Total : 54Chapter 1 Boss Baru
"Wow! Akhirnya queen of late kita datang juga." Kiara tersenyum tipis menanggapi ledekan Ayu. Napasny
readmore Chapter 2 Papa (?)
Mereka langsung menunduk kikuk. Devan menatap mereka dengan wajah tanpa ekspresi. Salah satu tangann
readmore Chapter 3 Nasib Sial
Pagi kembali datang. Semburat arunika menebar menghujani sebagian belahan bumi. Menampakkan keindaha
readmore Chapter 4 Permintaan Konyol
Langkah Kiara terhenti. Kenapa pria ini senang sekali mengusir dan menghentikan langkahnya begitu sa
readmore Chapter 5 Calon Mama
Kiara memandang takjub kawasan ini. Berderet bangunan tinggi nan mewah. Disini memang terkenal sebag
readmore Chapter 6 Hari Pertama
"Atau jangan-jangan kau ..." Devan menghentikan ucapannya dan ucapan Kiara sekaligus. Dia dekatkan b
readmore Chapter 7 Awal Mula
Semuanya berawal dari hari itu. Tepatnya saat Devan sebelas sekolah menengah atas. Devan merupakan k
readmore Chapter 8 Devan Sakit
Pagi kembali datang. Ini merupakan pagi ke tiga semenjak Kiara tinggal dirumah ini. Untung saja oran
readmore Chapter 9 Psikopath Love
"Hup!" Kia menutup paksa mulut Adam dengan telapak tangannya. "Pait! A ..." "Telan!" Sumpah, Kiara se
readmore Chapter 10 Ternyata Mantan
"Argh!" Satrio mengepalkan tangannya kuat. Beruntung krannya menyala keras, hingga suaranya bisa ter
readmore Chapter 11 Meminta Izin
Kiara menatap kesal pada Devan. Apa pria itu pikir selama ini dirinya tak pandai berdandan? Huh! Mer
readmore Chapter 12 Trauma
"Apa kau yakin, Praditama?" Untuk urusan serius, Dedi memang selalu memanggil nama belakang putranya.
readmore Chapter 13 Mengerjai Devan
Tiba tengah malam, hujan telah mereda. Devan menggeliat bangun, kepalanya yang bersandar pada sisi r
readmore Chapter 14 Rara Ngambek
"Pak! Pak! Putar balik ya." "Lo, kenapa neng? Ada yang ketinggalan?" "Eh, bukan. Eh iya. Eh, pokoknya
readmore Chapter 15 Fitting Sendirian
"Papa jahat! Papa gak sayang Rara! Papa gak pernah antar Rara ke sekolah. Huhu... Rara benci papa!"
readmore Chapter 16 Wedding Day
Hari pernikahan tinggal besok. Gaun pengantin pun sudah mereka ambil tadi sore. Ibu dan ayah Kiara p
readmore Chapter 17 Pria Lain di Malam Pertama
Gedung tempat acara pernikahan tadi mulai terlihat sepi. Para tamu undangan sudah pulang. Hanya meny
readmore Chapter 18 Bandrol Harga
Kantor. Ayu masih merenung dengan mata sembab yang kentara. "Udahlah, Yu, jangan meratap terus meneru
readmore Chapter 19 Honey Moon
Semenjak bertemu dengan wanita bulan tersebut Devan makin sering mengunjungi bar itu. Bahkan ia seri
readmore Chapter 20 Cemburu (?)
Kiara terbangun saat ponselnya berdering keras. Ia kaget saat mendapati dirinya sudah terbaring di r
readmore Chapter 21 Posesif Kiss
"Cantiknya. Boleh gak ya aku bawa pulang." Ia pandangi kerang cantik tersebut sembari tersenyum. Ia
readmore Chapter 22 Semakin Dekat
"Kamu memang tak pernah mengecewakan, Satrio," puji Dedi, seraya meletakkan kembali dokumen dan mena
readmore Chapter 23 Terror
"Aaaaaaa!" Kiara berbalik memeluk Devan, menyembunyikan wajahnya di dada bidang pria itu. "Kenapa? Ada
readmore Chapter 24 Sweet Night
Masih memakai kacamata hitamnya, Devan menyeret koper mereka dengan sebelah tangannya menarik pingga
readmore Chapter 25 Mulai Berubah
Sudah dikatakan bukan bahwa kepolosan Devan sirna semenjak malam di club itu. Untuk masalah kissing,
readmore Chapter 26 Fallin love again
"Hey! Hey! Tunggu!" "Kenapa dia keras kepala banget sih!" Nadia mengambil ancang-ancang dan berlari.
