itu lChapter 75 Rasa Bersalah
Rosita terus merenungi ketidak jujurannya pada Kim tentang status Cahaya, dia semakin merasa bersalaChapter 76 Hanya Menyapa
Beda bumi yang dipijak, beda waktu yang mengiringi. Perjalanan semalam masih menyisakan lelah pada CChapter 77 Kehilangan
Raja berlari menuju ruang UGD, setelah tadi Binar menghubunginya kalau Rosita terjatuh di depan kamaChapter 78 Mimpi Atau Firasat
Melewati waktu sendiri, bahkan tidur seakan menjadi kegemarannya hari ini. Setelah bertukar kabar deChapter 79 Kesedihan
"Cahaya ada nelpon, Pak." Raja memperlihatkan ponselnya pada Hadi. Mereka kini tengah berkumpul di rChapter 80 Pertengkaran
Kim memasukan semua bajunya ke koper, setelah mengetahui kalau gadis tercintanya kini berada di KoreChapter 81 Menutup Diri
Cahaya hanya bisa menangis tersedu, beberapa saat lalu Hadi menghubungi, dan menyampaikan berita yanChapter 82 Mengharap
Waktu berlalu, apapun keadaan, dan kejadian yang menimpa tak surut masa menghentikan lajunya. BegituChapter 83 Kangen
Hadi menghampiri Raja yang datang untuk ikut tahlilan 7 hari meninggalnya Rosita, dia sengaja melaraChapter 84 Rasa Yang Salah
Waktu berjalan cepat. Tak terasa sebulan sudah dilewati tanpa ada kendala yang berarti. Selain perasChapter 85 Pertemuan
Gadis kecil itu terus berlarian. Sesekali dia bersembunyi di balik etalase toko. Terkikik sendiri, mChapter 86 Menghindar
Cahaya mencoba tenang. Walau gemuruh dalam dadanya, seakan meruntuhkan ketenangan yang coba dia bangChapter 87 Tentang Kebenaran
Kim pasrah saat Adrian memilih berkata tidak, saat dia meminta nomor ponsel Cahaya. Dia tak bisa memChapter 88 Pergulatan Rasa
Meninggalkan Kim dengan semua pemikirannya. Taksi yang ditumpangi Cahaya melaju lambat, jam pulang kChapter 89 Hati Yang Merindu
Senyuman coba diulas cahaya saat wajah Raja tertampang di layar ponsel, dia mencoba bersikap kalau dChapter 90 Mengingat Kembali
Ketiganya berjalan menuju ke halte untuk menunggu bis jemputan, malam yang perlahan mengantarkan setChapter 91 Seseorang Yang Tertolak
Cahaya bersikap waspada begitu kakinya menginjak kota Osan, kota ini menyimpan begitu banyak kenangaChapter 92 Khawatir
Raja dibuat panik setelah mendengar pesan suara yang dikirim istrinya, apalagi setelah itu Cahaya tiChapter 93 Perhatian Lain
Sepagi itu Raja sudah sibuk menelepon Cahaya, namun lagi dia belum bisa berbicara dengan istrinya, pChapter 94 Kembali Melihatnya
Choi sesekali menoleh pada Cahaya, gadis yang beberapa saat lalu ada dalam rengkuhannya terlihat lemChapter 95 Mencari Jejak
Kim Bergegas menuju PC-nya. Itu Cahaya. Yang dilihatnya dalam mobil putih itu benar Cahaya, karena sChapter 96 Menemukannya
"Kamu baik-baik saja, Sayang?"
Cahaya tersenyum saat Raja menghubunginya saat jam istirahat, badannyChapter 97 Tak Bisa Sembunyi
"Hyong!"