readmore Chapter 27 Petaka Hari Itu
Dengan hati-hati Taki membawa Dodi ke apartemennya. Membaringkan pemuda itu di ranjangnya. "Bruk!" "Hu
readmore Chapter 28 Kebahagiaan Kecil
"Disini?" kernyit wanita itu. Ia menoleh ke kerumunan ibu-ibu. "Disana maksudnya?" Devan menggeleng. "B
readmore Chapter 29 Sales Dadakan
Wanita memang seringkali luluh dengan kelembutan. Mungkin karena hatinya juga lembut kali ya. Meski
readmore Chapter 30 Kedekatan yang Menyakitkan
Kiara meletakkan telunjuknya di bibir membuat pria itu terdiam, urung menghidupkan mobilnya. Dia men
readmore Chapter 31 Satrio Keterlaluan
"Coba, aku lihat," ujar Kiara saat melihat Devan bangun namun mengeluh matanya perih, seperti ada ya
readmore Chapter 32 Trauma Kiara
Satrio memagangi pipinya yang di tampar Kiara. "Brengsek lo Sat! Gue selama ini cukup sabar ngadepin
readmore Chapter 33 Wanita Itu Bernama Indira
"Ah! Kamu, sayang. Aku kira siapa," ujarnya dengan mengulas senyum yang agak dipaksakan. "Kenapa? Lag
readmore Chapter 34 Menghajar Dodi
Devan tak henti mengulas senyum sedari tadi. Bahkan wajahnya sangat sangat ramah. Bisa di hitung ber
readmore Chapter 35 Overprotective Devan
Kiara menjauhkan ponselnya dari telinga. Menatap kesal pada nomor yang tertera di layar ponselnya. A
readmore Chapter 36 Wanitanya Devan
"Kamu harus bertindak cepat Nin. Sebelum semuanya terlambat," ujar Satrio. Gemerlap dunia malam denga
readmore Chapter 37 Arin Siapa Lagi?
"A-Arin?" ulang Kiara. Dan, gadis cantik itu mengangguk, masih dengan lagak anggunnya. "Ini saya gak
readmore Chapter 38 Benci Kamu
Semilir angin berhembus menyejukkan. Matahari beranjak ke ufuk barat. Kilau keemasaanya berpendar me
readmore Chapter 39 Kesal
"Nanti jam makan siang ke ruangan," bisik Devan. Kiara mengangguk. Setelah itu Devan melepas pelukan
readmore Chapter 40 Kunjungan
Sementara di kantor, Devan duduk santai. Duduk bersilang dan melirik ponselnya dengan terkekeh pelan
readmore Chapter 41 Gak Peka
"Dimana suamimu?" Kiara tertunduk. Memainkan jemari. "Emm... anu. Dia masih di kantor." "Kenapa gak iku
readmore Chapter 42 Cemburu? Huh!
"Atau karena pertanyaan ibu tadi?" tambah Devan karena Kiara tak kunjung menjawab. Tangan Kiara meng
readmore Chapter 43 Jalan Bersama
"Hari ini Rara mau ikut mama gak?" tawar Kiara sembari menguncir rambut panjang Rara. "Kemana, Ma?" "N
readmore Chapter 44 Patah Hati
"Tanggal merah bukan? Bagaimana kalau kita jalan?" Nadia sontak membuka matanya. Membuang selimutnya
readmore Chapter 45 Pertemuan Tak Sengaja
"Kamu gak salah. Dia saja yang mungkin tidak menyadari ketulusanmu." "Aku cinta banget sama dia Ki. H
readmore Chapter 46 Urus Saja Wanitamu
"Papa kenapa? Kok maksa-maksa mama sih," protes Rara. Devan membungkuk, mengulas senyum yang agak dip
readmore Chapter 47 Sebuah Penegasan
"Aah.. itu..." Devan mengangguk. "Iya. Aku tahu, aku salah. Kiara tak tahu apa-apa tentang permasalaha
readmore Chapter 48 Kiss U
"Kalian ke ruangan itu dulu. Aku masih harus bekerja," ujar Catherine. Dia tahu, bakal ada perang du
readmore Chapter 49 Mempertemukan Kembali
"Gimana? Masih mau gak percaya?" Kiara mendengkus. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil. Membiark
readmore Chapter 50 Tak Ada Titik Temu
"Ra, gue minta maaf." Kedua alis Kiara bertaut. Saat ini dia sedang bersama Nadia. Selepas dari perte
readmore Chapter 51 Sudut Taki
"Gak. Jangan belain dia." Taki menghela napas. "Duduk dulu. Dengerin." Taki menarik tangan Kiara, memb
readmore Chapter 52 Kebersamaan Indah
"Aku nyaman sama kamu, Ra." Kiara membalasnya dengan senyum simpul. Tangannya masih mengelus punggung
readmore Chapter 53 Permainan Takdir
"Eh, kok mama sedih gitu sih? Pasti gara-gara Rara gak ajak ngobrol. Kan mama jadi diam?" Rara berbal
readmore Chapter 54 Mantan Menyebalkan
"Lah kenapa? Perasaan gue diam-diam aja." "Iya. Kelihatannya aja sering tengkar sama pak Devan. Eh, t
readmore
bagus sekali ceritanya🌹
1d
0waw banget ga tuh
5d
0bagus👍
6d
0keren
17d
0nice
17d
0nice and good to read
21d
0keren banget
24d
0Sangat memuaskan
06/11
0ok la kan
06/11
0mantapp dahh
19/10
0