Andri mematung melihat seseorang yang pernah dikenalnya dengan baik, seseorang yang membuatChapter 98 Penjelasan
Adrian menatap Kim penuh kebencian. Apalagi imbas dari kelakuan lelaki itu, membuat pihak keamanan aChapter 99 Lembaran Baru
Ada yang terangkat dari pundak Kim begitu semuanya sudah dia katakan pada Cahaya. Dia merasa lega, aChapter 100 Kunjungan
Andri dan Adrian merasa tenang dengan tidak adanya Kim yang berkunjung menemui Cahaya setelah tahu tChapter 101 Panggilan Tak Terduga
"A Ya? Kamu panggil Tante apa tadi, Sayang?"
Kim bersikap seolah tidak percaya dengan apa yang dikataChapter 102 Keputusan Yang Salah
Kim tersenyum, dengan sumringah dia membuka pintu apartemen Cahaya saat mendengar suara bel, juga meChapter 103 Terikat Tanpa Sadar
"Berikan A Ya padaku, Honey. Mereka terlihat marah padamu, sebenarnya apa yang kalian bicarakan tadiChapter 104 Menjaga Titipan
Cahaya merasa geraknya terbatas, keberadaan Kim di apartemennya jelas mengganggu dia sekarang. ApalaChapter 105 Semakin Sayang
"Cepatlah datang, A Ya terbangun!" kata Cahaya begitu panggilannya untuk Kim mendapatkan jawaban.
TeChapter 106 Memberi Alasan
Ternyata sebentar yang mereka rencanakan di awal tidak terbukti. Apalagi keadaan seakan mendukung, dChapter 107 Seseorang Yang Beruntung
Cahaya senang masalahnya dengan Adrian berhasil diselesaikan, sahabatnya itu sudah kembali bersikapChapter 108 Menyusun Kejutan
Raja baru bisa santai saat mendekati waktu istirahat, dari pagi dia terus disibukkan oleh semua urusChapter 109 Akhirnya Tiba
Raja terus tersenyum bahagia begitu kakinya kembali menginjak bumi korea. Perjalanan delapan jam menChapter 110 Membuka Rahasia
"Pak Raja?" pekik Adrian tak percaya, saat membuka pintu setelah suara bel terdengar.
Raja tertawa mChapter 111 Kejutan Yang Gagal
Hari mulai gelap, padahal jarum jam baru menunjuk di angka lima sore. Cuaca dingin membuat Cahaya meChapter 112 Kenyataan Yang Menyakitkan
Mendengar keributan dari luar, Raja dan Andri berdiri. Raja yang dengan jelas mendengar suara CahayaChapter 113 Dia Yang Kecewa
Cahaya tak banyak bicara, Raja yang seakan membiarkan masalah yang baru saja terjadi diantara merekaChapter 114 Kemarahan Tak Terduga
"Yan, apa pak Raja tidak akan berbuat kasar pada Cahaya?" tanya Andri saat mereka kembali ke apartemChapter 115 Yang Tak Termiliki
Dengan tergesa Hana berdiri, melangkah dengan penuh kemarahan mendekat pada Young Nam.
"Semua salah kChapter 116 Indah Bersamamu
Drttt … drttt …
Getaran ponsel yang beradu dengan nakas disamping tempat tidur, mengalihkan perhatiaChapter 117 Meminta Kesempatan
Semalaman dia di sana. Menghabiskan setiap detik yang membuatnya bagai dicekik, bahkan setiap oksigeChapter 118 Akhir Kisah Kita
Kim tak menyembunyikan kehancurannya. Di depan Raja dia menceritakan semua cerita hidupnya. TerpaksaChapter 119 Ekstra Part 1
Hoek … hoek …!
Cahaya berlari ke kamar mandi. Ini sudah hari ketiga dia muntah setiap pagi. Indah da
bagus banget
9d
0bagus sekali
16/08
0Best
01/07
0Cerita yang best
29/06
0ceritanya bagus
30/05
0good
26/04
0bagus
30/03
0baik dn seru
09/03
0okhh nicee
27/02
0laki laki yang patut di contoh
11/02
0